You are on page 1of 12

187

PENGEMBANGAN BASIS DATA IMUNISASI DASAR LENGKAP DAN


BOOSTER BATITA
(STUDI KASUS DI PUSKESMAS BLEGA KABUPATEN BANGKALAN)

DEVELOPMENT DATABASE BASIC COMPLETE IMMUNIZATION AND


BOOSTER TODDLER
(CASE STUDY IN BLEGA HEALTH CENTER IN BANGKALAN REGENCY )

Muhammad Zainur Rasyid1, Hari Basuki Notobroto2, Arief Hargono3

Info Artikel: Abstrak


Latar belakang: Permasalahan imunisasi di Puskesmas Blega, selain rendahnya
Sejarah Artikel: cakupan, terdapat permasalahan dalam sistem informasi program imunisasi
Diterima 8 Juli 2016 mengakibatkan kualitas informasi yang dihasilkan tidak valid. Tujuan:
Disetujui 8 Desember Mengembangkan model basis data pencatatan dan pelaporan imunisasi dasar
2016 lengkap dan booster batita di Puskesmas Blega. Metode: Penelitian ini merupakan
Dipublikasikan 16 penelitian pengembangan dengan rancang bangun penelitian tindakan. Tahapan
Desember 2016 penelitian meliputi analisis sistem yang berjalan, mengidentifikasi kebutuhan data
dan informasi, merancang model basis data, dan menguji coba model basis data.
Hasil: Hasil tahapan analisis sistem berjalan ditemukan permasalahan pada
Kata Kunci:
komponen input, proses, dan output. Identifikasi kebutuhan data dan informasi
Basis data, imunisasi terdapat data dan informasi yang dibutuhkan sistem belum dapat dihasilkan.
dasar lengkap, Perancangan basis data menggunakan Epi Info Version 7. Simpulan dan saran:
Imunisasi Booster Basis data yang dikembangkan sederhana, variabel memenuhi kebutuhan data dan
informasi yang dibutuhkan, mudah dioperasikan serta kualitas informasi akurat.
Keywords:
Database, complete
basic immunization, Abstract
booster immunization Background: The problems of immunization program in Blega public health
center besides low coverage were problems in the information system of the
immunization program that caused the quality of the generated information not
valid. Objectives: To develop a database model of recording and reporting of
complete basic immunization of infants and booster of toddlers in Blega PHC.
Methods: This study is development of action research. Stages in the research
included activities analyzing running system, identifying the data and
information needs, design a database model, and test the database model that
has been developed. Results: The result of analyzing stage of running system was
found the problem on input, process and output component. Identification of data
and information needs needed by system could not be produced on the running
system. The database design used Epi Info Version 7. Conclusions and
suggestions: The database developed obtained results that data base was simple
and easy to understand, variables that already meet the needs of the data and
information needed, easy to operate and the quality of the data produced by the
database was accurate.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


Korespondensi :
1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi Universitas Airlangga. E-mail: endry_wizh@gmail.com
2 Staf Pengajar Departemen Biostatistika Universitas Airlangga
3 Staf Pengajar Departemen Epidemiologi Universitas Airlangga
188

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

PENDAHULUAN 2014 yang hanya 15.7%. Target pencapaian


Program pemberantasan penyakit UCI tidak pernah tercapai dalam tiga tahun
menular memprioritaskan pencegahan dan ini. Cakupan IDL puskesmas Blega dalam
pengendalian faktor risiko, salah satunya tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi dan
adalah dengan cara imunisasi. Program tidak pernah mencapai target ≥ 90%. Cakupan
imunisasi adalah bagian dari upaya pelayanan IDL tahun 2015 mencapai 47.6% meningkat
kesehatan dasar yang diberikan oleh jika dibandingkan cakupan pada tahun 2014
puskesmas, yang salah satu tugas pokoknya yang hanya 42.9%. Cakupan IDL tertinggi
adalah melaksanakan pencegahan dan pada tahun 2013 yakni mencapai 84%3.
pemberantasan penyakit menular melalui Banyak faktor yang dapat
program imunisasi8. Pencapaian program berpengaruh terhadap cakupan imunisasi baik
imunisasi dapat diukur dengan cukup banyak itu dari masyarakat maupun petugas
angka dan ukuran, namun demikian terdapat kesehatan yang memberikan pelayanan
indikator utama yang telah disepakati secara imunisasi. Berdasarkan penelitian Arfiyanti di
nasional dan internasional sebagai ukuran kabupaten Tegal tahun 2009 faktor yang
keberhasilan, diantaranya adalah UCI Desa berhubungan dengan cakupan imunisasi
dan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)18. campak adalah keberadaan tenaga pelaksana
Universal Child Immunization (UCI) yaitu imunisasi, ketersediaan vaksin, motivasi kerja
suatu keadaan cakupan imunisasi lengkap pelaksana imunisasi, sistem pencatatan dan
minimal 80% pada bayi di desa/kelurahan7. pelaporan di Puskesmas dan motivasi
Hasil pencapaian UCI desa secara masyarakat dalam imunisasi campak1.
nasional pada tahun 2014 yaitu sebesar 82.9% Permasalahan dalam program
belum memenuhi target 100%. Selama tahun imunisasi tidak hanya berkaitan dengan
2010‐2014, cakupan UCI desa cenderung kualitas vaksin, tetapi hal yang sering
mengalami peningkatan. Hal tersebut dianggap kecil seperti pencatatan dan
menunjukkan bahwa upaya GAIN UCI yang pelaporan juga dapat mengakibatkan
dicanangkan sejak tahun 2011 dapat kesalahan yang besar. Hal yang dimaksud
meningkatkan pencapaian cakupan UCI desa tersebut adalah pencatatan imunisasi dapat
dari 68% pada tahun 2010 menjadi 82,9% di berdampak pada tingkat keberhasilan program
tahun 2014. Cakupan imunisasi dasar lengkap imunisasi seperti pencapaian UCI
nasional tahun 2014 adalah 86.8%. Cakupan desa/kelurahan karena data yang dihasilkan
ini belum mencapai target yang ditetapkan tidak akurat dan tidak menggambarkan hasil
yaitu ≥90%. Cakupan ini menurun bila yang sesungguhnya4.
dibanding dengan hasil cakupan tahun 2013. Permasalahan imunisasi di Provinsi
Cakupan imunisasi dasar ini juga terdapat Jawa Timur, selain belum semua kelompok
kesenjangan data yang signifikan dengan masyarakat mendapatkan imunisasi juga
hasil Riskesdas yang dilakukan pada tahun terdapat permasalahan kualitas pencatatan dan
2010 dan 20138. pelaporan program imunisasi yang masih
Hasil pencapaian UCI di Puskesmas rendah.Hal ini menyebabkan penyelenggaraan
Blega Kabupaten Bangkalan dalam tiga tahun imunisasi di Provinsi Jawa Timur belum
terakhir mengalami fluktuasi. Capaian UCI memberikan dampak yang optimal5.
desa tahun 2015 sebesar 31.6% meningkat Permasalahan imunisasi di
jika dibandingkan dengan capaian pada tahun Puskesmas Blega selain rendahnya cakupan

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


189

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

terdapat juga permasalahan dalam sistem Kabupaten Bangkalan. Waktu penelitian


informasi program imunisasi yang diawali pada bulan Maret 2016 sampai
mengakibatkan kualitas informasi yang dengan bulan Juni 2016.
dihasilkan tidak valid hal ini dapat dilihat dari Tahapan dalam penelitian meliputi
hasil Data Quality Self-Assesment (DQS) kegiatan; (i) analisis sistem yang sedang
yang dilakukan pada tahun 2014 dimana berjalan, (ii) mengidentifikasi kebutuhan data
akurasi laporan dari desa ke puskesmas 0%, dan informasi yang dibutuhkan dalam
laporan yang Over reporting 50% dan laporan rancangan basis data, (iii) merancang model
yang Under reporting 50%2. basis data baik secara logic maupun fisik
sebagai alternatif pemecahan masalah, (iv)
Kualitas data masih merupakan
menguji coba model basis data yang telah
masalah di hampir semua program dan sarana
dikembangkan.
pelayanan kesehatan termasuk didalamnya
Unit Analisis dalam penelitian ini
program imunisasi. Untuk meningkatkan
adalah unit program imunisasi di Puskesmas
kualitas data dan pengelolaan data dibutuhkan
Blega Kabupaten Bangkalan. Informan
sistem manajemen basis data. Sistem
penelitian pada tahap analisis sistem berjalan
manajemen basis data merupakan kumpulan dan analisis kebutuhan data dan informasi
program yang terintegrasi yang dapat berjumlah enam orang terdiri dari; (i) 5 (lima)
membantu pengguna untuk menyimpan data orang petugas puskesmas yang terlibat dalam
dan memanipulasi data secara mudah dan program imunisasi di Puskesmas Blega yaitu
efisien13. 2 orang koordinator imunisasi puskesmas,
Keberadaan basis data pada program Bidan Koordinator dan 2 orang Bidan desa
imunisasi di Puskesmas Blega dapat (ii) 1 (satu) orang petugas imunisasi Dinas
membantu pihak manajemen untuk Kesehatan Kabupaten Bangkalan sebagai
mendapatkan informasi dengan mudah dan instansi penerima laporan. Pada tahap uji
akurat yang digunakan sebagai dasar dalam coba hasil pengembangan basis data jumlah
pengambilan keputusan serta memonitoring responden adalah 2 (dua) orang petugas yang
dan mengevaluasi kinerja program imunisasi melaukan entry data di Puskesmas Blega.
di puskesmas. Pengembangan basis data Data yang dikumpulkan terdiri dari
bertujuan untuk membuat model yang baik data primer dan data sekunder. Pengumpulan
serta memiliki banyak kegunaan, mudah data primer dilakukan pada tahap analisis
dimengerti oleh pengguna, dan berisi segala sistem dan analisis kebutuhan data dilakukan
rincian yang diperlukan oleh pengembang dengan cara wawancara mendalam dengan
menggunakan panduan wawancara kepada
untuk membangun sistem basis data14.
informan untuk mendapatkan gambaran
Penelitian ini bertujuan untuk
sistem yang sedang berjalan dan kebutuhan
mengembangkan model basis data imunisasi
data dan informasi sebagai dasar dalam
dasar lengkap pada bayi dan booster batita di
pengembangan basis data. Tahap uji coba
Puskesmas Blega Kabupaten Bangkalan.
pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner kepada dua orang petugas yang
METODE PENELITIAN melakukan entri data model basis data.
Penelitian ini merupakan penelitian Pengumpulan data sekunder dilakukan
pengembangan dengan rancang bangun dengan studi dokumen terhadap form
penelitian tindakan (action research). Lokasi pencatatan dan pelaporan kegiatan imunisasi
penelitian ini adalah Puskesmas blega yang digunakan saat ini.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


190

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

Analisis data dilakukan secara ada di kohort puskesmas dan laporan hasil
deskriptif naratif dengan menjelaskan analasis imunisasi bidan desa dihitung secara manual
sistem yang sedang berjalan, identifikasi dengan memilah data berdasarkan desa, jenis
kebutuhan data, menjelaskan perancangan kelamin dan jenis imunisasi. Hal ini
model basis data dan evaluasi hasil ujicoba memerlukan waktu yang lebih dan
model basis dilihat dari tingkat mempunyai resiko kesalahan dalam
kesederhanaan, keterwakilan variabel, penghitungan. Permasalahan lainnya adalah
kemudahan dan kualitas data. data individu tidak dilakukan analisis secara
maksimal, data individu yang dikumpulkan
HASIL PENELITIAN tidak direkap dan diikuti riwayat imunisasi
Analisis sistem pencatatan dan pelaporan anak/bayi sehingga data bayi yang drop out
imunisasi dasar lengkap dan booster batita tidak diketahui.
yang berjalan di Puskesmas Blega 3. Komponen Output
Analisis sistem pencatatan dan Permasalahan pada komponen output,
pelaporan imunisasi dasar lengkap dan antara lain: (i) visualiasi PWS hanya setahun
imunisasi booster batita yang berjalan sekali sehingga kebermanfaat PWS tidak
dilakukan dengan pendekatan sistem (input, optimal, dan (ii) informasi tentang data bayi
proses dan output). Berdasarkan hasil analisa yang drop out tidak tersedia, selama ini data
sistem yang sedang berjalan didapatkan drop out hanya data proyeksi persentase saja.
beberapa permasalahan dalam sistem
pencatatan dan pelaporan imunisasi dasar Identifikasi kebutuhan data dan informasi
lengkap dan booster di Puskesmas Blega pengembangan basis data imunisasi dasar
yakni sebagai berikut: lengkap dan booster batita
1. Komponen Input Berdasarkan hasil identifikasi
Permasalahan yang muncul pada kebutuhan data dan informasi didapatkan data
komponen input, antara lain tidak ada NO ID baru yang dibutuhkan dalam pengembangan
bayi/anak unik, sasaran riil bayi yang ada di basis data berdasarkan hasil wawancara
bidan desa tidak dilaporkan ke korim, dan dengan informan, yaitu:
laporan KIPI Non Serius tidak dilaporkan. 1. Sasaran Imunisasi
2. Komponen Proses Data sasaran riil didapatkan bidan
Permasalahan yang muncul pada desa dari laporan persalinan dan kunjungan
komponen proses, antara lain: pada proses rumah melalui kunjungan neonatal (KN).
pengumpulan data terjadi beberapa kali Data tersebut dimasukan bidan desa ke dalam
pengulangan pencatatan data individu, data kohort bayi/buku desa.
hasil pelayanan imunisasi di posyandu dicatat 2. No ID/NIK
di buku bantu kemudian data tersebut dicatat Penambahan data ini sejalan dengan
ulang di buku Kohort/Buku Desa kemudian perubahan pada kohort baru yang akan
untuk laporan bulanan bidan kembali diterapakan mulai bulan depan, dimana dalam
mencatatkan hasil imunisasi di desa ke dalam kohort tersebut terdapat data baru berupa
Form laporan imunisasi individu yang Nomor Induk Kependudukan anak (NIK).
dikirimkan ke korim 3. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Permasalahan kedua adalah proses Informasi Kejadian Ikutan Pasca
pengolahan data imunisasi dilakukan secara Imunisasi diperlukan sebagai upaya
manual dimana laporan data individu yang

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


191

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

pemantauan terhadap keamanan vaksin yang Basis data imunisasi dasar lengkap
diberikan kesasaran. dan booster batita yang dikembangkan adalah
4. Valid Dose umur pemberian dan Valid basis data kegiatan pelayanan imunisasi yang
Dose interval pemberian mampu menghasilkan informasi yang lengkap
Informasi valid dose dapat diperoleh
dan terintegrasi mengenai pelayanan
dengan otomatisasi dengan mengisi data imunisasi bayi dan batita di Puskesmas Blega
tanggal lahir/umur, tanggal imunisasi Kabupaten Bangkalan. Diagram aliran data
sebelumnya dan tanggal imunisasi sekarang.
desain sistem pencatatan dan pelaporan
5. Kasus drop out per individu imunisasi dasar lengkap dan booster batita
yang akan dikembangkan disajikan pada
Perancangan Basis Data Imunisasi Dasar Gambar 1.
Lengkap dan Booster Batita

Gambar 1. Diagram konteks


DFD level 0 merupakan diagram Proses utama dalam sistem tersebut adalah
aliran data yang menggambarkan komponen kegiatan pengumpulan data, pengolahan data,
proses utama dalam sistem pencatatan dan kegiatan analisis dan interpretasi data dan
pelaporan imunisasi dasar lengkap dan desiminasi laporan. Aliran data tersebut dapat
booster batita yang akan dikembangkan. dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. DFD Level 0


Perancangan basis data kegiatan Tahapan yang dilakukan yaitu normalisasi
imunisasi dasar lengkap dan booster batita data, dengan demikian data tersusun dalam
menggunakan model relasional/ model entity bentuk normal dimana tidak ditemukan
relationship yaitu model data konseptual yang adanya pengulangan data (redudancy).
memandang dunia nyata sebagai kesatuan Gambar 3 dibawah ini adalah rancangan logic
(entitas) dan hubungan (relationship). ERD.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


192

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

Gambar 3. ERD yang telah di normalisasi


Desain fisik basis data imunisasi
dasar lengkap dan booster batita merupakan
tahap lanjutan setelah perancangan basis data
konseptual dan logis. Perancangan basis data
tingkat fisik ini menggunakan Epi Info for
windows versi 7 yang dikembangkan oleh
Center for Disease Control and Prevention
(CDC) direlease pada 20 Februari 2012.
Pertimbangan menggunakan software ini
Gambar 4. Menu Utama Epi Info versi7
karena mudah digunakan dan dapat dengan
cepat dimengerti hanya dengan mengikuti Pada tampilan ini ada beberapa
petunjuk (tutorial) yang sudah disediakan fasilitas yang terdiri dari make view, enter
sehingga user mudah menggunakan dan data analyze data (Clasic dan Visual
mengaplikasikan program yang terdaat di Dashboard ), Create Map, Epi Info Website
dalamnya. Selain itu sofware ini bersifat dan Exit. Untuk memasukkan data hasil
public domain yang dapat digunakan secara imunisasi dasar dan booster digunakan enter
free/gratis. Tampilan menu utama aplikasi data, sedangkan untuk menganalisis data yang
DBMS Epi Info versi 7 disajikan dalam telah diinput menggunakan fasilitas Analyze
Gambar 4. Data, dimana untuk analisis ini dapat
Gambar 4. adalah gambar tampilan menggunakan Clasic maupun Visual
menu utama aplikasi DBMS Epi Info versi 7 Dashboard.
yang digunakan dalam pengembangan basis
data imunisasi dasar lengkap dan booster
batita di Puskesmas Blega Kabupaten
Bangkalan.

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


193

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

bulan dan status imunisasi dipilih drop out.


Tombol button imunisasi booster batita hanya
akan aktif jika umur anak ≥18 bulan dan
status imunisasi dipilih lengkap. Tombol
button KIPI hanya akan aktif jika riwayat
KIPI imunisasi sebelumnya dipilih yes.
Output informasi yang dihasilkan
basis data imunisasi dasar lengkap dan
Gambar 5. Tampilan Menu Utama Basis Data booster batita merupakan data dan informasi
Imunisasi Dasar Lengkap dan yang dibutuhkan oleh pengguna. Output
Booster Batita informasi yang dihasilkan disajikan dalam
Gambar 5 merupakan tampilan menu bentuk tabel.
utama dalam basis data imunisasi dasar Output informasi yang dihasilkan
lengkap dan booster batita. Pada menu utama berupa: (i) Informasi sasaran imunisasi per
untuk menginput data harus memilih data dari indivudu menurut jenis imunisasi dan desa,
Puskesmas mana yang akan diinput, (ii) Informasi hasil imunisasi dasar lengkap
kemudian menentukan jenis data yang akan di bayi, antara lain data individu menurut desa
input yakni data individu atau data cakupan dan distribusi frekuensi menurut jenis antigen,
(agregat). jenis kelamin dan desa, (iii) Informasi Valid
Dose, berupa data individu menurut desa dan
distribusi frekuensi menurut jenis antigen, dan
desa, (iv) Informasi sasaran sweeping per
individu menurut jenis antigen dan desa, (v)
Informasi Kasus Drop out, berupa data
individu menurut desa dan distribusi
Frekuensi menurut jenis antigen, jenis
kelamin dan desa, (vi) Informasi Distribusi
Frekuensi hasil imunisasi dasar anak umur
Gambar 6. Tampilan Prototype View 12-35 bulan menurut jenis antigen, jenis
Identitas Sasaran kelamin dan desa, (vii) Informasi Distribusi
Frekuensi hasil imunisasi booster batita
Gambar 6 merupakan form idetitas
menurut jenis antigen, jenis kelamin dan desa,
sasaran yang diisi data semua sasaran bayi
dan (viii) Informasi kasus KIPI Non Serius.
dan batita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Blega. Pada form ini yang akan
Uji Coba Basis Data Imunisasi Dasar
menjadi primary key adalah No. ID/NIK
Lengkap Dan Booster Batita di Puskesmas
anak. Pada view data sasaran ini, terdapat 4
Blega
tombol button yang akan menghubungkan
Uji coba Basis Data imunisasi dasar
dengan view imunisasi dasar, booster, dan
lengkap dan booster batita di Puskesmas
KIPI yang ingin diinput datanya. Tombol
Blega Kabupaten Bangkalan dilaksanakan
button imunisasi dasar bayi hanya akan aktif dengan melakukan kegiatan entry data,
apabila umur anak kurang dari 12 bulan. menyimpan, memanggil dan menampilkan
Tombol button imunisasi dasar anak usia 12- kembali data atau informasi yang telah
35 bulan hanya akan aktif jika umur anak ≥12 disimpan dengan menggunakan fasilitas enter

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


194

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

data dan melakukan analisis data dengan tidak lepas dari data yang dimasukkan6.
menggunakan fasilitas analyze data Komponen input bisa berupa jenis data,
menggunakan Visual Dashboard pada sumber data, sarana dan tenaga. Permasalahan
program Epi Info versi 7. Data yang yang ada pada komponen input adalah belum
digunakan pada kegiatan uji coba adalah data adanya No ID anak yang merupakan kode
hasil imunisasi yang tercatat di buku kohort unik yang diberikan kepada setiapa anak.
KIA dan Laporan dari bidan desa. Dengan pemberian kode unik ini tidak ada
anak yang sama tercatat ganda dan dapat
Evaluasi Hasil Uji coba Basis data mencegah terjadinya double counting. Hasil
Imunisasi Dasar Lengkap dan Booster penelitian Susanti (2013) di Puskesmas
Batita Tanjungsari Surabaya juga menemukan
Evaluasi terhadap hasil uji coba basis peramasalahan yang sama mengenai
data ditujukan untuk melihat tingkat penomoran identitas bayi. Belum adanya
kesederhanaan, keterwakilan variabel, penomoran tersendiri untuk menggambarkan
kemudahan, dan kualitas data. Berdasarkan atribut unik yang dimiliki setiap bayi yang
tingkat kesederhanaan dari hasil uji coba diberikan imunisasi menyebabkan adanya
kedua subjek menyatakan basis data pencatatan individu yang sama pada nomor
imunisasi dasar lengkap dan booster batita yang berbeda, sehinga pada laporan bulanan
sederhana dan mudah untuk dipahami. yang diterima Dinas Kesehatan Kota
Berdasarkan keterwakilan variabel kedua Surabaya terdapat 4,41% data identitas bayi
subjek peserta uji coba menyatakan bahwa yang tidak konsisten. Pada penelitian tersebut,
variabel yang ada sudah cukup mewakili peniliti juga memberikan NO ID unik untuk
kebutuhan data dan informasi dalam sistem mengatasi permasalahan tersebut15.
dan tidak perlu ada penambahan variabel lagi. Data sasaran riil tidak dilaporkan
Dari segi kemudahan, kedua subjek bidan desa kepada korim sehingga korim
menyatakan mudah dalam melakukan entri tidak mengetahui sasaran riil di tingkat
data, menyimpan data, memanggil record puskesmas. Menurut Tarigan (2009) dalam
data, mengolah dan menganalisis data, dan. penentuan target imunisasi disuatu wilayah
Berdasarkan kualitas data kedua subjek masih merupakan masalah, khususnya untuk
menyatakan menyatakan kualitas data basis penentuan target di tingkat puskesmas ke
data imunisasi dasar lengkap dan booster bawah karena hasil perhitungan proyeksi data
batita akurat. dari BPS (SUPAS) sangat berbeda jauh
dengan dengan hasil pendataan riil di
PEMBAHASAN lapangan. Sehingga seringkali cakupan
Analisis sistem pencatatan dan disuatu daerah tidak mencapai target yang
pelaporan imunisasi dasar lengkap dan ditentukan atau bisa juga cakupan jauh diatas
booster batita di Puskesmas Blega dilakukan target (lebih dari 100%). Penentuan target
dengan cara mendeskripsikan sistem imunisasi berdasarkan estimasi dari data BPS
pencatatan dan pelaporan yang sedang secara metodologi hanya dapat mewakili
berjalan dilakukan berdasarkan komponen tingkat kabupaten/kota16. Permasalahan
input, proses dan output. lainnya dalam kompenen input tidak adanya
Masukan (input) adalah komponen laporan KIPI non serius menunjukkan
awal dimulainya suatu proses dalam sistem kegiatan surveilans KIPI tidak berjalan.
informasi, bahan mentah dari informasi Proses adalah komponen atau elemen
adalah data dan hasil dari sistem informasi yang ada dalam sistem dan berfungsi

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


195

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

mengubah masukkan menjadi dan belum terkomputerisasi. Komponen


keluaran yang diinginkan atau direncanakan. input, proses dan output masing-masing
Permasalahan dalam komponen sistem ini terpisah penyimpanannya dan untuk
adalah adanya pengulangan pencatatan data menyajikan informasi membutuhkan waktu
hasil imunisasi. Pengulangan ini mepunyai yang cukup lama karena belum adanya
resiko data menjadi tidak konsisten. Selain itu integrasi data. Hal ini disebabkan karena
pengolahan data masih dilakukan secara selama ini Puskesmas Blega belum
manual dan belum terkomputerisasi. Data mempunyai basis data Imunisasi dasar
individu tersebut juga tidak diolah secara lengkap dan booster batita. Basis data
maksimal dengan mengurutkan secara merupakan tempat penyimpanan file data
individu imunisasi yang telah didapatkan dimana pengguna menjalankan aplikasi untuk
sehingga korim tidak tahu individu mana mengakses data dari basis data dan
yang menjadi sasaran sweeping dan yang menyajikannya dalam bentuk informasi yang
telah drop out. Perkembangan teknologi mudah dimengerti14.
informasi yang pesat menuntut diubahnya Kegiatan identifikasi kebutuhan data
pencatatan manual menjadi sistem dan informasi dilakukan dengan melihat
terkomputerisasi yang akan mempermudah ketersediaan data dan informasi pada sistem
pekerjaan. Penggunaan komputer yang pencatatan dan pelaporan yang sedang
dilengkapi dengan program aplikasi yang berjalan saat ini. Dari hasil identifikasi
menunjang akan menghemat waktu, biaya dan kebutuhan data dan informasi dalam
tenaga serta memudahkan dalam pengembangan basis data diperoleh lima jenis
menghasilkan informasi yang berkualitas17. data dan informasi yang dibutuhkan pada
Output adalah komponen atau elemen pengembangan basis data imunisasi dasar
yang dihasilakan dari suatu berlangsungnya lengkap dan booster batita yang meliputi data
suatu proses dalam sistem. Komponen output identitas Sasaran, No ID/NIK Anak, Kejadian
sistem pencatatan dan pelaporan imunisasi Ikutan Pasca Imunisasi, valid dose umur
dasar lengkap dan booster batita di pemberian dan valid dose interval pemberian,
Puskesmas Blega Kab. Bangkalan yang kasus drop out per individu.
berjalan saat ini menghasilkan informasi Variabel yang ditambahkan untuk
meliputi distribusi frekuensi imunisasi dasar menghasilkan informasi baru tersebut bukan
per antigen menurut jenis kelamin dan desa, merupakan variabel baru karena sudah ada
informasi mengenai distribusi frekuensi pada form pencatatan dan pelaporan, seperti
imunisasi dasar lengkap dan booster nomor ID anak, data sasaran per individu dan
berdasarkan jenis kelamin dan desa, cakupan laporan KIPI non serius. Informasi valid dose
imunisasi berdasarkan antigen, cakupan IDL, umur pemberian, valid dose interval
cakupan UCI Desa, cakupan Booster dan pemberian dan kasus drop out merupakan
persentase Drop Out. Namun demikian masih data yang akan terotomatisasi dalam basis
ada data yang diperlukan pada sistem yang data.
belum dapat dihasilkan dari sistem tersebut Variabel valid dose umur pemberian
seperti data individu yang drop out sehingga dan valid dose interval pemberian merupakan
pengukuran kinerja program imunisasi di variabel yang diperlukan untuk memastikan
puskesmas masih belum optimal. pemberian imunisasi telah memenuhi prinsif
Sistem pencatatan dan pelaporan safety injection. Safety injection adalah suatu
imunisasi dasar lengkap dan booster batita kondisi dimana sasaran imunisasi
yang sedang berjalan saat ini masih manual memperoleh kekebalan terhadap penyakit

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


196

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

yang dapat dicegah dengan imunisasi, tidak Hasil penelitian Utami (2012) tentang
ada dampak negatif berupa kecelakaan, Analisis Valid Dose Pemberian Imunisasi
penularan penyakit atau KIPI pada sasaran DPT dan Kejadian Diteri di Kabupaten
maupun petugas dan secara tidak langsung Jember pada tahun 2008-2011 didapatkan
tidak menimbulkan kecelakaan atau penularan hasil dimana penurunan rata-rata valid dose
infeksi pada masyarakat dan lingkungan7. pemberian imunisasi DPT 1, DPT 2, dan DPT
Valid dose umur pemberian adalah 3 dari tahun 2008-2011 berbanding lurus
memastikan vaksin diberikan sesuai umur dengan peningkatan kasus Difteri pada tahun
minimal. Imunisasi yang dinilai valid dose 2008-2011 di Kabupaten Jember Provinsi
umur pemberian yakni imunisasi HB0-7 hari Jawa Timur19.
diberikan segera setelah lahir sampai bayi Rekomendasi dari Advisory Commite
umur 7 hari, imunisasi DPT/HB/Hib1 on Immunization Practices (ACIP) Tahun
diberikan pada umur bayi minimal 2 bulan, 2011 menyebutkan bahwa pemberian vaksin
Campak diberikan pada umur minimal 9 kurang dari usia minimum dan kurang dari
bulan. Pemberian vaksin kombinasi pada interval minimal akan menyebakan respon
umur yang tidak tepat dapat menimbulkan kekebalan menjadi sub-optimal. Oleh karena
KIPI12. itu dibutuhkan pemberian vaksin ulang
Valid dose interval minimal adalah setelah umur minimum dan interval minimal
memastikan interval/jarak pemberian antigen terpenuhi. Vaksin yang diberikan ≤ 4 hari
yang sama telah mengikuti interval minimal sebelum interval minimal atau usia minimal
yang telah ditentukan produsen vaksin. dapat dianggap valid dose dan tidak perlu
Interval minimal pemberian vaksin pemberian vaksin ulang sedangkan vaksin
DPT/HB/Hib dan polio minimal 4 minggu yang diberikan ≥5 hari sebelum interval
dari pemberian sebelumnya. Jarak pemberian minimal atau umur minimal maka dianggap
imunisasi ini akan mempengaruhi kekebalan tidak valid dan perlu vaksin ulang setelah
yang terbentuk. Bila pemberian imunsasi tanggal anak mencapai usia minimum atau
berikutnya diberikan pada saat kadar antibodi interval minimum. Jika vaksin adalah vaksin
spesifik masih tinggi, maka antigen yang hidup, pemberian vaksin ulang diberikan 28
masuk segera dinetralkan oleh antibodi hari setelah dosis yang tidak valid tersebut9.
spesifik yang tinggi tersebut sehingga tidak Melihat hal tersebut diatas, maka
sempat meranggasang sel imunokompoten. informasi berkaitan tentang valid dose perlu
Bahkan dapat terjadi apa yang dinamakan ditambahkan dalam basis data imunisasi dasar
dengan reaksi Arthus, yaitu bengkak lengkap dan booster batita untuk memastikan
kemerahan didaerah suntikan antigen akibat pemberian imunisasi telah memenuhi prinsip
pembentukan kompleks antigen-antibodi safety injection yakni penerima/sasaran
lokal sehingga terjadi peradangan lokal12. imunisasi memperoleh kekebalan yang
Purwitasari (2013) menyebutkan diharapkan dan tidak menimbulkan KIPI.
berdasarkan hasil coverage survey yang Data valid dose ini juga dapat digunakan
dilakukan MCCI, Unicef dan Dinkes Provinsi programer surveilans dalam pemantauan dan
Jatim tahun 2009 dan 2010 di 8 (delapan) penanganan masalah PD3I.
Kabupaten Kota prioritas didapatkan bahwa Dalam aplikasi ini juga ditambahkan
pencapaian Valid Dose pemberian imunisasi variabel sweeping yang bertujuan untuk
berkisar antara 15% s/d 61,4%. Dari data menampilkan individu yang perlu disweeping
tersebut didapatkan informasi valid dose untuk mencegah individu tersebut mengalami
Kabupaten Bangkalan sebesar 31,9%11. drop out. Adanya variabel sweeping ini akan

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


197

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

membantu kegiatan akselerasi peningkatan Epi Info Version 7 yang dikembangkan oleh
cakupan imunisasi dan pencapaian UCI Desa. Center For Disease Control And Prevention
Varibel sweeping merupakan variabel (CDC) dan World Health Organitation
otomatisasi karena telah dilengkapi dengan (WHO) yang dirilis pada tanggal 20 Februari
fasilitas check code yang ada pada aplikasi 2012. Epi Info bersifat Public Domain
Epi Info 7. sehingga dapat digunakan secara bebas.
Model basis data yang digunakan Keuntungan basis data dengan menggunakan
pada basis data imunisasi dasar lengkap dan epi info yakni, dapat memberikan kemudahan
booster batita yaitu Entity Relationship Model dan mengurangi kesalahan dalam entri data
(ERM) yang merupakan suatu model data dan memudahkan dalam pengolahan data10.
yang dikembangkan berdasarkan obyek. ERM
dapat dipakai guna menjelaskan hubungan SIMPULAN
antar data dalam basis data kepada pengguna Pengembangan basis data
secara logik. Dalam rekayasa perangkat menghasilkan prototipe basis data imunisasi
lunak, sebuah Entity-Relationship Model dasar lengkap dan booster batita dengan
(ERM) adalah abstrak dan konseptual mengunakan aplikasi Epi info versi 7. Basis
representasi data. Entity-Relationship adalah data yang dikembangkan sederhana dan
salah satu metode pemodelan basis data yang mudah dipahami, variabel telah memenuhi
dipakai untuk dapat menghasilkan skema kebutuhan data dan informasi, mudah
konseptual untuk jenis/model data semantik dioperasionalkan serta informasi yang
sistem. Sistem seringkali memiliki basis data dihasilkan akurat.
relasional, dan ketentuannya bersifat top-
down. Diagram untuk mendiskripsikan model SARAN
Entitiy-Relationship ini disebut dengan Basis data ini dapat digunakan dalam
Entitiy-Relationship Diagram, ER Diagram, sistem pencatatatan dan pelaporan imunisasi
atau ERD. di puskesmas sehingga pengolahan data
Sebelum Entitiy-Relationship menjadi lebih mudah, kebutuhan data dan
Diagram dikembangkan terlebih dahulu informasi sistem dapat terpenuhi serta data
dilakukan normalisasi data yang bertujuan yang dihasilkan menjadi berkualitas.
untuk menghindari terjadinya duplikasi Penerapan basis data ini harus ditopang
pencatatan data yang disebabkan pada sistem dengan fasilitas komputer sesuai spesifikasi,
pencatatan dan pelaporan imunisasi dasar SDM yang bisa mengoperasionalkan basis
lengkap dan booster batita yang berjalan pada data, maintenance management system dan
saat ini terdapat banyak variabel yang sama pelatihan bagi petugas untuk menigkatkan
yang dicatat berulang-ulang pada register keterampilan mereka.
yang berbeda. Normalisasi data minimal
dilakukan dalam empat tahapan yaitu bentuk REFERENSI
normalisasi tidak normal, bentuk normal 1. Arfiyanti A., 2009. Faktor-faktor Yang
kesatu yang memiliki ciri pembentukan data Berhubungan Dengan Cakupan Imunisasi
dalam satu record, bentuk normal kedua dan Campak Di Kabupaten Tegal. Skripsi.
bentuk normal ketiga yang sudah tertuang Universitas Negeri Semarang
dalam bentuk Entitiy-Relationship Diagram14. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan.,
Aplikasi yang digunakan pada 2015. Seksi PSE: Laporan Tahunan Seksi
pengembangan basis data imunisasi dasar Pencegahan dan Surveilan Epidemiologi
lengkap dan booster batita ini adalah software Bangkalan2014. Bangkalan

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555


198

Muhammad Zainur Rasyid | Pengembangan Basis Data Imunisasi …..


Jurnal Wiyata, Vol. 3 No. 2 Tahun 2016

3. Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan., Soedjatmiko, dkk., 2011. Pedoman


2016. Seksi PSE: Laporan Tahunan Seksi imunisasi Indonesia. Jakarta: Ikatan
Pencegahan dan Surveilan Epidemiologi Dokter Anak Indonesia.
2015. Bangkalan 13. Sabarguna B.S, Farian S., 2008. Rekam
4. Finazis R., 2014. Akurasi Pencatatan dan Medis Terkomputerisasi. Jakarta;
Pelaporan imunisasi Campak Bayi pada Universitas Indonesia
Buku KIA dan Buku Kohort. Jurnal 14. Simarmata J., 2007. Perancangan Basis
Berkala Epidemiologi, 2(2), pp. 184-195. Data, Yogyakarta : ANDI
5. Hargono A, Purnomo W, Suradi, Achsan, 15. Susanti A., 2013. Pengembangan Basis
Efriyanto Y., 2012. Survei cepat cakupan Data Imunisasi Dasar Lengkap Dalam
imunisasi dasar pada bayi di Kabupaten Upaya Peningkatan Cakupan Imunisasi
Lumajang Tahun 2010. Jurnal. Buletin Dasar Lengkap Di Puskesmas Tanjung
Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 15(1), Sari Kota Surabaya. Tesis. Surabaya.
pp: 55–60. Universitas Airlangga
6. Jogiyanto H.M., 2009. Sistem Teknologi 16. Tarigan I., 2009. Kualitas Imunisasi Data
Informasi Edisi III, Yogyakarta: ANDI Rutin berdasarkan Metode Data Quality
7. Kementerian Kesehatan R.I., 2013. Self-Assessment (DQS). Jurnal media
Permenkes No. 42 Tahun 2013 Tentang Litbangkes.19(1).pp: 15-24
Penyelenggara Imunisasi. Jakarta 17. Tominanto, 2013. Pengembangan Sistem
8. Kementrian Kesehatan R.I., 2015. Informasi Pengolahan Data Pendaftaran
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Pasien Rawat Jalan Menggunakan Basis
dan Penyehatan Lingkungan. Profil data MYSQL (Studi kasus Pada Balai
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Besar Kesehatan Paru masyarakat
Lingkungan 2014., Jakarta Surakarta). Jurnal INFOKES, 3 (3).pp:
9. Kroger, A.T., Sumaya, C.V., Pickering, 25-39
L.K., Atkinson, W.L., 2011. General 18. Usmays. 2010. Imunisasi: kerja keras
Recommendations on Immunization untuk masa depan anak bangsa yang lebih
Recomendation of the Advisory baik.http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/
Committee on Immunization Practices _download/ Imunisasi,_ kerjakeras.pdf
(ACIP). Morbidity and Mortality Weekly (sitasi 10 maret 2016)
Report (MWR) Vol.60(2). CDC 19. Utami, PI., 2012. Analisis Valid Dose
10. Mulyawan,KH.,2012. Pedoman Pemberian Imunisasi DPT dan Kejadian
Praktikum Epi Info v.7. Universitas Difteri (Studi Pendekatan Ekologi di
Udayana. Kabupaten Jember tahun 2008-2011).
11. Purwitasari, W., 2012. Indikator predektif Skripsi.Jember;Universitas Jember
pencapaian uci desa, pencapaian valid
dose, pemberian imunisasi, serta kualitas
vaksin di Kabupaten Jember tahun 2012.
Tesis. Surabaya; Universitas Airlangga.
12. Ranuh I G., Suyitno H, Hadinegoro S.R.
Kartasasmita .CB. Isomoedijanto,

P-ISSN 2355-6498 |E-ISSN 2442-6555

You might also like