You are on page 1of 8

PENERAPAN REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING)

PADA PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR


PT. ASURANSI JASA INDONESIA DI KOTA PEMATANG SIANTAR
Haposan Cahaya I. T1), Ir. Syahrizal, M.T.2)
1)
Mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara
Email : haposan.tampubolon@gmail.com
2)
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara
Email : rizal_ar@ymail.com
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Jalan Perpustakaan No. 1 Kampus USU, Medan

Abstrak

Perkembangan dunia konstruksi di Indonesia merupakan hal yang sangat diperhatikan akhir-akhir ini.
Dalam pelaksanaannya, sering kali ditemukan berbagai kendala yang mungkin akan merugikan pihak-pihak
terkait dalam suatu pembangunan konstruksi. Untuk mencegah kerugian-kerugian tersebut, maka dilakukanlah
suatu studi Manajemen Konstruksi agar kerugian tersebut dapat di minimalisir. Salah satunya ialah dengan
melakukan penerapan rekayasa nilai (value engineering) agar tercapainya suatu penghematan biaya (ekonomis).
Dalam penerapan pemilihan alternatif material (dalam penelitian ini dilakukan analisa pada pekerjaan
struktur) didapatkan dari hasil diskusi dan brainstorming tim value engineering. Kemudian dilakukan analisa
dengan metode pembobotan (metode zero-one) pada alternatif-alternatif tersebut. Bobot dengan angka terbesar
akan dijadikan bahan analisa selanjutnya dan kemudian menjadi bahan pertimbangan dan rekomendasi untuk
dijadikan alternatif membangun gedung konstruksi tersebut.
Dari data perencanaan awal, rencana anggara biaya (RAB) untuk pekerjaan struktur adalah sebesar Rp
875.643.195. Namun setelah dilakukan penerapan rekayasa nilai, dengan alternatif rekomendasi dari tim value
engineering menggunakan beton precast (cast in place), maka dihasilkan penghematan sebesar Rp 147.247.734
atau sekitar 17% dari biaya awal pekerjaan struktur. Dengan demikian, tercapailah tujuan dari penerapan rekayasa
nilai (value engineering).

Kata Kunci : Rekayasa Nilai, Metode Zero-One, Penghematan Biaya

Abstract

Building construction development in Indonesia is the most noticed things lately. In the implementation,
often found various obstacles that might be detrimental to the parties involved in a construction. To prevent such
losses, a construction management study is conducted so that the losses can be minimized. One is by the
application of value engineering (value engineering) in order to achieve a cost saving (economical).
In applying the alternative choice of materials (in this study conducted an analysis on the structural work
activities) obtained from the results of discussions and brainstorming of value engineering team. Then analyzed
with weighting method (method of zero-one) on these alternatives. The weight of the largest number will be used
as further analysis and then be taken into consideration and recommendation to be an alternative to the
construction of the building.
From the initial planning data, the plan budgets for the Structural work is Rp 875.643.195. However,
after the application of value engineering, with the recommended alternative from value engineering team, by
using precast concrete (cast in place), resulting in saving of Rp147.247.734, or approximately 17% of the initial
cost of the structural work. Thus, the goal was reached on the application of value engineering (value
engineering).

Keywords : Value Engineering, Zero-one Method, Saving Cost


1. Pendahuluan diakui, yaitu teknik mengidentifikasikan
fungsi produk atau jasa yang bertujuan
Dunia konstruksi di Indonesia merupakan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan
salah satu bidang yang berkembang cukup pesat. harga yang terendah (paling ekonomis)
Banyak penyedia jasa konstruksi menggunakan (Iman Soeharto, 1995).
berbagai cara agar dapat memberikan pelayanan
• Rekayasa Nilai adalah suatu metode
terbaik kepada pihak pemilik proyek (Owner). Juga
seiring perkembangan teknologi dan disertai dengan evaluasi yang menganalisa teknik dan nilai
beberapa metode-metode yang makin maju, dewasa dari suatu proyek atau produk yang
ini beberapa proyek-proyek konstruksi di Indonesia melibatkan pemilik, perencana dan para
menggunakan teknologi tersebut agar dapat ahli yang berpengalaman dibidangnya
menyelesaikan suatu proyek dengan cepat dan tepat masing-masing dengan pendekatan
waktu tanpa mengurangi kualitas/mutu dari proyek sistematis dan kreatif yang bertujuan untuk
tersebut. Hal ini tentu saja mempengaruhi biaya menghasilkan mutu dan biaya serendah-
operasional dan waktu proyek. Untuk itu perlu rendahnya, yaitu dengan batasan
adanya suatu penanganan yang serius untuk fungsional dan tahapan rencana tugas yang
memecahkan masalah tersebut. Maka dari itu perlu dapat mengidentifikasi dan menghilangkan
dilakukan suatu manajemen (Manajemen biaya-biaya dan usaha-usaha yang tidak
Konstruksi) agar pekerjaan lebih teratur. Mengingat
diperlukan atau tidak mendukung.
makin cepat dan baiknya goal/hasil yang diinginkan,
maka biaya yang di keluarkan juga tidak sedikit, (Donomartono, 1999)
maka dari itu diperlukan Rekayasa Nilai (Value • Lawrence D. Miles (1961) dan Donald S.
Engineering) dalam mengerjakan proyek tersebut. Barrie (1984) mengatakan Rekayasa Nilai
Manajemen adalah proses merencanakan, adalah suatu pendekatan yang terorganisasi
mengorganisir, memimpin dan mengendalikan dan kreatif yang bertujuan untuk
anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai mengadakan pengidentifikasian biaya yang
sasaran organisasi (perusahaan) yang telah tidak perlu. Biaya yang tidak perlu ini
ditentukan (H. Koontz, 1982). Sedangkan adalah biaya yang tidak memberikan
pengertian konstruksi menurut Kamus Besar Bahasa kualitas, kegunaan, sesuatu yang
Indonesia adalah wujud suatu benda (bangunan). menghidupkan penampilan yang baik
Jadi, Manajemen Konstruksi adalah suatu kegiatan ataupun sifat yang diinginkan oleh
yang dapat mengendalikan, mengorganisir,
konsumen.
merencanakan dan memimpin suatu kegiatan
konstruksi. • Rekayasa Nilai (Zimmerman, 1982) :
Dengan menerapkan rekayasa nilai (Value 1. An Oriented System (Rekayasa Nilai
Engineering) penyedia jasa konstruksi (kontraktor) sebagai sistem yang terarah).
diharapkan mampu mengoptimalkan anggaran biaya 2. Multidiciplined Team Approach
menggunakan alternatif-alternatif lain tanpa (Rekayasa Nilai sebagai pendekatan
mengurangi kualitas/mutu sehingga pekerjaan tim multi disiplin).
proyek konstruksi tersebut mendapat efektifitas dan 3. Proven Management Technique
efisiensi waktu yang baik. Upaya menerapkan (Rekayasa Nilai sebagai teknik
rekayasa nilai dalam suatu pekerjaan proyek manajemen yang teruji).
konstruksi haruslah memiliki perencanaan yang 4. An Oriented Function (Rekayasa Nilai
matang. Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan
sebagai fungsi yang terarah).
dalam hal ini dan justru menguntungkan kepada
5. Life Cycle Cost Oriented (Rekayasa
kedua belah pihak antara penyedia jasa konstruksi
dengan pihak owner. Nilai berorientasi pada biaya daur
hidup).

2.2 Tujuan Rekayasa Nilai


2. Tinjauan Pustaka
Tujuan Rekayasa Nilai (Value
2.1 Pengertian Rekayasa Nilai Engineering) adalah membedakan dan memisahkan
antara yang diperlukan dan tidak diperlukan.
Adapun pengertian rekayasa nilai (value Dimana dapat dikembangkan alternatif yang
engineering) menurut beberapa ahli : memenuhi keperluan (dan meninggalkan yang tidak
• Pengertian Rekayasa Nilai yang dikutip perlu) dengan biaya terendah tetapi kinerjanya tetap
dari Soceity of American Value sama atau bahkan lebih baik. Diharapkan dari
Engineering adalah usaha yang penerapan teknik nilai tersebut diperoleh
terorganisasi secara sistematis dan
mengaplikasikan suatu teknik yang telah
penghematan dengan memperhatikan spek kualitas • Data Sekunder :
produk jadi (Iman Soeharto, 1995), diantaranya : • Gambar perencanaan struktur
• RAB Proyek
1. Penghematan Biaya
2. Penghematan Waktu 3.2 Diagram Alir Penelitian
3. Penghematan Bahan
PENERAPAN REKAYASA NILAI (VALUE ENGINEERING) PADA
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PT. ASURANSI
2.3 Faktor Penggunaan Rekayasa Nilai JASA INDONESIA DI KOTA PEMATANG SIANTAR

Faktor-faktor penggunaan rekayasa nilai


(value engineering) menurut Tugiono (2004) adalah PENGUMPULAN DATA

sebagai berikut :
Data Primer :
Data Sekunder :
1. Tersedianya data perencanaan 1. Wawancara
1. Gambar Proyek
2. Diskusi
2. Biaya awal (initial cost) 3. Pengukuran 2. RAB

3. Persyaratan operasional dan perawatan


4. Ketersediaan material IDENTIFIKASI
5. Penyesuaian terhadap standar PENGUMPULAN DATA

6. Dampak terhadap pengguna


IDENTIFIKASI PROYEK
PENELITIAN
2.4 Tahapan Rencana Kerja Rekayasa Nilai
METODE ANALISA DATA
Untuk melakukan studi penerapan rekayasa Rencana Kerja Rekayasa Nilai :
nilai dalam suatu pekerjaan, penelitian ini 1. Tahap Informasi
2. Tahap Kreatif
menggunakan 5 tahapan rencana kerja menurut J. 3. Tahap Analisa
4. Tahap Pengembangan
Hutabarat (1995) : 5. Tahap Rekomendasi

1. Tahap Informasi
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Tahap Kreatif
3. Tahap Analisis Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
4. Tahap Pengembangan
5. Tahap Rekomendasi Dari diagram alir penelitian dapat dilihat
setelah penetapan judul dilanjutkan dengan
pengumpulan data. Setelah dilakukan pengumpulan
3. Metode Penelitan data, langkah selanjutnya adalah mengindentifikasi
data-data tersebut. Indentifikasi yang didapatkan
Penelitian ini menggunakan metode
adalah sebagai berikut :
penelitian jenis metode deskriptif. Metode deskriptif
menurut jenis masalah yang diselidiki dalam • Data Primer : Peneliti melakukan diskusi
penelitian yang dilakukan adalah termasuk jenis dan wawancara tidak terstruktur dengan
penelitian studi kasus. Tujuan dari penelitian khusus menanyakan tempat pembelian material
adalah untuk memberikan gambaran secara dan analisa harga yang digunakan.
mendetail tentang latar belakang, sifat serta karakter Pengukuran ke lapangan untuk memastikan
yang khas dari kasus, yang kemudian dari sifat-sifat pekerjaan yang sudah dikerjakan sesuai
khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang besifat spek gambar.
umum. Hasil dari penelitian kasus merupakan • Data Sekunder : Peneliti mendapatkan
generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari gambar dan RAB dari pihak kontraktor
individu, kelompok, lembaga dan sebagainya. sebagai acuan perhitungan volume masing-
masing pekerjaan. Serta analisa harga
3.1 Jenis dan Sumber Data
satuan pekerjaan dalam detail perhitungan
Berikut adalah 2 jenis data penelitian yang RAB.
digunakan :
Setelah melakukan indentifikasi pengumpulan
• Data Primer : data, maka dilakukan identifikasi proyek penelitian.
• Wawancara dan diskusi dengan pihak Dalam langkah ini, peneliti mencantumkan secara
kontraktor pelaksana (wawancara detail nama, lokasi, kontraktor, konsultan, nilai
tidak terstruktur) kontrak jumlah lantai dan luas lantai proyek.
• Pengukuran pekerjaan struktur ke Kemudian peneliti melakukan identifikasi rekayasa
tempat proyek nilai dengan membuat cost model agar dapat secara
sistematis menggambarkan biaya yang Pada cost breakdown ada 2 tahap dalam
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Lalu peneliti merincikan biaya yang akan dilakukan analisis.
merincikan biaya pekerjaan yang ingin di analisa Pertama adalah cost breakdown pada pekerjaan inti.
(dalam penelitian ini pekerjaan struktur).
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Pembangunan
Teknik penerapan rekayasa nilai selanjutnya Gedung Kantor PT. Asuransi Jasa Indonesia
adalah dengan menggunakan metode pareto (80-20) Pematang Siantar
pada pekerjaan struktur dengan menghitung Rencana Anggaran
persentase kumulatif pekerjaan berdasarkan urutan No. Biaya Sub Total
pekerjaan dengan biaya tertinggi ke biaya terendah. Pekerjaan
Metode pareto ini bertujuan untuk mendapatkan 1 Pendahuluan Rp 61,341,954
pekerjaan apa saja yang layak untuk dilakukan Pekerjaan
analisa penerapan rekayasa nilai. Langkah 2 Bongkaran Rp 65,048,676
selanjutnya ialah melakukan analisa dengan 5 3 Pekerjaan Struktur Rp 875,643,195
tahapan rencana kerja menurut J. Hutabarat (1995). Pekerjaan
4 Arsitektur Rp 720,423,025
Pekerjaan Sanitair
5 Fixtures Rp 32,570,651
4. Hasil Dan Pembahasan Pekerjaan Dinding
4.1 Data Proyek 6 ACP Rp 34,402,359
Pekerjaan
• Nama Proyek : Pembangunan gedung 7 Pemasangan Logo Rp 7,169,489
kantor PT. Asuransi Jasa Indonesia Pekerjaan Void
• Lokasi Proyek : Jl. Sutomo No. 57 8 Kaca belakang Rp 25,405,974
Pematang Siantar 9 Pekerjaan Interior Rp 656,693,694
• Kontraktor : PT. “X” Pekerjaan
• Konsultan : PT. “Y” Mekanikal
10 Elektrikal Rp 577,211,228
• Nilai Kontrak : Rp 3.400.000.000
• Jumlah Lantai : 3 Lantai Sub Total Rp 3,055,910,245
• Luas Lantai : 471,1 m2 PPN 10% Rp 305,591,025
Penyambungan
4.2 Analisa Penentuan Aplikasi Rekayasa Nilai Daya, Rp 39,000,000
Administrasi + Ijin
Untuk mengetahui layak atau tidaknya TOTAL
suatu proyek dilakukan aplikasi rekayasa nilai, perlu (*dibulatkan) Rp 3,400,000,000
dilakukan perhitungan biaya per m2. Berikut Yang kedua adalah cost breakdown pekerjaan
perhitungan yang ditawarkan pihak kontraktor : struktur (pekerjaan yang dilakukan analisa).
harga total RAB Rp 3.400.000.000 Tabel 4.2 Cost Breakdown Pekerjaan Struktur
=
luas bangunan 471,1 m2 Jenis
Rank Pekerjaan Biaya
= Rp 7.217.151/m2
Pekerjaan
Berikut harga yang ditawarkan pemerintah 1 Balok Rp 182,852,741
(Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Pekerjaan
Rakyat) : 2 Kolom Rp 139,087,084
Pekerjaan
harga per 𝑚𝑚2 (𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 2016) Rp 7.646.100 3 Pelat Rp 138,604,915
= Pekerjaan
koefisien lantai 1,12
4 Pondasi Rp 130,959,290
= Rp 6.826.875/m2 Pekerjaan
5 Sloof Rp 73,546,841
Dengan perbandingan biaya tersebut (1,057>1) Pekerjaan
maka pembangunan gedung kantor PT. Asuransi 6 Atap Rp 65,736,471
Jasa Indonesia dapat dilakukan aplikasi penerapan Pekerjaan
rekayasa nilai. 7 Tangga Rp 51,427,346
Pekerjaan
4.3 Rincian Biaya (Cost Breakdown) 8 Tanah Rp 41,479,872
Total Rp 875,643,195
4.4 Studi Rekayasa Nilai (Value Engineering)  Alternatif Kolom, Balok dan
Sloof
Dari perincian biaya pada pekerjaan • Beton bertulang (manual)
struktur, selanjutnya dilakukan analisa dengan
• Beton bertulang (readymix)
menggunakan metode pareto untuk mendapatkan
• Beton pracetak (precast in-
pekerjaan apa saja yang layak dilakukan analisa
situ)
penerapan rekayasa nilai.
• Baja
Pengertian metode pareto menyatakan • Komposit
bahwa untuk suatu kejadian, sekitar 80% masalah • Beton Prategang
disebabkan oleh 20% penyebabnya. Dalam
penelitian ini, 80% hasil pekerjaan menggunakan  Alternatif Pelat
20% usahanya. Sehingga dapat dikatakan tidak • Beton bertulang (manual)
efektif. dengan besi wiremesh
• Beton bertulang (readymix)
Grafik Hukum Distribusi Pareto dengan besi wiremesh
100% • Beton Pracetak (precast in-
100%
90% 89% 95% 800,000,000 situ) dengan besi wiremesh
80% 81% 700,000,000 • Komposit (dengan spandek
70% 72% 600,000,000
60% baja)
56% 500,000,000
50%
400,000,000 • Hollow Core Slab (HCS)
40% 39%
30% 300,000,000
20% 22% 200,000,000  Alternatif Pondasi
10% 100,000,000 • Pondasi Plat Jalur
0% 0
• Pondasi Sumuran (Bore Pile)
• Pondasi Pancang Komposit

3. Tahap Analisa

Gambar 4.1 Grafik Hukum Distribusi Pareto Pada tahap analisa, peneliti
melakukan analisa harga satuan pekerjaan
Dari grafik diatas, dapat dinyatakan bahwa dengan harga sesuai dengan apa yang ada
pekerjaan yang layak dilakukan penerapan rekayasa dalam RAB proyek. Dengan
nilai adalah pekerjaan pondasi, sloof, kolom, pelat membandingkan harga dari metode
dan balok. pengerjaan item pekerjaan alternatif yang
telah tersedia. Analisa dilakukan
4.5 Analisa Value Engineering pada Pekerjaan
berdasarkan acuan AHSP 2016.
Struktur
Setelah mendapatkan alternatif
Pada metode analisa value engineering masing-masing pekerjaan, dilanjutkan
pada pekerjaan struktur, diterapkan 5 tahap rencana dengan penilaian dengan matriks indeks
kerja. kelayakan untuk mendapatkan nilai indeks,
kemudian melakukan analisa dengan
1. Tahap Informasi metode zero-one untuk mendapatkan nilai
• Pada tahap ini, peneliti bobot.
mencantumkan nama proyek, masing- Lalu menghitung matriks evaluasi
masing item pekerjaan, masing- untuk mendapatkan nilai total dengan
masing biaya pekerjaan, dan masing- mengalikan nilai indeks dengan nilai bobot.
masing gambar detail pekerjaan. Nilai total pada matriks evaluasi yang
• Melakukan analisis fungsi pada tertinggi di urutkan (rank) untuk di analisa
masing-masing pekerjaan harga satuan pekerjaannya dan dijadikan
pertimbangan untuk alternatif yang akan di
2. Tahap Kreatif rekomendasikan.
Pada tahap kreatif, peneliti memaparkan Alternatif yang terpilih
kelebihan dan kekurangan pada alternatif berdasarkan penilaian matriks evaluasi
yang terpilih. Adapun alternatif dari pada adalah sebagai berikut :
masing-masing pekerjaan tersebut :
 Alternatif Kolom, Balok dan
Sloof
• Alt 1 : Beton konvensional b) Pekerjaan Balok
mutu K-250 (manual)
• Alt 2 : Beton Pracetak Perbandingan Biaya Existing
(precast in-situ) dengan Alternatif Balok
• Alt 3 : Beton konvensional 200,000,000
182,852,741
166,368,249 150,288,651 155,429,729

mutu K-275 (readymix)


100,000,000

 Alternatif Pelat 0
• Alt 1 : Beton konvensional K- Desain Awal (existing) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
250 (manual) dengan
wiremesh M9-150 Gambar 4.3 Perbandingan Biaya Existing
• Alt 2 : Beton Pracetak K-250 dengan Alternatif Balok
(readymix) dengan wiremesh
M9-150 c) Pekerjaan Pelat
• Alt 3 : Beton konvensional K-
275 (readymix) dengan
Perbandingan Biaya Existing
dengan Alternatif Pelat
wiremesh M9-150
138,604,915
140,000,000 138,324,656

 Alternatif Pondasi 130,000,000 127,452,278


124,950,524
• Alt 1 : Beton konvensional 120,000,000
mutu K-250 (manual)
110,000,000
• Alt 2 : Beton konvensional
mutu K-275 (readymix) Desain Awal (existing) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Gambar 4.4 Perbandingan Biaya Existing


dengan Alternatif Pelat
4. Tahap Pengembangan
d) Pekerjaan Pondasi
Dalam tahap pengembangan pekerjaan
struktur sudah direncanakan kuat menahan
Perbandingan Biaya Existing
beban. Sehingga tidak memerlukan biaya dengan Alternatif Pondasi
operasional dan pemeliharaan, atau biaya
130,959,290
150,000,000
lain yang timbul pasca pengembangan 114,357,043 102,552,387
100,000,000
pembangunan proyek akibat alternatif yang
50,000,000
dilakukan analisa.
0

5. Tahap Rekomendasi Desain Awal (existing) Alternatif 1 Alternatif 2


Setelah dilakukan tahap analisa dan
pengembangan, seluruh pekerjaan Gambar 4.5 Perbandingan Biaya Existing
alternatif dipaparkan dalam bentuk grafik dengan Alternatif Pondasi
perbandingan harga agar lebih mudah
membaca hasil analisa harga pekerjaan e) Pekerjaan Sloof
alternatif dengan harga pekerjaan existing.
Perbandingan Biaya Existing
a) Pekerjaan Kolom
dengan Alternatif Sloof
Perbandingan Biaya Existing 100,000,000 73,546,841
59,675,14662,573,70655,220,998
dengan Alternatif Kolom
50,000,000
139,087,084
150,000,000 119,257,061
105,329,458113,275,993
0
100,000,000
Desain Awal (existing) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
50,000,000

0 Gambar 4.6 Perbandingan Biaya Existing


Desain Awal (existing) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 dengan Alternatif Sloof

Gambar 4.2 Perbandingan Biaya Existing


dengan Alternatif Kolom
Dari gambar grafik, rekomendasi pekerjaan • Rekayasa nilai dapat diaplikasikan setiap
alternatif adalah sebagai berikut : saat dan sepanjang waktu
• Biaya penghematan untuk seluruh
• Pekerjaan Kolom menggunakan alternatif 2
pekerjaan struktur sebesar 17% atau sekitar
yaitu kolom beton pracetak (precast in- Rp 147.247.734.
situ) readymix mutu K-250 dengan
• Alternatif terpilih untuk masing-masing
penghematan Rp 33.757.626.
pekerjaan adalah hasil pekerjaan yang telah
• Pekerjaan Balok menggunakan alternatif 2
di analisa dengan hasil yang memiliki biaya
yaitu balok beton pracetak (precast in-situ) penghematan terbesar atau paling
readymix mutu K-250 dengan efektif/efisien terhadap waktu.
penghematan Rp 48.587.189.
• Faktor pemilihan alternatif adalah biaya
• Pekerjaan Pelat menggunakan alternatif 2
awal, metode pelaksanaan, mutu, estetika
dengan beton pracetak (precast in-situ)
dan efisiensi penggunaan bekisting.
readymix mutu K-250 + besi wiremesh
• Pemilihan analisa pekerjaan alternatif
M9-150 dengan penghematan Rp
dilakukan bergantung pada analisa metode
13.654.391.
pareto untuk mendapatkan pekerjaan apa
• Pekerjaan Pondasi menggunakan alternatif
saja yang layak untuk dilakukan penerapan
2 dengan beton konvensional (manual)
rekayasa nilai.
readymix mutu K-275 dengan
penghematan Rp 28.406.903 5.2 Saran
• Pekerjaan Sloof menggunakan alternatif 2
dengan sloof beton pracetak (precast in- • Perlu adanya usaha rekayasa nilai agar
situ) mutu K-250 dengan penghematan Rp terjadi penghematan
10.973.135. • Dalam pencarian alternatif perlu koordinasi
baik dari semua pihak yang terlibat
4.6 Hasil Penerapan Rekayasa Nilai
6. Daftar Pustaka
Setelah dilakukan penerapan rekayasa
nilai, terdapt sejumlah penghematan dari pekerjaan Barrie, Donald S. & Boyd C. Paulson Jr. 1984.
struktur proyek, antara lain sebagai berikut : Manajemen Konstruksi Profesional –
Edisi kedua. Alih Bahasa Sudinarto. 1990.
Tabel 4.3 Tabel hasil penerapan rekyasa nilai Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga
D. Miles, Lawrence. 1961. Techniques of Value
No. Pekerjaan Struktur Sub Total Analysis and Engineering 1st Editon. USA
1 Pekerjaan Balok Rp 150,288,651 : Lawrence D. Miles Value Foundation
Dell’Isola, Alphonse J. 1974. Value Engineering in
2 Pekerjaan Kolom Rp 105,329,458 the Construction Industry. New York :
3 Pekerjaan Pelat Rp 124,750,971 Construction Pub. Co
Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Tata Cara
4 Pekerjaan Pondasi Rp 102,552,387 Perhitungan Struktur Beton untuk
5 Pekerjaan Sloof Rp 62,573,706 Bangunan Gedung “SK SNI T-15-1991-
03” Bandung : Yayasan Lembaga
6 Pekerjaan Atap Rp 65,736,471
Penyelidikan Masalah Bangunan
7 Pekerjaan Tangga Rp 51,427,346 Dinas Penataan Tata Ruang dan Pemukiman. 2016.
8 Pekerjaan Tanah Rp 65,736,471 Standard Harga Satuan Bangunan dan
Gedung Negara (HSBGN) Provinsi
TOTAL Rp 728,395,461 Sumatera Utara tahun 2016. Medan :
Persentase Saving Cost 17% Dinas Tarukim Medan.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek
dan Konstruksi. Jogjakarta : Kanisius
Ervianto, Wulfram L. 2006. Eksplorasi Teknologi
5. Kesimpulan dan Saran
dalam Proyek Konstruksi Beton Pracetak
5.1 Kesimpulan dan Bekisting. Yogyakarta : Andi.
Hidayat, Achmad Nurul dan Denny Ardianto. 2011.
Dari hasil analisa penerapan rekayasa nilai Rekayasa Nilai Pembangunan Gedung
dalam penelitian ini, dapat diambil beberapa Rusunawa Ambarawa. Semarang :
kesimpulan, diantaranya : Universitas Diponegoro.
Hutabarat, J. 1995. Diktat Rekayasa Nilai (Value
Engineering). Malang : Institut Teknologi
Nasional.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. 2016. Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No, 28/M/2016 tentang analisa harga
satuan pekerjaan. Jakarta : Kementerian
Pekerjaan Umum.
Khakim, Zainul. 2011. Studi Pemilihan Pengerjaan
Beton antara Pracetak dan Konvensional
pada pelaksanaan gedung dengan metode
AHP. Jurnal Rekayasa Sipil Universitas
Brawijaya, Vol. 5, No. 2, hlm. 95-107.
Listono, Andi. 2011. Aplikasi Value Engineering
terhadap struktur pelat dan balok pada
proyek pembangunan Gedung Asrama
Putra SMP MTA Gemolog. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret.
Soeharto, Iman. 1995. Manajemen Proyek : Dari
Konseptual Sampai Operasional. Jakarta :
Erlangga.
Suang, Lei. 1997. Penerapan Rekayasa Nilai Dalam
Proses Penghematan Biaya
Konstruksi. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Sukma, Bima. 2011. Aplikasi Value Engineering
Dengan Metode “Paired
Comparison pada Struktur Pelat Beton.
Depok : Universitas Indonesia.
Syahputra, M. Ryan. 2014. Penerapan Rekyasa
Nilai Studi Kasus Proyek
Pembangunan Kantor Perkebunan Medan.
Medan : Universitas Sumatera Utara.

You might also like