Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Perkembangan dunia konstruksi di Indonesia merupakan hal yang sangat diperhatikan akhir-akhir ini.
Dalam pelaksanaannya, sering kali ditemukan berbagai kendala yang mungkin akan merugikan pihak-pihak
terkait dalam suatu pembangunan konstruksi. Untuk mencegah kerugian-kerugian tersebut, maka dilakukanlah
suatu studi Manajemen Konstruksi agar kerugian tersebut dapat di minimalisir. Salah satunya ialah dengan
melakukan penerapan rekayasa nilai (value engineering) agar tercapainya suatu penghematan biaya (ekonomis).
Dalam penerapan pemilihan alternatif material (dalam penelitian ini dilakukan analisa pada pekerjaan
struktur) didapatkan dari hasil diskusi dan brainstorming tim value engineering. Kemudian dilakukan analisa
dengan metode pembobotan (metode zero-one) pada alternatif-alternatif tersebut. Bobot dengan angka terbesar
akan dijadikan bahan analisa selanjutnya dan kemudian menjadi bahan pertimbangan dan rekomendasi untuk
dijadikan alternatif membangun gedung konstruksi tersebut.
Dari data perencanaan awal, rencana anggara biaya (RAB) untuk pekerjaan struktur adalah sebesar Rp
875.643.195. Namun setelah dilakukan penerapan rekayasa nilai, dengan alternatif rekomendasi dari tim value
engineering menggunakan beton precast (cast in place), maka dihasilkan penghematan sebesar Rp 147.247.734
atau sekitar 17% dari biaya awal pekerjaan struktur. Dengan demikian, tercapailah tujuan dari penerapan rekayasa
nilai (value engineering).
Abstract
Building construction development in Indonesia is the most noticed things lately. In the implementation,
often found various obstacles that might be detrimental to the parties involved in a construction. To prevent such
losses, a construction management study is conducted so that the losses can be minimized. One is by the
application of value engineering (value engineering) in order to achieve a cost saving (economical).
In applying the alternative choice of materials (in this study conducted an analysis on the structural work
activities) obtained from the results of discussions and brainstorming of value engineering team. Then analyzed
with weighting method (method of zero-one) on these alternatives. The weight of the largest number will be used
as further analysis and then be taken into consideration and recommendation to be an alternative to the
construction of the building.
From the initial planning data, the plan budgets for the Structural work is Rp 875.643.195. However,
after the application of value engineering, with the recommended alternative from value engineering team, by
using precast concrete (cast in place), resulting in saving of Rp147.247.734, or approximately 17% of the initial
cost of the structural work. Thus, the goal was reached on the application of value engineering (value
engineering).
sebagai berikut :
Data Primer :
Data Sekunder :
1. Tersedianya data perencanaan 1. Wawancara
1. Gambar Proyek
2. Diskusi
2. Biaya awal (initial cost) 3. Pengukuran 2. RAB
1. Tahap Informasi
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Tahap Kreatif
3. Tahap Analisis Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
4. Tahap Pengembangan
5. Tahap Rekomendasi Dari diagram alir penelitian dapat dilihat
setelah penetapan judul dilanjutkan dengan
pengumpulan data. Setelah dilakukan pengumpulan
3. Metode Penelitan data, langkah selanjutnya adalah mengindentifikasi
data-data tersebut. Indentifikasi yang didapatkan
Penelitian ini menggunakan metode
adalah sebagai berikut :
penelitian jenis metode deskriptif. Metode deskriptif
menurut jenis masalah yang diselidiki dalam • Data Primer : Peneliti melakukan diskusi
penelitian yang dilakukan adalah termasuk jenis dan wawancara tidak terstruktur dengan
penelitian studi kasus. Tujuan dari penelitian khusus menanyakan tempat pembelian material
adalah untuk memberikan gambaran secara dan analisa harga yang digunakan.
mendetail tentang latar belakang, sifat serta karakter Pengukuran ke lapangan untuk memastikan
yang khas dari kasus, yang kemudian dari sifat-sifat pekerjaan yang sudah dikerjakan sesuai
khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang besifat spek gambar.
umum. Hasil dari penelitian kasus merupakan • Data Sekunder : Peneliti mendapatkan
generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari gambar dan RAB dari pihak kontraktor
individu, kelompok, lembaga dan sebagainya. sebagai acuan perhitungan volume masing-
masing pekerjaan. Serta analisa harga
3.1 Jenis dan Sumber Data
satuan pekerjaan dalam detail perhitungan
Berikut adalah 2 jenis data penelitian yang RAB.
digunakan :
Setelah melakukan indentifikasi pengumpulan
• Data Primer : data, maka dilakukan identifikasi proyek penelitian.
• Wawancara dan diskusi dengan pihak Dalam langkah ini, peneliti mencantumkan secara
kontraktor pelaksana (wawancara detail nama, lokasi, kontraktor, konsultan, nilai
tidak terstruktur) kontrak jumlah lantai dan luas lantai proyek.
• Pengukuran pekerjaan struktur ke Kemudian peneliti melakukan identifikasi rekayasa
tempat proyek nilai dengan membuat cost model agar dapat secara
sistematis menggambarkan biaya yang Pada cost breakdown ada 2 tahap dalam
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Lalu peneliti merincikan biaya yang akan dilakukan analisis.
merincikan biaya pekerjaan yang ingin di analisa Pertama adalah cost breakdown pada pekerjaan inti.
(dalam penelitian ini pekerjaan struktur).
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Pembangunan
Teknik penerapan rekayasa nilai selanjutnya Gedung Kantor PT. Asuransi Jasa Indonesia
adalah dengan menggunakan metode pareto (80-20) Pematang Siantar
pada pekerjaan struktur dengan menghitung Rencana Anggaran
persentase kumulatif pekerjaan berdasarkan urutan No. Biaya Sub Total
pekerjaan dengan biaya tertinggi ke biaya terendah. Pekerjaan
Metode pareto ini bertujuan untuk mendapatkan 1 Pendahuluan Rp 61,341,954
pekerjaan apa saja yang layak untuk dilakukan Pekerjaan
analisa penerapan rekayasa nilai. Langkah 2 Bongkaran Rp 65,048,676
selanjutnya ialah melakukan analisa dengan 5 3 Pekerjaan Struktur Rp 875,643,195
tahapan rencana kerja menurut J. Hutabarat (1995). Pekerjaan
4 Arsitektur Rp 720,423,025
Pekerjaan Sanitair
5 Fixtures Rp 32,570,651
4. Hasil Dan Pembahasan Pekerjaan Dinding
4.1 Data Proyek 6 ACP Rp 34,402,359
Pekerjaan
• Nama Proyek : Pembangunan gedung 7 Pemasangan Logo Rp 7,169,489
kantor PT. Asuransi Jasa Indonesia Pekerjaan Void
• Lokasi Proyek : Jl. Sutomo No. 57 8 Kaca belakang Rp 25,405,974
Pematang Siantar 9 Pekerjaan Interior Rp 656,693,694
• Kontraktor : PT. “X” Pekerjaan
• Konsultan : PT. “Y” Mekanikal
10 Elektrikal Rp 577,211,228
• Nilai Kontrak : Rp 3.400.000.000
• Jumlah Lantai : 3 Lantai Sub Total Rp 3,055,910,245
• Luas Lantai : 471,1 m2 PPN 10% Rp 305,591,025
Penyambungan
4.2 Analisa Penentuan Aplikasi Rekayasa Nilai Daya, Rp 39,000,000
Administrasi + Ijin
Untuk mengetahui layak atau tidaknya TOTAL
suatu proyek dilakukan aplikasi rekayasa nilai, perlu (*dibulatkan) Rp 3,400,000,000
dilakukan perhitungan biaya per m2. Berikut Yang kedua adalah cost breakdown pekerjaan
perhitungan yang ditawarkan pihak kontraktor : struktur (pekerjaan yang dilakukan analisa).
harga total RAB Rp 3.400.000.000 Tabel 4.2 Cost Breakdown Pekerjaan Struktur
=
luas bangunan 471,1 m2 Jenis
Rank Pekerjaan Biaya
= Rp 7.217.151/m2
Pekerjaan
Berikut harga yang ditawarkan pemerintah 1 Balok Rp 182,852,741
(Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Pekerjaan
Rakyat) : 2 Kolom Rp 139,087,084
Pekerjaan
harga per 𝑚𝑚2 (𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 2016) Rp 7.646.100 3 Pelat Rp 138,604,915
= Pekerjaan
koefisien lantai 1,12
4 Pondasi Rp 130,959,290
= Rp 6.826.875/m2 Pekerjaan
5 Sloof Rp 73,546,841
Dengan perbandingan biaya tersebut (1,057>1) Pekerjaan
maka pembangunan gedung kantor PT. Asuransi 6 Atap Rp 65,736,471
Jasa Indonesia dapat dilakukan aplikasi penerapan Pekerjaan
rekayasa nilai. 7 Tangga Rp 51,427,346
Pekerjaan
4.3 Rincian Biaya (Cost Breakdown) 8 Tanah Rp 41,479,872
Total Rp 875,643,195
4.4 Studi Rekayasa Nilai (Value Engineering) Alternatif Kolom, Balok dan
Sloof
Dari perincian biaya pada pekerjaan • Beton bertulang (manual)
struktur, selanjutnya dilakukan analisa dengan
• Beton bertulang (readymix)
menggunakan metode pareto untuk mendapatkan
• Beton pracetak (precast in-
pekerjaan apa saja yang layak dilakukan analisa
situ)
penerapan rekayasa nilai.
• Baja
Pengertian metode pareto menyatakan • Komposit
bahwa untuk suatu kejadian, sekitar 80% masalah • Beton Prategang
disebabkan oleh 20% penyebabnya. Dalam
penelitian ini, 80% hasil pekerjaan menggunakan Alternatif Pelat
20% usahanya. Sehingga dapat dikatakan tidak • Beton bertulang (manual)
efektif. dengan besi wiremesh
• Beton bertulang (readymix)
Grafik Hukum Distribusi Pareto dengan besi wiremesh
100% • Beton Pracetak (precast in-
100%
90% 89% 95% 800,000,000 situ) dengan besi wiremesh
80% 81% 700,000,000 • Komposit (dengan spandek
70% 72% 600,000,000
60% baja)
56% 500,000,000
50%
400,000,000 • Hollow Core Slab (HCS)
40% 39%
30% 300,000,000
20% 22% 200,000,000 Alternatif Pondasi
10% 100,000,000 • Pondasi Plat Jalur
0% 0
• Pondasi Sumuran (Bore Pile)
• Pondasi Pancang Komposit
3. Tahap Analisa
Gambar 4.1 Grafik Hukum Distribusi Pareto Pada tahap analisa, peneliti
melakukan analisa harga satuan pekerjaan
Dari grafik diatas, dapat dinyatakan bahwa dengan harga sesuai dengan apa yang ada
pekerjaan yang layak dilakukan penerapan rekayasa dalam RAB proyek. Dengan
nilai adalah pekerjaan pondasi, sloof, kolom, pelat membandingkan harga dari metode
dan balok. pengerjaan item pekerjaan alternatif yang
telah tersedia. Analisa dilakukan
4.5 Analisa Value Engineering pada Pekerjaan
berdasarkan acuan AHSP 2016.
Struktur
Setelah mendapatkan alternatif
Pada metode analisa value engineering masing-masing pekerjaan, dilanjutkan
pada pekerjaan struktur, diterapkan 5 tahap rencana dengan penilaian dengan matriks indeks
kerja. kelayakan untuk mendapatkan nilai indeks,
kemudian melakukan analisa dengan
1. Tahap Informasi metode zero-one untuk mendapatkan nilai
• Pada tahap ini, peneliti bobot.
mencantumkan nama proyek, masing- Lalu menghitung matriks evaluasi
masing item pekerjaan, masing- untuk mendapatkan nilai total dengan
masing biaya pekerjaan, dan masing- mengalikan nilai indeks dengan nilai bobot.
masing gambar detail pekerjaan. Nilai total pada matriks evaluasi yang
• Melakukan analisis fungsi pada tertinggi di urutkan (rank) untuk di analisa
masing-masing pekerjaan harga satuan pekerjaannya dan dijadikan
pertimbangan untuk alternatif yang akan di
2. Tahap Kreatif rekomendasikan.
Pada tahap kreatif, peneliti memaparkan Alternatif yang terpilih
kelebihan dan kekurangan pada alternatif berdasarkan penilaian matriks evaluasi
yang terpilih. Adapun alternatif dari pada adalah sebagai berikut :
masing-masing pekerjaan tersebut :
Alternatif Kolom, Balok dan
Sloof
• Alt 1 : Beton konvensional b) Pekerjaan Balok
mutu K-250 (manual)
• Alt 2 : Beton Pracetak Perbandingan Biaya Existing
(precast in-situ) dengan Alternatif Balok
• Alt 3 : Beton konvensional 200,000,000
182,852,741
166,368,249 150,288,651 155,429,729
Alternatif Pelat 0
• Alt 1 : Beton konvensional K- Desain Awal (existing) Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3
250 (manual) dengan
wiremesh M9-150 Gambar 4.3 Perbandingan Biaya Existing
• Alt 2 : Beton Pracetak K-250 dengan Alternatif Balok
(readymix) dengan wiremesh
M9-150 c) Pekerjaan Pelat
• Alt 3 : Beton konvensional K-
275 (readymix) dengan
Perbandingan Biaya Existing
dengan Alternatif Pelat
wiremesh M9-150
138,604,915
140,000,000 138,324,656