You are on page 1of 11

BAB 2

PEMBAHASAN

Pengertian Khulafa’ Ar-Rasyidin


Setelah Nabi Muharnmad saw. wafat, kepemimpinan dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin.
Khulafaur Rasyidin ada 4 orang yaitu; Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin
Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Tahukah kamu apa yang dimaksud Khulafaur Rasyidin?
Khulafaur Rasyidin terdiri atas dua kata yaitu khulafa dan arrasyldin. Khulafa adalah bentuk
jamak dari kata khalifah, yang artinya pengganti atau orang yang ditunjuk sebagai pengganti,
pimpinan, atau penguasa. Arrasyidin adalah bentuk jamak dari kata arrasyid, artinya orang yang
mendapat petunjuk.

Dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa menurut arti bahasa Khulafaur Rasyidin
artinya orang yang ditunjuk sebagai pengganti pimpinan atau penguasa yang selalu mendapat
petunjuk dari Allah SWT.

Menurut istilah, Khulafaur Rasyidin artinya orang-orang yang ditunjuk mengganti kedudukan
Rasulullah sebagai pemimpin umat dan kepala pemerintahan atau negara setelah Rasulullah saw.
wafat. Dengan demikian kedudukan Khulafaur Rasyidin juga sebagai pemimpin umat Islam,
penerus perjuangan Rasulullah, dan selalu menjaga ajaran yang telah disampaikan oleh
Rasulullah SAW.1

A. Riwayat Singkat Abu Bakar


Abu Bakar As-Shidiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang mempunyai
nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi. Pada zaman pra Islam ia bernama Abu
Ka’bah, kemudian diganti oleh Nabi SAW. menjadi Abdullah. Beliau lahir pada tahun 573
M, dan wafat pada tanggal 23 Jumadil akhir tahun 13 H bertepatan dengan bulan Agustus
634 M, dalam usianya 63 tahun, usianya lebih muda dari Nabi SAW 3 tahun. Diberi julukan
Abu Bakar atau pelopor pagi hari, karena beliau termasuk orang laki-laki yang masuk Islam
pertama kali. Sedangkan gelar As-Shidiq diperoleh karena beliau senantiasa membenarkan
semua hal yang dibawa Nabi SAW terutama pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj.
Abu Bakar adalah putra dari keluarga bangsawan yang terhormat di Makkah. Semasa
kecil dia merupakan lambang kesucian dan ketulusan hati serta kemuliaan akhlaknya,
sehingga setiap orang mencintainya. Ketika Nabi SAW mengajak manusia memeluk agama
Islam, Abu Bakar merupakan orang pertama dari kalangan pemuda yang menanggapi
seruan Rasulullah, sehingga Nabi SAW memberinya gelar “Ash-Siddiq”. Pengabdian Abu
Bakar untuk Islam sangatlah besar. Ia menyerahkan semua harta bendanya demi kepentingan

1
Islam. Ia selalu mendampingi Rasulullah dalam mengemban misi Islam sampai Nabi SAW
wafat.2
B. Diangkat Menjadi Khalifah
Masalah yang pertama timbul dalam Islam sesudah Nabi wafat adalah politik, yaitu
mengenai pengganti Nabi sebagai kepala negara dalam kapasitasnya sebagai kepala negara di
Madinah, sedang kedudukannya sebagai Rasul tidak dapat digantikan oleh siapapun. Sementara
Nabi tidak meninggalkan wasiat tentang penunjukan seseorang yang akan menggantikannya
sebagai kepala Negara sepeninggalnya. Karena itu, tidak lama setelah beliau wafat, belum lagi
jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Anshar dan Muhajirin berkumpul di balai Tsaqifah
Bani Sa’idah Madinah. Mereka bermusyawarah untuk memilih siapa yang ditunjuk menjadi
kepala negara. Dalam musyawarah itu terjadi perdebatan yang sangat alot karena masing-masing
kelompok di antara dua kelompok tersebut menganggap bahwa kelompoknya yang paling pantas
menggantikan Nabi sebagai khalifah.

Orang-orang Muhajirin mengatakan bahwa mereka yang paling berhak menjadi khalifah
karena mereka lah yang mula-mula masuk Islam dan Nabi berasal dari kalangan mereka.
Sementara orang-orang Anshar menyebutkan mereka pula yang paling berhak karena mereka lah
yang telah membantu dan melindungi Nabi dari serangan kaum Quraisy pada waktu hijrah ke
Madinah.

Abu Bakar mengusulkan agar pemimpin baru itu dijabat oleh orang Muhajirin dan
wakilnya dari kaum Anshar, tetapi orang Anshar menolak usul itu. mereka mengusulkan agar
diangkat dua orang pemimpin dari dua kelompok itu. Abu Bakar tidak menerima usul itu dengan
alasan bisa membawa perpecahan. Kemudian Abu Bakar mengingatkan kaum Anshar terhadap
hadits Nabi yang mengatakan“Pemimpin itu dari orang Quraisy”.

Oleh sebab itu beliau mengusulkan agar Umar bin Khaththab diangkat menjadi khalifah,
usul itu tidak diterima Umar dan mengatakan jika Abu Bakar masih ada beliaulahyang paling
pantas menjadi khalifah. Akhirnya Abu Bakar terpilih sebagai pemimpin atas usul Umar bin
Khaththab, ketika itu usia Abu Bakar 61 tahun.

Rupanya, semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat
Islam. sehingga masing-masing pihak menerima dan membai’atnya sebagai pemimpin umat
Islam pengganti Rasulullah yang dalam perkembangan selanjutnya disebut “Khalifah” saja. Perlu
dicatat bahwa Ali bin Abi Thalib tidak hadir dalam pertemuan itu karena sibuk mengurusi
pemakaman Nabi Muhammad s.a.w., dan ia tidak segera memberikan bai’atnya kepada Abu
Bakar kecuali 6 bulan kemudian, setelah istrinya Fatimah, puteri Nabi meninggal dunia.

Tetapi bagaimana pun juga Abu Bakar adalah orang yang paling tepat menggantikan
Nabi. Mengingat prestasinya dalam tiga hal yang tidak dimiliki oleh sahabat lainnya. Pertama,
sebagai orang yang pertama masuk Islam dari kalangan dewasa. Kedua, menemani Nabi sewaktu

2
hijrah ke Yatsrib. Ketiga, satu-satunya orang yang ditunjuk oleh Nabi menjadi imam shalat
ketika beliau sakit.3

C. Perjuangan Yang Dilakukan Oleh Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq


A. Di bidang Politik
 Pemerintahan Berdasarkan Musyawarah
Apabila terjadi suatu perkara, Abu Bakar selalu mencari hukumnya dalam kitab
Allah. Jika beliau tidak memperolehnya maka beliau mempelajari bagaimana
Rasul bertindak dalam suatu perkara. Dan jika tidak ditemukannya apa yang
dicari, beliaupun mengumpulkan tokoh-tokoh yang terbaik dan mengajak mereka
bermusyawarah. Apapun yang diputuskan mereka setelah pembahasan, diskusi,
dan penelitian, beliaupun menjadikannya sebagai suatu keputusan dan suatu
peraturan
 Konsep Pemerintahan
Politik dalam pemerintahan Abu Bakar telah beliau jelaskan sendiri kepada rakyat
banyak dalam sebuah pidatonya: “Wahai manusia! Aku telah diangkat untuk
mengendalikan urusanmu, padahal aku bukanlah orang yang terbaik diantara
kamu. Maka jikalau aku dapat menunaikan tugasku dengan baik, maka bantulah
(ikutilah) aku, tetapi jika aku berlaku salah, maka luruskanlah! orang yang kamu
anggap kuat, aku pandang lemah sampai aku dapat mengambil hak daripadanya.
Sedangkan orang yang kamu lihat lemah, aku pandang kuat sampai aku dapat
mengembalikan hak kepadanya. Maka hendaklah kamu taat kepadaku selama aku
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, namun bilamana aku tiada mematuhi Allah dan
Rasul-Nya, kamu tidaklah perlu mentaatiku.
 Kekuasaan Undang-Undang
Abu Bakar tidak pernah menempatkan diri beliau diatas undang-undang. Beliau
juga tidak pernah memberi sanak kerabatnya suatu kekuasaan yang lebih tinggi
dari undang- undang. Dan mereka itu dihadapan undang-undang adalah sama
seperti rakyat yang lain, baik kaum Muslim maupun non-Muslim.

B. Di Bidang Kemasyarakatan (Sosial dan Budaya)


 Penyelesaian Kaum Riddat
Gerakan riddat itu bermula dengan kemunculan tiga tokoh yang mengaku
dirinya Nabi, guna menyaingi Nabi Muhammad SAW, yaitu: Musailamah,
Thulhah, Aswad Al-Insa. Musailamah berasal dari suku bangsa Bani Hanifah di
Arabia Tengah, Tulaiha seorang kepala suku Bani Asad Sajah, seorang wanita
Kristen dari Bani Yarbu yang menikah dengan Musailamah. Masing-masing
orang tersebut berupaya meluaskan pengikutnya dan membelakangi Agama
Islam. Para nabi palsu tersebut pada umumnya menarik hati orang-orang Islam

3
dengan membebaskan prinsip-prinsip moralis dan upacara keagamaan seperti
membolehkan minum-minuman keras, berjudi, mengurangi sholat lima waktu
menjadi tiga, puasa Ramadhan dihapus, pengubah pembayaran zakat yang wajib
menjadi suka rela dan meniadakan batasan dalam perkawinan.
Dalam gerakannya Aswad dan kawan-kawannya berusaha menguasai dan
mempengaruhi masyarakat Islam, dengan mengerahkan pasukan untuk masuk ke
daerah-daerah. Akhirnya pasukan riddat pun berhasil menyebar kedaerah-daerah,
diantaranya: Bahrain, Oman Mahara dan Hadramaut. Para panglima kaum riddat
semakin gencar melaksanakan misinya. Akan tetapi Khalifah Abu Bakar tidak
tinggal diam, beliau berusaha untu memadamkan dan menumpas gerakan kaum
riddat. Dengan sigap Khalifah Abu Bakar membentuk sebelas pasukan dan
menyerahkan al-liwak (panji pasukan) kepada masing-masing pasukan. Di
samping itu, setiap pasukan dibekali al-mansyurat (pengumuman) yang harus
disampaikan pada suku-suku Arab yang melibatkan dirinya dalam gerakan riddat.
Kandungan isinya memanggil kembali kepada jalan yang benar. Jikalau masih
berkeras kepala, maka barulah dihadapi dengan kekerasan.
Gerakan itu dikenal sebagai gerakan murtad dibawah komando para nabi
palsu antara lain, Aswad Insa yang menghimpun serdadu dengan jumlah besar di
Yaman, Musailamah berasal dari suku bangsa Bani Hanifah di Arabia Tengah,
Tulaiha seorang kepala suku Bani Asad, Sajah seorang wanita Kristen dari Bani
Yarbu yang menikah dengan Musailamah. Para nabi palsu tersebut pada
umumnya menarik hati orang-orang Islam dengan membebaskan prinsip-prinsip
moralis dan upacara keagamaan seperti membolehkan minum-minuman keras,
berjudi, mengurangi sholat lima waktu menjadi tiga puasa Ramadhan dihapus,
penghibah pembayaran zakat dijadikan suka rela dan meniadakan batasan dalam
pekawinan. Abu Bakar sebagai seorang Khalifah, tidak mendiamkan kejadian itu
terus berlanjut. Beliau memandang gerakan murtad itu sebagai bahaya besar,
kemudian beliau menghimpun para prajurit Madinah dan membagi mereka atas
sebelas batalion dengan komando masing-masing panglima dan ditugaskan
keberbagai tempat di Arabia.
Abu Bakar menginstruksikan agar mengajak mereka kembali pada Islam, jika
menolak maka harus perangi. Beberapa dari suku itu tunduk tanpa peperangan,
sementara yang lainnya tidak mau menyerah, bahkan mengobarkan api
peperangan. Oleh karena itu pecahlah peperangan melawan mereka, dalam hal ini
Khalid bin Walid yang diberi tugas untuk menundukan Tulaiha, dalam perang
Buzaka berhasil dengan cemerlang. Sedangkan Musailamah seorang penuntut
kenabian yang paling kuat, Abu Bakar mengirim Ikrimah dan Surabil. Akan tetapi
mereka gagal menundukan Musailamah, kemudian Abu Bakar mengutus Khalid
untuk melawan nabi palsu dari Yaman itu. Dalam pertempuran itu Khalid dapat

4
mengahacurkan pasukan Musailamah dan membunuh dalam taman yang
berdinding tinggi, sehingga taman disebut “taman maut” .
Adapaun nabi palsu yang lainnya termasuk Tulaihah dan Sajah serta kepala
suku yang murtad, kembali masuk Islam. Dengan demikian, dalam waktu satu
tahun semua perang Islam diberkahi dengan keberhasilan. Abu Bakar dengan para
panglimanya menghancurkan semua kekuatan pengacau dan kaum murtad. Oleh
karena itu, beliau tidak hanya disebut sebagai Khalifah umat Islam, tetapi juga
sebagai penyelamat Islam dari kekacauan dan kehancuran bahkan telah
menjadikan Islam sebagai agama Dunia.

C. Di Bidang Ekonomi
 Amanat Baitul Maal

Para sahabat Nabi beranggapan bahwa Baitul Mal adalah amanat Allah dan
masyarakat kaum muslimin. Karena itu mereka tidak mengizinkan pemasukan sesuatu
kedalamnya dan pengeluaran sesuatu darinya yang berlawanan dengan apa yang telah
ditetapkan oleh syari’at. Mereka mengharamkan tindakan penguasa yang menggunakan
Baitul Mal untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi.

 Pendistribusian Zakat

Selain mendirikan Baitul Maal Pada masa Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq juga
sangat memperhatikan pemerataan pendistribusian zakat kepada masyarakatnya, karena
beliau merasa zakat adalah salah satu instrumen yang terpenting dalam mensejahterakan
rakyatnya

Pada masa khalifah Abu Bakar Ash shidiq beliau melakukan perluasan wilyah Islam ke
luar negeri. Karena pada masa pertumbuhan Islam, negara-negara tetangga jazirah arab
banyak yang dikuasai oleh Romawi Timur seperti Syiria, Mesir dan Persia. Kaum
muslimin berusaha membebaskan mereka dari penjajahan Romawi Timur itu dengan
menyebarkan agama islam.

D. Di Bidang Militer
 Pengembangan islam ke syiria

Negeri syiria pada waktu itu dikuasai oleh Romawi Timur di bawah kaisar Heraclius.
Pada masa nabi sudah pernah dikirim pasukan islam yang dipimpin oleh Usamah,
kemudian pasukan itu disempurnakan oleh Abu Bakar dan di Syiria mandapat
kemenangan. Hal itu menimbulkan kekawatiran kaisar Heraclius. Maka ia menyiapkan
pasukan besar untuk menghancurkn Islam. Tetapi sebelum mereka siap, Khalifah Abu

5
Bakar telah mendahului kesiapan pasukan kaisar Heraclius dengan mengirim pasukan ke
Yarmuk.

Berkobarlah pertempuran Yarmuk yang berkecamuk dengan hebatnya antara


pasukan Islam yang hanya berjumlah 40.000 pasukan dengan pasukan kaisar Heraclius
yang berjumlah 240.000 pasukan. Dengan semangat yang tinggi pasukan Islam dapat
merobohkan benteng-benteng musuh, merebut daerah-daerah dan kota-kota secara
berturut-turut, Damaskus, Quds, Homs, Humat, Halb dan lain-lain. Akhirnya
kemenangan diraih oleh pihak kaum muslimin dengan lebih dari 100.000 pasukan kaisar
Heraclius tewas, melihat kemenangan kaum muslimin pada saat itu, pasukan Romawi
Timur ketakutan dan pergi meninggalkan daerah tersebut.

 Pengembangan Islam Ke Persia

Pada masa iu di persia terdapat tiga kekuatan militer yaitu:

1. Pasukan bangsa asli Persia


2. Pasukan Romawi yang bertugas di Persia
3. Pasukan bangsa Arab yang anti Islam
Untuk menghadapi tiga kekuatan itu khalifah Abu Bakar mengirim panglima Khalid bin
Walid beserta pasukannya dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut:

1. Memperluas daerah Islam ke Timur dengan jalan penaklukan Persia


2. Di daerah yang sudah dikuasai harus diduduki seorang Amir untuk mengatur
daerah tersebut dengan peraturan Islam.

Berkat ketangkasan Khalid bin Walid, pasukan Islam dapat menguasai daerah-daerah
di tepi sungai Eufrat sampai negeri Uballah. Dan menurut rencana akan diteruskan ke
daerah Persia Timur tetapi tiba-tiba datang surat perintah Khalifah supaya Khalid bin
Walid meninggalkan Persia membantu panglima Abu Ubaidah yang sedang bertempur
melawan pasukan Romawi Timur di negeri Syam (Syiria). Demikian penyebaran Islam di
Persia, karena khalifah Abu Bakar wafat, maka perjuangan Islam diteruskan oleh
Khalifah Umar bin Khattab. 4

D. Wafatnya Abu Bakar


Setelah menderita sakit selama limabelas hari, Abu bakar pun wafat pada tanggal 21
Jumadil Akhir 13 H (22 Agustus 634 M). Beliau di makamkan di samping makam
Rasulullah SAW di kota madinah. Sekarang makam tersebut telah termasuk dalam masjid
al-Nabawi5.

6
A. Biografi Singkat Umar Bin Khattab
Nasab Umar Bin Khattab dari pihak ayah dan ibunya yaitu:Umar Bin Al Khattab
Nufail Bin Abdil ‘Uzza Bin Riyah Bin Abdullah Bin Qurth Bin Razah Bin Adi Bin Ka’ab
bin Luayyi Bin Ghalib Al Quraisyi Al Adawi. Sedangkan nasab dari ibunya adalah
Hantamah Binti Hasyim Bin Mughirah, dari Bani Makhzumi, Di mana Hantamah adalah
saudara sepupu Abu Jahal (Ibnu Sa’ad di dalam Al Haritsi,2006)

Kun-yah :Abu Hafsh; dan laqab (gelar) nya :Al Faruq. Di katakan bahwa dia digelari
itu dikarenakan terang–terangannya dan pengumandangannya secara terbuka terhadap
keislamanya, ketika yang lain menyembunyikan keislaman mereka. Maka dia
membedakan anatara yang haq dan yang bathil. Sifat beliau yang sangat dominan di
kalangan masyarakat pada masanya, yaitu keras di dalam membela sesuatu yang yang
beliau yakini benar, sehingga Umar sangat di takuti dan di segani. Selain itu beliau orang
yang berwibawa. Tentang ilmu yang dimiliki oleh umar sangat luas sehingga Nabi sendiri
yang menyatakannya hal itu.

Keislaman Umar sangat menggencarkan masyarakat pada masanya, karena Umar


adalah orang yang sangat membenci dan menentang ajaran Islam, tetapi Allah
berkehendak lain, Beliau mendapatkan hidayah lewat adiknya Fatimah Binti Khattab,
yang membacakan surat Thaha yang isinya menggetarkan hati Umar, hal inilah yang
menguatkan tekad Umar untuk masuk Islam.6

B. Pengangkatan Umar Sebagi Khalifah


Ketika Abu Bakar r.a menghadapi kematiannya, dia mengangkat Umar sebagai
khalifah setelah bermusyawarah dengan para sahabat senior dan persetujuan mereka
dalam hal ini dilakukan khalifah guna menghindari pertikaian politik antar umat Islam
sendiri. Beliau khawatir kalau pengangkatan itu dilakukan melalui proses pemilihan pada
masanya maka situasinya akan menjadi keruh karena kemungkinan terdapat banyak
kepentingan yang ada diantara mereka yang membuat negara menjadi tidak stabil
sehingga pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Islam akan terhambat. Pada saat
itu pula Umar di bai’at oleh kaum muslimin, dan secara langsung beliau diterima sebagai
khalifah yang resmi yang akan menuntun umat Islam pada masa yang penuh dengan
kemajuan dan akan siap membuka cakrawala di dunia muslim. Beliau diangkat sebagai
khlifah pada tahun 13H/634M.

1
http://mulyanasima.blogspot.com/2013/06/perkembangan-islam-pada-masa-abu-bakar.html
2
http://kota-islam.blogspot.com/2015/02/sejarah-dan-biografi-singkat-abu-bakar.html
3
http://elzaramona.blogspot.com/2015/12/makalah-khalifahabu-bakar-ash-shiddiq.html

7
C. Perjuangan Yang Dilakukan Oleh Umar bin Khattab
A. Di bidang Politik

Ahlul Hall Wal ‘Aqdi

Secara etimologi, ahlul hall wal aqdi adalah lembaga penengah dan pemberi
fatwa.Sedangkan menurut terminologi, adalah wakil-wakil rakyat yang duduk sebagai
anggota majelis syura, yang terdiri dari alim ulama dan kaum cerdik pandai
(cendekiawan) yang menjadi pemimpin-pemimpin rakyat dan dipilih atas mereka.
Dinamakan ahlul hall wal aqdi untuk menekankan wewenang mereka guna
menghapuskan dan membatalkan. Penjelasan tentangnya merupakan deskripsi umum
saja, karena dalam pemerintahan Islam, badan ini belum dapat dilaksanakan .
Anggota dewan ini terpilih karena dua hal yaitu: pertama, mereka yang telah
mengabdi dalam Dunia politik, militer, dan misi Islam, selama 8 sampai dengan 10
tahun. kedua, orang-orang yang terkemuka dalam hal keluasan wawasan dan
dalamnya pengetahuan tentang yurisprudensi dan Al-Quran.
Dalam masa pemerintahannya, Umar telah membentuk lembaga-lembaga yang
disebut juga dengan ahlul hall wal aqdi, di antaranya adalah:

1. Majelis Syura (Dewan Penasihat), ada tiga bentuk :

a. Dewan Penasihat Tinggi, yang terdiri dari para pemuka sahabat yang
terkenal,antara lain Ali, Utsman, Abdurrahman bin Auf, Muadz bin
Jabbal, Ubay bin Kaab,Zaid bin Tsabit, Tolhah dan Zubair.
b. Dewan Penasihat Umum, terdiri dari banyak sahabat (Anshar dan
Muhajirin) dan pemuka berbagai suku, bertugas membahas masalah-
masalah yang menyangkut kepentingan umum.
c. Dewan antara Penasihat Tinggi dan Umum. Beranggotakan para sahabat
(Anshar dan Muhajirin) yang dipilih, hanya membahas masalah-masalah
khusus.
2. Al-Katib (Sekretaris Negara), di antaranya adalah Abdullah bin Arqam.
3. Nidzamul Maly (Departemen Keuangan) mengatur masalah keuangan dengan
pemasukan dari pajak bumi, ghanimah, jizyah, fai’ dan lain-lain.
4. Nidzamul Idary (Departemen Administrasi), bertujuan untuk memudahkan
pelayanan
kepada masyarakat, di antaranya adalah diwanul jund yang bertugas menggaji
pasukan perang dan pegawai pemerintahan.
5. Departemen Kepolisian dan Penjaga yang bertugas memelihara keamanan
dalam negara.
6. Departemen Pendidikan dan lain-lain .
Pada masa Umar, badan-badan tersebut belumlah terbentuk secara resmi, dalam
arti secara de jure belum terbentuk, tapi secara de facto telah dijalankan tugas-

8
tugas badan tersebut. Meskipun demikian, dalam menjalankan roda
pemerintahannya, Umar senantiasa mengajak musyawarah para sahabatnya.
B. Di Bidang Politik
1. Al kharaj
kaum muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu yang didapat
dengan berperang. Umar mengubah peraturan ini, tanah-tanah itu harus tetap
dalam tangan pemiliknya semula, tetapi bertalian dengan ini diadakan pajak tanah
(Al kharaj).
2. Ghanimah
Semua harta rampasan perang (Ghanimah), dimasukkan kedalam Baitul Maal
Sebagai salah satu pemasukan negara untuk membantu rakyat. Ketika itu, peran
diwanul jund, sangat berarti dalam mengelola harta tersebut.
3. Pemerataan zakat
Khalifah Umar bin Khatab juga melakukan pemerataan terhadap rakyatnya dan
meninjau kembali bagian-bagian zakat yang diperuntukkan kepada orang-orang
yang diperjinakan hatinya (al-muallafatu qulubuhum).
C. Dibidang Sosial/Budaya
Buta huruf dan buta ilmu adalah sebuah fenomena yang biasa. Di samping ilmu
pengetahuan, seni bangunan, baik itu bangunan sipil (imarah madaniyah),
bangunan agama (imarah diniyah), ataupun bangunan militer (imarah harbiyah),
mengalami kemajuan yang cukup pesat pula.
Kota-kota gudang ilmu, di antaranya adalah Basrah, Hijaz, Syam, dan Kuffah
seakan menjadi idola ulama dalam menggali keberagaman dan kedalaman ilmu
pengetahuan. Ahli-ahli kebudayaan membagi ilmu Islam menjadi 3 kelompok,
yaitu:
1. Al ulumul islamiyah atau al adabul islamiyah atau al ulumun naqliyah atau al
ulumus syariat yang meliputi ilmu-ilmu Quran, hadis, kebahasaan (lughat), fikih,
dan sejarah (tarikh).
2. Al adabul arabiyah atau al adabul jahiliyah yang meliputi syair dan khitabah
(retorika) yang sebelumnya memang telah ada, tapi mengalami kemajuan pesat
pada masa permulaan Islam.
3. Al ulumul aqliyah yang meliputi psikologi, kedokteran, tehnik, falak, dan
filsafat.
Pada saat itu, para ulama berlomba-lomba menyusun berbagai ilmu pengetahuan
karena:
a. Mereka mengalami kesulitan memahami Al Qur’an
b. Sering terjadi perkosaan terhadap hukum
c. Dibutuhkan dalam istimbath (pengambilan) hukum
d. Kesukaran dalam membaca Al Qur’an.

9
Oleh karena itulah, banyak orang yang berasumsi bahwa kebangkitan Arab masa
itu didorong oleh kebangkitan Islam dalam menyadari pentingnya ilmu
pengetahuan. Apabila ada orang menyebut, “ilmu pengetahuan Arab”, pada masa
permulaan Islam, berarti itu adalah “ilmu pengetahuan Islam”.
D. Wafatnya Khalifah Umar Bun Khattab
Masa pemerintahan Umar bin Khatab berlangsung selama 10 tahun 6 bulan, yaitu
dari tahun 13 H/634M sampai tahun 23H/644M. Beliau wafat pada usia 64 tahun.
Selama masa pemerintahannya oleh Khalifah Umar dimanfaatkan untuk menyebarkan
ajaran Islam dan memperluas kekuasaan ke seluruh semenanjung Arab. Ia meninggal
pada tahun 644M karena ditikam oleh Fairuz (Abu Lukluk), budak Mughirah bin Abu
Sufyan dari perang Nahrrawain yang sebelumnya adalah bangsawan Persia. Sebelum
meninggal, Umar mengangkat Dewan Presidium untuk memilih Khalifah pengganti
dari salah satu anggotanya. Mereka adalah Usman, Ali, Tholhah, Zubair, Saad bin
Abi Waqash dan Abdurrahman bin Auf. Sedangkan anaknya (Abdullah bin Umar),
ikut dalam dewan tersebut, tapi tidak dapat dipilih, hanya memberi pendapat saja.
Akhirnya, Usmanlah yang terpilih setelah terjadi perdebatan yang sengit antar
anggotanya.6

Sejarah Perkembangan Islam


A. Masa Abu Bakar
Abu Bakar merupakan khalifah pertama. Dia menjadi khalifah selama 632-634
M. Pada masa kepemimpinan Abu Bakar yang hanya dua tahun banyak
mengalami tantangan seperti muncul nabi palsu, gerakan kaum munafik dan
murtad, dan oposisi kelompok penentang zakat. Pada saat itu Abu Bakar
disibukkan oleh peperangan melawan kaum-kaum tersebut. Peperangan ini
disebut perang riddah. Dan pada tahun kedua kepemimpinannya, beliau
meneruskan ekspansi wilayah di luar semenanjung Arabia sebagaimana yang
pernah dirintis oleh Nabi Muhammad dan belum mencapai tujuannya.
Ketika Abu Bakar menjadi khalifa, dia tetap mendudukkan para pejabat
(pembantu / gubernur) rasulullah seperti sebelumnya sesuai dengan jabatannya
masing-masing.
Konstribusi Abu Bakar yang paling menonjol bagi peletakan dasr-dasar
kesinambungan peradaban Islam ada dua hal.
1. Mengembalitan kebulatan keyakinan terhadap ajaran Islam,
mengintegrasikan mesyarakat dan politik Islam yang terpusat di Madinah
sebagaimana dahulu pernah diletakkan oleh Nabi.
2. Abu Bakar mengirim kekuatan ke Luar Arabia. Khalid bin Walid
memimpin delegasi ke Iraq dan dapat menguasai daerah Hirah pada 634 M.

10
B. Umar bin Khattab
Program-program yang dijalankan oleh umar bin khattab adalah menruskan
upaya awal yang pernah dirintis oleh Abu bakar, khususnya program pengiriman
pasukan untuk ekspansi wilayah diluar Arabia. Ekspansi pertama dilancarkan ke
ibu kota Syria, Damaskus, Ardan dan hins yang berhasil dikuasai hingga pada 635
M. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Irak, jatuh pada 637 M. dari kota ini
serangan baru dilancarkan kekota Persia, dimana kota Al madain jatuh pada
tahun ini pula. Pada 641 M, Mosul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa
kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan Islam telah meliputi seluruh
semenanjung Arabia, Palestina, Siria, dan Mesir.
Perluasan wilayah di masa ini memang sangat cepat dan dapat dikatakan
berhasil. Pada masa umar, pemerintahan di bagi menjadi delapan provinsi:
Makkah, Madinah, Syiria, Jazirah, Bazrah, Kufah, Palestina dan Mesir.
Ada dua hal besar yang Umar sumbangkan dalam kostribusi kepemimpinan
Umar bin Khattab yaitu:
1. Perluasan dan penguasaan wilayah-wilayah baru diluar semenanjung
Arabia, bahkan telah memasuki sebagian besar wilayah Persia dan Romawi.
Perluasan wilayah biasanya menjadi ukuran pertama bagi kesuksesan suatu
kepemimpinan.
2. Mengadakan dan memperbaiki administrasi pemerintahan yang
sebelumnya tidak dikenal. Salah satu konstribusi umar yang lebih penting bagi
perkembangan peradaban islam adalah penetapan kelender Hijrah bagi kaum
muslimin. Disamping itu, ide pertama kali muncul untuk melakukan pembukuan
mushab al-qur’an adalah dari beliau, meskipun realisasinya yang paling maksimal
pada masa pemerintahan Usman binAffan.7

4https://www.scribd.com/doc/30390221/Islam-Masa-Khalifah-Abu-Bakar
5https://soeharnoismail.wordpress.com/2013/03/04/sejarah-peradaban-islam-masa-abu-bakar-ash-shidiq/
6http://majelispenulis.blogspot.com/2011/05/sejarah-peradaban-islam-masa-umar-bin.html
7http://mulyanasima.blogspot.com/2013/06/perkembangan-islam-pada-masa-abu-bakar.html

11

You might also like