You are on page 1of 2

NAMA : ABDUL HADI

NIM : F220165001
KELAS : III A FARMASI

ABRAHAH DAN TENTARA GAJAH


Menjelang hari kelahiran Nabi Muhammad saw, terjadi sebuah peristiwa besar
yang dikenang oleh semua orang hingga saat ini. Saat itu ada tentara gajah yang
mencoba menyerang dan menghancurkan kakbah dan dipimpin oleh seorang raja dari
Yaman yang bernama Abrahah. Namun akan kuasa Allah swt, kakbah masih tetap
berdiri kokoh hingga saat ini dan ramai di kunjungi oleh umat islam setiap harinya
untuk melakukan ibdah umrah dan haji.
Sejak dahulu kota mekah selalu dipadati oleh manusia untuk melakukan ibadah
haji. Pada saat itu bangsa Quraisy kedudukannya semakin terhormat. Rupanya hal ini
membuat iri seorang raja dari Yaman yang bernama Abrahah. Abrahah kemudian
mendirikan sebuah gereja besar di Shan’a Yaman. Gereja itu menjadi bangunan
termegah di dunia kala itu. Aneka hiasan (emas dan permata) dan karya seni bernilai
tinggi membuat gereja ini terlihat sangat indah.
Abrahah berusaha mengalihkan orang-orang dari Mekah ke Yaman. Rupanya hal
ini didengar oleh orang-orang dari bani Kinanah (Arab). Setelah mendengar kabar ini
orang-orang dari bani Kinanah pergi diam-diam pada malam hari ke Yaman. Mereka,
mengotori seluruh gereja sehingga membuat Abrahah sangat marah. Karena amarahnya
Abrahah ingin membalas mereka dengan menghancurkan Kakbah. Maka disiapkannya
tentara gajah untuk merobohkan Kakbah dengan cara mengikatkan tali pada tiang-tiang
Kakbah dan ditarinya tali-tali itu dengan gajah sehingga bangunan Kakbah roboh dalam
satu tarikan.
Pada saat itu orang arab tidak ada persiapan untuk melawan Abrahah dan
pasukannya. Kekuatan mereka tak sebanding dengan pasukan Abrahah. Namun, mereka
harus tetap melindungi Masjidil Haram. Pasukan pertama dipimpin oleh Dzu Nafar
kepala kabilah Arab. Namun, mereka alah dan Dzu Nafar pun di tawan.
Sesampainya Abrahah dan pasukannya di daerah Khots’an di sambut dengan
perlawanan Nufail bin Habieb Al Khot’amy dan bangsa Arab yang ada di sana. Lagi-lagi
mereka kalah, dan Nufail di tawan.
Abrahah dan pasukannya makin leluasa berjalan menuju Mekah. Dalam
perjalanan, mereka juga merampas ternak orang Arab di antaranya adalah 200 unta
milik Abdul Muthalib, tokoh di mekah yang memelihara Kakbah. Abdul Muthalib lantas
menemui Abrahah dan meminta untuk mengembalikan unta-unta miliknya.
Abrahah pun mengembalikan unta-unta milik Abdul Muthalib akan tetapi
dengan syarat dia harus menyerahkan Kakbah kepadanya. Abdul Muthalib menolak
karena Kakbah bukanlah miliknya melainkan milik Allah swt.
Sementara itu, Abdul Muthalib lalu meminta semua orang untuk mengosongkan
kota Mekah. Maka, penduduk pun menuju puncak-puncak gunung, menyingkir dari
pasukan-pasukan Abrahah yang zalim.
Abrahah memimpin pasukan, dengan menunggangi gajah yang berukuran paling
besar yang di beri nama Mahmud. Ketika mereka sampai di Lembah Mahsir, tiba-tiba
gajahnya berhenti dan duduk. Gajah itu tidak mau bila di suruh berjalan ke arah Mekah.
Akan tetapi bila di suruh berjalan ke arah lain gajah itu mau maju dan berlari kecil.
Lalu Allah memerintahkan burung yang datang kelompok demi kelompok.
Burung-burung tersebut membawa batu untuk mempertahankan Kakbah. Batu itu
berasal dari batu-batu yang di bakar. Para burung yang membawa batu di paruh dan
kedua cakarnya melemparkan batu-batu tersebut ke arah pasukan gajah Abrahah.
Hingga mereka hancur seperti daun-daun yang di makan ulat, atau diinjak-injak oleh
hewan.
Begitulah kisah para tentara gajah yang tertulis dalam firman-Nya ;
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak
terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk
menghancurkan Kakbah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang
berbondong-bondong, yang melempari mereka berasal dengan batu (berasal) dari
tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan
(ulat).” (QS Al-Fil (105): 1-5).

You might also like