Menjelang hari kelahiran Nabi Muhammad saw, terjadi sebuah peristiwa besar yang dikenang oleh semua orang hingga saat ini. Saat itu ada tentara gajah yang mencoba menyerang dan menghancurkan kakbah dan dipimpin oleh seorang raja dari Yaman yang bernama Abrahah. Namun akan kuasa Allah swt, kakbah masih tetap berdiri kokoh hingga saat ini dan ramai di kunjungi oleh umat islam setiap harinya untuk melakukan ibdah umrah dan haji. Sejak dahulu kota mekah selalu dipadati oleh manusia untuk melakukan ibadah haji. Pada saat itu bangsa Quraisy kedudukannya semakin terhormat. Rupanya hal ini membuat iri seorang raja dari Yaman yang bernama Abrahah. Abrahah kemudian mendirikan sebuah gereja besar di Shan’a Yaman. Gereja itu menjadi bangunan termegah di dunia kala itu. Aneka hiasan (emas dan permata) dan karya seni bernilai tinggi membuat gereja ini terlihat sangat indah. Abrahah berusaha mengalihkan orang-orang dari Mekah ke Yaman. Rupanya hal ini didengar oleh orang-orang dari bani Kinanah (Arab). Setelah mendengar kabar ini orang-orang dari bani Kinanah pergi diam-diam pada malam hari ke Yaman. Mereka, mengotori seluruh gereja sehingga membuat Abrahah sangat marah. Karena amarahnya Abrahah ingin membalas mereka dengan menghancurkan Kakbah. Maka disiapkannya tentara gajah untuk merobohkan Kakbah dengan cara mengikatkan tali pada tiang-tiang Kakbah dan ditarinya tali-tali itu dengan gajah sehingga bangunan Kakbah roboh dalam satu tarikan. Pada saat itu orang arab tidak ada persiapan untuk melawan Abrahah dan pasukannya. Kekuatan mereka tak sebanding dengan pasukan Abrahah. Namun, mereka harus tetap melindungi Masjidil Haram. Pasukan pertama dipimpin oleh Dzu Nafar kepala kabilah Arab. Namun, mereka alah dan Dzu Nafar pun di tawan. Sesampainya Abrahah dan pasukannya di daerah Khots’an di sambut dengan perlawanan Nufail bin Habieb Al Khot’amy dan bangsa Arab yang ada di sana. Lagi-lagi mereka kalah, dan Nufail di tawan. Abrahah dan pasukannya makin leluasa berjalan menuju Mekah. Dalam perjalanan, mereka juga merampas ternak orang Arab di antaranya adalah 200 unta milik Abdul Muthalib, tokoh di mekah yang memelihara Kakbah. Abdul Muthalib lantas menemui Abrahah dan meminta untuk mengembalikan unta-unta miliknya. Abrahah pun mengembalikan unta-unta milik Abdul Muthalib akan tetapi dengan syarat dia harus menyerahkan Kakbah kepadanya. Abdul Muthalib menolak karena Kakbah bukanlah miliknya melainkan milik Allah swt. Sementara itu, Abdul Muthalib lalu meminta semua orang untuk mengosongkan kota Mekah. Maka, penduduk pun menuju puncak-puncak gunung, menyingkir dari pasukan-pasukan Abrahah yang zalim. Abrahah memimpin pasukan, dengan menunggangi gajah yang berukuran paling besar yang di beri nama Mahmud. Ketika mereka sampai di Lembah Mahsir, tiba-tiba gajahnya berhenti dan duduk. Gajah itu tidak mau bila di suruh berjalan ke arah Mekah. Akan tetapi bila di suruh berjalan ke arah lain gajah itu mau maju dan berlari kecil. Lalu Allah memerintahkan burung yang datang kelompok demi kelompok. Burung-burung tersebut membawa batu untuk mempertahankan Kakbah. Batu itu berasal dari batu-batu yang di bakar. Para burung yang membawa batu di paruh dan kedua cakarnya melemparkan batu-batu tersebut ke arah pasukan gajah Abrahah. Hingga mereka hancur seperti daun-daun yang di makan ulat, atau diinjak-injak oleh hewan. Begitulah kisah para tentara gajah yang tertulis dalam firman-Nya ; “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kakbah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka berasal dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).” (QS Al-Fil (105): 1-5).