You are on page 1of 3

UJI GULA

Gula adalah suatu karbohidrat sederhana karena dapat larut dalam air dan langsung
diserap tubuh untuk diubah menjadi energy (Darwin, 2013). Gula merupakan senyawa yang
molekulnya lebih sederhana atau bisa disebut sebagai glukosa. Monosakarida dan beberapa
disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai
reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis
kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas
dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion ion logam misalnya ion
Cu 2+ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu. Perekasi Fehling adalah
oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali aldehida. Pereaksi
Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A adalah larutan
CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium
tartrat.

Pereaksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga


diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat
sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi
ini ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai
Cu2O. Dengan larutan glukosa 1%, pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata,
sedangkan apabila digunakan larutan yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%,
endapan yang terjadi berwarna hijau kekuningan (Poedjiadi.A, 2006).

Berdasarkan analisis data dari uji gula pada bahan segar ini keseluruhan bahan uji
buah pear, tomat, jambu, bunga turi, alpukat, jeruk, mangga, papaya, dan wortel ini semuanya
positif mengandung gula. Hal ini sesuai dengan teori dimana dengan larutan glukosa 1%,
pereaksi Fehling menghasilkan endapan merah bata, sedangkan apabila digunakan larutan
yang lebih encer misalnya larutan glukosa 0,1%, endapan yang terjadi berwarna hijau
kekuningan (Poedjiadi.A, 2006). Dari hasil praktikum ini sesuai dengan teori terebut yang
mana setelah diberi pereaksi fheling ini ada yang menghasilkan endapan merah bata da nada
juga yang jingga sehingga keeluruhan bahan positif mengandung gula.

UJI VITAMIN C
Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air. Vitamin C
bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan
antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan elektron ke
enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor untuk prolil
dan lisil hidroksilase dalam biosintesis kolagen. (Dewoto 2007).

Vitamin ini dapat ditemukan di buah citrus, tomat, sayuran berwarna hijau, dan
kentang. Vitamin ini digunakan dalam metabolisme karbohidrat dan sintesis protein, lipid,
dan kolagen. Vitamin C juga dibutuhkan oleh endotel kapiler dan perbaikan jaringan. Vitamin
C bermanfaat dalam absorpsi zat besi dan metabolisme asam folat. (Kamiensky, Keogh
2006).

Pada uji vitamin C menggunakan reagen fehling A dan B untuk mengidentifikasi


adanya vitamin C pada buah dan sayur. Pengamatan tersebut dilakukan dengan mengamati
warna awal dari air perasan buah dan sayur yang dibandingkan dengan warna akhir setelah
bereaksi dengan reagen Fehling A dan B. Fehling A adalah larutan CuSO4, sedangkan
Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling
dibuat dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang
berwarna biru tua. Vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol
sehingga mampu mereduksi pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks.
Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO. Dalam pereaksi ini ion Cu2+ direduksi
menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O yang berwarna
merah, kuning atau hijau kekuningan (Poedjiadi, 2006)

Menurut Almatsier, S. (2009) Gradasi warna yang menjadi penentu tinggi rendahnya
(banyak/sedikit) kadar vitamin C dalam suatu bahan yang diuji yaitu adanya warna biru
menunjukan kadar vitamin C dalam jumlah tinggi, sedangkan warna hijau
mengidentifikasikan kadar vitamin C yang tidak terlalu tinggi.

Berdasarkan hasil analisi data uji vitamin C pada buah dan sayur dengan bahan buah
pear, tomat, jambu, bunga turi, alpukat, jeruk, mangga, papaya, dan wortel ini hampir
seluruhnya positif mengangung vitamin C. hal ini sesuai dengan teori, dimana setelah bahan
uji sudah bereaksi dengan bahan pereaksi fheling A dan fheling B ini menghasilkan warna
biru da nada yang hijau kebiruan maupun biru kehijauan. Dalam analisi pada bunga turi dan
manga ini menunjukkan bahwa hasilnya negative (tidak mengandung vitamin C), padahal
dalam DKBM pada bunga turi ini mengandung 41,0%, sedangkan pada manga 6,0%.
Menurut saya pada bunga turi ini terdapat kesalahan dalam menganalisa karena terjadinya
perubahan warna dari hijau bening ke biru, dalam literature menunjukkan bahwa adanya
warna biru menunjukkan bahwa adanya vitamin C. sedangkan pada manga ini tidak
terjadinya perubahan warna, dimungkinkan kesalahan pada praktikan dalam pembuatan
bahan segarnya sehingga tidak dapat bereaksi dengan pereaksi fheling A dan fheling B.

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Darwin, P. 2013. Menikmat Gula Tanpa Rasa Takut. Perpustakaan Nasional: Sinar Ilmu.

Dewoto HR 2007. Vitamin dan Mineral. dalam Farmakologi dan Terapi edisi kelima.Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Percetakan Gaya Baru,
Jakarta.p.769-92.

Kamiensky M, Keogh J 2006. Vitamins and Minerals.In: Pharmacology Demystified.Mc.GrawHill


Companies Inc., USA.p.137-54.

Poedjiadi, A. 2006. Dasar – Dasar Biokimia. Edisi Revisi. Jakarta: UI - Press.

You might also like