You are on page 1of 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/319006445

DISTRIBUTION AND NESTING HABITAT STATUS OF LEATHERBACK TURTLE


(Dermochelys coriacea) IN INDONESIA

Article · December 2016

CITATIONS READS

0 120

2 authors:

Maslim M. Achmad Farajallah


Wildlife Conservation Society-Indonesia Bogor Agricultural University
4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    69 PUBLICATIONS   320 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Variation and evolution of Mx gene based on history of breeding and selection program View project

Genome feature of Indonesian native chickens and junglefowls View project

All content following this page was uploaded by Maslim M. on 09 August 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Zoo Indonesia 2016 25(2): 160-164
Distribusi dan Status Habitat Peneluran Penyu Belimbing (Dermochelys coreacea) di Indonesia

Komunikasi Pendek

DISTRIBUSI DAN STATUS HABITAT PENELURAN


PENYU BELIMBING (Dermochelys coreacea) DI INDONESIA

DISTRIBUTION AND NESTING HABITAT STATUS OF


LEATHERBACK TURTLE (Dermochelys coriacea) IN INDONESIA

Maslim1 dan Achmad Farajallah2


1
Wildlife Conservation Society Indonesia Program
Jl. Tampomas No 35, Bogor, Jawa Barat
2
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Pertanian Bogor, Bogor, Jawa Barat
e-mail: mmaslim@wcs.org

(diterima Desember 2015, direvisi Juli 2016, disetujui Oktober 2016)

ABSTRACT
Leatherback turtle (Dermochelys coriacea) is one of six species of sea turtles found in Indonesia. The aim of this study is
to compile distribution and status of nesting habitats of the leatherback turtle (Dermochelys coriacea) in Indonesia. Previ-
ously, the nesting habitats of leatherback turtles have been recorded in 19 beaches; Aceh, North Sumatra, East Java and
West Papua. Among of those 19 nesting beaches, 9 beaches have been officially protected. This study documenting data
of the nesting population that only from Sumatera (Panga and Lhoknga) and West Papua (Jamursba Medi and Warmon),
and failed to obtained the data from other localities.
ABSTRAK
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea) merupakan satu dari enam jenis penyu yang ditemukan di Indonesia. Kajian ini
bertujuan mengkompilasi data distribusi dan status habitat peneluran populasi penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
di Indonesia. Habitat peneluran penyu belimbing di Indonesia yang telah tercatat terdistribusi di 19 pantai peneluran
yang ada di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Papua Barat. Dari 19 pantai peneluran tersebut, hanya 9 yang sta-
tusnya dilindungi secara resmi oleh pemerintah. Dalam konteks jumlah populasi, pada penelitian ini data hanya tersedia
dari habitat peneluran di Sumatera (Panga dan Lhoknga) dan Papua Barat (Jamursba Medi dan Warmon).

PENDAHULUAN belimbing di Indonesia telah banyak


Indonesia menjadi salah satu habitat dilaporkan sejak dulu. Baik dalam bentuk kar-
bertelur penyu belimbing. Salah satu pantai ya ilmiah, laporan proyek, laporan pemerintah
yang menjadi pusat peneluran di Indonesia (Dinas Kelautan dan Perikanan, Balai Kon-
adalah di wilayah utara kepala burung Papua servasi Sumberdaya Alam), maupun kelompok
(Hitipeuw et al. 2007, Tapilatu et al. 2013). masyarakat. Laporan-laporan tersebut belum
Kawasan ini merupakan pusat peneluran penyu terakumulasi menjadi satu. Tujuan dalam
belimbing di pasifik barat (Mangubhai et al. kajian ini adalah mengkompilasi data distribusi
2012, Tapilatu et al. 2013). Selain di Papua, habitat peneluran penyu belimbing
beberapa daerah di Indonesia tercatat pernah (Dermochelys coriacea) dan mengetahui status
menjadi habitat peneluran benyu belimbing habitat pantai peneluran populasi penyu
seperti di Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara belimbing di Indonesia.
Barat, Bali, Jawa Timur, dan Jawa Barat
(Adnyana 2006). METODE
Laporan terkait keberadaan penyu Data yang ditelaah dalam kajian ini

160
Distribusi dan Status Habitat Peneluran Penyu Belimbing (Dermochelys coreacea) di Indonesia
Maslim dan Achmad Farajallah

merupakan data laporan, baik data dalam pantai peneluran penyu belimbing di Indonesia
laporan ilmiah (jurnal, buku), laporan yang telah tercatat adalah 19 pantai (Tabel 1).
pemerintahan maupun laporan proyek yang te-
lah dilakukan oleh kelompok masyarakat. FREKUENSI SARANG PENYU BELIMB-
Pengumpulan data dilakukan pada Maret – Sep- ING DI BEBERAPA LOKASI PENE-
tember 2015. Data yang terkumpul selanjutnya LURAN
ditabulasi dalam bentuk tabel dan diter- Beberapa pantai seperti pantai Jamurs-
jemahkan ke dalam peta sebaran habitat pene- ba Medi dan Warmon di Papua telah dilakukan
luran dengan menggunakan software quantum monitoring secara rutin sejak tahun 1981 sam-
gis (QGIS Development Team 2014). pai sekarang (Hitipeuw et al. 2007, Tapilatu et

Gambar 1. Pantai peneluran penyu belimbing di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN al. 2017). Beberapa daerah baru di Sumatera


DISTRIBUSI PANTAI PENELURAN juga sudah mulai dilakukan monitoring dan
PENYU BELIMBING pendataan secara rutin seperti di pantai Lhok-
Hasil kajian menunjukkan bahwa pantai nga dan Lampuuk Aceh Besar dan pantai di
peneluran penyu belimbing terbesar di Indone- panga Aceh Jaya sejak tahun 2012 sampai
sia adalah di kawasan Jamursba Medi dan War- sekarang (KuALA 2014).
mon Papua Barat (Hitipeuw et al. 2007, Tapila-
tu et al. 2013). Pulau Sumatera juga menjadi STATUS POPULASI DAN PANTAI PENE-
daerah peneluran spesies ini (Dutton et al. LURAN
1999). Beberapa diantaranya adalah Bengkulu, Status populasi penyu belimbing di In-
Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh donesia memiliki 3 kategori berdasarkan ban-
(Stringell et al. 2000, Adnyana 2006). Total yaknya sarang yang ditemukan dan intensitas

161
Zoo Indonesia 2016 25(2): 160-164
Distribusi dan Status Habitat Peneluran Penyu Belimbing (Dermochelys coreacea) di Indonesia

Tabel 1. Lokasi pantai peneluran penyu belimbing di Indonesia

Provinsi Kabupaten Kecamatan Pantai Status Sumber Keterangan


Aceh Aceh Besar Lhoknga Lhoknga KKPD1 Survei Lang- Masih Aktif
sung
Lampuuk
Lange
Pulo Aceh Tidak BKSDA2 Masih aktif
Gugop dilindungi
Alue Raya
Aceh Jaya Panga Keude pan- Dalam Survei Lang- Masih Aktif
ga rancangan sung
Kuta Tuha KKPD
Alue Piet
Aceh Singkil Pulau Ban- Bengkaru TWA3 Pulau Yayasan Masih Aktif
yak Barat Banyak Pulau Ban-
yak
Sumatera Tapanuli Muara Ba- Tidak dilin- CI4 Indone- Masih Aktif
Muara opu
Utara Selatan tang Toru dungi sia
Sumatera Mentawai Siberut Pulau KKPD Pusat Data Laporan
Barat selatan Nyang- dan Informa- terakhir
nyang si Penyu 2010
Pulau Universtias
Buasak Bung Hatta5
Pulau
Masilok
Siberut Pulau Ro-
Barat Daya niki
Bengkulu Muko-muko Sungai TWA Air BKSDA Laporan
Rumbai Air Hitam Hitam terakhir
2008
Jawa Timur Banyuwangi Pesang- TN6 Meru BKSDA Masih aktif
garan Sukamade Betiri
Banyuwangi Purwoharjo TN Alas
dan Tegald- Alas Purwo Purwo
limo
Kalimantan Sambas Sajingan TWA Tan- BKSDA Laporan
Tanjung
Barat Besar jung Belimb- terakhir
Belimbing
ing 2012
Papua Barat Sorong Abun Jamursba- KKPD WWF7 Indo- Masih Aktif
Medi nesia
Warmon
Raja Ampat Waigeo Dutton et al Masih Aktif
Raja Ampat
Timur 2007
Manokwari Kaironi Mubrani- Tidak dilin-
Kaironi dungi
Sidey Sidey
Tanjung Tanjung
Wibain Wibain
Tapilatu & Masih aktif
Papua Kepulauan Yapen Pulau Ballamu
Yapen Utara Yapen 2016

Keterangan: 1Kawasan Konservasi Laut Daerah, 2Balai Konservasi Sumberdaya Alam, 3Taman Wisata Alam, 4Conser-
vation International, 5Pusat Data dan Informasi Penyu Universtias Bung Hatta, 6 Taman Nasional, 7World
Wide Fund for Nature

162
Distribusi dan Status Habitat Peneluran Penyu Belimbing (Dermochelys coreacea) di Indonesia
Maslim dan Achmad Farajallah

(a)
Gambar 2. Frekuensi sarang penyu belimbing
perbulan di Jamursba Medi (2005-
2011) dan Wermon (2004-2011)
(Sumber: Tapilatu et al. 2013)

peneluran yang dilaporkan di pantai peneluran.


Populasi besar adalah intensitas peneluran
(b)
yang tinggi, populasi sedang adalah intensitas
Gambar 3. Frekuensi sarang penyu belimb-
peneluran yang kecil namun masih rutin di
ing di pantai (a) Aceh Jaya, (b)
kunjungi dan populasi yang kecil adalah in- Aceh Besar (Sumber: KuALA
2014)
tensitas peneluran yang jarang.
Dari 19 pantai peneluran penyu belimb- Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya data

ing yang telah tercatat di Indonesia, hanya 9 terhadap penyu belimbing di Indonesia, khu-

pantai yang statusnya telah dilindungi, se- susnya di Sumatera dan Jawa.

dangkan 10 pantai lainnya belum dilindungi


(Tabel 1). Sekitar 47,36% pantai peneluran KESIMPULAN

yang telah dilindungi sedangkan sisanya masih Indonesia memiliki 19 pantai pene-

belum dilindungi dan menghadapi ancaman luran penyu belimbing yang tercatat sampai

perburuan telur penyu yang sangat tinggi. saat ini, namun dari 19 pantai peneluran hanya

Gambar 5. Status populasi penyu belimbing di Indonesia.

163
Zoo Indonesia 2016 25(2): 160-164
Distribusi dan Status Habitat Peneluran Penyu Belimbing (Dermochelys coreacea) di Indonesia

9 pantai yang dilindungi secara resmi. Popu- movement of leatherback turtles,


Dermochelys coriacea, nesting on the
lasi di pantai peneluran Jamurba Medi dan Northwest coast of Papua, Indonesia.
Warmon Papua merupakan pusat peneluran Chelonian Conservation and Biology,
6(1), 28–36.
terbesar di Indonesia. Pantai-pantai peneluran
KuALA. (2014). Kajian pelestarian penyu di
di Sumatera seperti di Aceh Besar, Aceh Jaya, Kabupaten Aceh Besar. Laporan.
Aceh.
Pulau Banyak dan Muara Opu menjadi tempat
Mangubhai, S., Erdmann, M. V., Wilson, J.
peneluran yang termasuk kategori sedang dan R., Huffard, C. L., Ballamu, F., Hi-
dayat, N. I., Hitipeuw, C., Lazuardi,
perlu dilakukan pendataan yang lebih baik.
M. E., Muhajir, Pada D., Purba, G.,
Rotinsulu, C., Rumetna, L., Sumo-
lang, K., & Wen, W. (2012). Papuan
UCAPAN TERIMAKASIH
Bird’s Head Seascape: emerging
Ucapan terimakasih kami kepada threats and challenges in The global
center of marine biodiversity. Marine
BKSDA Seluruh Indonesia yang telah berke-
Pollution Bulletin, 64, 2279–2295.
nan memberikan data terkait penyebaran QGIS Development Team. (2014). QGIS Geo-
graphic Information System. Open
penyu belimbing. Ucapa terimakasih juga
Source Geospatial Foundation Project.
kepada WWF Indonesia dan Hafiandri Da- http://www.qgis.org/
Stringell, T. B., Bangkaru, M., Steeman, A.
manhuri atas saran dan informasinya selama
P.J.M., & Bateman, L. (2000). Green
pengumpulan data dilakukan. Turtle Nesting at Pulau Banyak
(Sumatra, Indonesia). Marine Turtle
Newsletter 90, 6-8.
DAFTAR PUSTAKA Tapilatu, R. F., Wona, H. Batubara, P. P.
Adnyana, I. B. W. (2006). Status of leather- (2017). Status of sea turtle popula-
back turtles in Indonesia. IOSEA Ma- tions and its conservation at Bird’s
rine Turtle MoU. Bangkok. 13p Head Seascape, Western Papua, Indo-
Dutton, P. H., Bowen, B. W., Owens, D. W., nesia. BIODIVERSITAS 18(1), 129-
Barragan, A., & Davis, S.K. (1999). 136.
Global phylogeography of leatherback Tapilatu, R. F., & Ballamu, F. (2016). Revi-
turtle (Dermochelys coriacea). Jour- talizing Sea Turtle Conservation in
nal of Zoological London. 248, 397- North of Waigeo Island, Raja Ampat
09. Papua Barat Province – INDONESIA.
Dutton, P. H., Hitipeuw, C., Zein, M., Ben- 36th International Sea Turtle Sympo-
son, S.R., Petro, G., Pita, J., Rei, V., sium
Ambio, L., & Bakarsbessy, J. (2007). Tapilatu, R. F., Dutton, P. H., Tiwari, M.,
Status and genetic structure of nesting Wibbels, T., Ferdinandus, H. V.,
populations of leatherback turtles Iwanggin, W. G., & Nugroho, B. H.
(Dermochelys coriacea) in the West- (2013). Long-term decline of the
ern Pacific. Chelonian Conservation western Pacific leatherback, Dermo-
and Biology, 6(1), 47–53. chelys coriacea: a globally important
Hitipeuw, C., Dutton, P. H., Benson, S. R., sea turtle population. Ecosphere 4
Thebu, J., & Bakarsbessy, J. (2007). (2),25. http://dx.doi.org/10.1890/ES12
Population status and internesting -00348.1

164

View publication stats

You might also like