You are on page 1of 7

Analisis kualitas rumput laut Gracilaria gigas .....

(Farah Diana)

ANALISIS KUALITAS RUMPUT LAUT Gracilaria gigas


YANG DIBUDIDAYA PADA HABITAT LAUT DAN TAMBAK,
NUSA TENGGARA BARAT

Farah Diana *) , Kukuh Nirmala**) , dan Dinar Tri Soelistyowati **)


*)
Universitas Teuku Umar
Jl. Kampus Alue Peunyareng Meulaboh, Aceh Barat 23615
E-mail: farahdiana-d@yahoo.com
**)
Institut Pertanian Bogor
Jl. Agatis, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

(Naskah diterima: 28 Mei 2013; Disetujui publikasi: 6 Januari 2014)

ABSTRAK

Gracilaria gigas merupakan tumbuhan tingkat rendah yang berasal dari laut dan
umumnya dibudidaya di tambak. Pengembangan budidaya rumput laut di tambak
bertujuan memperluas kawasan produksi dengan produktivitas yang tinggi, kualitas
rumput laut dan agar yang berbeda dengan di laut. Budidaya Gracilaria gigas di
tambak dilakukan di Sekotong, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dengan meng-
gunakan metode broadcast dengan luas area budidaya 1.500 m2. Sedangkan budidaya
di laut dilakukan di Teluk Gerupuk, Lombok Tengah dengan metode long line dengan
luas area budidaya 1.250 m2. Parameter yang diukur meliputi performa dan kualitas
rumput laut, serta kualitas air. Parameter kualitas air yang diukur adalah: suhu, salinitas,
pH, NO3-N, NO2-N, NH3-N, PO4-P, dan kecerahan yang diambil pada hari ke-0, 10, 20, dan
30. Rata-rata produktivitas Gracilaria gigas di laut lebih tinggi 12,72% daripada di
tambak. Sebaliknya rendemen agar dan kekuatan gel Gracilaria gigas hasil budidaya
di tambak hampir tiga kali lipat lebih tinggi daripada di laut dan berkorelasi positif
dengan kandungan N perairan dan indeks percabangan. Kualitas rumput laut berhu-
bungan erat dengan suhu, DO, PO4-P, dan NH3-N terlarut dalam air. Tingginya rendemen
agar dan kekuatan gel di tambak disebabkan oleh banyaknya kandungan nutrien dan
unsur hara, sedangkan tingginya produktivitas hasil budidaya Gracilaria gigas di laut
disebabkan oleh adanya respons struktural dan tekanan turgor pada rumput laut.

KATA KUNCI: budidaya, kualitas, produktivitas, Gracilaria gigas

ABSTRACT: Seaweed quality analysis of Gracilaria gigas which cultivated


in ponds and seashore habitats, West Nusa Tenggara. By:
Farah Diana, Kukuh Nirmala, and Dinar Tri Soelistyowati

Seaweed Gracilaria gigas produces agarofit which is naturally found in the sea and
commonly cultivated in ponds, the purpose of this study was to compare the quality
of G. gigas which was cultivated in the pond and the sea. The cultivation of G. gigas
in ponds was held in Sekotong, West Lombok by broadcast method in 1,500 m2 planting
area. While cultivation in the sea was held in Gerupuk Bay, Central Lombok by long line
method in the areas of 1,250 m2. The water quality parameters such as temperature,
salinity, pH, NO3-N, NO2-N, NH3-N, PO4-P, and transparency were measured on -0, 10,
20, and 30 day of culture. The average productivity of G. gigas in sea was 12.72%
higher than that in the ponds. The rendemen of agar and gel strength of G. gigas
that was cultivated in ponds almost reached 3 fold higher than those in the sea, and
correlated positively with the amount of N content in water and branching index.

59
J. Ris. Akuakultur Vol. 9 No. 1 Tahun 2014: 59-65

Quality of seaweed was highly correlated with temperature, DO, PO4-P, and NH3-N.
High level of agar rendemen and gel strength in pond was influenced by the availability
of nutrient in the pond while the productivity of G. gigas yield in the sea was influenced
by the structural response and turgor pressure of the seaweed.

KEYWORDS: seaweed cultivated, seaweed quality, productivity, Gracilaria


gigas

PENDAHULUAN harapkan budidaya Gracilaria di laut dapat


menghasilkan rumput laut yang lebih ber-
Rumput laut merupakan tumbuhan tingkat kualitas. Terkait habitat asli dari rumput laut
rendah yang secara morfologi terdiri atas ta- sendiri adalah di laut, maka penelitian ini
lus (batang) yang bercabang-cabang (tanpa dilakukan untuk mengkaji perbedaan performa
akar), dan hidup pada substrat di dasar laut budidaya rumput laut Gracilaria gigas di laut
dengan kedalaman yang masih dapat dicapai dan di tambak baik dari segi produktivitas,
oleh cahaya matahari. Gracilaria merupakan kualitas maupun kuantitas.
salah satu spesies rumput laut yang sudah
banyak dibudidayakan. Spesies ini diproduksi BAHAN DAN METODE
karena tergolong dalam kelompok rumput laut
penghasil agar (agarofit). Salah satu keung- Bibit rumput laut yang digunakan dalam
gulan dari pigmen coklat pada Gracilaria penelitian ini adalah jenis Gracilaria gigas dari
gigas mampu menyerap intensitas cahaya Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Budidaya
matahari dalam kondisi kekeruhan tinggi dilakukan di laut dan di tambak. Budidaya rum-
(Durairatnam et al., 1990). put laut di laut menggunakan metode long line
dengan unit budidaya 25 m x 50 m, sedangkan
Menurut McHugh (2003), pada era awal budidaya di tambak dengan metode broad-
industri agar di negara Chili, Gracilaria hanya cast. Budidaya berlangsung selama satu siklus
diambil dan dikumpulkan dari alam untuk dengan masa pemeliharaan 30 hari sesuai
mendukung suplai Gelidium yang menjadi kebiasaan masyarakat pembudidaya rumput
penghasil utama agar. Meningkatnya kebu- laut di lokasi tersebut. Selama penelitian di-
tuhan bahan baku industri tidak dapat dipenuhi lakukan pengujian terhadap sampel air laut
oleh produksi spesies Gelidium. Oleh karena dan tambak dari lokasi budidaya yang diambil
itu, teknik budidaya Gracilaria mulai dikem- pada hari ke-0, 10, 20, dan 30. Parameter uji
bangkan baik di tambak maupun di laut. Teknik yang diamati selama penelitian meliputi
budidaya tersebut yang kemudian tersebar ke kualitas rumput laut (rendemen agar, Clean
berbagai negara seperti Korea, Cina, Namibia, Anhydrous Weed (CAW), kadar air, serat kasar,
Filipina, Indonesia, dan Vietnam. dan kadar abu), agar (viskositas, kekuatan gel,
Teknologi budidaya Gracilaria yang telah derajat putih, titik jendal, titik leleh, dan kadar
berkembang di Indonesia tergolong masih sulfat), produktivitas rumput laut Gracilaria
sederhana. Bibit rumput laut ditanam dengan gigas, indeks percabangan (branching index),
cara ditebar merata pada area tambak. Budi- jumlah talus sekunder (JTS), jumlah talus tersier
daya Gracilaria dilakukan baik secara mono- (JTT), dan jumlah total talus (JT) rumput laut,
kultur, polikultur maupun dengan metode serta kualitas perairan lokasi budidaya.
budidaya multitrofik terintegrasi bersama Seluruh data dianalisis menggunakan uji
dengan komoditas budidaya lainnya, seperti nilai tengah statistika deskriptif (t-test).
ikan, udang, dan kekerangan (Xin, 1988). Hubungan parameter kualitas air dan indeks
Menurut Zatnika (1997), di Indonesia percabangan dianalisis dengan menggunakan
Gracilaria merupakan spesies utama yang metode cluster analysis dan analisis kompo-
dibudidayakan sebagai komoditas penghasil nen utama (principal component analysis).
agar. Namun produksi Gracilaria dari hasil HASIL DAN BAHASAN
budidaya di tambak belum dapat memenuhi
kebutuhan pasar. Salah satu upaya untuk me- Performa Rumput Laut
ningkatkan produksi adalah dengan cara
mengembangkan budidaya Gracilaria di laut. Produktivitas Gracilaria gigas yang di-
Selain untuk meningkatkan produksi, di- budidaya di laut tiga kali lipat lebih tinggi

60
Analisis kualitas rumput laut Gracilaria gigas ..... (Farah Diana)

(12,72%) dibandingkan dengan yang budidaya Kualitas Rumput Laut


di tambak (Gambar 1). Menurut Kadi & Atmadja
(1988), budidaya Gracilaria gigas di laut ter- Kualitas rumput laut tidak hanya di-
jadi pembesaran sel akibat adanya tekanan pengaruhi oleh teknik budidaya, tetapi juga
pasang surut dan arus, dan menurut Dawes dipengaruhi oleh umur tanam dan kondisi
(1981), di laut terjadi respons struktural pada perairan (McHugh, 2003). Rumput laut dika-
alga terhadap cahaya yang mengakibatkan takan bermutu jika rendemen agarnya tinggi.
perbedaan morfologi, reproduksi, fisiologi, Rendemen agar pada Gracilaria gigas yang
dan sitoplasmik sehingga pertumbuhan me- dibudidayakan di tambak hampir tiga kali lipat
manjang dan sel membesar maka tekanan lebih tinggi (18,53%) dibandingkan di laut
turgor di dalam sel akan mudah masuk dan (Gambar 2). Menurut FAO (1987), tinggi ren-
menyebabkan talus sekunder yang dibudi- dahnya rendemen agar dipengaruhi oleh
dayakan di laut juga lebih tinggi (36,20%). spesies rumput laut, iklim, dan usia panen.
Sedangkan di tambak pertumbuhan lebih ke Berdasarkan BSN (1998) rumput laut Gracilaria
arah reproduktif (membangun sel baru menja- gigas dikatakan baik jika kandungan agarnya
di individu baru dengan memperbanyak sel lebih dari 25%. Agar merupakan polisakarida
generatif). Dawes et al. (1981) menyatakan yang terakumulasi dalam dinding sel rumput
budidaya rumput laut Gracilaria gigas pada laut penghasil agar yang dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan yang berbeda akan meng- musim (Armisen & Galatas, 2000). Kualitas
hasilkan produktivitas yang berbeda. rumput laut menurun, bila kadar abu terlalu
tinggi. Kadar abu yang dikatakan baik tidak
Jumlah talus pada Gracilaria gigas yang
melebihi dari 40% yang telah distandarkan oleh
dibudidaya di tambak tinggi (86,56) diban-
FAO, dan kadar air pada rumput laut tidak
dingkan dengan di laut (80,40); demikian jum-
memengaruhi kualitas rumput laut. Kadar abu
lah talus tersier (54,07) dan indeks percaba-
pada Gracilaria gigas laut lebih tinggi (52,25%)
ngan (18,38). Menurut Pickering et al. (1995),
dibandingkan dengan tambak (Gambar 2).
indeks percabangan erat kaitannya dengan
ketersediaan nutrien dan unsur hara dalam Tingginya kadar abu pada budidaya
pembentukan sel baru, di mana kandungan N Gracilaria gigas di laut diduga karena kan-
di tambak lebih tinggi dibandingkan dengan dungan mineral rumput laut yang tinggi dan
di laut. Selain itu, jumlah talus tersier dua kali masih adanya sisa-sisa karang atau pasir yang
lipat lebih tinggi di tambak (54,07) diban- masih terbawa walaupun pencucian dan
dingkan dengan di laut (38,70); hal ini ber- sortasi sudah dilakukan dengan sebaik-
hubungan erat dengan indeks percabangan. baiknya.

100
Laut (Sea)
90
Persentase (Percentage)

Tambak (Ponds)
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Produktivitas Jumlah total Jumlah talus sekunder Jumlah talus tersier Indekspercabangan
(Productivity) (Total number) (Secondary thallus number) (Tertiary thallus number) (Branching index)
(kg/m2/tahun (year)) (%) (%) (%) (%)
Performa dan fenotipe rumput laut
Performance and seaweed fenotype

Gambar 1. Tingkat produktivitas dan indeks percabangan pada Gracilaria gigas


Figure 1. Productivity and branching index in Gracilaria gigas

61
J. Ris. Akuakultur Vol. 9 No. 1 Tahun 2014: 59-65

60
Persentase (Percentage) Laut (Sea)
50
Tambak (Ponds)
FAO
40

30

20

10

0
Serat kasar Kadar air Kadar abu Clean anhydrous Rendemen agar
(Crude fiber) (Water content) (Ash content) weed (Agar rendemen)
(%) (%) (%) (%) (%)
Parameter (Parameters)

Gambar 2. Hasil analisis kualitas rumput laut


Figure 2. Result of seaweed analysis to determine quality

Kualitas Agar Hubungan Intervariabel Performa


Rumput Laut dan Kualitas Air di Laut
Kualitas agar dipengaruhi oleh kandungan dan di Tambak
sulfat, apabila semakin tinggi, maka semakin
rendah kualitas agarnya, yaitu mengurangi gel Berdasarkan hasil analisis kemiripan se-
strength. Kandungan sulfat pada Gracilaria baran parameter kualitas air dan performa
gigas yang dibudidaya di tambak mencapai rumput laut pada lokasi budidaya Gracilaria
(5,18%) sedangkan di laut (4,95%). Sedangkan gigas di laut dan di tambak digambarkan
standar yang ditetapkan oleh FAO, tidak me- pengelompokan variabel dengan tingkat
lebihi dari 6%. Menurut Murti (2007), senyawa kedekatan yang berbeda (Gambar 4). Pada clus-
sulfat dari garam-garam sulfat yang ada pada ter-1 ditunjukkan bahwa NO3-N mempunyai
filtrat agar-agar yang belum terserap meru- hubungan erat dengan salinitas, pH, dan
pakan zat pengotor dalam agar. Kekuatan gel kecerahan dengan indeks similaritas paling
pada Gracilaria gigas hasil budidaya di tambak tinggi adalah 0,99. Dalam hal ini salinitas
hampir tiga kali lipat lebih tinggi (18,45) di- dan NO2-N memiliki hubungan yang saling
bandingkan di laut (Gambar 3). Kandungan memengaruhi pH dan kecerahan dengan
sulfat berhubungan erat dengan titik leleh dan indeks similaritas 0,96. Sedangkan pada clus-
titik jendal, semakin tinggi titik jendal, maka ter-2 mewakili parameter suhu yang sangat
gel yang terbentuk semakin tinggi, dan se- erat kaitannya dengan indeks percabangan
makin tinggi titik leleh, maka gel yang ter- dengan indeks similaritas 0,92. Dalam hal ini
bentuk rendah (Gambar 3). suhu memiliki hubungan erat yang saling
memengaruhi hingga mencapai 100%. Pada
Titik leleh tertinggi pada Gracilaria gigas
cluster-3 mewakili parameter NO 3-N yang
yang dibudidaya di laut (28oC) dan terendah
berhubungan dengan NH3-N, JT, PO4-P, dan DO
pada tambak (27oC), semakin tinggi bobot agar
dengan indeks similaritas 0,54 dan parameter
akan menghasilkan titik leleh yang tinggi dan
nitrit memiliki hubungan dengan indeks
semakin murni agar yang dihasilkan maka titik
percabangan pada indeks similaritas 0,43
leleh gel semakin rendah (FAO, 1987). Visko-
(Gambar 4).
sitas berhubungan positif dengan konsentrasi
agar. Menurut Towle (1973), viskositas di- Tingkat keeratan hubungan antara indeks
pengaruhi oleh konsentrasi larutan terlarut, percabangan dengan variabel kualitas air di
suhu, dan molekul terlarut lainnya. Pada saat laut dan di tambak digambarkan pada Gambar
konsentrasi larutan meningkat, viskositas juga 5. Variabel-variabel yang memiliki korelasi po-
meningkat secara logaritmik. sitif dengan indeks percabangan yaitu PO4-P,

62
Analisis kualitas rumput laut Gracilaria gigas ..... (Farah Diana)

45
Persentase (Percentage) 40 Laut (Sea)
35 Tambak (Ponds)
30 FAO

25
20
15
10
5
0
Viskositas Sulfat Kekuatan gel Derajat putih Titik leleh Titik Jendal
(Viscocity) (Sulphate) (Gel strength) (White level) (Melting point) (Jendal point)
(cp) (%) (g/m2) (%) (oC) (oC)
Parameter (Parameters)

Gambar 3. Hasil analisis kualitas agar di laut dan di tambak


Figure 3. Result of jelly analysis quality cultured in the and sea and ponds

0
Kesamaan (Similarity)

Cluster 3

0.5

Keterangan (Notes):
IP = Indeks per-
Cluster 1 Cluster 2 cabangan
Branching
1.0 index
Salinitas

Suhu
Temperature
NO3-N

Brightness

pH

NO2-N

NH3-N
Kecerahan

Salinity

Jumlah total
Total number

PO4-P

DO

IP

Gambar 4. Dendogram cluster dari parameter kualitas air di laut dan di tambak
Figure 4. Dendogram cluster of water quality parameter in sea and farm

NH3-N, dan suhu perairan. Berdasarkan nilai Pada sumbu utama variabel menjelaskan
koefisien korelasinya, ada dua variabel me- 59,21% (F-1) adalah salinitas, kecerahan, NO2-
miliki hubungan korelasi yang tinggi dengan N, NO3-N, dan pH. Sedangkan variabel yang
indeks percabangan pada rumput laut yaitu menjelaskan 21,34% (F-2) adalah variabel suhu,
suhu (0,913) dan DO (0,545). DO, PO4-P, dan NH3-N dari informasi total hu-
Variabel yang berkorelasi negatif dengan bungan performa rumput laut dan kualitas air.
indeks percabangan pada rumput laut yaitu KESIMPULAN DAN SARAN
kecerahan, NO3-N, NO2-N, pH, dan salinitas
(Gambar 6). Di antara variabel-variabel tersebut Kesimpulan
empat variabel memiliki nilai korelasi yang
tinggi yaitu kecerahan (-0,881), NO2-N (-0,988), Produktivitas Gracilaria gigas yang dibudi-
pH (-0,953), dan salinitas (-0,996). daya di laut lebih tinggi 12,72% daripada di

63
J. Ris. Akuakultur Vol. 9 No. 1 Tahun 2014: 59-65

-0.881 Kecerahan

PO4-P 0.127

-0.429 NO 3-N

-0.988 NO 2-N

NH 3-N 0.380

-0.953 pH

-0.996 Salinitas

DO 0.545

Suhu 0.913

-1 -0.5 0 0.5 1.0


Koefisien korelasi (Correlation coefision)

Gambar 5. Koefisien korelasi antara kualitas air dan indeks percabangan


Figure 5. Correlation coefision between water quality and branching index

1.0
NH 3-N
0.8

0.5
Jumlah total
Kecerahan
0.3
F2 (21.34%)

Indeks percabangan
0.0
Salinitas
Suhu NO 2-N
-0.3
NO 3-N pH
-0.5

-0.8 DO
PO4-P
-1.0

-1.3
-1.0 -0.8 -0.5 -0.3 0.0 0.3 0.5 0.8 1.0
F1 (59.21%)

Gambar 6. Loading plot dari dua komponen utama pertama


yang menjelaskan 80,56% dari keragaman total
parameter yang diamati
Figure 6. Loading plot from two main component which
explain 80.56% of diversity

tambak. Rendemen agar dan kekuatan gel Saran


Gracilaria gigas di tambak (7,54) hampir tiga
kali lipat lebih tinggi daripada di laut men- Perlu dilakukan perbaikan mutu bibit dan
capai 18,46 dan berkorelasi positif dengan perluasan pengembangan kawasan budidaya
kandungan N dan indeks percabangan. Para- Gracilaria gigas di tambak untuk mening-
meter kualitas air yang berkorelasi dengan katkan produksi dan kualitas rumput laut, dan
kualitas rumput laut adalah suhu, DO, PO4-P, kualitas agar dan dapat diaplikasikan pada
dan NH3-N. masyarakat atau petani rumput laut.

64
Analisis kualitas rumput laut Gracilaria gigas ..... (Farah Diana)

DAFTAR ACUAN Kadi, A. & Atmadja, W.S. 1988. Rumput laut (Al-
gae): jenis, reproduksi, produksi, budidaya
Armisén, R. & Galatas, F. 2000. Agar. In Phillips, dan pasca panen. Puslitbang Oseanografi.
G.O. & Williams, P.A. (Eds.), Handbook of LIPI. Jakarta, 71 hlm.
Hydrocolloids. England, Woodhead Publish-
McHugh, D.J. 2003. A guide to seaweed indus-
ing Limited.
try. FAO Fisheries Technical Paper No. 441.
Badan Standarisasi Nasional [BSN]. 1998. FAO. Rome, 105 pp.
Standar Nasional Indonesia 01-2690-1998.
Murti, A.W. 2007. A guide to the seaweed in-
Rumput Laut Kering. Dewan Standarisasi
dustry. www. Fao.org/seaweed. [3 Mei
Nasional. Jakarta.
2013).
Dawes, C.J. 1981. Marine botany. John Wiley
Pickering, T.D., Gordon, M.E., & Tong, L.J. 1995.
and Sons, Inc. Canada, 628 pp.
A preliminary trial of a spray culture tech-
Durairatnam, M., de Brito Medeiros, T.M., & de nique for growing the agarophyte Gra-
sena, A.M. 1990. Studies on the yield and cilaria chilensis (Gracilariales, Rhodophyta).
gel strength of agar from Gracilaria domin- Aquaculture, 13: 43-49.
gensis Sonder ex Kuetzing (Gracilariales,
Xin, C.J. 1988. Gracilaria culture in China. Net-
Rhodophyta) following the addition of cal-
work of aquaculture centres in Asian Na-
cium. Proc. Int. Seaweed Symp., 13: 551-
tional Inland Fisheries Institute Kasetsart
553.
University Campus Bangkhen, Bangkok,
Food and Agriculture Organization of the Thailand.
United Station (FAO). 1987. The wild har-
Towle, A.G. 1973. Carrageenan. In Industri
vest and culture of the economically im-
Gums. Whistler, R.L. (Ed.). New York Aca-
portant species of gelidium in Chile. www.
demic Press.
Fao.org. [4 November 2008].
Zatnika, A. 1997. Profil industri rumput laut In-
donesia. Tim Rumput Laut BPPT. BPPT.
Jakarta.

65

You might also like