You are on page 1of 11

VESIKA URINARIA Vesika urinaria mendapat pensarafan dan pleksus vesikalis yang merupakan bagian

dari pleksus pelvikal yang terletak pada aspek lateral dan rektum. Pensarafan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------ RD-Collection 2002 simpatis berasal dari segmen T 10 sampai L2, sedangkan parasimpatis berasal dari
S2 - S4 Otot detrusor mendapat pensarafan parasimpatis. Saraf simpatis mensarafi
leher vesika urinaria pada laki-laki sedangkan pada perempuan disarafi oleh
sarafparasimpatis Dinding vesika urinaria kaya akan pembuluh limfe. Aliran limfe
Anatomi dan vesika urinaria adalah vesika, iliaka eksterna, iliaka interna dan kelenjar limfe
Vesika urinaria secara anatoinis terletak didalam rongga pelvis. Pada saat terisi iliaka komunis
penuh vesika urinaria berbentuk sferis, sebaliknya pada saat kosong berbentuk
tetrahedron dengan 4 permukaan yaitu superior, inferolatera kiri dan kanan dan
posterior (basal) dan 4 sudut yaitu sudut anterior, inferior dan sudut posterolateral
kiri dan kanan . Permukaan superior ditutupi oleh peritoneum.
Pada laki-laki dan perempuan permukaan inferolateral berhubungan dengan
muskulus obturator internus dan muskulus levator ani. Saraf dan pembuluh darah
obturatoria serta arteri vesikalis superior berjalan diantara vesika urinaria dan kedua
otot tersebut. Di sebelah anterior dan vesika urinaria terdapat rongga retropubik
(kavum reizil) yang merupakan ruangan potensial , isi ruangan ini adalah jaringan
lemak dan pembuluh-pembuluh vena Urakus menghubungkan apeks vesika
urinaria dengan umbilikus Pada laki-laki permukaan posterior vesika urinaria
berhubungan dengan vesikula seininalis dan ampula vas deferen, peritoneum
melapisi sebagian kecil bagian ini kemudian melakukan refleksi ke permukaan
anterior rektum membentuk kantung nektovesikal. Di bawah kantung rektovesikal
ini , vesika urinania berhubungan dengan septum rektovesikal dan ampula rekti.
Disebelah bawah vesika urinaria pada laki-laki berhubungan dengan kelenjar prostat
dan pleksus prostatikus. Pada perempuan , sebagian permukaan superior
berhubungan dengan korpus uteri. Peritoneum berjalan melewati permukaan
superior vesika urinaria ke korpus uteri membentuk kantung vesikouterina. Pada
permukaan posterior berhubungan dengan cervik uteri dan dinding anterior dan
vagina
Vesika urinaria terdiri dan beberapa lapisan yaitu mukosa, submukosa,
muskularis (muskulus detrusor) dan serosa ( fasia vesikalis). Secara histologis
mukosa vesika urinaria disusun oleh 3 – 7 lapis sel epitel transisional yang melekat
pada membrana basalis, dibawah membrana basalis terdapat lainina propria,
kemudian dibawahnya terdapat otot detrusor yang terdiri dari 3 lapisan otot yang
saling beranyaman yang membentuk konvergensi pada leher vesika urinaria. Ketiga
lapisan otot itu adalah sebelah dalam otot longitudinal, tengah sirkular dan sebelah
luar longitudinal. Vesika urinaria di bagi atas beberapa bagian yaitu apeks yang
berhubungan urakus, korpus, fundus dan leher vesika. Semua bagian-bagian ini
penting dalam manajemen karsinoma vesika urinaria superfisialis.
Vesika urinaria mendapat pendarahan dan arteri vesik superior, media dan inferior
merupakan cabang dan arteri iliaka interna, dan cabang cabang kecil arteri
obturatoria dan arteni glutea inferior. Pada wanita vesika uritiaria juga mendapat
pendarahan dari arteri vagina dan uterina Vesika urinaria kaya akan pembuluh
darah vena, yang bermuara pada vena iliaka interna
Fisiologi
Vesika urinaria berfungsi menampung dan mengeluarkan urin melalui uretra dalam
mekanisme iniksi. Kapasitas maksimal vesika urinaria pada orang dewasa lebih
kurang 300-450 cc sedangkan kapasitas vesika urinaria pada anak-anak
menggunakan formula dari Koff:

Kapasitas Vesika urinaria [ Umur (tahun)+2 ] x 30 cc .

Pada saat vesika urinaria terisi penuh timbul rangsang pada saraf aferen dan
rangsangan diteruskan ke otak timbul persepsi sensoni, oleh saraf eferen melalui
pusãt iniksi di pons medial rangsangan diteruskan dan menyebabkan, aktivasi pusat
iniksi di medula spinalis segmen sakral S2-4, sehingga menyebabkan kontraksi otot
detrusor, terbukanya leher vesika urinania dan relaksasi sfingter uretra sehingga
terjadilah proses iniksi
Karsinoma VU ----------------------------------- RD-Collection
2002

Karsinoma buli-buli adalah keganasan ke-4 pada pria di Amerika, dengan angka
kematian mencapai sekitar 12.000 orang pertahun atau 2,9% dari seluruh angka
kematian akibat penyakit kanker. Di Indonesia sendiri belum ada angka yang
pasti. Keganasan ini lebih sering ditemukan pada pria dibanding wanita dengan
perbandingan 2,5:1. Karsinoma buli-buli dapat mengenai semua usia dengan
insiden yang meningkat seiring pertambahan usia pada kedua jenis kelamin. Data
di Amerika menunjukkan 142 pria usia 65-69 tahun dan 296 pria usia 85 tahun
atau lebih per 100000 pria menderita karsinoma sel transisional. 90% karsinoma
buli merupakan jenis karsinoma sel transisional, 7% berjenis karsinoma sel
skuamosa dan 2% adenokarsinoma. Di negara-negara maju lebih dari 90 % kasus
karsinoma vesika urinaria adalah karsinoma sel transisional, sementara di negara-
negara yang sedang berkembang 75 % adalah karsinoma sel skuamosa terutama
disebabkan oleh infeksi schistosoma haematobium. Karsinoma vesika urinaria
menempati peringkat ke-2 keganasan di bidang urologi setelah karsinoma
prostate. Di Amerika Serikat setiap tahunnya terdapat 50.000 kasus baru dan lebih
dari 10.000 pasien meninggal setiap tahunnya. Puncak insidensi terjadi pada
dekade ke 6 sampai 8 dan wanita pada umumnya mempunyai prognosis yang
lebih jelek dibandingkan pria. Golongan kulit putih lebih sering menderita
penyakit ini dibandingkan kulit hitam

Faktor resiko yang dihubungkan dengan kanker ini adalah kebiasaan merokok,
usia tua, bahan kimia amin aromatik pada pekerja pabrik, pemanis buatan dan
iritasi kronis. Perokok memiliki resiko sampai 4 kali lebih tinggi dibandingkan
non perokok. Sementara itu, iritasi kronis seperti sistitis kronik akibat batu buli
atau pemakaian kateter lama dihubungkan dengan terjadinya karsinoma sel
skuamosa. Faktor lain adalah kopi, obat analgetik dan radiasi pada daerah pelvis.
Karsinoma buli-buli dikenal dapat berpindah dan berimplantasi sepanjang epitel
urotelium, mulai pelvis renalis sampai uretra memiliki resiko untuk tempat
terjadinya tranformasi ganas.
Terapi reseksi lokal terhadap tumor urotelial multipel atau rekuren mempertegas
tendensi tersebut. Karena itu seringkali timbul kesulitan menentukan rekurensi
tumor terjadi akibat terapi yang tidak adekuat pada tumor inisial,
implantasi/migrasi tumor, atau tumor yang multifokal. Data menunjukkan bahwa
50%-70% penderita akan mengalami rekurensi setelah dilakukan tindakan
reseksi transuretral untuk karsinoma buli superfisial, bahkan mencapai 92%
pada karsinoma in situ. Beberapa teori tingginya rekurensi tersebut antara lain
disebabkan tumor multiple, reseksi tumor primer inkomplit, karsinogen urin serta
diseminasi sel ganas selama tindakan reseksi.
Penyebaran tumor ke prostat akan merubah staging tumor dari karsinoma
superfisial menjadi karsinoma invasif yang sangat berbeda dalam hal terapi dan
survival penderita.
Grade 2 : diferensiasi sedang
Grade 3 : diferensiasi buruk

Secara umum karsinoma vesika urinaria dibagi menjadi karsinoma superfisial dan Stadium
karsinoma infiltratif (muscle invasive cancer) . Pada saat diagnosis awal, lebih Stadium 0a Ta N0 M0
kurang 70 % kasus karsinoma vesika urinaria adalah karsinoma superfisial, 25 % Stadium 0is Tis N0 M0
karsinoma infiltratif dan sisanya 5 % pada saat diagnosis sudah mengalaini metastasis Stadium I T1 N0 M0
Karsinoma superfisial mempunyai kecenderungan yang tinggi untuk mengalaini. Stadium II T2a,b N0 M0
rekurensi dan progresi . Rekurensi terjadi pada 50 – 70 % kasus sedangkan progresi Stadium III T3a,b N0 M0
terjadi pada 10 -15 % kasus T4a N0 M0
Stadium IV T4b N0 M0
Any T N1,N,N3 M0
Klasifikasi TNM AJCC/UICC 2002 Any T Any N M1
Tumor primer
Tx Tumor primer tak ditemukan
T0 Tidak ada tumor primer Patogenesis
Ta Karsinoma papiler noninvasive Karsinoma vesika urinaria pada awalnya adalah tumor superfisial (Tis,Ta,T1),,
Tis Karsinoma in situ ―flat tumor‖ tumor masih terbatas pada mukosa dan lainina propria. Seiring dengan
T1 Tumor menginvasi jaringan ikat subepitelial perjalanan waktu tumor ini mengalaini progresifitas dengan melakukan infiltrasi
T2 Tumor menginvasi otot ke lainina propria dan otot detrusor, dan akhirnya mengalaini metastasis .
T2a Tumor menginvasi otot superficial (inner half) Penyebara tumor ini terjadi secara :
T2b Tumor menginvasi otot lapisan dalam (outer half) 1. Infiltratif ke organ-organ yang berdekatan
T3 Tumor menginvasi jaringan perivesika 2. Limfogen ke kelenjar limfe perivesika, obturator, iliaka eksterna dan iliaka
T3a secara miskoskopik komunis
T3b secara makroskopik (massa ekstravesika) 3. Hematogen ke hepar, pam dan tulang
T4 Tumor telah menginvasi salah satu dari: prostate, uterus, vagina,dinding 4. Implantasi sel tumor setelah tindakan bedah atau endoskopi
lvis, dinding abdomen.
T4a Tumor menginvasi prostat, uterus, vagina Secara makroskopis terdapat beberapa bentuk tumor vesika urinaria yaitu papiler
T4b Tumor menginvasi dinding pelvis, dinding abdomen (eksofitik),ulseratif (endofitik) dan sesile (solid)
Gambaran Mikroskopis. secara histopatologis karsinoma vesika urinaria di bagi
N Kelenjar getah bening regional (true pelvis, dibawah bifurcasio arteri iliaka 2:
komunis) 1. Karsinoma sel transisional
Nx Kelenjar getah bening regional tidak dapat ditentukan
N0 Tidak ada metastasis ke kelenjar getah bening regional Karsinoma vesika urinaria yang paling banyak didapatkan adalah karsinoma
N1 Metastasis pada satu kelenjar ukuran < 2 cm sel transisional. Sifatnya multifokal yaitu dapat terjadi di saluran këinih yang
N2 Matastasis pada kelenjar tunggal atau multipel ukuran 2 – 5 cm epitelnya sama dengan vesika urinaria inisalnya pielum,ureter atau uretra
N3 Metastasi pada kelenjar ukuran > 5 cm
2. Karsinoma sel non transisional
M Metastasis jauh 2.1 .Adenokarsinoma
Mx Metastasis jauh tak dapat ditentukan
M0 Tidak ada metastasis jauh Angka kejadian kecil, sekitar 1- 2 %. Lokasi yang sering pada dasar
M1 Metastasis jauh vesika urinaria, bisa juga terdapat pada flindus yang berasal dari urakus
persisten, Pasien-pasien dengan adenokarsinoma memerlukan pemeriksaan
Grading : yang cermat tentang adanya kemungkinan tumor primer dan
Grade 1 : diferensiasi baik gastrointestinal atau mammae
2.2 Karsinoma sel skuamosa,
5. Schistosoiniasis
Berhubungan dengan iritasi kronis dan infeksi kronis. Ditemukan pada pasien
Di Mesir lebih dan 70 % kasus karsinoma vesika urinaria berhubugan dengan infeksi
dengan ISK kronis, batu vesika urinaria, penggunaan kateter dalam jangka
schistosoma haematobium. Konsentrasi N-nitroso yang tinggi rnerupakan faktor
waktu lama, infestasi cacing dan obat-obatan
etiologi pada karsinoma sel skuamosa
2.3. Lain-lain.
6. Infeksi dan iritasi kronik
Karsinoma small cell yang berasal dan sel sistem neuroendokrin, Pasien-pasien yang menggunakan kateter dalam waktu yang lama rentan untuk
carsinosarcoma, limphoima, leimyosarkoma dan rhabdomyosarkoma yang terjadinya infeksi bakteri kronik, dan reaksi tubuh terhadap benda asing.
sering terjadi pada anak-anak
Perubahan kearah malignan atau premalignan 2-8 % pada pasien-pasien yang
menggunakan kateter menetap Iebih dan 10 tahun

Etiologi 7. Phenacetin
N Hydroxy yang merupakan metabolit phenacetin, dapat ineyebabkan tumor
Bahan-bahan karsinogenik yang terdapat dalam urin berperan dalam proses terjadinya urothelial
karsinoma vesika urinaria superfisial. Ada beberapa karsinogen yang telah berhasil
diidentifikasi, adalah ainin aromatik spesifik atau nitrosainin. Ainin aromatik spesifik 8. Ekstrofi vesika urinaria
ini mudah diabsorpsi oleh kulit dan mukosa, kemudian masuk kedalam aliran darah Initasi kronik yang terjadi pada ekstrofi vesika urinania berakibat timbulnya
dan dimetabolisir di hepar akhirnya dkeluarkan lewat unin, Di dalam urin bahan ini adenokarsinoina vesika urinaria
menyebabkan kerusakan DNA dan sel urotelial.
Beberapa faktor resiko dibawah ini berperan pada karsinoma vesika urinaria: Faktor genetik
Mutasi gen tumor supresor p53 yang terdapat pada kromosom 17, berhubungan
Faktor lingkungan dengan karsinoma vesika urinania high grade dan karsinoma in situ. Mutasi gen
1. Rokok tumor supresor p15 dan p16 yang terdapat pada kromosom 9 berhubungan dengan
Rokok mempunyai peran yang besar pada karsinoma vesika urinaria, lebih dari 50 % low grade dan tumor superfisial. Mutasi dan rubidium (Rb) yang merupakan gen
kasus karsinoma vesika urinaria terjadi pada perokok Nitrosainine, 2- tumor supresor Meningkatnya ekspresi gen epidermal growth dan erb B-2
naphthylainine, dan aininopbiphenyl merupakan bahan-bahan karsinogenik yang onkogen, dan mutasi onkogen p21 ras, c-mye dan c-jun.
terdapat dalam rokok , Alpha dan beta naphthylainine disekresikan dan terdapat dalam
urin perokok
GAMBARAN KLINIK
2. Paparan bahan-bahan karsinogen industni
Paparan bahan-bahan ainin aromatik, 2 naphthylainine, 4-aininobiphenyl merupakan a. Anamnesis
bahan-bahan karsinogen yang poten Pekerja yang bekerja pada industri kiinia, karet, Pada anamnesis 80-90 % pasien mengeluh hematuria, baik itu gross hematuria
ininyak, kulit dan cat mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadi karsinoma maupun inikroskopik hematuria., interiniten dan tidak terasa nyeri (painless).
vesika urinania, Periode laten antara paparan dan kejadian karsinoma vesika urinaria Gejala iritatif berupa frekuensi, urgensi, nokturia dan disuria dapat terjadi pada
membutuhkan waktu yang lama , pasien- pasien dengan karsinoma in situ , Keluhan berupa nyeri yang tumpul pada
pinggang, perubahan pola buang air besar atau teraba masa bisa merupakan gejala
3. Radiasi pelvis awal dan karsinoma vesika urinaria invasif. Kadang-kadang dapat terjadi
Insidensi meningkat 2-3 kali lipat pada wanita dengan keganasan servik uteri yang hidrorefrosis yang dapat menyebabkkan rasa pegal dan tidak nyaman pada
mendapat terapi radiasi pinggang maupun insufisiensi ginjal akibat obstruksi ureter. Pneumaturia
walaupun sangat jarang, dapat juga terjadi pada tumor infiltratif karena adanya
4. Kemottrapi hubungan vesikointestinal
Paparan axrolein yang merupakan metabolit cyclophosphainide yang terdapat dalam Gejala tersering kanker buli adalah painless hematuria, ditemukan 85%
urin akan meningkatkan risiko untuk terjadinya karsinoma vesika urinaria sampai 9 penderita. Keluhan tersebut biasanya muncul secara intermiten. Gejala lain adalah
kali lipat iritasi buli sebanyak 25%. Keluhan frekuensi, urgensi dan disuria yang sering
dihubungkan dengan Tis difus atau karsinoma buli invasif. Semua gejala tersebut 20%. Untuk meningkatkan kepekaan pemeriksaan sitologi urin dapat dilakukan
disertai oleh sedikitnya mikroskopik hematuria. Gejala lainnya adalah nyeri bladder washing secara mekanik dengan normal salin. Tindakan barbotage ini
pinggang karena obstruksi ureter, udem ekstremitas bawah, dan massa di pelvis. memberikan hasil positif 10% pada tumor grade 1, 50% pada tumor grade 2 dan
Pada stadium lanjut disertai gejala penurunan berat badan, nyeri tulang atau 90% pada penderita tumor grade 3. Pemeriksaan ini dilakukan pada urin pasien
abdomen. yang telah mendapat hidrasi yang cukup sehingga didapatkan spesimen yang
adekuat.

b. Pemeriksaan Fisik Flow Cytometri


Pemeriksaan ini dapat menentukan kelainan kromosom dan sel tumor.
Tidak ditemukan kelainan pada hampir semua penderita tumor buli. Pasien dengan
tumor terbatas pada mukosa atau submukosa umumnya pemeriksaan fisiknya normal. Assay Urin
Perlu dilakukan pemeriksaan pelvis bimanual secara seksama untuk mencari adanya
massa atau indurasi pada palpasi. Pasien dengan tumor buli yang besar atau stadium Seperti disebutkan sensitifitas sitologi urin tergantung dan bermacam-macam
lanjut mungkin ditemukan nyeri abdomen, massa buli-buli atau indurasi. Pada pasien- faktor antara lain dan adekuat tidaknya sampel, stadium dan derajat deferensia
pasien dengan tumor infiltratif atau volume tumor yang besar bisa teraba massa tumor tumor dan pengalaman dan sitopatologis. Oleh karena itu sekarang
berupa indurasi di daerah suprapubik pada pemeriksaan bimanual yang dilakukan dikembangkan assay urin, inisalnya BTAstat test, NMP 22, FDP, Telomerase
secara hati-hati dalam stadium anestesi dan. analisis inikrosatelit. Semua pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi
dan surveilens karsinoma vesika urinaria terutama jenis karsinoma sel
Pemeriksaan bimanual dilakukan sebelum dan sesudah tindakan endoskopi
(TURBT) dan mempunyai nilai klinis dalam menentukan staging awal . Pada transisional
pemeriksaan bimanual sebelum TUR teraba masa tetapi setelah TUR masanya hilang , BTAstat test adalah pemeriksaan imunokromatografi yang digunakan untuk
secara klinis stadium T2, apabila massa masih dapat dipalpasi stadium T3a atau lebih mendeteksi adanya bladder tumour antigen (BTA) di dalam urin. Antigen yang
tinggi . Hal ini disebabkan oleh karena tumor melakukan infiltrasi secara lokal. Tumor dideteksi adalah human complement factor-H related protein NINIP-22
yang masih bisa digerakkan (mobil) masuk dalam stadium dibawah T3b, bila tumor (Nuclear matrix protein-22) adalah aparatus protein yang berperan dalam
tidak dapat digerakkan masuk dalam stadium T4, Pada tumor yang telah mengalaini initosis inti sel dan terlibat dalam distribusi kromatin sel. NMP-22 ada di
metastasis mungkin didapatkan hepatomegali atau limpedema,oleh karena oklusi pada semua jenis sel terutama di matrik inti sel. NMP-22 dilepaskan oleh inti sel
kelenjar limpe pelvikal . tumor selama apoptosis. NMP-22 didapatkan dalam urin penderita karsinoma
vesika urinania 25 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang normal
Telomerase adalah suatu enzim ribonukleoprotein yang inaktif pada sel
c. Pemeriksaan Laboratorium epitelial normal tetapi reaktifpada sel kanker
Meliputi pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, gula darah, ureum, kreatinin,
pemeriksaan fungsi hati, urinalisis, kultur urin (pada kasus-kasus tertentu), golongan
d. Pemeriksaan Pencitraan
Pemeriksaan pencitraan (imaging) digunakan untuk staging. Pada pemeriksaan
darah, waktu perdaraian dan pembekuan
ini dapat diketahui infiltrasi tumor ke muskulus detrusor, ada tidaknya metastasis
Perneriksaan KHUSUS pada karsinoma vesika urinaria adalah: baik regional maupun jauh dan evaluasi traktus urinarius bagian atas, karena pada
4 % kasus karsinoma vesika urinaria juga ditemukan karsinoma sel transisional
Sitologi urin pada traktus urinarius bagian atas
Sampel urin diperiksa dibawah inikroskop untuk melihat ada tidaknya sel kanker Pemeriksaan urografi intravena (IVU/IVP) diindikasikan pada semua pasien
yang mengalaini eksfoliasi dalam urin. Sampel didapatkan dengan membilas dengan kecurigaan keganasan buli. Pemeriksaan ini tidak terlalu sensitif terutama
kandung kencing dengan Naci 0,9 % melalui kateter atau sistoskop dan kemudian pada tumor berukuran kecil. Tetapi pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui
diperiksa dibawah inikroskop .Pemeriksaan sitologi urin bisa digunakan sebagai apakah ada keterlibatan saluran kemih bagian atas pada tumor urotelial yang
sarana skrining dan menilai respon terapi dapat mempengaruhi pilihan tata laksana. Tumor yang besar akan terlihat sebagai
Pemeriksaan sitologi sebaiknya dilakukan pada seluruh pasien dengan kecurigaan filling defek pada fase sistogram atau hanya sekitar 50% penderita saja.
karsinoma buli. Pemeriksaan ini memiliki keterbatasan hasilnya kurang baik pada Pembesaran buli yang tidak simetris juga mencurigakan keganasan. Penyebab
penderita tumor berdiferensiasi baik dengan kepekaaan hanya 30%, pada tumor lain filing defek adalah adanya bekuan darah, lipatan buli karena belum penuh
berdiferensiasi buruk atau karsinoma in situ masih terdapat false negatif sebesar atau karena desakan organ ekstravesika. Untuk meningkatkan sensitivitas
pemeriksaan tersebut harus dibuat foto fase awal pengisian, saat buli penuh dan fase dan dome. Selain itu juga pada penderita pria dianjurkan dilakukan biopsi pada
pengosongan buli-buli. Bila terdapat gambaran obstruksi ureter dan hidroneprosis uretra pars prostatika dan stroma karena sekitar 30% Tis ditemukan pada lokasi
sering menandakan tumor sudah menginvasi otot detrusor yang terbukti pada sekitar tersebut. Pada reseksi tumor idealnya dimulai dari bagian superficial dilanjutkan
90% penderita karsinoma sel transisional. Pyelografi intravena masih merupakan bagian yang lebih dalam dan harus mengenai daerah muskularis propria. Kedua
pemeriksaan standar yang digunakan untuk evaluasi keluhan hematuria . Pada sediaan tersebut sebaiknya dikirimkan kepada patolog secara terpisah. Untuk
karsinoma vesika urinaria pyelografi intravena memberikan gambaran filling defek, menghindari perforasi buli sebaiknya pasien berada dibawah pengaruh anestesi
USG dapat juga digunakan untuk mendeteksi adanya tumor vesika urinaria dan umum.
adanya gangguan pada traktus urinarius bagian atas.
Pemeriksan lain adalah CT Scan dan MRI . Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai Penatalaksanaan
luasnya invasi tumor ke dinding vesika urinaria dan menilai ada tidaknya
pembesaran kelenjar limfe didaerah pelvis. Foto thorak merupakan pemeriksaan rutin Karsinoma Buli Superfisial
yang harus dilakukan pada semua pasien terutama pada pasien-pasien yang didiagnosis Hampir 80% tumor buli saat pertama kali didiagnosis berada dalam kondisi ini
karsinoma vesika urinaria, untuk menilai ada tidaknya metastasis ke paru. Scaning dan hanya 10-20% yang akan berkembang menjadi lesi invasive Yang termasuk
tulang dilakukan untuk evaluasi adanya penyebaran sel tumor ke tulang, kelainan faal dalam kategori ini adalah tumor terbatas pada mukosa (Ta), telah menginvasi
hati dan peningkatan alkalin fosfatase sementara MRI tidak lebih baik dibandingkan lamina propria (T1) dan karsinoma insitu (Tis). Terapi standar untuk tumor buli
CT scan. Dengan CT scan abdomen dapat diketahui ekstensi tumor ke organ lokal superficial adalah eradikasi komplit melalui TUR of bladder tumor sampai ke
ekstravesika juga menilai kelenjar getah bening pelvis dan paraaorta serta metastasis dasar tumor. Untuk mengurangi resiko rekurensi, menurunkan progresifitas
ke organ visceral. tumor dan menghilangkan kemungkinan residu, maka setelah dilakukan TURB
Sekarang ini dikembangkan Penggunaan PET (Positon einission tomography) pada direkomendasikan untuk memberikan kemoterapi intravesika. Obat kemoterapi
karsinoma vesika urinaria. PET didasarkan pada ikatan flurodeoxyglucose (FDG) oleh antara lain Mitomicin C, BCG, Doxorubicin, Epirubicin, dan Thiotepa. 1BCG
sel-sel tumor. Penggunaan PET pada karsionoma vesika urinaria sampai sekarang merupakan agen yang paling efektif sebagai profilaksis dan pengobatan pada
masih, kontroversial terapi intravesika.
Ikatan Ahli Urologi Eropa (EAU) merekomendasi penalaksanaan karsinoma buli
superficial, dibagi berdasarkan 3 prognostik faktor, yaitu:
e. Sistoskopi 1. Tumor resiko rendah (lesi tunggal, TaG1, ≤ 3 cm); TURB komplit ditambah
Selain untuk diagnosis juga digunakan sebagai modalitas dalam menentukan staging satu kali instilasi intravesika dengan obat mitomicyn C, epirubicin atau
dan surveilens Pada sistoskopi kasus-kasus karsinoma vesika urinaria yang dinilai doxorubicin sampai 6 jam setelah reseksi.
adalah tumor dalam hal ini ukuran, jumlah, lokasi dan pola pertumbuhan tumor 2.
Tumor resiko sedang (Ta-1, G1-2, multiple, > 3 cm); dilakukan TURB
(papiler atau sesile). Kemudian dilakukan penilaian terhadap mukosa, meliputi warna komplit dan bila perlu TURB ulang dalam 4-6 minggu bila belum bersih.
dan keadaan mukosa, regular atau iregular. Selanjutnya dinilai uretra pars prostatika Dilanjutkan instilasi intravesika, pilihan obat optional dan diberikan secara
dan kelenjar prostat teratur dalam waktu tidak lebih dari 1 tahun.
3.
Selain reseksi tumor primer, sistoskopi direkomendasikan untuk melakukan biopsi Tumor resiko tinggi (T1G3, multiple atau rekuren, Cis); dilakukan TURB
pada daerah sekitar tumor, dome, trigone dan uretra pars pro statika. Beberapa komplit dan TURB ulang dalam 4-6 minggu. Dilanjutkan instilasi dengan
laporan terakhir menyebutkan , sistoskopi dapat mendeteksi displasia dan karsinoma in BCG secara teratur dalam waktu 1 tahun. Bila tidak respon dengan BCG
situ dengan instilasi 5 aininolavulanic acid ke dalam vesika urinariá, yang dinilai direkomendasikan untuk melakukan radikal sistektomi dan diversi urin.
adalah adanya flouresensi dan lest . Sistoskopi yang dilanjutkan dengan pemeriksaan
histopatologi hasil reseksi tumor merupakan baku emas untuk menegakkan diagnosis Pilihan terapi pada manajemen karsinoma vesika urinaria superfisial adalah :
karsinoma buli. Pemeriksaan ini harus dilakukan dengan teliti dan sistematis. Dimulai Tabel 1. Initial treatment options for bladder cancer
dengan melakukan pemeriksaan bimanual, diikuti evaluasi uretra, prostat, bladder neck Cancer Stage Initial Treatment options
kemudian seluruh permukaan buli-buli. Jumlah, lokasi, ukuran dan konfigurasi tumor Tis Complete TUR followed by intravesical BCG
harus dilaporkan dengan jelas. Gambaran irregular dan eritem pada mukosa harus Ta (single,low to moderate Complete TUR
dicurigai sebagai tanda karsinoma insitu. Grade,no recurrent)
Bila tidak dijumpai adanya tumor sedangkan pemeriksaan sitologi urin positif Ta (Large,multiple,high grade Complete TUR followedby intravesical chemo
ditemukan sel ganas, maka harus dilakukan biopsi pada tempat yang dicurigai or recurrent) or
ditambah empat lokasi yang dianjurkan yaitu lateral kedua muara ureter, trigonum immunotherapy
TI Complete TUR followed by intravesical cheino MMC mempunyai efek anti tumor, antibiotik dan agen alkilating yang
or menghambat sintesis DNA, mempunyai berat molekul yang besar 329 kDa
Immunotherapy .Absorpsi rendah karena berat molekul besar sehingga efek sistemik minimal,
Superfisial sehingga paling sering digunakan. Kendalanya adalah agen yang tersedia di
pasaran mahal MMC sangat sensitif fase G1 akhir dan sikius sel MMC diberikan
T2 - T4 Radical cystectomy intravesikal tiap minggu selama 6 sampai 8 minggu dengan, dosis 20 - 40 mg
Neo adjuvant chemotherapy Followed by (1 mg/ml) , pasien diminta untuk tidak minum selama 12 jam sebelum terapi.
radical cys tectomy Kemudian dipasang kateter urin dengan tujuan mengeluarkan urin dan untuk
Radical cystectomy followed by adjuvant memasukkan MMC kedalam vesika urinaria. Pasien diminta menahan kencing
chemotherapy selama 1 - 2 jam. pasien juga diininta untuk merubah posisi tiap 15 menit yaitu
Any T,N+,M+ Neoadjuvant chemotherapy followed by pronasi, supinasi, miring ke kiri dan ke kanan .
Infiltratif concoinitant chemotherapy and irradiation Setelah pemberian MMC dalam 3 bulan didapatkan penurunan angka rekurensi
Systemic chemotherapy followed by selective dan 55 % menjadi 40 . Angka respon komplet rata-rata 49 % pada tumor Ta dan
surgery or Irradiation TI .
Pëter R Carrol, MD Sinith General Urology, 331 Efek samping adalah iritasi lokal pada kulit dan pada vesika urinaria timbul gejala
berupa gejala frekuensi, urgensi dan disuria Sistitis (chemical cystitis) terjadi
sampai 40 % kasus. Efek samping lain adalah kontraktur vesika urinaria dan
TURBT mempunyai fungsi terapitik, diagnosis dan staging. Efektifitas TURBT lekopeni .
sebagai terapi pada karsinoma vesika urinaria superfisial tergantung dan sifat
biologi dari tumor itu sendiri. Tumor dengan ukuran kecil, soliter, stadium dan b. Thiotepa ( Triethyieneethiophosphorainide)
derajat keganasan rendah (Ta derajat I-II) sangat efektif di reseksi dengan TURBT
dan mempunyai angka rekurensi rendah., sebaliknya tumor Ti derajat III Merupakan agen alkilating dengan berat molekul kecil 198 sehingga mudah
mempunyai angka rekurensi sampai 60 % meskipun tumor di reseksi secara diabsorpsi, Thiotepa masuk fase siklus sel yang non spesifik. Dosis yang
komplit dianjurkan 30 mg - 60 mg (1 mg/ml). Sama seperti pada MMC , pasien diminta
Kemoterapi intravësikal menjadi pilihan sebagai terapi ajuvan, diberikan untuk untuk tidak minum selama 2 jam kemudian dipasang kateter urin dan dilakukan
mengurangi rekurensi. karena 50 - 70 % kasus karsinoma su akan mengalami instilasi Thiotepa ke dalam vesika urinar Kemudian pasien diminta untuk
rekurensi bila hanya dilakukan TURBT saja . Pemberian kemoterapi intravesikal menahan kencing selama 2 jam. Pasien dimintakan untuk merubah posisi tiap 15
akan menurunkan rekurensi 30 - 40 % . menit selama 1 jam
Thiotepa diberikan selama 4 - 6 minggu, dianjurkan terutama untuk tumor
3 kegunaan pemberian kemoterapi intravesikal yaitu ajuvan,piofilaksis dan terapitik residual, karsinoma in situ dan mencegah rekurensi tumor Efek sampingnya
Tabel 2 Delivery of intravesical chemotherapy or immunotherapy adalah myelosupresi dengan lekopeni dan trombositopenia terjadi pada 10 % -
Use Timing Goal 50 % kasus, dianjurkan untuk memeriksa lekosit dan trombosit sebelum terapi
Karena efek samping sistemik ini pemberian thiotepa saat ini mulai ditinggalkan
Adjunctive At TUR Prevent implantation
Prophylactic After complete TUR Prevent or delay
recunence or c. Doxorubicin
Therapeutic After incomplete TUR progression
Cure residual disease Merupakan antibiotik anthracycline yang berasal dari jamur streptomyces
peucetius. Doxorubicin merusak sel melalui beberapa mekanisme antara lain,
interkalasi DNA base, inactivasi DNA topo-isomerase II yang berakibat putus
Komplikasi sistemik yang berat dapat dihindari dengan tidak memberikan kemoterapi rantai DNA dan menghambat sintesis protein, berperan dalam fase S siklus sel.
intravesikal pada pasien dengan gross hematuria , Berat molekulnya paling besar 580 kD sehingga efek sistemik jarang terjadi
Rekurensi tumor rata-rata 13 % pada terapi dengan doxorubicin setelah TUR.
Preparat yang banyak digunakan adalah mitomisin C (MMC), thiotepa. Doxorubicin Dosis yang dianjurkan adalah 30 - 90 mg (1mg/ml) dalam Nacl 0,9 %. Cara
dn BCG. pemberian dan interval terapi sama seperti pada MMC Efek samping terutama
a. Mitomisin C (MMC)
sistitis terjadi sampai 50 % kasus, kontraktur vesika urinaria dan efek sistemik fallopii. sistektomi radikal hinga saat ini menjadi gold standard dengan angka bebas
jarang rekurensi local mencapai 95%.
Seperti yang telah disebutkan pada patogenesis , dikatakan metastasis apabila terjadi
penyebaran sel tumor ke kelenjar limfe regional, hepar, paru dan tulang
d. Bacillus Calmette-Guerin (BCG) Terapi standar pada karsinoma metastasis adalah kemoterapi sistemik. Perubahan
besar terjadi dalam era kemoterapi modern sejak Stemberg dkk mengembangkan
BCG berasal dari strain mikobakterium bovis yang dilemahkan, Efeknya BCG MVAC ( Methotrexate, Vinbiastine, Adriamycin, dan Cisplatin). MVAC
adalah timbulnya respon imun dan inflamasi dan vesika urinaria, Mekanisme kerja mempunyai angka respon obyektif 57-70 %. Respon komplet sekitar 15-20 %, dan
dari BCG belum jelas, diduga berhubungan dengan interaksi sel T. BCG efektif angka ketahanan hidup 2 tahun 15-20 %. .
dalam menurunkan rekurensi tumor sampai 40 %
Sekarang ini dikembangkan pemakaian regimen Gemcitabine dan Cisplatin yang
Indikasi pemberian BCG secara instilasi pada karsinoma vesika urinaria adaiah: sudah memasuki fase III. Dan beberapa studi didapatkan tidak ada perbedaan
1. Karsinoma in situ yang signifikan dalam hal ketahanan hidup antara penggunaan MVAC dan
2. Tumor Ti Gemcitabin Cisplatin. Tetapi yang jelas Gemeitabine-Cisplatin mempunyai
3. Tumor Ta dengan risiko tinggi (besar, derajat keganasan tinggi, rekuren atau tumor toksisitas yang lebih rendah dan regimen standar
multifokal)
Reseksi Transuretral Karsinoma Buli Superfisial dan Pembesaran Prostat
Dosis standar adalah 120 mg. Diberikan 7 – 14 hari pasca TUR, tiap minggu selama 6 Jinak Secara Simultan
kali pemberian. dilanjutkan tiap 2 minggu sekali selama 6 kali pemberian. Total 12 kali Seperti telah disebutkan, mayoritas penderita tumor buli saat pertama kali
pemberian selama lebih kurang 5 bulan ditemukan berada pada kondisi karsinoma buli superficial/non invasif. Dalam
BCG di encerkan dalam NacI 0,9 % 50 cc dimasukkan melalui kateter secara pasif stadium ini terapi standar yang diberikan adalah reseksi tumor secara transuretral
mengikuti gravitasi, pasien diminta menahan kencing selama 1 - 2 jam . Pasien juga atau transurethral resection of bladder tumor (TURBT) dilanjutkan kemoterapi
diininta untuk merubah posisi tiap 15 menit selama 1 jam. Kerugian Pemakaian BCG intravesika. Dari hasil penelitian para ahli diketahui bahwa 50%-70% penderita
adalah efek toksiknya baik lokal maupun sisteinik. Efek samping yang timbul akan mengalami rekurensi bila hanya mendapatkan terapi TURBT saja, dengan
tergantung dari dosis yang digunakan dan jumlah instilasinya. Efek lokal yang timbul kemungkinan peningkatan stadium dan progresifitas tumor sampai 15%. Untuk
berupa gejala iritatif yaitu disuria, frekuensi dan urgensi. Selain itu bisa juga timbul mengurangi resiko rekurensi dan menurunkan progresifitas tumor, maka
hematuria dan flu like syndrome. Efek lokal jangka panjang adalah timbulnya dianjurkan untuk memberikan kemoterapi intravesika.
kontraktur vesika urinaria yang menyebabkan gangguan fungsi vesika urinaria Dari fakta yang ada, tumor buli rekuren sering kali berada pada lokasi yang
Gejala sistemik bisa timbul pada pemberian BCG intravesika yang dikenal dengan berbeda dengan tumor inisial sehingga muncul teori bahwa terjadi implantasi sel
BCGosis berupa Demam tinggi ( >39 °C) lebih dari 48 jam, Menggigil ,artralgia, tumor bebas yang terlepas saat dilakukan reseksi dan menempel pada daerah yang
gangguan fungsi hepar, myelosupresi dan komplikasi infeksi (pneumonitis, hepatitis mengalami trauma akibat manipulasi selama tindakan. Berdasarkan penelitian,
,prostatitis dan sepsis) . Terapi yang dianjurkan untuk diberikan pada kasus BCGosis pemberian kemoterapi segera setelah reseksi dipercaya efektif untuk mencegah
adalah INH 300 mg, Rifampicin 600 mg, dan ethambutol 1200 mg tiap hari selama 6 terjadinya implantasi sel tumor bebas, dan saat ini semakin mendapat tempat di
bulan. Pada kasus-kasus yang berat bisa ditambahkan sikloserin 500 mg 2 X sehari kalangan ahli urologi. Atas dasar ini maka pemberian kemoterapi intravesika
atau prednisolon 40 mg sehari Untuk menghindari timbulnya efek samping yang tidak direkomendasikan segera dilakukan setelah TURBT selesai dikerjakan Guidelines
diinginkan maka pemberian BCG intravesikal menjadi kontraindikasi pada kasus gross dari EAU telah menetapkan pemberian instilasi intravesika segera dan sampai
hematuria, infeksi saluran kencing trauma traktus urinarius karena kateterisasi waktu 6 jam setelah reseksi.
Kekhawatiran terjadinya implantasi pada daerah yang mengalami trauma,
Karsinoma Buli Invasif dan Metastasis menyebabkan mayoritas ahli urologi menghindari dilakukan tindakan TURB
dan TURP secara bersamaan pada penderita karsinoma buli yang juga
Sistektomi radikal di sertai pengangkatan kelenjar getah bening pelvis secara en
blok merupakan terapi bedah standar untuk karsinoma buli invasive yang belum mengalami gangguan pembesaran prostat jinak, dan lebih menganjurkan
bermetastasis. Pada pria dilakukan pengangkatan kandung kemih, prostat, dan vesika dilakukan reseksi terpisah. Anjuran ini tentunya untuk menghindari terjadinya
seminalis. Sedangkan penderita wanita dilakukan eksenterasi anterior yakni peningkatan stadium tumor menjadi T4a bila telah mencapai uretra
mengangkat kandung kemih, serviks, uterus, vagina anterior, uretra, ovarium dan tuba prostatika/stroma prostat, yang akan menurunkan survival rate penderita.
Meskipun demikian, data yang lain menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan
bermakna antara reseksi simultan karsinoma buli dan BPH dengan terjadinya Infeksi luka operasi.
rekurensi tumor pada uretra pars prostatika. Oleh karena itu selama puluhan tahun, Obstruksi intestinal.
topik ini masih menjadi kontroversi di kalangan ahli urologi. Trombosis vena dalam, trauma pada rektum
Beberapa alasan dilakukannnya tindakan reseksi simultan antara lain: obstruksi
infravesika dan gangguan iritatif berat karena BPH, resiko tinggi dilakukan anestesi Komplikasi lanjut:
ulang karena adanya penyakit penyerta, lokasi tumor pada bladder neck/uretra Fistula fekal urinaria.
prostatika, harus dilakukan reseksi prostat untuk mempermudah akses ke tumor serta Pyelonefritis.
ditemukan tumor yang terlihat jinak pada TURP. Striktur anastomosis ureterointestinal.
Gangguan ftingsi ginjal., DisfIingsi ereksi.
Sistektöini parsial.
Sistektomi Radikal Sistektomi parsial dilakukan dengan melakukan eksisi massa tumor dan vesika
urinaria lebih kurang 2 cm dari tepi bebas tumor yang dikonfirmasi dengan
Merupakan terapi standar pada karsinoma vesika urinaria infiltratif. Pada sistektomi pemeriksaan potong beku
radikal organ-organ pelvis anterior diangkat secara en blok. Pada pria, vesika urinaria, Indikasi sistektoini parsial adalah :
peritoneum yang menutupi vesika urinaria, lemak perivesika, ureter bagian bawah, 1. Karsinoma sel transisional bentuk papiler yang tenletak didalam divertikel
kelenjar prostat, vesikula seminalis dan uretra. Pada wanita, vesika urinaria, vesika irinaria,
peritoneum yang melekat pada vesika urinaria, lemak perivesika, ureter bagian bawah, 2. Tumor soliter, inifitratif (T1-T3) yang terletak di sepanjang dinding
uterus, ovarium, tuba fallopii, dinding anterior vagina dan uretra semua diangkat. posterolateral atau fundus vesika uninaria.
Secara simultan dilakukan diseksi kelenjar limfe pelvis bilateral secara en block yang
dimulai dari kelenjar limfe di daerah bifurkasio aorta atau pembuluh darah iliaka Keuntungan:
komunis ke vena iliaka sirkumfleksa di sebelah distal, kemudian dan lateral nervus Secara fisiologi fungsi vesika uninaria sebagai reservoir masih tetap ada.
genitofemoralis sampai ke dasar pelvis (fasia endopelvika). Sangat penting melakukan Reseksi massa tumor dapat dilakukan secara komplit.
identifikasi dan preservasi nervus obturatorius, yang keluar dari tepi medial muskulus Sekaligus bisa dilakukan biopsi massa tumor dan kelenjar limfe pelvis untuk
psoas. pemeriksaan PA.
Setelah sistektomi radikal ,dilanjutkan dengan melakukan rekontruksi traktus urinarius
Kerugian sistektoini parsial adalah:
atau diversi urin interna atau eksterna Tindakan uretrektomi pada karsinoma vesika
Angka rekurensi yang tinggi (40-80 %), karena masih ada sisa tumor yang
urinaria infiltcatif masih kontroversi terutama pada laki-laki, tetapi pada wanita
tertinggal.
tindakan ini merupakan tindakan rutin yang dilakukan pada sistektomi radikal
Memerlukan surveilens yang ketat untuk follow up.
Beberapa studi yang dilakukan mendapatkan angka rekurensi uretra 25 - 35 % pada
Memerlukan terapi ajuvan intravesikal.
kasus karsinoma in situ difusa pada uretra pada prostatika atau pada karsinoma yang
menginfiltrasi stroma kelenjar prostat, sementara studi yang lain didapatkan kurang
Komplikasi sistektomi parsial adalah menurunnya kapasitas vesika dan terjadinya
dari 5 % angka rekurensi uretra pada pasien yang dilakukan radikal sistektomi tanpa
rekurensi tumor .Oleh karena .itu sekarang ini sistektomi parsial sudah banyak
uretrektomi Indikasi uretrektomi antara lain tumor multifokal, karsinoma in situ
ditinggalkan karena adanya kemajuan dalam tehnik TURBT dan kemajuan
difus dan infiltrasi uretra pars prostatika atau tumor pada leher vesika urinaria
pengetahuan. mengenai sifat-sifat biologi dan tumor-tumor vesika urinaria,
Indikasi sistektomi radikal adalah:
1. Kaisinoma vesika urinaria yang menginvasi otot (muscle invasive) T2 atau lebih.
2. Tumor dengan low stage yang tidak dapat dilakukan reseksi atau multisentris. Radioterapi
3. Tumor Ti dengan derajat keganasan tinggi.
Radioterapi dapat digunakan sebagai alternatif terapi definitif terutama pada
4. Belum ada metastasis jauh.
pasien dengan tumor infiltratif yang masih terlokalisir, yang tidak bersedia
5. Karsinoma in situ atau tumor multifokal yang mengalaini rekurensi setelah
untuk dilakukan tindakan bedah. Dosis radioterapi yang diberikan lebih dari 65-
dilakukan TURBT dan kemoterapi intravesikal.
70 Gy yang diberikan lebih dari 6 – 7 minggu. Pemberian radioterapi ini lebih
difokuskan pada tumor dan area disekelilingnya . Untuk menentukan batas-batas
Komplikasi awal:
ini sebelumnya dilakukan CT Scan dalam posisi pronasi. Komplikasi dan radio
terapi ini adalah dermatitis, proktitis yang kadang-kadang disertai dengan imp1ikasi T2 63-83
pendarahan dan obstruksi,sistitis , fibrosis vesika urinaria, impoten, inkontinensia
dan kemungkinan untuk timbulnya keganasan di sekitar lapangan radiasi . T3a 67-71
Radioterapi radikal menjadi pilihan bagi pasien usia tua atau pasien yang memiliki T3b 17-57
komorbiditas tinggi akibat penyakit lain. Dosis yang diberikan sebanyak 55-65Gy.
Untuk pasien T2-4 memiliki angka ketahanan hidup 5 tahun berkisar 23-40%. T4 0-22
Kekurangannya adalah angka rekurensi lokal sebanyak 55-65% dan efek samping Gary David S Bladder Cancer eMedicine corn
yang tidak nyaman berupa gangguan gastrointestinal,iritasi buli, hematuria, sampai
kontraktur buli yang cukup tinggi.
Terapi Kombinasi
Pemilihan modalitas lokal definitif (TURBT) yang dikombinasikan dengan pemberian
kemoterapi sistemik dan radioterapi eksterna, merupakan suatu regimen yang di kenal
dengan Bladder Salvage Regimen , yaitu tetap mempertahankan vesika urinaria.
Respon terapi yang berhubungan dengan angka ketahanan hidup dan efek sampingnya
masih dalam penelitian. Tetapi yang jelas bila terjadi kegagalan kemoradiasi ini baik
rekurensi atau progresi akan mengakibatkan tindakan bedah sukar karena adhesi
Monitoring
Monitoring yang ketat diperlukan pada karsinoma vesika urinaria superfisial karena
rekurensi dan progresi yang tinggi. Sistoskopi merupakan pemeriksaan standar untuk
mendeteksi adanya rekurensi tumor superfisial. Selain sistoskopi, sitologi urin
merupakan pemeriksaan yang penting, sampel untuk pemeriksaan sitologi urin diambil
bersamaan dengan sistoskopi.
Sekarang ini dikembangkan urin assay seperti BTAstat test, NIMP-22 dan telomerase
untuk monitoring karsinoma vesika urinaria superfisial. Pemeriksaan sistoskopi dan
sitologi urin dilakukan tiap 3 bulan sekali selama 1 tahun , kemudian 6 bulan sekali
selama 2 tahun dan minimal 1 tahun sekali Tidak ada suatu kesepakatan kapan
sistoskopi dihentikan pada follow up karsinoma vesika urinaria superfisial,
Pemeriksaan pencitraan traktus urinarius walaupun bukan merupakan standar tetap
menjadi pertimbangan pada monitoring dengan indikasi:
o Sitologi urin positif atau hematuria yang bukan disebabkan oleh tumor vesika
urinaria
o Tumor yang mengalaini rekurensi di sekitar orifisium ureter
o Sistektomi pada kasus uncontrolled disease

PROGNOSIS
Karsinoma vesika urinaria superfisial mempunyai prognosis baik dengan angka
ketahanan hidup 5 tahun mencapai 82 — 100 %
Tabel 4. 5-Year Survival Rates for Bladder Cancer
Stage 5-Year Survival Rates %
Ta,T1,CIS 82-100

You might also like