You are on page 1of 11

JURNAL

PRAKTIKUM PENGEMBANGAN METODE ANALISIS


Penetapan Kadar Kuersetin Ekstrak Daun Jambu Biji
Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis

Orin Tri Wulan


260110150031
Kelas A 2015
Kamis, 07.00-10.00

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
I. Tujuan
1.1 Menentukan metode analisis yang cocok untuk senyawa kuersetin
1.2 Melakukan validasi metode analisis senyawa kuersetin
1.3 Menentukan kadar senyawa kuersetin dalam ekstrak daun jambu biji

II. Prinsip
2.1 Validasi Metode Analisis
Suatu perlakuan terhadap percobaan dan metode analisis, untuk
membuktikan bahwa percobaan dan metode analisis tersebut
memenuhi persyaratan dengan parameter yaitu Linearitas, Batas
Deteksi dan Batas Kuantitasi, Presisi, Kecermatan (Harmita, 2004).
2.2 Hukum Lambert Beer
Ketika suatu berkas radiasi (Io) dikenakanpada cuplikan
(larutan sampel) yang mampu menyerap sinar UV-Vis, maka
intensitas sinar rasiasi yang diteruskan akan turun, karena sebagian
sinar diserap oleh molekul yang mampu menyerap sinar UV-Vis
dengan intensitas I. radiasi yang diserap oleh sampel ditentukan
dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan (I) dengan
intensitas sinar mula-mula (Io). Jika tidak ada spesies penyerapan
dalam sampel (blanko), maka sinar yang diteruskan atau
ditransmisikan setelah mengenai blanko akan sama dengan intensitas
mula-mula.

(Gandjar dan Rohman, 2018).


Hubungan linearitas antara absorban dengan konsentrasi analit
dan berbanding terbalik dengan transmittan. Hukum Lambert-Beer
mempunyai persamaan yaitu :

A = a.b.c

Ket : A = absorban
a = absorptivitas molar
b = tebal kuvet
c = konsentrasi
(Gandjar dan Rohman, 2014).
2.3 Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofofometri UV-Vis dalam analisis farmasi digunakan
untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Kedua analisis
memenfaatkan proses penyerapan sinar UV-Vis oleh bagian molekul
tertentu, seperti kromofor dan ausokrom. Untuk analisis kualitatif,
parameter spectrum UV-Vis yang digunakan adalah panjang
gelombang maksimum dan nilai absorptivtasnya. Sementara untuk
analisis kuantitatif, parameter yang digunakan adalah nilai serapan
atau absorbansinya (Gandjar dan Rohman, 2018).
III. Reaksi
-
IV. Teori Dasar

Kuersetin adalah flavonoid yang berasal dari buah-buahan, sayuran,


daun, dan biji-bijian, digunakan sebagai suplemen, minuman, dan
makanan. Kuersetin juga sering digunkan secara terapeutik pada keadaan
asma, demam, diabetes, asam urat, peptic ulser, mengobati jantung, dan
pembuluh darah (Upendra dan Ashish, 2013). Kuersetin berbentuk serbuk
atau jarum berwarna kuning dengan struktur kimia pada Gambar 4.1.
Kelarutan kuersetin sangat larut dalam eter dan methanol; larut dalam
etanol, aseton, piridin, dan asam asetat; tidak larut dalam air (Lide dan
Milne, 2994).

Gambar 4.1 Struktur kuersetin

Jambu biji adalah salah satu tumbuhan obat Indonesia yang telah
lama digunakan secara turun temurun untuk pengobatan. Daun jambu biji
telah terbukti mempunyai berbagai efek farmakologis, antara lain
analgesik, antiinflamasi, antimutagenisk, anti diare, dan lain-lain (Ditjen
POM, 1989). Efek farmakologis tersebut disebabkan oleh berbagai
kandungan kimia dalam daun jambu biji seperti senyawa fenolat,
flavonoid, keratonoid, dan triterpen (Gutierrez dkk, 2008). Ekstrak kental
daun jambu biji mengandung kuersetin, minyak atsiri, tanin, β-sitosterol,
dan asam gualakolat (Badan POM, 2004). Selain itu berbagai kajian
fitokimia telah menemukan kandungan kimia daun jambu biji yang lebih
rinci, antara lain senyawa fenolat total 575,3 mg/g daun kering , kuersetin
0,181 – 0,393% , morin, morin-3-O-liksosida, morin-3-O-arabinosa,
kuersetin dan kuersetin-3-0-arabinosida , guaijavarin , guajadial , asam
ferulat (Sohafy dkk, 2009).
Penetapan kadar kuersetin dapat dilakukan dengan metode
spektofotometer UV-Vis. Teknik spektrofotometri Uv-Vis digunakan
secara umum di laboratoeium analisis kimia, baik untuk tujuan analisis
kualitatif maupun untuk analisis kuantitatif. Hal demikian disebabkan cara
penggunaan spektrofotometri UV-Vis yang mudah dan cara analisisnya
yang cepat. Konsentrasi sampel dapat dihitung dari data abbsorbansi
spectra UV-Vis menggunakan hukum Lambert Beer (Rohman, 2014).
Absorpsi sinar UV-Vis pada umunya dihasilkan oleh eksitasi
electron-elektron ikatan. Penyerapan radiasi UV-Vis terjadi melalui
eksitasi electron dalam suatu molekul obat ke level energy yang lebih
tinggi. Transisi dari energy keadaan dasar tunggal ke salah satu dari
sejumlah keadaan tereksitasi memberikan spectrum UV-Vis yang melebar
karena tiap level energy electron mempunyai berbagai level energy
rotasional dan vibrasional yang terkait dengan level energi electron
tersebut (Gandjar dan Rohman, 2018).
Metode analisis divalidasi untuk dapat digunakan secara rutin, maka
presisi dan akurasi harus dimonitor secara teratur untuk menjamin bahwa
metode menunjukan kinerja yang memuaskan. Maka unutk mencapai hal
tersebut, sejumlah sampel jaminan mutu yang disiapkan secara terpisah
harus dianalisis dengan sampel uji yang diproses pada suatu interval
berdasarkan banyaknya sampel total. (Rohman, 2014).

V. Alat dan Bahan


5.1 Alat
- Gelas ukur
- Kertas saring
- Labu ukur
- Pipet volume
- Spektrofotometer UV-Vis
5.2 Bahan
- Baku kuersetin
- Ekstrak daun jambu biji
- Methanol
VI. Data Pengamatan
6.1 Validasi Metode Analisis Kadar Kuersetin Ekstrak Daun Jambu
Biji
Kadar kuersetin di ekstrak daun jambu biji >1,4%, dibulatkan menjadi
2% 2% x 100 ppm = 2 ppm
1. Pembuatan Larutan Stok Standar Kuersetin 100 ppm
No. Prosedur Hasil
1 Melarutkan 10mg standar kuersetin dalam
metanol 100 ml

2. Pembuatan Larutan Stok Ekstrak Daun Jambu Biji 100 ppm


No. Prosedur Hasil
1 Melarutkan 10mg ekstrak daun jambu biji
dalam metanol 100 ml
2 Menyaring larutan stok yang dibuat

3. Penentuan panjang gelombang maksimum


No. Prosedur Hasil
1 Melihat nilai absorbansi larutan stok 100
ppm standar kuersetin menggunakan
spektrofotometri UV-Vis dalam rentang
panjang gelombang 200-400 nm

4. Linearitas
No. Prosedur Hasil
1 Mengencerkan larutan stok 100 ppm
menjadi 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 ppm
2 Melihat nilai absorbansi menggunakan
spektrofotometri UV-Vis dengan panjang
gelombang …..
3 Membuat persamaan garis dan melihat
nilai r

5. Spesifisitas
No. Prosedur Hasil
1 Melihat nilai absorbansi larutan stok 100
ppm standar kuersetin menggunakan
spektrofotometri UV-Vis dalam rentang
panjang gelombang 200-400 nm
2 Melihat nilai absorbansi larutan stok
ekstrak daun jambu biji menggunakan
spektrofotometri UV-Vis dalam rentang
panjang gelombang 200-400 nm
3 Mengoverlaykan panjang gelombang
maksimum larutan stok standar kuersetin
dan larutan stok ekstrak daun jambu biji

6. LOD dan LOQ


No. Prosedur Hasil
1 Menghitung nilai SD dengan
menggunakan rumus SD (Standard
∈(𝑥 −𝑥̅ )2
Deviation) = √ , Slope = nilai a
𝑛 −1

pada ax+b
2 Menghitung LOD dengan menggunakan
𝑆𝐷
rumus LOD = 3,3 x 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒

3 Menghitung LOQ dengan menggunakan


𝑆𝐷
rumus LOQ = 10 x 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒

7. Akurasi
No. Prosedur Hasil
1 Menyiapkan larutan standar level 80%,
100%, dan 120% yaitu 8, 10, dan 12
µg/ml
2 Mengukur absorbansi setiap konsentrasi
menggunakan spektrofotometer UV pada
panjang gelombang maksimum. Lakukan
secara triplo.
3 Menghitung % recovery dengan syarat
98% – 102%
%R =
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 −𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
×
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎

100%

8. Presisi
No. Prosedur Hasil
1 Menyiapkan larutan standar konsentrasi 8,
10, dan 12 µg/ml
2 Menentukan presisi dengan metode
intraday (3 kali pengulangan di hari yang
sama) dan interday (3 kali pengulangan di
hari yang berbeda dalam minggu yang
sama)

3 Menghitung nilai %RSD dengan syarat :


˂2%
∑(𝑥−𝑥̅ )2
SD = 𝑛−1
𝑆𝐷
%RSD = × 100%
𝑋̅

6.2 Analisis Kadar Kuersetin Ekstrak Daun Jambu Biji


No. Prosedur Hasil
1 Larutan stok yang telah dibuat diukur pada panjang
gelombang maksimum dan diperoleh nilai
absorbansi untuk menentukan kadar kuersetin
dalam ekstrak daun jambu biji
2 Menghitung %kadar kuersetin dalam ekstrak daun
jambu biji menggunakan rumus
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
%𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%

VII. Simpulan
Daftar Pustaka

Badan POM. 2004. Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, Volume 1.


Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.

Ditjen POM. 1989. Vademikum Bahan Obat Alam. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar
Upendra, Singh dan Ashish, Baldi. 2013. Simultaneous Estimation of
Quercetin and Silimarin: Method Development and Validation .
International Journal of Pharmaceutical &Biological Archives Vol. 4 (3),
527-531.

Gandjar, I., & Rohman, A. 2014. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman, Abdul. 2018. Spektroskopi Molekuler untuk
Analisis Farmasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Gutierrez, P.M.P., Mitchell, S., and Solis, R.V. 2008. Psidium guajava: a review
of its traditional uses, phytochemistry and pharmacology. J.
Ethnopharmacol., 117(1), 1-27

Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya.


Majalah Ilmu Kefarmasian. Volume 1(3).

Lide, D.R & Milne, G.W. 1994. Handbook of Data on Organic Compounds.
Volume I. 3rd Edition.

Rohman, Abdul . 2014. Validasi dan Penjaminan Mutu: Metode Analisis Kimia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sohafy dkk. 2009. Quantification of flavonoids of Psidium guajava L.
preparations by Planar Chromatography (HPTLC). Pharmacognosy
Magazine,Vol 4(17), 61-66.

You might also like