Professional Documents
Culture Documents
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual,muntah terus menerus
dapat menyebabkan dehidrasi, hyponatremia, hypokloremia. Penurunan klorida urine
selanjutnya menjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak
sempurna hingga menjadi ketosis. Hypokalemi akibat muntah danekskresi yang
berlebihan selanjutnya frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lender osefagus dan
lambung dan robek sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.
4. Manifestasi Klinis
Menurut berat ringannya dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu :
Tingkat I : turun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan cekung. Muntah terus
menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan
tidak ada, berat badan turun dan nyeri epigastrik. Frekuensi nadi pasen naik sekitar 100
kali per menit, tekanan darah sistolik
Tingkat II : Pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dancepat,
suhu kadang naik dan mata sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul hypotensi,
hemokonsentrasi, oliguri, konstipasi dan nafas bau (berbau aseton).
Tingkat III : Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, muntah berhenti,
nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, tekanan darah makin turun.
5. Komplikasi
Ensefalopathy dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubh=ahan mental serta payah
hati dengan timbulnya ikterus.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Elektrolit Darah.
Pada pemeriksaan darah ditemukan kadar natrium dan klorida turun.
b. Pemeriksaan Urine
Pada urinalisis kadar klorida turun dan dapat ditemukan keton.
7. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobatiemesis agar tidak menjadi hyperemesis.
a. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.
b. Makan sedikit-sedikit tapi sering. Berikan makanan selingan seperti biscuit, roti
kering dengan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan
berminyak dan bau. Makanan sebaiknya dalam keadaan panas dan sangat dingin.
c. Defekasi teratur.
8. Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan, yaitu :
a. Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara
yang baik. Kalori diberikan secara parenteral dengan glukosa 5% dalan cairan
fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari.
b. Diuresis selalu dikontrol untuk menjaga keseimbangan cairan.
c. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik,
coba berikan minuman dan makanan sedikit demi sedikit secara bertahap.
d. Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
e. Dianjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 ditambahkan.
f. Pada keadaan lebih berat berikan anti emetic. Seperti Metoklopramid, disiklomin
hidroklorida atau klorpromazin.
g. Berikan terapi psikologis untuk meyakinkan pasiennya bias disembuhkan serta
menghilangkan rasa takut yang melatarbelakangi hyperemesis.