You are on page 1of 7

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS PALOH
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SIMPANG EMPAT
Jl. Raya Liku No 26 Kecamatan Paloh Kode Pos 79466
NOMOR TAHUN 2018
Email : puskesmaspaloh@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PALOH


NOMOR TAHUN 2018

TENTANG
SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN

KEPALA PUSKESMAS PALOH

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis


perlu ditetapkan ukuran-ukuran mutu layanan klinis
yang menjadi sasaran peningkatan layanan klinis;
b. bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas
ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas tentang
sasaran-sasaran keselamatan pasien;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi (Berita Negara
Republik Indonesia No.1049, 2015);
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
4.
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
5.
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;

Peraturan Bupati Sambas Nomor 10 Tahun


2016 tentang Penyelenggaraan Pusat
6. Kesehatan Masyarakat Di Kabupaten Sambas;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PALOH
TENTANG SASARAN-SASARAN KESELAMATAN
PASIEN.
KESATU : Keselamatan pasien adalah sistem yang membuat
asuhan kepada pasien lebih aman;
KEDUA : Sasaran-sasaran keselamatan pasien sebagaimana
yang dimaksud dalam dictum KESATU tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari keputusan ini;
KETIGA : a. Metode pengukuran indikator sasaran-sasaran
keselamatan pasien sebagaimana yang dimaksud
dalam diktum KEDUA tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keputusan ini;
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan
KEEMPAT :
dengan catatan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam Surat Keputusan ini, akan
diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Paloh
pada tanggal Januari 2018

KEPALA PUSKESMAS PALOH,

RITA RAHAYU

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PALOH
NOMOR 116 TAHUN 2017
TENTANG
SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN

SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong
perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari
permasalahan ini.
Indikator keselamatan pasien Puskesmas Paloh adalah sebagai berikut:

NO SASARAN KESELAMATAN PASIEN


1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang
harus diwaspadai
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar,
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien
yang benar
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

KEPALA PUSKESMAS PALOH,

RITA RAHAYU

LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS GALING
NOMOR 100 TAHUN 2017
TENTANG
SASARAN-SASARAN KESELAMATAN PASIEN

METODE PENGUKURAN INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN


Untuk meningkatakan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap
sasaran – sasaran keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran keselamatan
pasien seperti pada tabel berikut ini :
NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN TARGET
PASIEN
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar 100%
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif 100%
3. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang 100%
harus diwaspadai
4. Memastikan lokasi pembedahan yang benar, 100%
prosedur yang benar, pembedahan pada pasien
yang benar
5. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan 100%
kesehatan
6. Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh 100%

Metode pengukuran indikator keselamatan pasien adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi Pasien Dengan Benar


Identifikasi pasien yang tepat dan mendetail meliputi :
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, pasien tidak
boleh menggunakan nomor antrian atau lokasi pasien
b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan specimen lain untuk
pemeriksaan klinis pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan
dan tindakan atau prosedur
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien
yang teridentifikasi tepat dibagi jumlah seluruh pasien yang dilayani.

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat


X 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani

2. Meningkatkan Komunikasi Yang Efektif


Kegiatan dilaksanakan dalam komunikasi efektif adalah sebagai berikut :
a. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut
b. Perintah lisan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung komunikasi efektif yang
tepat dibagi jumlah seluruh kegiatan komunikasi efektif yang dilaksanakan.

Jumlah komunikasi efektif yang tepat


X 100%
Jumlah seluruh kegiatan komunikasi efektif

3. Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan Yang Harus Diwaspadai


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien. Adapun
kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Kebijakan dan prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obatan yang perlu
diwaspadai
b. Kebijakan dan prosedur diimplementasikan
c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian
yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperkenankan kebijakan
d. Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus diberi
label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung pemberian obat yang
tepat sesuai identifikasi pasien dibagi jumlah seluruh pasien yang mendapat
pelayanan obat.

Jumlah pasien yang tepat teridentifikasi dalam pemberian obat


X 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

4. Memastikan Lokasi Pembedahan Yang Benar, Prosedur Yang Benar,


Pembedahan Pada Pasien Yang Benar
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien
yang akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur. Kegiatan yang
dilaksanakan sebagai berikut :
a. Pelayanan kesehatan menggunakan suatu checklist atau proses lain
untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat prosedur, dan
tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat, dan fungsional
b. Tim tindakan yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum
insisi/time out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur atau tindakan
medis.
c. Kebijakan atau prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman
proses untuk memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi yang
dilaksanakan.
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung pelaksanaan tindakan
medis dan keperawatan yang tepat sesuai prosedur dibagi dengan seluruh
tindakan medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan sesuai prosedur


X 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan

Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilaksanakan


5. Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Galing wajib
menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 7 langkah dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Tujuh langkah Cuci tangan pakai sabun
(CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:

1. Sebelum kontak dengan pasien


2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengukuran terjadinya risiko infeksi di Puskesmas dilakukan dengan cara
menghitung jumlah petugas yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 7
langkah pada 5 keadaan tersebut di atas dibagi dengan jumlah semua petugas
pelayanan klinis.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 7 langkah pada 5 keadaan


X 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis

6. Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh


Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Galing dilakukan pengkajian terhadap
kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan
terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara :
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap
pasien yang beresiko jatuh dengan manandai gelang berwarna kuning.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.

Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara


mengitung jumlah pasien yang jatuh dibagi dengan jumlah semua pasien yang
dirawat.
Jumlah pasien yang jatuh
X 100%
Jumlah semua pasien yang dirawat

KEPALA PUSKESMAS PALOH,

RITA RAHAYU

You might also like