Professional Documents
Culture Documents
S DENGAN
GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI DI RUANG NAKULA
RS. MARZOEKI MAHDI BOGOR
Disusun Oleh:
DEVI PRATIWI
NIM. 742003.S.04013
A. Masalah Utama
Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah
3. Penyebab
Harga diri rendah disebabkan karena adanya koping individu yang tidak
efektif akan menunjukkan ketidkamampuan dalam menyesuaikan diri
atau tidak dapat memecahkan masalah terhadap tuntutan hidup serta
percaya yang dihadapi.
Adanya koping individu tidak fektif sering titunjukkan dengan
perilaku, sebagai berikut:
Data subjektif
- Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau
minta bantuan
- Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang
berkepanjangan
- Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran
Data objektif:
- Peningkatan ketergantungan
- Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri
- Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
- Penyalahgunaan obat terlarang
4. Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial: menarik diri,
isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang mal adaptif, mengganggu fungsi seorang
dalam hubungan sosial (Dep Kes RI. 1998:336).
Ditunjukan dengan perilaku antara lain:
Data subjektif
- Mengungkapkan enggan untuk memulai hubungan pembicaraan
- Mengungkapkan perasaan malu untuk berhubungan dengan orang
lain.
- Mengungkapkan kekhawatiran terhadap penolakan oleh orang
lain.
Data objektif:
- Bicara dengan suara pelan danh tidak ada kontak mata saat
berbicara
- Kurang spontan ketika diajak bicara
- Ekspresi wajah kosong
- Apatis
- Tidak adanya komunikasi verbal
D. Pohon Masalah
Isolasi sosial: menarik diri
E. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan tidak efektifnya koping
individu.
F. Fokus Intervesi
Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
1. Tujuan Umum
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
2. Tujuan khusus dan intervensi
a. TUK I: klien dapat membina hubungan saling percaya
1) Kriteria evaluasi
a) Ekspresi wajah klien bersahabat
b) Menunjukkan rasa senang dan ada kontak mata
c) Mau berjabat yangan dan mau menyebutkan nama
d) Mau menjawab salam dan mau duduk berdampingan dengan
perawat
e) Mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
2) Intervensi
Bina hubungna dengan saling percaya mengungkapkan prinsip
komunikasi therapeutik.
a) Sapa klien dengan ramaj dan bnaik secara verbal dan non
verbval
b) Perkenalkan diri dengan sopan
c) Tanyakan nama lengkap kien dan nama panggilan yang disukai
klien
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Jujur dan menemati janji.
f) Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g) Beri perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar
klien
Rasional
Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran
hubungan interaksi selanjutnya.
b. TUK II : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan apek positif
yang dimiliki
1. Kriteria evaluasi
Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki klien:
a. Kemampuan yang dimiliki klien
b. Aspek positif keluarga
c. Aspek positif lingkungan yang dimiliki klien
2. Intervensi
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
Rasional:
Mendiskusikan tingkat kemampuan klien seperti menilai
realitator kontrol diri atau integritas ego diperlukan sebagai
dasar asuhan keperawatannya.
b. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
Rasional: reinforcement positif akan meningkatkan harga diri
klien
c. Usahakan memberikan pujian yang realistik
Rasional
Kegiatan hanya karena ingin mendapatkan pujian
c. TUK III: Klien dapat menilai kemmpuan yang digunakan
1. Kriteria evaluasi
Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan
2. Intervensi
a) Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
dilakukan selama sakit.
Rasional:
Keterbukaan dan pengertian tentang kemampuan yang dimiliki
adalah prasayarat untuk berubah.
b) Diskusikan kemampuan yang masih dapat dianjurkan
penggunaanya.
Rasional:
Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki klien
memotovasi untuk tetap pertahankan penggunaannya.
d. TUK IV (Klien dapat merencanakan kegiatan dengan kemampuan
yang dimiliki).
1) Kriteria evaluasi
Klien membuat rencana kegiatan harian
2) Intervensi
a) Rencana bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan: kegiatan mandiri, kegiatan dengan
bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
Rasional
Membentuk individu yang bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri.
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
Rasional:
Klien perlu bertindak secara realistik dalam kehidupannya
c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien
lakukan.
Rasional:
perilaku yang dilihat klien akan memotivasikan klien untuk
melaksanakan kegiatan.
e. TUK V : klien dapat melakukan kegiatan yang boleh dilakukan
1. Keriteria Evaluasi
Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemamuannya
2. Intervensi
a) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang
telah direncanakan.
Rasional:
Memberikan kesempatan kepada klien, mandiri meningkatkan
motivasi danharga diri klien.
b) Beri pujian atas keberhasilan klien
Rasional:
Reinforcement positif dapat meningkatkan harga diri klien.
c) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
Rasional:
Memberikan kesempatan pada klien untuk tatap melakukan
kegiatan yang bisa dilakukan.
f. TUK VI: Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
1) Kriteria evaluasi
Klien memanfaatkan system pendukung yang ada di keluarga
2) Intervensi
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harga diri rendah.
Rasional:
Mendorong keluarga untuk mampu merawat klien mandiri
b) Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat
Rasional:
Support system keluarga akan sangat mempengaruhi dalam
mempercepat proses penyembuhan pasien.
c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah
Rasional
Meningkatkan peran serta keluarga dalam merawat klien di
rumah.
G. Daftar Pustaka
1) Carpenito, L.J (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan)
Edisi B. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
2) Depkes RI: (1989) Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan Pasien
Gangguan Skizofrema, Direktorat Kesehatan Jiwa, Jakarta
3) Keliat, B.A (1994) Keperawatan gangguan konsep diri. Cetakan II.
Penerbit buku kedokteram EGC: Jakarta
4) Townsend, M.C (1998) Buku Saku Dianosa Keperawatan padan
keperawatan Psikiatri. (terjemahan). Edisi. 3 Penerbit buku kedokteran
EGC:Jakarta
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn. R
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Betawi
Status Perkawinan : Tidak kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMK
Alamat : Cikarang Jati RT. 01/RW. 05. Kel.Cikarang
Barat Kec. Cibitung Kab, Bekasi
Tinggi Masuk : 06-09-2006
Tanggal Pengkajian : 12-09-2006
No. Register : 079221
Diagnosa Medis : Skizofren Paranoid
Informan : Klien, Perawat dan Status
b. Alasan Masuk
Klien di kirim ke RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor oleh keluarganya
karena kondisi klien yang sewaktu di rumah sering marah-marah
dengan merusak alat-alat rumah tangga, membakar motor, dan
mengganggu lingkungan.
c. Faktor Predisposisi
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa, klien
pernah menggunakan/memakai obat-obatan sejanis narkoba.
Pengobatan yang dijalani klien kurang berhasil dan selama 3 tahun,
berobat ke Puskesmas lima bulan klien mengalami putus obat dan
klien sering mendapat pukulan dari orang tuanya serta masih adanya
pandangan negatif dari lingkungan sekitar sehingga klien menjadi
mengamuk dan dikirik ke RS. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Masalah keperawatan:
Resti perilaku kekerasaan
Penatalaksanaan Regimen therapeutik inefektif
Koping keluarga tidak efektif
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami
gangguan jiwa
Masalah keperawatan: tidak ada
24
Keterangan:
= Perempuan
= Klien
Penjelasan:
Klien adalah anak ke lima dari lima bersaudara, klien berumur 24
tahun dan klien tinggal serumah dengan kedua orangtuanya,
sedangkan orang yang paling untuk bercerita masalah yang
dihadapi klien adalah ibu kandung klien. Sedangkan ayah klien
tidak dekat dengan klien karena pernah memukul klien.
2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien menyukuri dan menyukai bagian dada klien karena
dadanya kekar
b. Identitas diri
Klien dapat menyebutkan identitasnya dengan baik (nama,
umur, jenis kelamin, alamat) dan tau jumlah saudara
kandungnya yang berjumlah empat orang.
c. Peran diri
Klien sebagai seorang anak harus berbakti kepada kedua
orangtuanya membantu dengan cara bekerja untuk
meringatkan beban orang tua.
d. Idela diri
Klien mengatakan ingin menjadi karyawan diperpustakaan
e. Harga diri
Klien mengatakan sedih karena cita-citanya menjadi karyawan
tidak bisa di capai, klien tampak sedih sewaktu bercerita
tentang kegagalan
3. Hubungan Sosial
a) Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti bagi dirinya adalah ibu
dan temen-temen klien
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan menjadi anggota perkumpulan remaja
muslim di daerahnya.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan dirinya sering minder kalau berinteraksi
dengan orang-orang lain. Klien sering melamun, karena
teman-teman klien sudah menjadi karyawan disebuah
perusahaan sedangkan klien tidak.
Masalah keperawatan: isolasi sosial: menarik diri
4. Spiritual
a) Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam dan mengakui adanya Allah SWT, klien
dapat melaksanakan sholat lima waktu dengan benar
b) Kegiatan ibadah
Klien mengatakan selalu melaksanakan shalat 5 waktu
Masalah keperawatan: tidak ada
f. Status mental
1. Penampilan
Klien penampilannya rapi, klien setiap harinya lebih sering
memakai kaos dan celana panjang dan selalu menjaga kerapian
diri.
Masalah keperawatan: tidak ada
2. Pembicaraan
Suara klien saat berbicara cukup keras sehingga bisa didengar
dengan jelas oleh perawat, klien berbicara dengan tidak terlalu
cepat dan tidak lambat klien dapat menjawab pertanyaan dari
perawat dengan jawaban yang sesuai dan klien mampu untuk
memulai pembicaraan
Masalah keperawatan: tidak ada
3. Aktivitas motorik
Aktivitas motorik klien aktif terlihat dari kemauan klien ikut
senam, membantu bersih-bersih dan terlibat tetapi aktivitas
kelompok.
Masalah keperawatan: tidak ada
4. Alam perasaan
Klien mengatakan senang dan tidak tampak gelisah, klien senang
bercanda, tertawa dan bernyanyi dengan klien yang lain.
Masalah keperawatan: tidak ada
5. Afek
Klien mengatakan sudah tidak marah-marah lagi, klien tampak
labil emosinya.
Masalah keperawatan: tidak ada
6. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif dan mau menjawab pertanyaan dengan jawaban
yang sesuai, kontak mata klien fokus pada perawat dan klien dapat
bercanda.
Masalah keperawatan: tidak ada.
7. Persepsi
Klien tidak mendengar/melihat sesuatu yang tidak nyata tapi,
riwayat dahulu klien di ruang Kresna mengalami halusinasi
dengar yaitu klien mendengar suara yang menyuruh dia untuk
keluar.
Masalah keperawatan: Resti PSP: halusinasi dengar
8. Isi pikir
Klien tidak mengalami obsesi, tidak ketakutan, tetapi klien cukup
kooperatif dalam menjawab pertanyaan dan tidak adanya waham.
Masalah keperawatan: tidak ada
9. Proses pikir
Selama wawancara klien cukup kooperatif, klien tidak mengalami
sirkumtantial (pembicaran yang berbelit-belit tapi sampai pada
tujuan pembicaraan)
Masalah keperawatan: tidak ada
10. Tingkat kesadaran
Klien kesadarannya composmentis, dapat menyebutkan hari dan
tanggal nama orang dan tempat dimana klien sekarang berada
dengan jelas
Masalah keperawatan: tidak ada
11. Memori
Klien mampu mengingat identitas diri, nama orang tua, orang-
orang terdekatnya dan klien juga dapat mengingat kegiatan yang
baru saja dilakukannya maupun sebelum klien masuk rumah sakit.
Masalah keperawatan-
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi klien cukup baik terlihat dari kemampuan
klien mampu menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sesuai,
dan klien mampu berhitung secara sederhana seperti: 30-10:20,
10+10:20 5 x 4 = 20.
Masalah keperawatan: tidak ada
13. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sesuai kehendaknya, seperti
jika bajunya sudah kotor maka harus diganti, klien dapat
mengurutkan kegiatan seperti habis bangun tidur terus mandi.
Masalah keperawatan: tidak ada
14. Daya tilik diri
Klien menyadari dirinya berada di RSMM Bogor dan klien
menerima dirinya sakit sebagai ujian dari Allah SWT.
Masalah keperawatan: tidak ada
g. Kebutuhan persiapan pulang
1. Makan
Klien makan 3x sehari dengan jumlah porsi satu piring, klien
menyukai semua makanan yang disajikan atau disediakan rumah
sakit saat makan klien mau bergabung dengan klien yang lain, dan
klien mampu membersihkan alat makanan yang habis dipakai
klien, saat makan klien memakai sendok dan tanpa bantuan.
Masalah keperawatan: tidak ada
2. BAB/BAK
- BAB
Klien mampu BAB 1 kali sehari ditoilet dan dapat
membersihkan diri serta merapihkan pakaiannya setelah BAB.
- BAK
Klien mampu BAK sendiri di toilet dan setelah BAK mapu
membersihkan diri serta merapihkan pakaian setelah BAK.
3. Mandi
Klien mandi 3x sehari, gosok gigi, memakai sabun dan keramas
secara mandiri.
4. Berpakain
Klien mampu memakai pakaian sendiri, klien mengganti pakaian
sehari 1 kali dan klien setiap harinya kelihatan rapih.
5. Istirahat dan tidur
Pada waktu siang hari klien mengatakan bisa tidur dan pada
malam hari klien tidur dari jam 21.00 sampai jam 05.00 pagi.
6. Penggunaan obat
Klien mampu minum obat secara mandiri dan teratur sesuai jenis,
dosis dan waktu, cara pemberian obat melalui oral yang telah
ditentukan oleh perawat dan klien mengatakan reaksi obat adalah
mengantuk, bibir pecah-pecah dan tremoc.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien tetap mendapat perawatan dan dukungan dari keluarga,
perawat teman-teman klien dan lembaga pelayanan kesehatan.
8. Kegiatan di dalam rumah
Klien mampu melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu,
mencuci pakaian sendiri, menyajikan makanan, mengatur biaya
sehari-hari.
9. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan sering berkumpul bersama teman sepermainan.
Masalah keperawatan: tidak ada
h. Aspek Medis
Diagnosa medis: Skizopren Paranoid
Therapy medis
- Haloperidol/Dores 3 x 1 mg
- Tryheksipenidil 3 x 1 mg
- Chlorpromazine 1 x 1 mg
i. Daftar Masalah Keperawatan
1. Resti prilaku kekerasan
2. Penatalaksanaan regimen terapeutik in efektif
3. Koping keluarga tidak efektif
4. Harga diri rendah
5. Resti perubahan sensori persepsi: halusinasi dengar
6. Isolasi sosial: menarik diri
j. Analisa Data
Masalah
Tanggal Data TTD
Keperawatan
12-09-2006 DS:
Resti prilaku
Klien dapat mengatakan kekerasan
sering mendapat pukulan
dari orangtuanya.
DO:
Klien tampak sedih saat
bercerita
Klien tampak murung
12-09-2006 DS:
Penatalaksanaan
Klien mengatakan pernah regimen
putus obat selama 3 therapeutik in
tahun efektif
DO:
Klien sudah berobat ke
Puskesmas selama 5
bulan
12-09-2006 DS
Koping keluarga
Klien mengatakan tidak efektif
pengalaman yang tidak
menyenangkan yaitu saat
dipukul orang tuanya dan
riwayat memakai
narkoba
DO:
Klien tampak sedih sewaktu
berbicara, wajah
menunduk
12-09-2006 DS:
Gangguan konsep diri
Klien mengatakan sedih harga diri rendah
karena cita-citanya
menjadi karyawan tidak
bisa tercapai
DO:
klien tampak sedih sewaktu
bercerita tentang
kegagalannya.
12-09-2006 DS:
Resti PSP: Halusinasi
Klien mengatakan dulu klien dengan
pernah mengalami
halusinasi dengar
DO:
Klien tampak gelisah
12-09-2006 DS:
Isolasi sosial:
Klien mengatakan sering menarik diri
minder apabila
berinteraksi dengan
orang lain karena klien
melihat teman-temannya
sudah bekerja sebagai
karyawan sedangkan
klien tidak
DO:
Klien sering melamun
k. Pohon Masalah
Resti PSP: Halusinasi dengar
Resti perilaku
Isolasi sosial: Menarik diri kekerasan
Penatalaksanaan
regimen Gangguan konsep diri: HDR
therapeutik
inefektif
Koping keluarga
tidak efektif
l. Diagosa Keperawatan
1. Isolasi sosial: Menarik diri b.d gangguan konsep diri: harga diri
rendah
2. Resti perubahan sensori persepsi b.d isolasi sosial: menarik diri
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah b.d koping keluarga tidak
efektif.
4. Penatalaksanaan regimen therapeutik in efektif b.d koping
keluarga tidak efektif
5. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah b.d resti perilaku
kekerasan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
lengkap klien dan nama A: - Hubungan saling percaya antar perawat terbina
Menanyakan respon
keluarga dan lingkungan
terhadap kemampuan dan
kelebihan klien?
Memberikan pujian
kepada klien dapat
menyebutkan kemampuan dan
kelemihan selama dirumah.
14-09-2006 Resiko isolasi sosial: Mendiskusikan kepada S: - Klien mengatakan selama sakit dia bisa menyapu
09.30-940 menarik diri b.d klien tentang kemampuan dan mengepel tanpa bantuan
harga diri rendah. selam klien sakit. - Klien mengatakan mencuci piring sendiri setelah
Menanyakan apa yang makan
dilakukan pada pagi hari, O: - Klien tampak menyapu lantai tanpa bantuan
siang hari, sore hari. - Klien tampak mencuci piring sendiri
A: - Klien mampu menilai kemampuan yang dimiliki
(TUK III)
P: - Lanjutkan ke TUK IV
- Klien dapat merencanakan kegiatan dengan
kemmapuan yang dimiliki
15-09-2006 Resiko isolasi sosial: Klien dapat S: - Klien mengatakan selama sakit dia bisa
09.30-09.40 menarik diri b.d merencanakan kegiatan mengepel dan menyapu
harga diri rendah dengan kemampuan yang - Klien mengatakan mencuci piring sendiri setelah
dimiliki makan
Membuat rencana O: - Klien tampak menyapu lantai tanpa bantuan
kegiatan dengan klien - Klien tampak mencuci piring sendiri
A: - Klien mampu merencanakan kegiatan dengan
kemampuan yang dimiliki (TUK IV)
P: - Lanjutkan ke TUK V
- Klien dapat melakukan kegiatan yang boleh
dilakukan
16-09-2006 Resiko isolasi sosial: Klien dapat melakukan S: - Klien mengatakan menyapu teras depan
09.30-09.40 menarik diri b.d kegiatan sesuai kondisi selama - Klien mengatakan mencuci piring sendiri
harga diri rendah sakit. O: - Klien mampu menyapu sendiri tanpa bantuan
Melihat kegiatan yang - Klien tampak mencuci piring dengan mandiri
dilakukan klien yaitu: - Klien tampak bersemangat dalam bekerja
menyapu lantai kamarnya, - Hasil kerja klien cukup bersih
teras depan dengan mandiri A: - Klien mampu melakukan kegiatan sesuai kondisi
serta membersihkan piring selama sakit (TUK IV)
yang setelah. P: Lanjutkan ke TUK VI
- Klien dapat memanfaatkan system pendukung
yang dimiliki di rumah
08-09-2006 Resiko isolasi sosial : Menjelaskan kepada S: - Keluarga klien mengatkan akan memberi
09.3-09.40 MD b.d harga diri keluarga tentang pengertian dukungan yang positif kepada klien
rendah HDR O: - Keluarga klien kooperatif
Menjelaskan kepada - Keluarga klien dapat menjawab pertanyaan dari
keluarga klien tentang tanda perawat tentang pengertian HDR, penyebab dan
dan gejala dan penyebab HDR tanda dan gejala serta system pendukung.
Menjelaskan kepada A: - Keluarga dapat memanfaatkan system pendukung
keluarga klien tentang arti yang dimiliki di rumah.
system pendukung - Masalah teratasi
P: - Masalah sudah teratasi
- Evaluasi kegiatan klien sesuai jadwal
- Anjurkan klien untuk melakukan kegiatan sesuai
jadwal.
21-09-2006 Resiko isolasi sosial: Mengevaluasi kegiatan S: - Klien mengatakan sudah melakukan kegiatan
09.30-10.00 menarik diri b.d klien yang sudah dilaksanakan yaitu menyapu, mengepel, mencuci piring,
Harga diri rendah Mengobservasi kegiatan mengambil air, mengambil nasi, menonton TV.
klien yaitu, menyapu, O: - Klien tampak kooperatif
mengepel, mencuci piring, - Klien mau melakukan kegiatannya yaitu
mengambil air, mengambil menyapu.
nasi, dan menonton TV A: - Klien mampu melakukan kegiatan sesuai kondisi
selama sakit (TUK V)
- Masalah teratasi
P: - Evaluai kembali kegiatan yang lain sesuai
dengan kemampuannya
- mengingatkan klien untuk melakukan kegiatan
sesuai jadwal.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
Masalah :Gangguan Konsep diri :Harga Diri Rendah.
Pertemuan :Ke-1 (satu). Tgl 12-09-2006
A. Proses Keperawatan
1) Kondisi
a. Klien mengatakan percaya diri kurang
b. Klien tampak malu
c. Klien tidak mampu untuk menghadapi tantangan hidup
2) Diagnosa keperawatan
Resiko Isolasi Sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
3) Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
4) Rencana tindakan
a. kepada klien dan perhatian kebutuhan Sapa klien dengan ramah dan baik
secara verbal dan non verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Jujur dan menepati janji.
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
g. Beri perhatian dasar klien.