Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
KELOMPOK lll
CILEGON - BANTEN
2017
2
jauh lagi, persamaan diferensial biasa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dari
turunan terhadap variabel terikat yang muncul dalam persamaan tersebut.
Contohnya adalah hukum gerak kedua Newton yang menghasilkan persamaan
diferensial :
𝑑2 𝑥
𝑚 2 = 𝐹(𝑥(𝑡)
𝑑𝑡
e. Metode Euler
Merupakan metode yang paling sederhana untuk mengintegrasikan PDB orde
satu secara numerik. Kondisi atau syarat atau nilai awal (x0, y0) digunakan untuk
menghitung besarnya slope (atau tangen arah) y(x) pada x = x0 :
𝑑𝑦
| = 𝑓(𝑥𝑜 , 𝑦0 )
𝑑𝑥 𝑥=𝑥0
4
Dengan menganggap bahwa slope (dy/dx) pada interval Δx bernilai tetap, maka
nilai y(x0+Δx) dapat diperkirakan sebesar :
𝑦(𝑥𝑜 + ∆𝑥) = 𝑦(𝑥0 ) + ∆𝑥 𝑓(𝑥𝑜 , 𝑦0 )
Selanjutnya , nilai-nilai x dan y ini (yakni x = x0 + Δx dan y = y(x0 + Δx))
digunakan untuk memperkirakan besarnya slope pada titik yang baru. Atau, nilai y(x0 +
2Δx) dapat dihitung sebagai berikut :
𝑦(𝑥𝑜 + 2∆𝑥) = 𝑦(𝑥0 + ∆𝑥) + ∆𝑥 𝑓(𝑥𝑜 + ∆𝑥, 𝑦(𝑥0 + ∆𝑥))
Demikian seterusnya. Pola perhitungan yang beruntun ini digambarkan sebagai
metode Euler :
𝑦(𝑥𝑖 + ∆𝑥) = 𝑦(𝑥𝑖 ) + ∆𝑥 . 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦(𝑥𝑖 ))
atau
𝑦𝑖+𝑙 = 𝑦𝑖 + ∆𝑥 . 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 )
𝑦𝑖+𝑙 = 𝑦𝑖 + ℎ . 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 )
Dengan Δx = h menyatakan lebar langkah (Step Size)
𝑑𝑦
f (xi, yi) merupakan bentuk persamaan diferensial seperti pada diferensial 𝑑𝑥 = 𝑓(𝑥, 𝑦)
sehingga :
𝑑𝑦 𝑑𝑦
𝑦𝑖+𝑙 = 𝑦𝑖 + ∆𝑥 𝑑𝑥 | atau 𝑦𝑖+𝑙 = 𝑦𝑖 + ℎ 𝑑𝑥 |
𝑥𝑖 ,𝑦𝑖 𝑥𝑖 ,𝑦𝑖
dengan mengabaikan suku-suku berorde Δx2 (= h2) dan yang lebih tinggi. Dengan
kata lain, metode Euler ini mempunyai tingkat ketelitian yang dinyatakan dengan
local truncation error sebesar:
ei = Ο(Δx2) atau ei = Ο(h2)
Metode ini mempunyai global truncation error sebesar:
Ei = nilai eksak yi – nilai pendekatan numerik yi
5
f. Metode Runge-Kutta
Pada metode Euler memberikan hasil yang kurang teliti maka untuk
mendapatkan hasil yang lebih teliti perlu diperhitungkan suku yang lebih banyak dari
deret Taylor atau dengan menggunakan interval x yang kecil. Kedua cara tersebut
tidak menguntungkan. Penghitungan suku yang lebih banyak memerlukan turunan
yang lebih tinggi dari fungsi nilai y (x), sedang penggunaan x yang kecil
menyebabkan waktu hitungan lebih panjang.
Metode Runge-Kutta memberikan hasil ketelitian yang lebih besar dan tidak
memerlukan turunan dari fungsi, bentuk umum dari metode Runge-Kutta adalah:
yi 1 yi Φ ( xi , y i , Δx) Δx
dengan (xi, yi, x) adalah fungsi pertambahan yang merupakan kemiringan rerata
pada interval.
k1 = f (xi, yi)
Nilai k1 muncul dalam persamaan untuk menghitung k2, yang juga muncul dalam
persamaan untuk menghitung k3, dan seterusnya. Hubungan yang berurutan ini
membuat metode Runge-Kutta adalah efisien dalam hitungan.
6
Ada beberapa tipe metode Runge-Kutta yang tergantung pada nilai n yang digunakan.
1
yi 1 yi (k1 2k 2 2k3 k 4 ) Δx
6
dengan:
k1 f ( xi , yi )
1 1
k 2 f ( xi Δx, yi k1 Δx)
2 2
1 1
k3 f ( xi Δx, yi k 2 Δx)
2 2
k4 f ( xi Δx, yi k3Δx)
Penyelesaian:
Secara Manual
(i) Diketahui
a = x0 = 0
b = 0.10
c = 0.05
7
dalam hal ini f(x,y) = x + y, dan penerapan metode Euler pada PDB proses
x3 0.06 y3 1.0624
x4 0.08 y4 1.0848
x5 0.10 y5 1.1081
>> y=1;
>> b=0.10;
>> n=5;
>> h=(b-x)/n
h=
0.0200
hasil =
0 1.0000
0.0200 1.0200
0.0400 1.0408
0.0600 1.0624
0.0800 1.0849
0.1000 1.1082
eror =
0.0052 -1.1030
9
1
𝜃 = 𝜃𝑜 + (𝑘1 + 2𝑘2 + 2𝑘3 + 𝑘4)ℎ
6
=1200+1/6(-4.5579+2(-0.38347)+2(-3.8954)+(0.069750))x240
= 675.65 K
𝜃1 adalah aproksimasi temperature pada
t=t1
=to+h
=0+240
=240
𝜃 = 𝜃(240)
~675.65 K
Untuk i=1, t1 240, 𝜃1 = 675.65𝐾
k1 = f(t1, 𝜃1)
= f(240,675.65)
= -2.2067 x 10-12 ((240,675.65 − 81𝑥108)
= -0.44199
k2 = f(t1+1/2h, 𝜃1+1/2k1h)
= f(240+1/2(240),675.65)+1/2(-0.4419)x240)
= f(360,622.61)
= -2.2067 x 10-12(622.614-81x108)
= -0.31372
k3 = f(t1+1/2h, 𝜃1+1/2k2h)
=f(240+120,675.65+1/2(-0.31372)x240))
=f(360,638.00)
= -2.2067 x 10-12(638.004-81x108)
= -0.34775
k4 = f (t1+h, 𝜃1+k3h)
= f(240+240,675.65+(-0.34775)x240)
= f(480,592.19)
= -2.2067 x 10-12(592.194-81x108)
= -0.25351
1
𝜃2 = 𝜃1 + (𝑘1 + 2𝑘2 + 2𝑘3 + 𝑘4)ℎ
6
= 675.65+1/6(-0.44199+2(-0.31372)+2(-0.34775)+(-0.25351) x 240
11