Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Rifa Noorhayatty T.
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan dan pengobatan angina pektoris ini adalah untuk
Untuk itu penulis merasa tertarik untuk mengambil materi ini dengan
pectoris.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1
d. Manifestasi klinis dari angina pectoris.
C. Metode Penulisan
yaitu mengambil materi dari berbagai buku sumber yang kami kumpulkan.
D. Sistematika Penulisan
evaluasi.
2
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Definisi
episode atau paroksima nyeri atau perasaan tertekan di dada depan penyebabnya
jantung tidak adekuat, atau dengan kata lain suplai kebutuhan ke jantung
terutama dipicu oleh kegiatan jasmani atau stres, akan mereda bila istirahat atau
B. Klasifikasi
1. Unstable Angina
Angina yang baru pertama kali atau Angina Pectoris yang tidak stabil
pemeriksaan EKG didapatkan segmen ST depresi atau derasi yang timbul saat
3
2. Stable Angina
segmen ST depresi atau elepsi yang timbul saat serangan dan normal kembali
C. Etiologi
jantung.
4
D. Faktor-faktor mempengaruhi
1. Faktor risiko
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan serangan angin antara lain: emosi,
stress, kerja fisik terlalu berat, hawa dingin, terlalu panas, dan lembab, makan
5
E. Patofisiologi
6
Aktifitas kisis yang cukup berat
Proses akerosklerosis
(Arteri koronaria)
Iskemia miokard
Angina Pectoris
F. Manifeswtasi klinis
bervariasi, mulai dari tertekan dari tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat
yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa
pada dada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah
dapat menyebar ke daerah leher, dagu, bahu dan aspek dalam ekstremitas atas.
7
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekek dengan kualitas yang
terus menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergerakan tenaga dan tangan
akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin merasa akan
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. EKG
2. Thorax Photo
b. Pembesaran jantung.
3. Pemeriksaan laboratorium
5. Penyadapan jantung
H. Penatalaksanaan / Therapi
3. Memperpanjang umur
8
a. Pengobatan medikamentosa
Obat yang paling baik sampai saat ini adalah preparat nitrogliseril atau
darah koroner juga bertambah. Dosis obat ini bervariasi dari ½ - 1 tablet
c) Antagonis kalsium.
angina.
9
c. Obat penghambat beda adrenergik
d. Antagonis kalsium
e. Obat lain
pasien.
1. Pengkajian
gangguan, adanya faktor-faktor dan persepsi nyeri angina. Data spesifik yang
a. Nyeri atau tekanan dada: sakit ringan atau berat; tajam, kesemutan, atau
10
c. Faktor-faktor yang meringankan: penghilangan faktor-faktor pencetus
2. Data objektif
c. Perubahan cardioc.
3. Pemeriksaan Diagnostik
angiografi, koroner.
d. Eko kardiografi.
11
4. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri (akut)
12
No Intervensi Rasional
1. Anjurkan klien untuk memberi tahu Nyeri dada penurunan curah jantung
lebih awal dengan cepat bila terjadi dapat merangsang sistem syaraf
nyeri dada. simpatis untuk mengeluarkan sejumlah
besar nerepiheprin yang meningkatkan
agregasi trombosit dan mengeluarkan
trombo yang A2.
2. Kaji dan cepat respon klien / efek obat Memberikan informasi tentang
kemajuan penyakit.
3. Letakan klien pada istirahat total Menurunkan kebutuhan oksigen
selama periode angina. miokard untuk meminimalkan resiko
cedera jaringan / nekrosia.
4. Pantau kecepatan atau irama jantung. Klien anama tidak stabil mengalami
peningkatan disirilmia yang
mengancam hidup secara akhir yang
terjadi pada respon terhadap iskemia
dan atau stress.
Kolaborasi :
1. Berikan O2 tambahan sesuai indikasi Meningkatkan sediaan O2 untuk
berikan anti angina sesuai indikasi. kebutuhan miokar / mencegah iskemia.
2. Nitrogliserin: sublingual (nitrorial Nitrogliserin mempunyai standar
bukal, atau tastel oral, suprei untuk pengobatan dan mencegah nyeri
sublingual). angina selama lebih dari seratus tahun.
13
b. Curah jantung menurun
obat).
2. Dispsien.
3. Gelisah.
jantung.
14
No Intervensi Rasional
Mandiri
1. Pantau tanda vital, contoh frekuensi Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
jantung, TD. cemas, hipoksemia, dan menurunnya
curah jantung.
2. Evaluasi status mental, catat terjadinya Menghasilkan perubahan sensorium.
bingung, disorientasi.
3. Mempertahankan tirah baring pada Menurunkan konsumsi oksigen /
posisi nyaman selama episode akut. kebutuhan menurunkan kerja miokard
dan resioko dempersasi.
Kolaborasi
1. Berikan oksigen tambahan sesuai Meningkatkan sediaan oksigen untuk
kebutuhan. kebutuhan miokard.
15
c. Ansietat (uraikan lingkaran)
1. Krisis sithari.
3. Respon patologis.
kematian).
2. Ketakutan, gelisah.
tempat / pengaruh.
16
3. Menyatakan masalah tentang efek penyakit pada pola hidup, posisi
masalah.
No Intervensi Rasional
Mandiri
1. Jelaskan tujuan tes dan prosedur, Menurunkan cemas dan takut terhadap
contoh tes stress. diagnosa dan prognesis.
2. Dorong keluarga dan teman-teman Meyakinkan klien bahwa peran dalam
untuk menganggap klien seperti keluarga dan kerja tidak berubah.
sebelumnya.
Kolaborasi
1. Berikan sedatif, tianguilicer sesuai Mungkin diperlukan untuk membantu
indikasi. klien rileks sampai secara fisik mampu
untuk membuat strategi koping
adekuat.
17
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi kebutuhan
pengobatan
1. Kurang penajaman.
1. Pertanyaan.
2. Minta informasi.
3. Pernyataan masalah.
menanyakan pertanyaan.
18
No Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji ulang patofisiologis kondisi Klien dengan angina membutuhkan
tekanan perlunya mencegah serangan belajar mengapa hal itu terjadi dan
angina. apakah dapat dikontrol.
2. Kaji peningkatan kontrol berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting,
menghentikan merokok, perubahan memberikan klien kesempatan untuk
diet dan olah raga. membuat perubahan kebutuhan.
3. Tunjukkan / dorong klien untuk Memberikan klien untuk
memantau nadi sendiri selama mengidentifikasi aktivitas yang dapat
aktivitas, jadwal / aktivitas sederhana, dimodifikasi untuk menghindari stress
hindari tegangan. jantung dan tetap di bawah ambang
angina.
4. Tekankan pentingnya mengecek Obat yang dijual bebas mempunyai
dengan dokter kapan menggunakan potensi penyimpangan.
obat-obatan yang dijual.
19
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Keluhan utama
2. Pemeriksaan fisik
Nyeri dada
utama.
keluhan utama.
20
B. Analisa Data
penyempitan pembuluh
darah koroner
iskemia miokard
metabolisme anaerob
nyeri
2. Ds : Klien cemas Kurang pengetahuan Gangguan rasa aman
karena merasa cemas
akan segera
krisis situasi
meninggal
stress
cemas
C. Diagnosa Keperawatan
21
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan sparme pembuluh darah
koroner.
D. Perencanaan
hasil: meningkatkan
agregrasi
- nyeri hilang
tromosit dan
- tidak lemah
mengeluarkan
- tidak sesak iromboxane A2.
- Letakkan klien - Menurunkan
pada istirahat kebutuhan O2
total selama miokard untuk
periode meminimalkan
angina. resiko cedera.
- Berikan O2 - me kebutuhan
tambahan O2 untuk
22
sesuai kebutuhan
indikasi, miokard /
berikan anti mencegah
angina sesuai iskemia.
indikasi.
- Nitrogliserin, - Nitrogliescan
sublingual mempunyai
(nitrastat, standar untuk
bukal atau pengobatan dan
tablet oral, mencegah nyeri
seperti angina selama
sublingual). lebih dari 100
tahun.
2. Gangguan rasa Tupan : rasa - Kaji ulang - Klien dengan
aman cemas aman cemas patofisiologi angina
berhubungan terpenuhi. tekankan membutuhkan
dengan Tupen : setelah perlunya belajar mengapa
pengetahuan dilakukan mencegah hal itu dapat
ditandai dengan tindakan serangan terjadi dan
23
badan, memberikan
menghentikan klien
merokok, kesempatan
perubahan untuk membuat
angina. perubahan
kebutuhan.
- Tekankan - Obat yang dijual
pentingnya bebas
mengecek mempunyai
dengan dokter potensi
kapan penyimpangan.
menggunakan
obat-obatan
yang dijual
bebas.
24
1. Implementasi
TTD dan
No. DP Hari / Tanggal Jam Tingkat Kep. Respon / Hasil
Nama
DP I T : Berikan O2 tambahan sesuai
indikasi
R : Menurunkan kebutuhan O2
T : Berikan nitrogliserin
DP II R : Nyeri berkurang
2. Evaluasi
TTD dan
No. DP Hari / Tanggal Jam Evaluasi
Nama
DP I S : Klien mengeluh nyeri di
dada
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
25
Mubin, A. Halim, S.Pd, M.Sc., KPTI. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan
Terapi. Jakarta: EGC.
Masjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI.
26