You are on page 1of 27

ANGINA PEKTORIS

Disusun Oleh :

Rifa Noorhayatty T.

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA


CIREBON
2006

0
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angina pectoris merupakan suatu sindrom klinis yang ditandai dengan

episode atau parksima nyeri.

Angina pectoris sering terjadi di Indonesia, namun sebagian kasusunya

dapat diatasi tergantung pada derajat keparahannya.

Salah satu tujuan dan pengobatan angina pektoris ini adalah untuk

memperpanjang umur dan memperbaiki kualitas hidup.

Untuk itu penulis merasa tertarik untuk mengambil materi ini dengan

judul "Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kardiovaskuler" angina

pectoris.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengerti tentang angina pektoris.

2. Tujuan Khusus

Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang:

a. Definisi angina pectoris.

b. Etiologi angina pectoris.

c. Patofisiologi angina pectoris.

1
d. Manifestasi klinis dari angina pectoris.

e. Pemeriksaan diagnostik dari angina pectoris.

f. Penatalaksanaan angina pectoris.

g. Komplikasi angina pectoris.

h. Asuhan keperawatan pada klien dengan angina pectoris.

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang penulis gunakan yaitu mateode studi pustaka,

yaitu mengambil materi dari berbagai buku sumber yang kami kumpulkan.

D. Sistematika Penulisan

Dalam makalah ini, sistematika penulisannya yaitu:

BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode

penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II Kerangka Teori, terdiri dari definisi klasifikasi, etiologi, fakttor-faktor

yang mempengaruhi patofisiologi, manifestasi klinis,

pemeriksaan diagnostik, therapy.

BAB II Asuhan Keperawatan Teoritik, terdiri dari pengkajian, analisa data,

diagnosa, keperawatan, intervensi/implementasi,

evaluasi.

BAB IV Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

2
BAB II

KERANGKA TEORI

A. Definisi

Angina Pectoris adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan

episode atau paroksima nyeri atau perasaan tertekan di dada depan penyebabnya

diperkirakan berkurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke

jantung tidak adekuat, atau dengan kata lain suplai kebutuhan ke jantung

meningkat (Brunner dan Suddarth, volume 2; 2002: 779)

Rasa nyeri/tidak enak di daerah jantung atau substernal (chert discomfort),

terutama dipicu oleh kegiatan jasmani atau stres, akan mereda bila istirahat atau

makanan nitrat sublingual (A. Halim Mubin, 2001).

B. Klasifikasi

Angina Pectoris dibagi dalam 2 jenis:

1. Unstable Angina

Angina yang baru pertama kali atau Angina Pectoris yang tidak stabil

dengan karakter frekuensi, berat, dan lamanya meningkat.

Angina ini timbul saat istirahat atau aktivitas ringan. Pada

pemeriksaan EKG didapatkan segmen ST depresi atau derasi yang timbul saat

serangan atau sebagian saat serangan selesai.

3
2. Stable Angina

Serangan sakit dada yang bersifat stabil. Angina ini padaumumnya

tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada pemeriksaan EKG didapatkan

segmen ST depresi atau elepsi yang timbul saat serangan dan normal kembali

saat serangan selesai.

C. Etiologi

Penyebab terjadinya Angina Pectoris (nyeri dada) diantaranya adalah:

1. Latihan fisik yang dapat memicu serangan dengan cara meningkatkan

kebutuhan oksigen jantung.

2. Pajaran terhadap dingin dapat meningkatkan vasokontriksi dan peningkatan

tekanan darah, disertai peningkatan kebutuhan oksigen.

3. Makan-makanan berat dapat meningkatkan aliran darah ke daerah mesentrik

untuk pencernaan, sehingga menurunkan kesediaan darah untuk suplai

jantung.

4. Stress atau berbagai emosi akibat situasi yang meningkat, menyebabkan

frekuensi jantung meningkat akibat pelepasan adrenalin dan peningkatan

tekanan darah dengan demikian beban kerja jantung juga meningkat.

4
D. Faktor-faktor mempengaruhi

1. Faktor risiko

Studi framingham menunjukkan adanya faktor-faktor yang dapat

mempercepat timbulnya ateroklerosis, yang disebut faktor risiko. Faktor risiko

dapat dikoreksi seperti obesitas, hipertense, hiperlipidema, merokok, emosi,

diabetes melitus, kurang latihan jasmani, misalnya faktor keturunan, umur,

jenis kelamin. Pengobatan yang berhasil seringkali membutuhkan perubahan

dalam cara hidup, cara makan, berhenti merokok, dan sebagainya.

2. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan serangan angin antara lain: emosi,

stress, kerja fisik terlalu berat, hawa dingin, terlalu panas, dan lembab, makan

terlalu kenyang, banyak merokok, kemacetan lalu lintas. Faktor-faktor yang

dapat menimbulkan serangan angina harus dicari dan dihindari.

3. Faktor yang memperberat

Faktor-faktor yang dapat memperberat serangan angina misalnya obesitas,

hipertensi, anemia, hipertiroidisme, aritmia, penyakit paru obstruksi kronik,

obat golongan ergol, amfetamin dan simpatomi, metakamin lainnya.

5
E. Patofisiologi

6
Aktifitas kisis yang cukup berat

Proses akerosklerosis

Penyempitan pembuluh darah koroner

(Arteri koronaria)

Suplai darah O2 ke miokard berkurang

Iskemia miokard

Angina Pectoris

F. Manifeswtasi klinis

Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang

bervariasi, mulai dari tertekan dari tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat

yang disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa

pada dada di daerah belakang sternum atas atau sternum ketiga tengah

(Retrosternal). Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisasi, namun nyeri tersebut

dapat menyebar ke daerah leher, dagu, bahu dan aspek dalam ekstremitas atas.

7
Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekek dengan kualitas yang

terus menerus. Rasa lemah atau baal di lengan atas, pergerakan tenaga dan tangan

akan menyertai rasa nyeri. Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin merasa akan

segera meninggal. Karakteristik utama nyeri Angina adalah tersebut akan

berkurang apabila faktor presipitasinya dihilangkan.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. EKG

2. Thorax Photo

a. Klasifikasi pada arteri koronaria.

b. Pembesaran jantung.

c. Untuk mengetahui / mengawasi respon jantung.

3. Pemeriksaan laboratorium

4. Uji latihan jasmani

5. Penyadapan jantung

6. Thallium exercise myocardinal imaging

H. Penatalaksanaan / Therapi

Tujuan pengobatan Angina Pectoris adalah untuk

1. Menghilangkan sakita dada.

2. Memperbaiki kualitas hidup.

3. Memperpanjang umur

8
a. Pengobatan medikamentosa

Pengobatan medikamentosa dapat dibagi atas:

1) Pengobatan waktu mendapat serangan Angin Pectoris

Obat yang paling baik sampai saat ini adalah preparat nitrogliseril atau

deviratnya yang diberikan secara sublingual.efek hemodinamik

nitrogliserin berupa fasodilatasi perifer. Sehingga mengurangi beban pada

jantung dan mengurangi konsumsi oksigen oleh miokard. Selain itu

nitrogliserin juga bekerja sebagai vasodilator koroner sehingga aliran

darah koroner juga bertambah. Dosis obat ini bervariasi dari ½ - 1 tablet

yang dapat diulang sampai beberapa kali pemberian.

2) Pengobatan untuk mencegah serangan Angina Pectoris

Dapat dipakai beberapa preparat yaitu:

a) Long Acting Nitrate, seperti isosorbidnitrat atau nitrogliserin dalam

bentuk salep atau retard / sustainea released.

b) Obat-obat golongan penghambat beta adrenergik (beta blocker).

c) Antagonis kalsium.

b. Long Acting Nitrates

Tujuan pemberian obat golongan nitrat adalah untuk mencegah serangan

angina.

9
c. Obat penghambat beda adrenergik

Obat golongan ini dapat mengurangi kerja jantung dan menurunkan

kebutuhan oksigen jantung.

d. Antagonis kalsium

Antagonis kalsium adalah obat-obatan yang dapat menghalangi masuknya ion

kalsium melalui slow channel.

e. Obat lain

Obat penenang (traquilizer) dan sedativa dapat diberikan sebagai tambahan

pengobatan angina, tergantung pada keadaan kepribadian masing-masing

pasien.

I. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Data yang dikumpulkan diantaranya mengenai pengetahuan orang tentang

gangguan, adanya faktor-faktor dan persepsi nyeri angina. Data spesifik yang

berhubungan dengan nyeri adalah sebagai berikut:

a. Nyeri atau tekanan dada: sakit ringan atau berat; tajam, kesemutan, atau

tekanan atau rasa terbakar, digambarkan seperti berat, terpelintir, rasa

terbakar atau sesak pada dada terakhir 5 – 30 menit.

b. Faktor-faktor pencetus; stress, emosi atau fisik, pemajanan terhadap suhu

ekstrem seperti dingin, makan terlalu banyak.

10
c. Faktor-faktor yang meringankan: penghilangan faktor-faktor pencetus

menggunakan tablet nitrogliserin (NTG).

d. Tanda dan gejala yang berhubungan: diaforesis, sakit kepala, berdebar-

debar, sesak nafas.

2. Data objektif

a. Perilaku pasien: pertahankan terjadinya diaporesis, gelisah. Orang dengan

angina kadang-kadang memegang sternum pada waktu serangan.

b. Perubahan gejala vital: peningkatan kecepatan nadi, tekanan darah dan

kecepatan nafas harus dicatat.

c. Perubahan cardioc.

d. Pola serangan angina dengan memperhatikan perubahan.

3. Pemeriksaan Diagnostik

a. Perekaman perubahan EKG selama periode nyeri.

b. Tes stress lain (TSL): perubahan selama nyeri dada.

c. Radionukleid gambaran pengumpulan darah dengan technetium 99 in,

angiografi, koroner.

d. Eko kardiografi.

11
4. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri (akut)

Dapat dihubungkan dengan:

1. Laporan nyeri dengan berbagai frekuensi, darah dan intensitas

(khususnya sesuai memburuknya kondisi).

2. Prilaku distraksi (menangis, gelisah, merintih, mondar-mandir).

3. Respon otomatis contoh keringat, TD dan nadi berubah, dilatari pupil,

peningkatan / penurunan frekuensi pernafasan.

12
No Intervensi Rasional
1. Anjurkan klien untuk memberi tahu Nyeri dada penurunan curah jantung
lebih awal dengan cepat bila terjadi dapat merangsang sistem syaraf
nyeri dada. simpatis untuk mengeluarkan sejumlah
besar nerepiheprin yang meningkatkan
agregasi trombosit dan mengeluarkan
trombo yang A2.
2. Kaji dan cepat respon klien / efek obat Memberikan informasi tentang
kemajuan penyakit.
3. Letakan klien pada istirahat total Menurunkan kebutuhan oksigen
selama periode angina. miokard untuk meminimalkan resiko
cedera jaringan / nekrosia.
4. Pantau kecepatan atau irama jantung. Klien anama tidak stabil mengalami
peningkatan disirilmia yang
mengancam hidup secara akhir yang
terjadi pada respon terhadap iskemia
dan atau stress.
Kolaborasi :
1. Berikan O2 tambahan sesuai indikasi Meningkatkan sediaan O2 untuk
berikan anti angina sesuai indikasi. kebutuhan miokar / mencegah iskemia.
2. Nitrogliserin: sublingual (nitrorial Nitrogliserin mempunyai standar
bukal, atau tastel oral, suprei untuk pengobatan dan mencegah nyeri
sublingual). angina selama lebih dari seratus tahun.

13
b. Curah jantung menurun

Dapat dihubungkan dengan:

1. Perubahan motopropik (iskemia miokor translen / memanjang efek

obat).

2. Dispsien.

3. Gelisah.

4. Penurunan toleransi aktivitas, kelemahan.

5. Menurunnya nadi periter.

6. Perubahan status mental.

7. Nyeri dada kontinu.

Hasil yang diharapkan:

1. Melaporkan penurunan episode disphea, angina dan distritna

menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.

2. Berpartisipasi pada perilaku / aktivitas yang menurunkan kerja

jantung.

14
No Intervensi Rasional
Mandiri
1. Pantau tanda vital, contoh frekuensi Takikardi dapat terjadi karena nyeri,
jantung, TD. cemas, hipoksemia, dan menurunnya
curah jantung.
2. Evaluasi status mental, catat terjadinya Menghasilkan perubahan sensorium.
bingung, disorientasi.
3. Mempertahankan tirah baring pada Menurunkan konsumsi oksigen /
posisi nyaman selama episode akut. kebutuhan menurunkan kerja miokard
dan resioko dempersasi.
Kolaborasi
1. Berikan oksigen tambahan sesuai Meningkatkan sediaan oksigen untuk
kebutuhan. kebutuhan miokard.

15
c. Ansietat (uraikan lingkaran)

Dapat dihubungkan dengan:

1. Krisis sithari.

2. Ancaman terhadap gangguan konsep diri (93 citra / kemampuan).

3. Respon patologis.

4. Anaman terhadap atau perubahan status kesehatan (penyakit yang

dapat menimbulkan perubahan lanjut ketidakmampuan bahkan

kematian).

5. Bicara negatif tentang diri sendiri.

Kemungkinan dibuktikan oleh

1. Mengekspresikan masalah berkenaan dengan perubahan hidup

peningkatan tegangan / ketidakberdayaan.

2. Ketakutan, gelisah.

3. Hubungan diagnosa dengan hilangnya citra diri sehat hilangnya

tempat / pengaruh.

4. Citra diri sebagai orang tak berpengaruh pada keluarga / masyarakat.

5. Takut mati sebagai kenyataan.

Hasil yang diharapkan

1. Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat.

2. Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang bisa diatasi.

16
3. Menyatakan masalah tentang efek penyakit pada pola hidup, posisi

dalam keluarga dan masyarakat.

4. Menunjukan strategi koping efektif / keterampilan pemecahan

masalah.

No Intervensi Rasional
Mandiri
1. Jelaskan tujuan tes dan prosedur, Menurunkan cemas dan takut terhadap
contoh tes stress. diagnosa dan prognesis.
2. Dorong keluarga dan teman-teman Meyakinkan klien bahwa peran dalam
untuk menganggap klien seperti keluarga dan kerja tidak berubah.
sebelumnya.

Kolaborasi
1. Berikan sedatif, tianguilicer sesuai Mungkin diperlukan untuk membantu
indikasi. klien rileks sampai secara fisik mampu
untuk membuat strategi koping
adekuat.

17
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi kebutuhan

pengobatan

Dapat dihubungkan dengan

1. Kurang penajaman.

2. Informasi tidak akurat / kesalahan interpretasi.

3. Tidak mengenal sumber informasi.

Kemungkinan dibuktikan oleh

1. Pertanyaan.

2. Minta informasi.

3. Pernyataan masalah.

4. Tidak akurat dalam mengikuti instruksi.

Hasil yang diharapkan

1. Berpartisipasi dalam proses belajar.

2. Mengasumsi tanggung jawab untuk belajar mencari informasi dan

menanyakan pertanyaan.

3. Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan pengobatan.

4. Berpartisipasi dalam proses pengobatan.

5. Melakukan perubahan pola hidup.

18
No Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji ulang patofisiologis kondisi Klien dengan angina membutuhkan
tekanan perlunya mencegah serangan belajar mengapa hal itu terjadi dan
angina. apakah dapat dikontrol.
2. Kaji peningkatan kontrol berat badan, Pengetahuan faktor resiko penting,
menghentikan merokok, perubahan memberikan klien kesempatan untuk
diet dan olah raga. membuat perubahan kebutuhan.
3. Tunjukkan / dorong klien untuk Memberikan klien untuk
memantau nadi sendiri selama mengidentifikasi aktivitas yang dapat
aktivitas, jadwal / aktivitas sederhana, dimodifikasi untuk menghindari stress
hindari tegangan. jantung dan tetap di bawah ambang
angina.
4. Tekankan pentingnya mengecek Obat yang dijual bebas mempunyai
dengan dokter kapan menggunakan potensi penyimpangan.
obat-obatan yang dijual.

19
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Keluhan utama

 Nyeri, lemah atau baal di lengan atas.

 Klien terlihat sesak, tercekek.

 Selama nyeri klien merasa akan segera meninggal.

2. Pemeriksaan fisik

 Nyeri dada

P : Paliatiu (provokativ) yaitu hal-hal yang menyebabkan bertambah atau

berkurangnya keluhan utama.

Q : Quality yaitu bagaimana gambaran dan sejauh mana tingkat keluhan

utama.

R : Regio yaitu lokasi keluhan utama.

S : Severity yaitu intensitas dari keluhan utama.

T : Timing yaitu waktu mulai muncul dan berapa lama berlangsung

keluhan utama.

20
B. Analisa Data

No Data Fokus Etiologi Masalah


1. Ds : Nyeri dada Ateroskleros Gangguan rasa nyaman

Do : Lemah sesak  nyeri

penyempitan pembuluh
darah koroner

iskemia miokard

metabolisme anaerob

penimbunan asam laklak

nyeri
2. Ds : Klien cemas Kurang pengetahuan Gangguan rasa aman
karena merasa  cemas
akan segera
krisis situasi
meninggal

stress

cemas

C. Diagnosa Keperawatan

21
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan sparme pembuluh darah

koroner.

2. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.

D. Perencanaan

No Dx Kep Tujuan Intervensi Rasional


1. Gangguan rasa Respon : nyeri - Anjurkan klien - Nyeri dan
nyaman nyeri hilang. untuk penurunan curah
berhubungan Tupen : setelah memberitahuk jantung dapat
dengan spasme dilakukan rencana an perawat merangsang
pembuluh darah tindakan dengan cepat sistem syaraf
koroner keperawatan bila terjadi sumpat, untuk
ditandai selama 2 x 24 jam nyeri. mengeluarkan
dengan: rasa nyaman sejumlah bebas

Ds : Nyeri nyeri teratasi norepsnefrin

sesak dengan kriteri yang

hasil: meningkatkan
agregrasi
- nyeri hilang
tromosit dan
- tidak lemah
mengeluarkan
- tidak sesak iromboxane A2.
- Letakkan klien - Menurunkan
pada istirahat kebutuhan O2
total selama miokard untuk
periode meminimalkan
angina. resiko cedera.
- Berikan O2 - me kebutuhan
tambahan O2 untuk

22
sesuai kebutuhan
indikasi, miokard /
berikan anti mencegah
angina sesuai iskemia.
indikasi.
- Nitrogliserin, - Nitrogliescan
sublingual mempunyai
(nitrastat, standar untuk
bukal atau pengobatan dan
tablet oral, mencegah nyeri
seperti angina selama
sublingual). lebih dari 100
tahun.
2. Gangguan rasa Tupan : rasa - Kaji ulang - Klien dengan
aman cemas aman cemas patofisiologi angina
berhubungan terpenuhi. tekankan membutuhkan
dengan Tupen : setelah perlunya belajar mengapa
pengetahuan dilakukan mencegah hal itu dapat
ditandai dengan tindakan serangan terjadi dan

Ds : Klien keperawatan angina. apakah dapat

cemas karena selama 1 x 24 jam dikontrol.

merasa akan rasa aman cemas


segera teratasi denga
meninggal kriteria hasil
cemas terpenuhi.
- Kaji - Pengetahuan
pentingnya faktor resiko
kontrol berat penting

23
badan, memberikan
menghentikan klien
merokok, kesempatan
perubahan untuk membuat
angina. perubahan
kebutuhan.
- Tekankan - Obat yang dijual
pentingnya bebas
mengecek mempunyai
dengan dokter potensi
kapan penyimpangan.
menggunakan
obat-obatan
yang dijual
bebas.

24
1. Implementasi

TTD dan
No. DP Hari / Tanggal Jam Tingkat Kep. Respon / Hasil
Nama
DP I T : Berikan O2 tambahan sesuai
indikasi

R : Menurunkan kebutuhan O2

T : Berikan nitrogliserin
DP II R : Nyeri berkurang

T : Berikan penkes tentang


angina pictoris

R : Klien mengerti dengan


penkes yang diberikan
perawat

2. Evaluasi

TTD dan
No. DP Hari / Tanggal Jam Evaluasi
Nama
DP I S : Klien mengeluh nyeri di
dada

O : Klien terlihat lemah dan


sesak

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengeluh cemas

DAFTAR PUSTAKA

25
 Mubin, A. Halim, S.Pd, M.Sc., KPTI. 2001. Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan
Terapi. Jakarta: EGC.

 Masjoer, Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI.

26

You might also like