You are on page 1of 7

A.

Aktiva Tetap
1. Definisi Aktiva Tetap
Aktiva tetap atau aktiva non-produktif adalah aktiva berwujud yang diperoleh
dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan
dalam operasional bank, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan
normal bank dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. contoh aktiva tetap
adalah gedung, kantor, tanah, kendaraan.
Aktiva tetap adalah aktiva tidak produktif sehingga jumlahnya perlu dibatasi
atau pada umumnya jumlahnya relatif kecil dibandingkan aktiva produktif bank.
Penempatan dana pada aktiva tetap dan inventaris yang berlebihan akan
membahayakan bank itu sendiri karena di samping akan kehilangan kesempatan
memperoleh pendapatan dari nilai penempatan tersebut, juga akan berakibat pada
kesulitan likuiditas.
2. Bentuk Pengeluaran untuk perolehan Aktiva Tetap
Pada prinsipnya aktiva tetap yang diperoleh akan dicatat sebesar harga
perolehannya yaitu harga beli ditambah biaya-biaya yang terjadi untuk menempatkan
aktiva tersebut pada kondisi dan tempat yang siap dipergunakan. Biaya-biaya
dimaksud misalnya biaya pemasangan, bea masuk, biaya pengangkutan, biaya balik
nama, dan sebagainya. Penempatan aktiva tetap tersebut selanjutnya dinilai sebesar
harga buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Pengeluaran-
pengeluaran untuk memperoleh dan penggunaan aktiva tetap dapat dikelompokan
menjadi dua macam pengeluaran yaitu :
a. Pengeluaran modal
Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran untuk
memperoleh manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode
akuntansi. Contohnya : peembayaran untuk pembelian mobil, biaya
balik nama, dan sebagainya.
b. Pengeluaran pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang
dilakukan untuk memperoleh manfaat yang hanya bisa dirasakan
dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Contohnya : pembelian
oli, pembelian bensin, dan reparasi.

3. Cara memperoleh dan mencatat perolehan Aktiva Tetap


Aktiva tetap yang dimiliki oleh bank dapat diperoleh melalui berbagai cara
yaitu :
a. Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembelian
Pembelian aktiva tetap yang relatif besar, umumnya akan
mendapatkan diskon (potongan harga). Potongan harga ini merupakan
pengurang terhadap harga beli yang selanjutnya menurunkan harga
perolehan.
1) Pembelian Tunai
Apabila pembelian dilakukan secara tunai, bank akan
membayar sebesar harga perolehan. Pembelian tersebut bisa
dilakukan (dibayar) oleh kantor pusat atau kantor cabang
Contoh :
Bank BNI Cabang Bandung membeli tanah seluas 300 m2 @
Rp. 1.000.000,00. Biaya peralatan tanah Rp. 5.000.000,00,
biaya notaris Rp. 7.500.000,00, biaya perantara Rp.
15.000.000,00 semuanya secara tunai tunai. Pencatatannya
adalah :
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Aktiva Tetap dan Inventaris-Tanah 327.500.000
Kas 327.500.000

2) Pembelian Kredit
Aktiva tetap dapat diperoleh secara kredit. Perolehan aktiva
tetap secara kredit akan menimbulkan biaya bunga. Untuk itu
perlu dipisahkan antara pengeluaran modal dengan
pengeluaran pendapatan. Biaya bunga merupakan pengeluaran
pendapatan, sehingga harus dikapitalisasikan dalam harga
perolehan aktiva. Biaya bunga harus dicatat tersendiri.
Contoh :
Bank BNI membeli aktiva tetap berupa mobil X secara kredit
kepada PT. Rajawali
b. Perolehan Aktiva Tetap dengan Surat Berharga
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara ditukar dengan surat
berharga. Dengan cara ini, aktiva tetap yang diperoleh dinilai sebesar
nilai wajar. Bila tidak diperoleh nilai wajar aktiva tetap, maka
didasarkan pada nlai pasar sekuritas. Jadi tergantung aktiva mana yang
lebih layak berdasarkan bukti yang tersedia. Sedangkan perbedaan
nilai pasar sekuritas dengan nilai nominal dicatat sebagai agio dan
disagio. Agio sekuritas adalah selisih nilai pasar sekuritas diatas nilai
nominal. Disagio sekuritas adalah selisih nilai pasar sekuritas dibawah
nilai nominal sekuritas. Sekuritas yang dapat dipertukarkan misalnya
saham, obligasi.
Contoh :
Bank BCA membeli sebidang tanah seluas 500 m2 dengan cara ditukar
dengan saham biasa 10.000 lembar. Harga kurs pada saat pertukaran
102%. Maka pencatatan transaksi ini adalah :
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Aktiva Tetap dan Inventaris-Tanah 1.020.000.000
Saham Biasa 1.000.000.000
Agio Saham Biasa 20.000.000
c. Perolehan Aktiva Tetap Melalui Pembuatan Sendiri
Untuk memperoleh aktiva tetap dan inventaris, suatu bank dapat
membuat sendiri. Contoh pembuatan almari, meja, dan perabot yang
lain. Bank dapat mempekerjakan tukang kayu untuk membuatnya
sesuai dengan desain yang diinginkan oleh bank. Bila ini yang
dilakukan bank maka harga perolehan aktiva tetap yang dibuat atau
dibangun sendiri meliputi semua biaya yang terjadi berkenaan dengan
pembuatan aktiva tersebut hingga siap digunakan. Biaya yang timbul
dan menjadi komponen harga perolehan adalah bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead. Untuk biaya overhead bisa
dibebankan berdasarkan tarif atau berdasarkan kenaikan atau
tambahan biaya overhead akibat pembuatan aktiva tersebut.
d. Perolehan Aktiva Tetap Dari Sumbangan/Hibah/Hadiah
Perlakuan akuntansi untuk aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ini
sedikit menyimpang dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Pencatatan aktiva dari hibah/hadiah sebesar harga
pasarnya, tetapi bila untuk memperoleh aktiva ini perlu pengorbanan
maka Bank hanya akan menerima nilai bersihnya.
Contoh :
Bank BCA menerima hibah dari pemerintah berupa tanah dan gedung.
Harga pasar tanah Rp.400.000.000,00 dan harga gedung
Rp.200.000.000,00. Maka pencatatannya adalah :
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Aktiva Tetap dan Inventaris-Tanah 400.000.000
Aktiva Tetap dan Inventaris-Gedung 200.000.000
Modal Hibah 600.000.000
4. Prosedur pencatatan penggunaan Aktiva Tetap
Untuk menggunakan aktiva tetap bank, maka diperlukan biaya. Biaya-biaya
ini merupakan pengeluaran pendapatan sehingga dibukukan tersendiri. Biaya-biaya
dimaksud misalnya biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya penggantian yang relatif
kecil dan sebagainya. Jurnal yang diperlukan untuk membukukan pengeluaran ini
adalah :
Bila biaya pemeliharaan dan reparasi tidak menambah umur
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Biaya reparasi dan pemeliharaan xxx
Kas xxx

Bila biaya pemeliharaan dan reparasi menambah umur aktiva tetap


Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Akumulasi Aktiva tetap xxx

Kas xxx

5. Prosedur Depresiasi Aktiva Tetap


Penggunaan aktiva tetap yang dilakukan secara terus-menerus akan
mengakibatkan aktiva tetap aus. Untuk itu nilai aktiva tetap harus dialokasikan setiap
periode untuk mengimbangi penurunan manfaat yang telah diberikan. Secara umum
dapat dijelaskan bahwa depresiasi aktiva tetap dilakukan oleh bank karena :
a. Faktor fisik, artinya aktiva tetap tersebut dipakai terus menerus
sehingga aus baik karena umur atau karena kerusakan.
b. Faktor fungsional, faktor ini dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk
memenuhi produktivitas sehingga perlu diganti atau memang adanya
perkembangan teknologi yang menuntut aktiva tetap tersebut harus
diganti
Dengan pertimbangan tersebut, maka selanjutnya perlu mengalokasikan harga
perolehan kedalam biaya depresiasi. Untuk mengalokasikan biaya depresiasi setiap
periode pelaporan harus diketahui :
1) Harga perolehan
2) Umur ekonomis
3) Nilai residu
Depresiasi merupakan beban terhadap laporan laba rugi bank selama periode
tertentu. Beban ini harus sudah diperhitungkan paling lambat pada akhir tahun ke
dalam perhitungan beban dan pendapatan.cara perhitungan aktiva tetap bervariasi
menurut jenis aktiva dan umurnya. Untuk aktiva tetap bergerak seperti kendaraan,
akan disusutkan lebih cepat dibanding dengan aktiva tetap gedung yang tidak
bergerak. Hal ini berdasarkan pada sifat dari aktiva tetap tersebut yang dipengaruhi
oleh faktor keusangannya.
Cara menyusutkan aktiva tetap akan bergantung kepada metode perhitungan
yang diterapkan. Beberapa metode depresiasi aktiva tetap dapat dijabarkan sebagai
berikut :
1) Metode garis lurus (Straight Line Method)
Dalam metode ini aktiva tetap akan disusutkan dengan jumlah sama
setiap tahunnya dari nilai yang dapat disusutkan. Besarnya nilai
depresiasi pertahun dapat dihitung dengan cara sebagai berikut.

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢


𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

2) Metode Jam Jasa (Service Hours Method)


Dalam metode jam jasa diasumsikan bahwa aktiva tetap yang
bersangkutan akan lebih cepat rusak kalau digunakan secara penuh.
Beban depresiasi di sini sangat bergantung pada jumlah jam kerja yang
digunakan. Rumus untuk metode ini adalah :
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝐽𝑎𝑚 𝐽𝑎𝑠𝑎

3) Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method)


Metode ini akan memperhitungkan beban depresiasi berdasarkan nilai-
nilai angka digit yang menurun setiap tahunnya sehingga beban
depresiasi akan menurun setiap tahunnya.
Besarnya depresiasi setiap tahunnya akan diperhitungkan dengan cara
sebagai berikut.

𝐷𝑖𝑔𝑖𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
(Nilai Perolehan-Nilai Residu) x 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝐼𝑔𝑖𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛

You might also like