You are on page 1of 11

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN

A. Alasan Pengambilan Judul


Alasan peneliti mengangkat judul mengenai “Pengaruh Aroma Terapi Daun
Mint Dengan Inhalasi Sederhana Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien
Tuberculosis Paru”, karena Tuberculosis paru merupakan salah satu penyakit
infeksi penyebab morbidity dan mortality di seluruh dunia, namun setiap Negara
berbeda angka insidennya. TB paru menjadi salah satu target dalam pencapaian
Millennium Development Goals (MDGs). Pada tahun 2011 Indonesia (dengan
0,38-0,54 juta kasus) menempati urutan keempat setelah India, Cina, Afrika
Selatan. Data yang diperoleh dari studi pendahuluan pada tanggal 21 Desember
2015 di Puskesmas Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto terdapat 37
penderita TB paru positif hanya 17 Penderita yang selama ini secara aktif rutin
melakukan program pengobatan. Penderita Tuberculosis paru terbanyak di
Kecamatan Sooko terletak di Dsn. Kedung Bendo Ds. Gemekan. Dari 17
penderita Tuberculosis Paru positif mempunyai gejala klinis sesak nafas karena
kerusakan parenkim paru sudah luas dan ilfitrasinya sudah meliputi setengah
bagian paru-paru. Salah satu gejala Tuberculosis Paru yang memiliki kemiripan
dengan penyakit lain yaitu sesak nafas. Upaya untuk mengurangi gejala klinis
sesak nafas pada pasien Tuberculosis Paru selain menggunakan obat-obatan
medis dapat pula menggunakan obat-obatan non medis. Pada pasien TB paru
yang mengalami sesak nafas biasanya keluarga pasien panik dengan cara apa
mengurangi sesak nafas selain menggunakan oksigen pada saat dirumah tidak
memiliki peralatan oksigen. Salah satu cara nonfarmakologis yang dapat
mengurangi sesak nafas yaitu dengan memberikan aroma terapi daun mint
dengan inhalasi sederhana atau metode pengupan modifikasi. Uap air (mendidih)
yang berisikan daunt mint dan dihirup (inhalasi) dapat mengurangi sesak nafas.
Kandungan penting yang terdapat didaun mint adalah menthol (dekongestan
alami). Daun mint mempunyai kandungan minyak essensial menthol dan
menthone.
Menurut kami alasan penulis dalam mengangkat judul sudah baik dengan
memperhatikan penggunaan pengobatan nonfarmakologi dengan metode
penguapan modifikasi yang menggunakan daun mint dimana kandungan dari
daun mint bisa membantu membukasaluran pernapasan karena di
dalamnya mengandung anti-inflamasi. selain itu juga terapi ini bisa dilakukan
oleh keluarga penderita TB paru jika tidak ada alat oksigenasi dirumah. Alasan
pengambilan judul sudah sesuai dengan aturan pembuatan judul karya ilmiah

1
secara umum, keterkaitan judul dengan alasan pengambilan judul yang
dijabarkanpun termasuk rasional.

B. Judul
Penulis mengangkat judul mengenai “Pengaruh Aroma Terapi Daun Mint
Dengan Inhalasi Sederhana Terhadap Penurunan Sesak Nafas Pada Pasien
Tuberculosis Paru”. Menurut wordpress.com judul dibagi menjadi dua yaitu judul
langsung dan judul tak langsung. Dimana judul dari laporan jurnal ini adalah
judul langsung. Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga
hubungannya dengan bagian utama nampak jelas. Judul pada jurnal sedikit
panjang, menarik perhatian pembaca, logis atau masuk akal sesuai dengan isi
yang disampaikan dan awal kata sudah menggunakan huruf kapital tanpa tanda
baca diakhir judul karangan. Jumlah kata dalam judul menurut kami terlalu
banyak yaitu terdiri atas 16 kata. Menurut tata cara penulisan artikel penelitian
dikti maksimal judul terdiri atas 15 kata. Pada laporan jurnal ini terdapat nama
penulis 1 disertai email dan disertai nama lembaga (afiliasi: nama prodi, fakultas,
universitas). Judul jurnal sudah menggambarkan garis besar atau inti dari jurnal,
sudah menggambarkan variable yang diteliti dimana menggambarkan 2 variabel
yaitu aroma terapi daunt mint dengan inhalasi sederhana dan penurunan sesak
nafas. Pada jurnal ini tidak dicantumkan tempat dan waktu penelitian pada. Saran
untuk kedepannya diharapkan tempat dan waktu penelitian dicantumkan. Dimana
penentuan waktu sangat bermanfaat untuk para pembaca ataupun para peneliti
yang ingin menguji kembali hasil dari penelitian jurnal ini.

C. Penulis (Peneliti ) dan Alamat


Dari hasil analisis jurnal ini dimana terdapat penulis (peneliti) dengan nama
yang dicantumkan Edy Siswanto, STIKES Dian Husada Mojokerto serta alamat
Email: edy.aryaboy@gmail.com.
Untuk nama sudah baik ditulis dengan awalan huruf kapital, diharapkan
untuk penulis (peneliti) mencantumkan no hp dan alamat. Sebaiknya alamat
rumah maupun alamat penelitian dicantumkan dan diberi keterangan.

D. Abstrak
Tujuan penelitian adalah bertujuan untuk mengetahui pengaruh aroma terapi
daun mint dengan inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien
tuberculosis paru di Puskesmas Sooko-Mojokerto. Desain penelitian ini
menggunakan Pre Eksperimental dengan pendekatan Pretest-Posttest Control

2
Group Design. Sampel yang diambil sebanyak 16 responden dan dibagi menjadi
dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan tehnik
simple random sampling. Instrumen yang digunakan lembar observasi sesak
nafas (American Thoracic Society). Variabel Independen adalah aroma terapi
daun mint dengan inhalasi sederhana dan Variabel dependen adalah sesak nafas.
Analisa data menggunakan uji Wilcoxon dan Mann Whitney U. Hasil penelitian
dari uji Wilcoxon di peroleh data p value 0,008 < 0,05 yang artinya ada pengaruh
aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak
nafas dan pada hasil uji Mann Whitney U menunjukkan p value 0,006 < 0,05
yang berarti ada beda antara nilai skala sesak nafas kelompok kontrol tanpa
diberikan aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana. Melihat hasil
penelitian ini maka aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana dapat
dijadikan sebagai terapi nonfarmakologi untuk mengurangi gejala klinis dari
tuberculosis yaitu sesak nafas.
Menurut kami abstrak dari jurnal sudah cukup baik, tujuan sudah jelas,
jumlah kata 226 tidak melebihi dari ketentuan, terdapat 4 kata kunci yaitu aroma
terapi daun mint, inhalasi sederhana, sesak nafas, tuberculosis paru dan tidak
terdapat abstrak dengan bahasa inggis.

E. Pendahuluan
Dilihat dari studi pada pendahuluan Seriousness of the problem atau keseriusan
masalah dikutip dari jurnal, Tuberculosis paru merupakan salah satu penyakit
infeksi penyebab morbidity dan mortality di seluruh dunia, namun setiap Negara
berbeda angka insidennya. TB paru menjadi salah satu target dalam pencapaian
Millennium Development Goals (MDGs). Target yang ingin dicapai adalah
mengurangi separuh prevalensi TB dan kematian akibat TB pada tahun 2015.
World Health Organization (WHO) melaporkan dalam Global Tuberculosis
Report (2011) terdapat perbaikan bermakna dalam pengendalian TB dengan
menurunnya angka penemuan kasus dan angka kematian akibat TB dalam dua
dekade terakhir ini.
Magnitude atau besar masalah dalam laporan jurnal ini, Pada tahun 2011
Indonesia (dengan 0,38-0,54 juta kasus) menempati urutan keempat setelah India,
Cina, Afrika Selatan. Data yang diperoleh dari studi pendahuluan pada tanggal 21
Desember 2015 di Puskesmas Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto
terdapat 37 penderita TB paru positif hanya 17 Penderita yang selama ini secara
aktif rutin melakukan program pengobatan. Penderita Tuberculosis paru
terbanyak di Kecamatan Sooko terletak di Dsn. Kedung Bendo Ds. Gemekan.

3
Dari 17 penderita Tuberculosis Paru positif mempunyai gejala klinis sesak nafas
karena kerusakan parenkim paru sudah luas dan ilfitrasinya sudah meliputi
setengah bagian paru-paru
Manageability atau pengelolaan, Upaya untuk mengurangi gejala klinis sesak
nafas pada pasien Tuberculosis Paru selain menggunakan obat-obatan medis
dapat pula menggunakan obat-obatan non medis. Pada pasien TB paru yang
mengalami sesak nafas biasanya keluarga pasien panik dengan cara apa
mengurangi sesak nafas selain menggunakan oksigen pada saat dirumah tidak
memiliki peralatan oksigen. Salah satu cara nonfarmakologis yang dapat
mengurangi sesak nafas yaitu dengan memberikan aroma terapi daun mint
dengan inhalasi sederhana atau metode pengupan modifikasi. Uap air (mendidih)
yang berisikan daunt mint dan dihirup (inhalasi) dapat mengurangi sesak nafas.
Kandungan penting yang terdapat didaun mint adalah menthol (dekongestan
alami). Daun mint mempunyai kandungan minyak essensial menthol dan
menthone.
Pada jurnal ini Seriousness of the problem atau keseriusan masalah dan
Magnitude atau besar masalah sudah dicantumkan dalam jurnal. Disamping itu
perlunya Community concern atau peran pemerintah dan Political concern atau
kebijakan pemerintah untuk lebih mendukung dari jurnal penelitian ini.

F. Metode Penelitian
Pada jurnal ini metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Pre
Eksperimental dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design yaitu jenis
penelitian yang bertujuan untuk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada
kelompok subjek yang mendapat perlakuan, kemudian dibandingkan dengan
kelompok subjek yang tidak mendapat perlakuan. Populasi dalam penelitian ini
adalah Semua penderita tuberculosis paru yang mempunyai gejala klinis sesak
nafas yang ada di Puskesmas Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 17 orang. Setelah disesuaikan
dengan kriteria penelitian, didapatkan populasi terjangkau berjumlah 16 orang.
Sampel penelitian adalah 16 orang yang akan diteliti atau jumlah karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Kemudian dari 16 orang dibagi menjadi 2 yaitu 8
responden sebagai kelompok perlakuan dan 8 responden sebagai kelompok
kontrol. Tehnik pengambilan sampel penelitian ini dilakukan secara Simple
random sampling.
Desain penelitian pada jurnal ini kurang tepat menggunakan One Group
Pretest-Posttest Design, karena pada rancangan One Group Pretest-Posttest

4
Design biasanya menggunakan satu kelompok eksperimen, sedangkan dalam
jurnal menggunakan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Menurut Sugiyono (2011:73), menggunakan dua kelompok subyek
yang diberikan perlakuan yang berbeda, yang satu memperoleh stimulus
eksperimen dan yang lain tidak mendapatkan stimulus apapun sebagai alat
kontrol dinamakan desain Static Grup Comparison. Menurut kami langkah
baiknya penulis menggunakan desain One Group Pretest-Posttest Design, tidak
perlu menggunakan dua kelompok subyek yang diberikan perlakuan yang
berbeda tetapi hanya menggunakan satu kelompok eksperimen terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan dan post test setelah diberi perlakuan.

G. Teknik Pengumpulan Data


Pengambilan data pretest dilakukan dengan melakukan observasi satu per
satu kelompok (perlakuan dan kontrol) dengan menggunakan pengukuran skala
sesak nafas pada pasien tuberculosis paru sebelum diberikan intervensi dengan
menggunakan alat ukur sesak nafas. Pengambilan data posttest yang dilakukan
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, untuk mengetahui perbedaan
setelah dilakukan perlakuan dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak
nafas pada pasien tuberculosis paru di Puskesmas Sooko, Kecamatan Sooko,
Kabupaten Mojokerto. Selama pemberian aroma terapi daun mint dengan
inhalasi sederhana responden tetap diperkenankan mengkonsumsi obat anti
tuberculosis. Setelah itu peneliti mencatat kembali hasil sesak nafas dari gejala
klinis tuberculosis paru pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dalam
lembar observasi sesak nafas dan dilakukan penyelesaian.

H. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data variabel dependen
penurunan sesak nafas adalah lembar observasi, alat ukur yang digunakan adalah
Skala sesak nafas nafas American Thoracic Society (ATS). Sedangkan
instrument variabel independen menggunakan SAK (satuan acara kegiatan).
Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon dalam
melihat pengaruh sebelum dan sesudah perlakuan, untuk menganalisis pebedaan
antara kelompok perlakuan dan kontrol menggunakan uji Mann Whitney U
sehingga akan diketahui pengaruh aroma terapi daun mint dengan inhalasi
sederhana pada kelompok perlakuan dan kontrol terhadap penurunan sesak nafas
pada pasien tuberculosis paru.

5
Sign-Wilcoxon test cocok digunakan apabila kita tidak hanya mengetahui
besarnya setiap beda tetapi juga arah harga pengamatan yang bersangkutan, maka
kita dapat menetapkan peringkat untuk masing-masing beda tersebut. Sign-
Wilcoxon test berfungsi untuk menguji perbedaan antar data berpasangan,
menguji komparasi antar 2 pengamatan sebelum dan sesudah (before after
design) dan mengetahui efektivitas suatu perlakuan.
Uji Mann Whitney ini biasanya juga disebut dengan Wilcoxon rank sum test.
Merupakan pilihan uji non parametris apabila Uji Independennya tidak dapat
dilakukan karena asumsi normalitasnya tidak terpenuhi. Skala data variabel
terikat adalah ordinal, interval atau rasio. Apabila skala interval atau rasio,
asumsi normalitas tidak terpenuhi. (Normalitas dapat diketahui setelah uji
normalitas. Data berasal dari 2 kelompok. (Apabila data berasal dari 3 kelompok
atau lebih, maka sebaiknya gunakan uji kruskall wallish. Variabel independen
satu dengan yang lainnya, artinya data berasal dari kelompok yang berbeda atau
tidak berpasangan.

I. Hasil dan Bahasa


Dari hasil penelitian ini didapatkan adanya pengaruh nilai skala sesak nafas
sebelum dan sesudah diberikan aroma terapi daun mint dengan inhalasi
sederhana. Pada hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test di peroleh data p value
0,008 < (α) 0,05 maka Hₒ ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh
aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak
nafas.
Pada hasil Uji Mann Whitney U menunjukkan p value 0,006 < (α) 0,05 yang
berarti ada beda antara nilai skala sesak nafas kelompok eksperimen yang
diberikan aroma terapi daun mint dengan inhalasi sederhana dengan nilai skala
sesak nafas kelompok kontrol tanpa diberikan aroma terapi daun mint dengan
inhalasi sederhana.
Pada kelompok eksperimen sebelum diberikan aroma terapi daun mint
dengan inhalasi sederhana didapatkan 5 responden mengalami sesak nafas
dengan derajat berat dan 3 responden mengalami sesak nafas dengan derajat
sangat berat. Kemudian sesudah diberikan aroma terapi daun mint dengan
inhalasi sederhana menjadi 4 responden mengalami sesak nafas dengan derajat
ringan, 3 responden mengalami sesak nafas dengan derajat sedang, 1 responden
mengalami sesak nafas dengan derajat ringan, 3 responden mengalami sesak
nafas dengan derajat sedang, 1 responden mengalami sesak nafas dengan derajat
berat. Sedangkan pada kelompok kontrol pada saat pretest didapatkan 3

6
responden mengalami sesak nafas dengan derajat sedang, 2 responden
mengalami sesak nafas dengan derajat sedang dan 3 responden mengalami sesak
nafas dengan derajat sangat berat. Kemudian pada saat posttest didapatkan 3
responden yang mengalami sesak nafas dengan derajat ringan, 3 responden
mengalami sesak nafas dengan derajat sedang dan 2 responden mengalami sesak
nafas dengan derajat sangat berat.
Aroma terapi daun mint adalah suatu penyembuhan yang berasal dari alam
dengan menggunakan daun mint sebagai tambahan baku. Daun mint
mengandung menthol sehingga sering digunakan juga sebagai bahan baku obat
flu (Jefry, 2014). Aroma menthol yang terdapat pada daun mint memiliki anti
inflamasi, sehingga nantinya akan membuka saluran pernafasan. Selain itu, daun
mint juga akan membantu mengobati infeksi akibat serangan bakteri. Karena
daun mint memiliki sifat antibakteri. Daun mint akan melonggarkan bronkus
sehingga akan melancarkan pernafasan. Untuk melegakan pernafasan bisa untuk
menghirup daun mint secara langsung. Sedangkan inhalasi sederhana adalah
menghirup uap hangat dari air mendidih telah dicampur dengan aroma terapi
sebagai penghangat, misalnya daun mint.
Terapi inhalasi ditujukan untuk mengatasi bronkospasme, mengencerkan
sputum, menurunkan hipereaktivitas bronkus serta mengatasi infeksi.
Penggunaan terapi inhalsi ini diindikasikan untuk pengobatan asma, penyakit
paru obstruksi kronis, tuberculosis (Rasmin dkk, 2012).
Dalam penelitian ini tehnik pemberian aroma terapi daun mint dengan
inhalasi sederhana yang dilakukan selama 3x sehari dalam waktu 15 menit saat
sesak nafas ternyata juga sangat efektif untuk mengurangi sesak nafas. Namun
tidak menutup kemungkinan adanya pengaruhpengaruh lain yang bisa
mengurangi sesak nafas, misalnya pemberian oksigen masker dan inhalasi.
Dengan begitu aroma terapi daun mint dengan inhalasi terapi daun mint dengan
inhalasi sederhana dapat menjadi pengobatan alternative pada pasien tuberculosis
paru yang mempunyai gejala klinis sesak nafas. Upaya untuk mengurangi gejala
klinis sesak nafas pada pasien tuberculosis paru selain menggunakan obat-obatan
farmakologis dapat pula menggunakan non farmakologis. Daun mint mempunyai
kandungan minyak essensial menthol yang dapat melonggarkan pernafasan.

J. Simpulan dan Saran


Simpulan dari jurnal sudah jelas terdapat hasil penelitian dimana nilai skala
sesak nafas sebelum pemberian aroma terapi daunt mint pada kelompok
eksperimen sebagian besar responden mengalami sesak derajat berat sebanyak 5

7
responden dan kelompok control dengan derajat sesak berat sebanyak 3
responden. Nilai skala sesak nafas setelah pemberian aroma terapi daunt mint
mengalami penurunan dimana kelompok eksperimen sebanyak 1 responden dan
kelompok kontrol sebanyak 2 responden. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test
dan Uji Mann Whitney U menunjukkan adanya pengaruh aroma terapi daun mint
dengan inhalasi sederhana terhadap penurunan sesak nafas pada pasien
tuberculosis paru. Menurut kami simpulannya sudah jelas terdapat penjabaran
dari hasil penelitian. Saran pada jurnal sudah baik terdapat saran yang ditujukan
untuk responden agar dapat memanfaatkan tanaman daunt mint sebagai aroma
terapi dengan menggunakan metode inhalasi sederhana untuk mengurangi sesak
nafas, saran untuk puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat diharapkan
petugas kesehatan menyarankan pasien yang datang ke puskesmas untuk kontrol
agar menggunakan aromaterapi daunt mint sebagai terapi inhalasi sederhana
dirumah untuk mengurangi sesak nafas.

K. Kaidah Penulisan
Kaidah penulisan menurut tata cara penulisan artikel jurnal ilmiah dikti.
1. Judul dan Nama Penulis
a. Judul dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold) dengan
jenis huruf Times New Roman font 12, spasi tunggal dengan jumlah kata
maksimum 15. Pada penelitian ini judul telah menggunakan huruf
capital, dicetak tebal, sudah menggunakan huruf Times New Roman font
12, tetapi jumlah kata dalam judul melebihi ketentuan yaitu 16 kata.
b. Nama penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat,
diawali dengan huruf kapital, tanpa diawali dengan kata ”oleh”, urutan
penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis kedua, ketiga dan
seterusnya. Pada penelitian ini nama penulis telah ditulis di bawah judul
tanpa gelar, diawali dengan huruf capital, serta tanpa diawali dengan kata
“oleh”.
c. Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis ditulis di
bawah nama penulis dengan huruf Times New Roman font 10. Pada
penelitian ini nama perguruan tinggi penulis sudah tercantum, tercantum
alamat surel dan sudah menggunakan huruf Times New Roman tetapi
ukuran font yang digunakan font 12.
2. Abstrak
a. Abstract ditulis dalam bahasa Inggris, berisi tentang inti
permasalahan/latar belakang penelitian, cara penelitian/pemecahan

8
masalah, dan hasil yang diperoleh. Kata abstract dicetak tebal (bold).
Pada penelitian ini abstrak ditulis dalam bahasa indonesia, berisi inti
permasalahan, tercantum cara penelitian, dan telah tercantum hasil yang
diperoleh. Kata abstrak telah dicetak tebal.
b. Jumlah kata dalam abstract tidak lebih dari 250 kata dan diketik 1 spasi.
Pada penelitian ini jumlah kata dalam abstrak adalah 226 kata tapi diketik
1,5 spasi.
c. Jenis huruf abstract adalah Times New Roman font 11, disajikan dengan
rata kiri dan rata kanan, disajikan dalam satu paragraph, dan ditulis tanpa
menjorok (indent) pada awal kalimat. Pada penelitian ini jenis huruf
abstract sudah menggunakan Times New Roman menggunakan font 12.
Disajikan rata kiri dan rata kanan, dalam tiga paragraph dan ditulis
menjorok pada awal kalimat.
d. Abstract dilengkapi dengan Keywords yang terdiri atas 3-5 kata yang
menjadi inti dari uraian abstraks. Kata Keywords dicetak tebal (bold).
Pada penelitian ini abstrak telah dilengkapi dengan 4 keyword yang
menjadi inti uraian. Kata keyword dicetak tebal.

L. Referensi
Sumber – sumber yang digunakan dalam pembuatan penelitian ini diambil
dari buku ajar, riset kesehatan, serta jurnal kesehatan yang berkaitan dengan
demam pada anak dan kompres bawang merah. Penulisan pustaka menurut tata
cara penulisan artikel penelitian dikti sebagai berikut: [1] Penulis 1, Penulis 2 dst.
(Nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul Buku cetak
miring. Edisi, Penerbit. Tempat Publikasi.
Dari semua daftar pustaka yang dicantumkan dalam jurnal ini secara umum
sudah memenuhi kaidah-kaidah penulisan pustaka, tetapi masih ada satu refrensi
yang didapatkan dari google sebaiknya refrensi yang didapat dari google diganti.
Salah satu contohnya: “Alimul Hidayat A.A., 2009. Metode Penelitian dan
Keperawatan & Tehnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika”. Dari pustaka
ini yang bersumber dari sebuah buku, dimana tatanan pembuatan pustaka ini
sesuai dengan penulisan pustaka menurut tata cara penulisan artikel penelitian
dikti.

9
M. Implikasi Keperawatan
Implikasi keperawatan jurnal ini diharapkan penelitian ini dapat memberikan
masukan untuk tenaga kesehatan dalam perkembangan ilmu sebagai alternative
perawatan untuk pasien khususnya pasien yang mengalami sesak nafas serta
petugas kesehatan dapat memberikan informasi dan demonstrasi kepada keluarga
pasien yang menderita TB paru untuk menggunakan aroma terapi daun mint
dengan inhalasi sederhana untuk menghilangkan sesak nafas dirumah. Penelitian
ini juga menggunakan obat tradisional yang mudah didapat sekitar masyarakat
yang menggunakan teknik terapi modifikasi sederhana dan keluarga dapat
melakukan terapi ini dirumah tanpa bantuan tenaga kesehatan. Sehingga
diharapkan juga bagi tenaga kesehatan yang telah membaca penelitian jurnal ini
agar lebih meningkatkan pengobatan komplementer untuk implementasikan di
asuhan keperawatan.

N. Kesimpulan Jurnal
Secara keseluruhan jurnal penelitian ini sudah baik, dari judul sudah menarik
untuk lebih mendalami mengetahui isi dari jurnal. Dari segi dunia kesehatan, ini
merupakan perkembangan ilmu dalam perawatan pasien. Dari penelitian ini dapat
menambah alternative tindakan keperawatan untuk menurunkan gejala sesak
nafas menggunakan aroma terapi dengan inhalasisederhana (uap) dan juga
mempermudah keluarga untuk menghilangkan gejala sesak nafas bagi pasien TB
paru yang tidak memiliki peralatan oksigen dirumah.

O. Rekomendasi
Penggunaan aroma terapi dengan inhalasi sederhana untuk mengurangi gejala
sesak nafas sangat direkomendasikan pada pasien yang mengalami gejala sesak
nafas, tidak hanya diberikan pada pasien TB paru saja tetapi dapat diberikan pada
penyakit asma yang mengalami gejala sesak nafas serta pada penyakit pernafasan
lainnya yang perlu diberikan terapi oksigen.

10
DAFTAR PUSTAKA

-. BAB III. [diakses tanggal 10 Oktober 2018] tersedia dari


http://digilib.uinsby.ac.id/660/4/Bab%203.pdf

Dharmino, D. 2007. Metode Penelitian . Semarang. [diakses tanggal 10 Oktober


2018] tersedia dari http://eprints.undip.ac.id

Harahap , Nursapia.2014. Penelitian Kepustakaan. Volume 08 No.01. Medan .


[diakses tanggal 10 Oktober 2018] tersedia dari http://repository.uinsu.ac.id

Simlitabmas Ristekdikti. 2015. Tata Cara Penulisan Artikel Penelitian Dikti. Jakarta.
[diakses tanggal 10 Oktober 2018] tersedia dari melalui
http://simlitabmas.ristekdikti.go.id

Syahidah Farida Nur. 2012. Penelitian Eksperimen. [diakses tanggal 10 Oktober


2018] tersedia dari https://faridanursyahidah.files.wordpress.com

University Binus. 2015. Sign Wilcoxon Test. Jakarta. [diakses tanggal 10 Oktober
2018] tersedia dari https://sbm.binus.ac.id

University Binus. 2015. Uji Mann Whitney. Jakarta. [diakses tanggal 10 Oktober
2018] tersedia dari https://sbm.binus.ac.id

11

You might also like