You are on page 1of 2

akarta – Pendidikan Tinggi memiliki peran besar untuk mencetak lulusan yang berdaya saing

dan memiliki kompetensi, terutama dalam menghadapi era persaingan global atau yang
dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Mengingat pentingnya
kualitas lulusan yang berdaya saing dan kompetitif, Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi melalui Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan meluncurkan program
inovatif bernama Klinik SPMI (Sistem Penjaminan Mutu Internal) yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu program studi pendidikan tinggi di Indonesia.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad menyebutkan bahwa upaya


peningkatan mutu program studi harus dimulai dari internal pendidikan tinggi itu sendiri.
“Mutu bukan sesuatu yang didapatkan universitas dari pemerintah saja, namun harus disadari
bahwa internal pendidikan tinggi, baik dari segi kualitas dosen hingga sistem pembelajaran,
juga perlu diperhatikan oleh universitas. Oleh sebab itu, Klinik SPMI ini akan membantu
pendidikan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan mutu program studinya,” kata Intan kala
menyampaikan sambutannya dalam acara Coffee Morning sekaligus soft-launching Klinik
SPMI di Gedung D Kemristekdikti Senayan, Jakarta (29/07).

Klinik SPMI merupakan layanan masyarakat berupa bimbingan teknis yang diperuntukkan
bagi entitas perguruan tinggi agar lebih memahami SPMI dan SPM-Dikti (Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Tinggi), serta yang lebih penting lagi adalah untuk meningkatkan kesadaran
membangun budaya mutu. Klinik SPMI memberikan layanan informasi berupa FAQ melalui
sarana online maupun offline dan interaktif tentang bagaimana membangun budaya mutu di
perguruan tinggi Indonesia, serta memberikan usulan solusi yang efektif terhadap segala
tantangan yang dihadapi dalam mengakarkan budaya mutu pendidikan tinggi.

Senada dengan itu, Direktur Penjaminan Mutu Ditjen Belmawa Aris Junaidi mengatakan
bahwa untuk meningkatkan mutu hidup manusia Indonesia, hal pertama yang harus dilakukan
ialah melalui peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran. “Sesuai dengan revolusi mental
nawacita Presiden RI Joko Widodo, sangat kuat dan jelas disampaikan bahwa peningkatan
kualitas SDM harus dimulai dari mutu pendidikan tinggi. Jadi, jika kita ingin mengharapkan
lulusan yang berdaya saing, maka peningkatan mutu inilah yang harus kita prioritaskan”,
ucap Aris dalam presentasinya.

Sebanyak 14 fasilitator pusat dan 200 fasilitator wilayah akan memberikan layanan Klinik
SPMI dan juga audit internal. Penerima layanan Klinik SPMI cukup komprehensif, meliputi
pengelola perguruan tinggi, dosen, mahasiswa hingga masyarakat umum.

Diharapkan masyarakat dapat mendukung program pemerintah ini, sehingga


kebermanfaatkan program dapat segera teralisasikan dampaknya bagi peningkatan kualitas
pendidikan tinggi yang berkelanjutan.

Tags Kabar Belmawa 2016 Klinik SPMI

Baca Juga Artikel Lainnya :

 » Keputusan Dirjen Belmawa tentang Panduan Umum Pengenalan Kehidupan


Kampus bagi Maba
 » Klinik Sistem Penjaminan Mutu Insternal - Klinik SPMI

 » Pengumuman Pemenang Seleksi Tahap I Program Hibah Revitalisasi LPTK


Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

 » Pengumuman Hasil Seleksi Calon Peserta PIMNAS ke-29 Tahun 2016

 » Undangan National University Debate Championship 2016

 » Pendaftaran Workshop Membangun Budaya Mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia

 » ASEAN Youth Empowerment Program in 2016

 » Tim RoboBoat ITS sabet juara tiga dunia di Amerika Serikat

 » Non-akademis Jadi Alternatif

 » Puluhan Mahasiswa di PTN Surabaya Di-DO

You might also like