Professional Documents
Culture Documents
Anatomi tangan
a. Tulang
Os lunatum
Os triquentrum
Os pisiform
Os capitulum
Os hamatum
Terdiri dari 5 buah os longum. Setiap os metacarpi mempunyai basis metacarpal, corpus
metacarpalis, dan caput metacarpalis.
Ossa digitorum
Setiap jari terdiri dari 3 ruas, kecuali ibu jari yang mempunyai 2 ruas, yaitu phalanx proximalis,
phalanx media, dan phalanx distalis. Setiap phalanx mempunyai basis phalanges, corpus
phalanges, dan caput phalanges.
b. Persendian
Articulatio intercarpalis
Ossa carpalia deretan proximalis membentuk articulus dengan ossa carpalia deretan distalis
membentuk Articulatio Mediocarpalis. Pada articulus ini permukaan persendian yang konveks
dibentuk oleh os hamatum dan os capitalum, permukaan yang cekung dibentuk oleh os
scaphoideum, os lunatum, dan os triquentrum. Sementara itu, permukaan yang konveks dari
bagian distal os scaphoideum membentuk persendian dengan permukaan yang konkaf yang
dibentuk oleh os trapezium dan os trapezoideum.
Articulatio carpometacarpalis
Ada lima buah articulatio carpometacarpalis. Yang pertama dibentuk oleh basis ossis
metacarpalis dengan multangulum majus. Basis metacarpalis II membentuk persendian dengan
os multangulum majus, os multangulum minus, dan os capitalum. Basis metacarpalis III
membentuk articulus dengan os capitalum. Basis metacarpalis IV membentuk articulus dengan
os capitatum dan os hamatum. Selanjutnya terbentuk persendian antara basis metacarpalis II, III,
dan IV satu sama lainnya.
Artculatio metacarpophalangealis
Dibentuk oleh basis phalanx I (proximalis) yang mempunyai permukaan konkaf dngan capitulum
metacarpalis yang berbentuk bola.
Articulatio interphalangeales
Dibentuk antara caput phalanges pada satun phalanx (proximalis) dengan basis phalanx
berikutnya (distalis)
1. Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeri dimulai dari stimulus nociceptor oleh stimulus noxious pada jaringan, yang
kemudian akan mengakibatkan stimulasi nocereceptor di mana di sini stimulus noxious tersebut
akan diubah menjadi potensial aksi. Proses ini disebut transduksi atau aktivasi reseptor.
Selanjutnya potensial aksi tersebut akan ditransmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang
berhubungan dengan nyeri. Tahap pertama transmisi adalah konduksi impuls dari neuron aferen
primer ke kornu dorsalis medulla spinalis, pada kornu dorsalis ini neuron aferen primer bersinap
dengan neuron susunan saraf pusat. Dari sini jaringan neuron tersebut akan naik ke atas medulla
spinalis menuju batang otak dan thalamus selanjutnya terjadi hubungan timbal balik antara
thalamus dan pusat-pusat yang lebih tinggi di otak yang mengurusi respon persepsi dan afektif
yang berhubungan dengan nyeri. Terdapat proses modulasi sinyal yang mampu mempengaruhi
proses nyeri tersebut tempat modulasi sinyal yang paling diketahui adalah pada kornu dorsalis
medulla spinalis. Setelah itu, timbullah persepsi di mana pesan nyeri menuju ke otak dan
menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan.
Stimulasi mosiceptor ini merupakan akibat dari pembebasan berbagai mediator biokimiawi
selama proses inflamasi terjadi.
Selain nyeri karena inflamasi, nyeri pada sendi dapat pula disebabkan karena adanya osteofit,
bakteri, dan adanya fibrilasi tulang rawan.
Sebenarnya nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh. Nyeri menjadi sinyal bahwa terdapat
kerusakan pada tubuh. Misalnya bertopang dagu dengan tangan kiri dalam jangka waktu yang
lama dapat menyebabkan aliran darah ke kulit tangan kiri berkurang sehingga terjadi kerusakan
jaringan setempat (iskemia) dan timbul rasa nyeri akibat penekanan dagu. Maka kita akan
berganti tangan kanan atau berganti posisi. Seandainya kita tidak merasakan nyeri maka
kerusakan jaringan akan bertambah luas dan dapat berakibat kematian jaringan.
1. Differential Diagnosis,,
Keterangan :
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa diagnosa penyakit yang dapat menimbulkan gejala-
gejala seperti pada skenario yaitu Reumatoid Arthritis (RA).
Kausa AR belum diketahui secara pasti. Namun, ada dua hipotesis (teori yang dimajukan), yaitu
autoimun dan infeksi (virus, bakteri, troponema), di mana kedua mekanisme ini saling
berhubungan.
Walaupun faktor penyebab maupun patogenesis AR yang sebenarnya hingga kini tetap belum
diketahui dengan pasti, faktok genetik seperti produk kompleks histokompatibilitas utama kelas
II (HLA-DR) dan beberapa faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya
penyakit ini.
1. Gejala klinik
Kaku pagi hari ± 1 jam, terutama saat bangun tidur atau setelah lama tidak beraktivitas
Poliarthritis (arthritis pada 3 daerah persendian atau lebih)
Arthritis pada persendian tangan
Arthritis simetris
Pembengkakan pergelangan tangan bisa mengakibatkan terjadinya sindroma terowongan
karpal
Lelah dan lemah terutama menjelang sore hari
Di belakang lutut yang terkena, bisa terbentuk kista, yang apabila pecah bisa
menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada tungkai sebelah bawah
Bisa terjadi demam ringan dan kadang terjadi peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
Nodul rheumatoid
Faktor rheumatoid serum positif
Perubahan gambaran radiologis
1. Predileksi
Paling sering mengenai sendi perifer yang berada di tangan dan kaki dan bersifat simetris,
seperti :
Selain itu, AR ini juga ternyata bisa menyerang selain dari persendian, antara lain :
– Mata – ginjal
– Kulit – jantung
– Hati – limpa
– Otot
Membedakan artritis rematoid dari berbagai keadaan lainnya yang bisa menyebabkan artritis,
tidaklah mudah.
– Demam rematik
– Artritis gonokokal
– Penyakit Lyme
– Sindroma Reiter
– Artritis psoriatik
– Spondilitis ankilosing
– Gout
– Pseudogout
– Osteoartritis
a. Anamnesis :
– riwayat keluarga
b. Pemeriksaan fisis
c. Pemeriksaan laboratorium
– Pemeriksaan darah
– Biopsi nodul.
d. Pemeriksaan radiologis
Rontgen, bisa menunjukkan adanya perubahan khas pada sendi pasien yang terserang RA.
1. Penatalaksanaan
a. Prisip dasar : mengistirahatkan sendi yang terkena, karena pemakaian sendi yang terkena
akan memperburuk peradangan
b. Obat-obatan
Aspirin merupakan obat tradisional untuk artritis rematoid; obat yang lebih baru memiliki lebih
sedikit efek samping tetapi harganya lebih mahal. Dosis awal adalah 4 kali 2 tablet (325
mgram)/hari.
Telinga berdenging merupakan efek samping yang menunjukkan bahwa dosisnya terlalu tinggi.
Gangguan pencernaan dan ulkus peptikum, yang merupakan efek samping dari dosis yang terlalu
tinggi, bisa dicegah dengan memakan makanan atau antasid atau obat lainnya pada saat
meminum aspirin.
Misoprostol bisa membantu mencegah erosi lapisan lambung dan pembentukan ulkus gastrikum,
tetapi obat ini juga menyebabkan diare dan tidak mencegah terjadinya mual atau nyeri perut
karena aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya.
Obat slow-acting
Obat slow-acting kadang merubah perjalanan penyakit, meskipun perbaikan memerlukan waktu
beberapa bulan dan efek sampingnya berbahaya. Pemakaiannya harus dipantau secara ketat.
Obat ini biasanya ditambahkan jika obat anti peradangan non-steroid terbukti tidak efektif
setelah diberikan selama 2-3 bulan atau diberikan segera jika penyakitnya berkembang dengan
cepat.
Kortikosteroid
Imunosupresif
Efek sampingnya berupa penyakit hati, peradangan paru-paru, mudah terkena infeksi, penekanan
terhadap pembentukan sel darah di sumsum tulang dan perdarahan kandung kemih (karena
siklofosfamid).
Selain itu azatioprine dan siklofosfamid bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker.
Siklosporin bisa digunakan untuk mengobati artritis yang berat jika obat lainnya tidak efektif.
c. Pendidikan
Penerangan tentang kemungkinan faktor etiologi, patogenesis, riwayat alamiah penyakit dan
penatalaksanaan AR kepada pasien merupakan hal yang amat penting untuk dilakukan. Dengan
penerangan yang baik mengenai penyakitnya, pasien AR diharapkan dapat melakukan kontrol
atas perubahan emosional, motivasi, dan kognitif yang terganggu akibat penyakitnya.
d. Terapi lainnya
Bersamaan dengan pemberian obat untuk mengurangi peradangan sendi, bisa dilakukan latihan-
latihan, terapi fisik, pemanasan pada sendi yang meradang dan kadang pembedahan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang terdapat pada Tujuan Pembelajaran Umum
(TPU) dan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) dari modul pertama PBL sistem
musukuloskeletal seperti patomekanisme, penyakit-penyakit yang menyebabkan nyeri sendi,
gejala-gejalanya, dan penatalaksanaan dari penyakit tersebut dengan menggali dan mencari
informasi- informasi yang berkaitan, baik dari bahan ajar, buku-buku penunjang, maupun
internet.
INFORMASI BARU
Gejala klinik yang dimiliki oleh penderita dalam skenario ternyata juga dimiliki oleh beberapa
penyakit dan hal ini sering mengacaukan penegakan diagnosis.
Osteoartritis (Artritis Degeneratif, Penyakit Sendi Degeneratif) adalah suatu penyakit sendi
menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran pada tulang rawan (kartilago) sendi dan
tulang di dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan. Penyakit ini biasanya
terjadi pada usia diatas 50 tahun. Bisa terjadi pada pria dan wanita, tetapi pria bisa terkena pada
usia yang lebih muda.
Etiologi
Osteoartritis kemungkinan berawal ketika suatu kelainan terjadi pada sel-sel yang membentuk
komponen tulang rawan, seperti kolagen (serabut protein yang kuat pada jaringan ikat) dan
proteoglikan (bahan yang membentuk daya lenting tulang rawan).
Selanjutnya tulang rawan tumbuh terlalu banyak, tetapi pada akhirnya akan menipis dan
membentuk retakan-retakan di permukaan. Rongga kecil akan terbentuk di dalam sumsum dari
tulang yang terletak dibawah kartilago tersebut, sehingga tulang menjadi rapuh. Tulang
mengalami pertumbuhan berlebihan di pinggiran sendi dan menyebabkan benjolan (osteofit),
yang bisa dilihat dan bisa dirasakan. Benjolan ini mempengaruhi fungsi sendi yang normal dan
menyebabkan nyeri.
Pada akhirnya, permukaan tulang rawan yang halus dan licin berubah menjadi kasar dan
berlubang-lubang, sehingga sendi tidak lagi dapat bergerak secara halus. Semua komponen sendi
(tulang, kapsul sendi, jaringan sinovial, tendon dan tulang rawan) mengalami kegagalan dan
terjadi kelainan sendi.
– Osteoartritis sekunder, jika penyebabnya adalah penyakit lain (misalnya penyakit Paget atau
ineksi, kelainan bentuk, cedera atau penggunaan sendi yang berlebihan).
Predileksi
Faktor Resiko
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Genetik
Kegemukan
Cedera sendi, pkerjaan dan olahraga
Kelainan pertumbuhan
Faktor2 lain
Gejala klinik
b. Gejala biasanya timbul secara bertahap dan pada awalnya hanya mengenai satu atau sedikit
sendi. Yang sering terkena adalah sendi jari tangan, pangkal ibu jari, leher, punggung sebelah
bawah, jari kaki yang besar, panggul dan lutut.
c. Pertumbuhan baru dari tulang, tulang rawan dan jaringan lainnya bisa menyebabkan
membesarnya sendi, dan tulang rawan yang kasar menyebabkan terdengarnya suara gemeretak
pada saat sendi digerakkan (krepitasi)
d. Pertumbuhan tulang (nodus Herbeden) sering terjadi pada sendi di ujung jari tangan
e. Kadang pembuluh darah yang menuju ke otak bagian belakang tertekan, sehingga timbul
gangguan penglihatan, vertigo, mual dan muntah
Penatalaksanaan
Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) akan membantu
mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak sendi dan kekuatan
otot-otot di sekitarnya sehingga otot menyerap benturan dengan lebih baik
Dianjurkan untuk menggunakan kursi dengan sandaran yang keras, kasur yang tidak
terlalu lembek dan tempat tidur yang dialasi dengan papan
Untuk osteoartritis pada tulang belakang, dilakukan olah raga khusus dan jika
penyakitnya berat, bisa digunakan penopang punggung
Terapi fisik yang sering dilakukan adalah dengan pemanasan.
Untuk nyeri pada jari tangan dianjurkan merendam tangan dalam campuran parafin panas
dengan minyak mineral pada suhu 47,8-52° Celsius atau mandi dengan air hangat.
Obat merupakan aspek yang tidak terlalu penting. .
Obat pereda nyeri (misalnya acetaminofen) mungkin merupakan satu-satunya obat yang
diperlukan.
Obat anti peradangan non-steroid (misalnya Aspirin atau ibuprofen) bisa diberikan untuk
mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Jika pengobatan lainnya gagal, bisa dilakukan pembedahan.
Beberapa sendi (terutama sendi panggul dan lutut) bisa diganti dengan sendi buatan.
Y GOUT
Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis
yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di
dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Etiologi
Dalam keadaan normal, beberapa asam urat (yang merupakan hasil pemecahan sel) ditemukan
dalam darah karena tubuh terus menerus memecahkan sel dan membentuk sel yang baru dan
karena makanan yang dikonsumsi mengandung cikal bakal asam urat. Kadar asam urat menjadi
sangat tinggi jika ginjal tidak dapat membuangnya melalui air kemih.
Tubuh juga bisa menghasilkan sejumlah besar asam urat karena adanya kelainan enzim yang
sifatnya diturunkan atau karena suatu penyakit (misalnya kanker darah), dimana sel-sel
berlipatganda dan dihancurkan dalam waktu yang singkat. Beberapa jenis penyakit ginjal dan
obat-obatan tertentu mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam urat
Gejala klinik
1.
1. Anamnesis
Menenyakan
1.
1. Pemeriksaan fisis
1.
1. Pemeriksaan penunjang
Ditemukannya kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan memperkuat diagnosis. Tetapi
pada suatu serangan akut, kadar asam urat seringkali normal.
Pada pemeriksaan terhadap contoh cairan sendi dibawah mikroskop khusus akan tampak kristal
urat yang berbentuk seperti jarum
Penatalaksanaan
Y Arthritis septic
Arthritis septik atau pyogenic arthritis adalah infeksi sendi yang serius yang memiliki ciri nyeri,
demam, peradangan, dan pembengkakan. Pada satu sendi atau lebih dan kehilangan fungsi dari
sendi tersebut.
Etiologi
Terdapat mikro organisme di dalam membran sinovial, baik lewat darah, penetrating trauma,
maupun iatrogenic. Adapun bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya arthritis septic,
antara lain :
Gejala klinik
a. Nyeri sendi
Diagnosis
a. Anamnesis
Medical history
b. Pemeriksaan fisis
c. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah
Penatalaksanaan
Y Reumatoid Arthritis
AR adalah suatu penyakit inflamasi yang mengenai jaringan ikat sendi, bersifat progresif serta
cenderung menjadi menahun.
Etiologi
Kausa AR belum diketahui secara pasti. Namun, ada dua hipotesis (teori yang dimajukan), yaitu
autoimun dan infeksi (virus, bakteri, troponema), di mana kedua mekanisme ini saling
berhubungan.
Walaupun faktor penyebab maupun patogenesis AR yang sebenarnya hingga kini tetap belum
diketahui dengan pasti, faktok genetik seperti produk kompleks histokompatibilitas utama kelas
II (HLA-DR) dan beberapa faktor lingkungan telah lama diduga berperan dalam timbulnya
penyakit ini.
Predileksi
Paling sering mengenai sendi perifer yang berada di tangan dan kaki dan bersifat simetris.
Selain itu, AR ini juga ternyata bisa menyerang selain dari persendian, antara lain mata, kulit,
susunan saraf pusat, hati, oto, ginjal, jantung, usu, dan limpa.
Gejala klinik
Kaku pagi hari ± 1 jam, terutama saat bangun tidur atau setelah lama tidak beraktivitas
Poliarthritis (arthritis pada 3 daerah persendian atau lebih)
Arthritis pada persendian tangan
Arthritis simetris
Pembengkakan pergelangan tangan bisa mengakibatkan terjadinya sindroma terowongan
karpal
Lelah dan lemah terutama menjelang sore hari
Di belakang lutut yang terkena, bisa terbentuk kista, yang apabila pecah bisa
menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada tungkai sebelah bawah
Bisa terjadi demam ringan dan kadang terjadi peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
Nodul rheumatoid
Faktor rheumatoid serum positif
Perubahan gambaran radiologis
Diagnosis
a. Anamnesis, seperti menanyakan riwayat keluarga, gejala-gejala yang dirasakan, dan riwayat
pemakaian obat, dll
b. Pemeriksaan fisis, seperti inspeksi bagian sendi yang terkena arthritis dan palpasi
bagian yang dicurigai (nyeri atau tidak)
c. Pemeriksaan laboratorium
– Pemeriksaan darah :
– Biopsi nodul.
d. Pemeriksaan radiologis, seperti rontgen bisa menunjukkan adanya perubahan khas pada sendi
pasien yang terserang RA.
Penatalaksanaan
Prisip dasar : mengistirahatkan sendi yang terkena, karena pemakaian sendi yang
terkena akan memperburuk peradangan
o Obat-obatan
§ Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
§ Obat slow-acting
§ Kortikosteroid
§ Imunosupresif
o Pendidikan
Penerangan tentang kemungkinan faktor etiologi, patogenesis, riwayat alamiah penyakit dan
penatalaksanaan AR kepada pasien merupakan hal yang amat penting untuk dilakukan. Dengan
penerangan yang baik mengenai penyakitnya, pasien AR diharapkan dapat melakukan kontrol
atas perubahan emosional, motivasi, dan kognitif yang terganggu akibat penyakitnya.
o Terapi lainnya
Bersamaan dengan pemberian obat untuk mengurangi peradangan sendi, bisa dilakukan latihan-
latihan, terapi fisik, pemanasan pada sendi yang meradang dan kadang pembedahan.
KESIMPULAN
Pada kasus di skenario 3 ini, pasien menunjukkan gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas.
Terdapat beberapa diagnosis banding yang diperoleh dari melihat gejala- gejala tersebut, antara
lain :
Y Reumatoid Arthritis
Y Osteoarthritis
Y GOUT
Y Arthritis septic
Wanita 35 tahun
Nyeri pada jari tangan kiri dan kanan (simetris)
Kaku pagi hari (30mnt-1jam)
Demam tidak menggigil
Dari pembahasan yang diperoleh, maka gejala-gejala pada pasien tersebut lebih cenderung
ke arah penyakit Reumatoid Arthritis (RA)