Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dan dibaca atau diketahui saja, melainkan untuk dilaksanakan atau ditaati.
hukum. Jadi pelaksanaan hukum bukan dimonopoli oleh pihak tertentu seperti
berpedoman pada HIR. Perubahan yang mendasar tersebut sesuai dengan tujuan
KUHAP itu sendiri yaitu memberikan perlindungan hak asasi bagi tersangka
perlindungan atas harkat dan martabat seorang tersangka atau tertuduh atau
atau penuntut umum atauhakim dengan penetapannya, dalam hal dan menurut
cara yang diatur dalam undang–undang ini. Dari pengertian tersebut diatas jelas
disuatu tempat tertentu dan hanya boleh dilakukan oleh panyidik, penuntut
umum, hakim dengan suatu penetapan dalam hal serta dengan tata cara yang
atau terdakwa. Oleh karena itu segala tindakan penahanan yang dilakukan oleh
yang nantinya dapat menyebabkan akibat hukum yang fatal bagi pejabat yang
sesuai dengan apa yang diatur dalam Pasal 95 KUHAP dan bahkan bisa berupa
2004.
diduga melakukan suatu tindak pidana. Ketentuan ini memberi arti, bahwa hak
negara. Jadi apabila ada seseorang dari warga masyarakat yang melanggar
secara tertib, tidak berbuat sewenang-wenang serta menjunjung tinggi hak azasi
warga negara.
1
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana di Indonesia, Sapta Artha Jaya, Jakarta, 1996, hal
20.
telah cukup bukti yang menjelaskan kedudukan seseorang sebagai pelaku suatu
penyidik.
Perumusan Masalah
ini adalah:
terhadap terdakwa.
terdakwa.
tentang alasan hukum yang dapat diajukan seorang terdakwa dalam proses
penangguhan penahanan.
penahanan.
Keaslian Penulisan
luapan dari hasil pemikiran penulis sendiri. Penlisan skripsi yang bertemakan
namun skripsi dengan adanya penangguhan penahanan ini belum pernah ditulis
sebagai skripsi. Dan penulisan skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi
ternyata terdapat judul yang sama, maka menjadi tanggung jawab penulis.
Tinjauan Kepustakaan
ada beberapa hal yang dapat dipakai acuan atau pedoman untuk mencari
atau hakim dengan penetapannya, dalam hal dan menurut cara yang diatur
umum,hakim dengan suatu penetapan dalam hal serta dengan tata cara yang
diatur dalam Pasal lain dalam KUHAP. Secara garis besar KUHAP menyatakan
antara lain bahwa tersangka atau terdakwa diduga keras melakukan suau tindak
1. Syarat Obyektif :
2. Syarat Subyektif :
2
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 43.
barang bukti.
Namun demikian sepanjang yang berkenaan dengan beberapa hak asasi yang
berhubungan dengan harkat dan martabatnya serta hak yang perlu untuk
bergeraknya tidak dibatasi oleh adanya penahanan. Upaya tersebut ialah suatu
3
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Jilid 1,
Penyidikan dan Penuntutan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, hlm. 217.
yang bersangkutan.
Tersangka.
5. Jenis dan tempat penahanan yang telah ditentukan dalam Surat Penahanan.
Nomor Surat Perintah Penahanan, diberi tambahan kode huruf “C” dan
penyidik, penuntut umum maupun hakim harus berdasarkan asas praduga tak
pejabat tersebut dapat menetapkan suatu jaminan baik berupa jaminan uang
atau jaminan orang. Penetapan ada atau tidaknya suatu jaminan dalam KUHAP
bersifat fakultatif.
dibarengi dengan penetapan jaminan. Cara yang demikianlah yang lebih dapat
4
H. Haris, Pengantar Hukum Acara Pidana, Alumni, Bandung, 2002, hlm. 105.
5
M. Yahya Harahap, Op.Cit, hlm. 219
hukumnya.
Metodologi Penulisan
1. Materi penelitian
Bahan hukum primer, dalam penelitian ini dipakai adalah Kitab Undang-
Bahan hukum sekunder, berupa bacaan yang relevan dengan materi yang
diteliti.
Bahan hukum tertier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum dan kamus
Bahasa Indonesia.
adalah melalui studi dokumen yang berupa pengambilan data yang berasal dari
bahan literatur atau tulisan ilmiah sesuai dengan objek yang diteliti.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa Bab, dimana dalam bab
terdiri dari unit-unit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat
Bab I. Pendahuluan
Sistematika Penulisan.
Nasabah.
Simpanan Nasabah
Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana