Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
KELOMPOK XI
D. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan adalah warga desa suka maju yang berkumpul di balai
desa kecamatan Palaran
a. Peserta siap mengikuti penyuluhan kesehatan dari mahasiswa.
b. Peserta sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan terbukti dengan
adanya beberapa pertanyaan yang disampaikan.
c. Penyuluhan dikatakan berhasil karena saat dievaluasi peserta mampu
mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa yang
menyuluh.
2. Penyuluhan mahasiswa Poltekkes yang sedang melakukan praktek promosi
kesehatan dan bertanggung jawab pada warga desa suka maju
a. Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan.
b. Mahasiswa mampu membuat susasana menarik saat penyuluhan
berlangsung.
E. Materi
1. Pengertian gizi buruk (KEP)
2. Penyebab gizi buruk
3. Tanda dan gejala gizi buruk
4. Pencegahan gizi buruk
5. Penanganan gizi buruk
6. Prognosis
7. Komplikasi
8. Pemeriksaan Penunjang
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. Media
1. Leaflet
2. Pengeras Suara
3. Layar LCD
I. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan ± 45 menit warga desa suka maju mampu :
1. Menjelaskan pengertian gizi buruk (KEP)
2. Menjelaskan penyebab gizi buruk (KEP)
3. Menyebutkan klasifikasi gizi buruk (KEP)
4. Menyebutkan tanda dan gejala gizi buruk (KEP)
5. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan gizi buruk (KEP)
6. Menjelaskan bagaimana cara penanganan gizi buruk (KEP)
MATERI GIZI BURUK
3. Marasmus-Kwarshiokor
b. Jumlah frekuensi makanan yang diberikan pada anak usia 6-11 bulan
adalah 3 x sehari dengan jumlah sebagai berikut :
1) Umur 6 bulan : 6 sendok makan
2) Umur 7 bulan : 7 sendok makan
3) Umur 8 bulan : 8 sendok makan
4) Umur 9 bulan : 9 sendok makan
5) Umur 10 bulan : 10 sendok makan
6) Umur 11 bulan : 11 sendok makan
F. Prognosis
Prognosis pada penyakit ini dapat buruk apabila telah terjadi komplikasi infksi
yang dapat menyebabkan kematian. Prognosis gizi buruk juga dapat baik
apabila malnutrisi bisa diatasi secara cepat dan tepat. Kematian bisa dihindari
jika dehidrasi berat dan penyakit kronis seperti tuberculosis atau hepatitis yang
bisa menyebabkan sirosis hepatis bisa dihindari. Pada anak dengan gizi diusia
lebih muda, biasa terjadi penurunan tingkat kecerdasan yang lebih besar dan
irreversible dibandingkan dengan anak yang mendapatkan keadaan malnutrisi
pada usia lebih dewasa. Sedangkan keadaan psikomotor, anak yang
mendapatkan pengobatan dan perbaikan keadaan gizi pada usia lebih muda
akan cenderung mendapat kesembuhan psikomotor lebih sempurna
diabandingkan dengan anak yang lebih tua. Akan tetapi pertumbuhan dan
perkembangan anak yang pernah mengalami kondisi gizi buruk cenderung
lebih lambat terutama terlihat jelas dalam ukuran tinggi dan berat badan.
G. Komplikasi
1. Gangguan kesehatan mental dan emosional
Menurut Children’s Defense Fund, anak-anak yang kekurangan asupan
nutrisi berisiko menderita gangguan psikologis, seperti rasa cemas berlebih
maupun ketidakmampuan belajar, sehingga memerlukan konseling
kesehatan mental. Gizi buruk juga membawa dampak yang buruk bagi
perkembangan dan kemampuan adaptasi anak pada situasi tertentu.
Sebuah studi “India Journal of Psychiatry” tahun 2008 mencatat dampak
dari gizi buruk pada anak, yaitu:
a. Kekurangan zat besi menyebabkan gangguan hiperaktif
b. Kekurangan yodium menghambat pertumbuhan
c. Kebiasaan melewatkan waktu makan atau kecenderungan pada makanan
mengandung gula juga berkaitan dengan depresi pada anak.
3. Penyakit infeksi
Dampak gizi buruk lainnya yang kerap kali terjadi adalah risiko penyakit
infeksi. Ya, anak dengan gizi yang kurang akan sangat rentan mengalami
penyakit infeksi. Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya yang
tak kuat akibat nutrisi tubuh yang tidak terpenuhi.
Ada banyak vitamin dan mineral yang sangat memengaruhi kerja sistem
kekebalan tubuh, misalnya vitamin C, zat besi, dan zink. Bila kadar nutrisi
tersebut tidak tercukupi maka sistem kekebalan tubuhnya juga buruk. Belum
lagi jika ia kekurangan zat gizi makro seperti karbohidrat dan protein yang
merupakan sumber energi dan pembangun sel-sel tubuh. Kekurangan nutrisi
tersebut akan membuat fungsi tubuhnya terganggu.
4. Hipotermi, hipoglikemia, dehidrasi dan syok akibat kurangnya asupan
nutrisi dalam tubuh.
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
1) Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung
kaki. Tentukan status gizi dengan menggunakan BB/TB-PB
2) Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung, turgor buruk (hati-hati
menentukan status dehidrasi pada gizi buruk).
3) Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary refill time yang lambat,
nadi lemah dan cepat), kesadaran menurun.
4) Demam (suhu aksilar ≥ 37.5° C) atau hipotermi (suhu aksila < 35.5° C).
5) Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung
6) Sangat pucat
7) Pembesaran hati dan ikterus
8) Adakah perut kembung, bising usus melemah/meninggi, tanda asites,
atau adanya suara seperti pukulan pada permukaan air (abdominal
splash)
9) Tanda defisiensi vitamin A pada mata: Konjungtiva atau kornea yang
kering, bercak Bitot
10) Ulkus kornea
11) Keratomalasia
12) Ulkus pada mulut
13) Infeksi: telinga, tenggorokan, paru, kulit
14) Tampilan tinja (konsistensi, darah, lendir)
b. Antropometri
1) Indeks berat badan menurut umur (BB/U)
Merupakan pengukuran antropometri yang sering digunakan sebagai
indicator dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan dan
keseimbangan antara intake dan kebutuhan gizi terjamin. Berat badan
memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak). Massa
tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak,
misalnya terserang infeksi, kurang nafsu makan dan menurunnya jumlah
makanan yang dikonsumsi. BB/U lebih menggambarkan status gizi
sekarang. Berat badan yang bersifat labil, menyebabkan indeks ini lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini.
Langsung
Gizi buruk adalah Keadaan Tidak Langsung
kurangg gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan
1. kurang asupan 1. Keterbatasan
protein dalam makanan sehari-hari
makan
keluarga
sehingga tidak Memenuhi Angka
2. Infeksi mendapatkan
Kecukupan Gizi. makanan
2. Sanitasi
Rendah
3. Pendidikan
rendah
4. Kemiskinan
Disusun oleh :
Klasifikasi
Dobby Aldinatha J
Kwashiorkor (kurang protein)
Peggy Hegar M Marasmus (kurang karbohidrat)
Popy Freytisia R
Cegah gizi buruk
Kwashiorkor-marasmus
kwashiorkor
Hal-hal yang penting untuk diperhatikan
Kwashiorkor-marasmus dalam usaha pencapaian gizi seimbang :
Kwashiorkor adalah gangguan yang Banyak mengonsumsi makanan yang
Kwashiorkor – Marasmus adalah bergizi
di sebabkan oleh kekurangan
gangguan yang di sebabkan oleh
protein Benyakmengonsumsi makanan yang
kekurangan protein dan klori. Yang mengandung serat (sayur dan buah-buahan)
Yang ditandai dengan : di tandai dengan :
Banyak minum air putih (8-10) gelas/hari
a. Bengkak seluruh tubuh a. Anak terlihat sangat kurus Hindari makanan yang mengandung lemak
222222222
b. Wajah sembab dan lembab b. Perut cekung tinggi (jeroan, daging, kambing, otak, keju,
c. Cengeng/ rewel c. Kulit keriput sumsum tulang, kuning telur, dll)
d. Perut buncit d. Pandangan mata sayu Kurangimakanan yang mengandung
e. Bercak kulit yang luas dan e. Rambut berwarna pirang, kusam garam/makanan yang di awetkan
kehitaman/kemerahan dan mudah dicabut Kurang makanan yang banyak mengandung
2222222222222222222222222222222
f. Anak sering menolak segala gula
Hospital care for children. Penilaian awal anak gizi buruk. Diakses pada : 06
September 2018 dengan link : http://www.ichrc.org/72-penilaian-awal-
anak-gizi-buruk
Potter & Perry, 2006. “Fundamental Keperawatan Volume 2”. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2004. “Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik”. Jakarta :
EGC.