You are on page 1of 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN & PENANGANAN GIZI BURUK


PADA ANAK BALITA

Disusun Oleh :
KELOMPOK XI

1. Dobby Aldinatha Juce (P07220116010)


2. Peggy Hegar Meichella (P07220116025)
3. Popy Freytisia Ramandanty (P07220116026)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM


PRODI D-III KEPERAWATAN
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

1. Hari/Tanggal : Selasa, 11 September 2018


2. Waktu : Pukul 10.00 WITA
3. Tempat : Balai Desa Suka Maju Kecamatan Palaran
4. Sasaran : Warga Desa Suka Maju
5. Pelaksana : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kaltim
6. Topik : Pencegahan dan Penanganan Gizi Buruk Pada Anak Balita
7.
A. Diagnosa Keperawatan
Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, perawatan dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan, warga desa suka maju mampu
memahami tentang pentingnya cara mencegah agar anak tidak megalami gizi
buruk serta mampu menangani anak dengan gizi buruk.

C. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan penyuluhan warga desa suka maju mampu :
1. Menjelaskan pengertian gizi buruk (KEP)
2. Menjelaskan penyebab gizi buruk (KEP)
3. Menyebutkan klasifikasi gizi buruk (KEP)
4. Menyebutkan tanda dan gejala gizi buruk (KEP)
5. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan gizi buruk (KEP)
6. Menjelaskan bagaimana cara penanganan gizi buruk (KEP)

D. Analisa Situasi
1. Peserta penyuluhan adalah warga desa suka maju yang berkumpul di balai
desa kecamatan Palaran
a. Peserta siap mengikuti penyuluhan kesehatan dari mahasiswa.
b. Peserta sangat antusias dalam mengikuti penyuluhan terbukti dengan
adanya beberapa pertanyaan yang disampaikan.
c. Penyuluhan dikatakan berhasil karena saat dievaluasi peserta mampu
mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh mahasiswa yang
menyuluh.
2. Penyuluhan mahasiswa Poltekkes yang sedang melakukan praktek promosi
kesehatan dan bertanggung jawab pada warga desa suka maju
a. Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan.
b. Mahasiswa mampu membuat susasana menarik saat penyuluhan
berlangsung.

E. Materi
1. Pengertian gizi buruk (KEP)
2. Penyebab gizi buruk
3. Tanda dan gejala gizi buruk
4. Pencegahan gizi buruk
5. Penanganan gizi buruk
6. Prognosis
7. Komplikasi
8. Pemeriksaan Penunjang

F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

G. Media
1. Leaflet
2. Pengeras Suara
3. Layar LCD

H. Kegiatan Belajar Mengajar


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1 Pembukaan 3 menit - Mengucapkan salam - Menjawab salam
- Mengucapkan topic dan - Mendengarkan/memper
tujuan yang akan dicapai hatikan
2 Pengembangan 27 menit - Menanyakan pendapat - Menjawab/merespon
peserta tentang itu gizi
buruk (KEP)
- Memberi reward pada - Merespon
peserta (anggota warga)
- Menjelaskan klasifikasi - Mendengar/memperha-
dari gizi buruk (KEP) tikan
- Menjelaskan sebab - Mendengar
akibat dari gizi buruk
(KEP)
- Memberikan kesempatan - Merespon/mengulang
kepada peserta untuk
penjelasan
- Memberikan reward - Memperhatikan
positif
- Menjelaskan tanda dan - Mendengar/memperha-
gejala gizi buruk (KEP) tikan
- Memberikan kesempatan - Merespon/bertanya
kepada peserta untuk
bertanya
- Menjelaskan bagaimana - Mendengar/memperha-
cara pencegahan dan tikan
bagaimana penanganan
gizi buruk (KEP)
- Menanyakan kembali - Menjawab
kepada peseerta
- Memberi reward - Merespon
3 Penutup 15 menit - Merangkum materi yang - Merangkum materi
dijelaskan bersama bersama penyuluh
peserta (anggota warga)
- Memberikan kesempatan - Bertanya
kembali kepada warga
untuk bertanya
- Memberikan reward - Merespon
- Menanyakan tentang - Mendengar/memperha-
tujuan pencegahan gizi tikan
buruk
- Memberikan reward
- Melakukan kontrak - Merespon/menjawab
waktu untuk pertemuan
selanjutnya
- Menutup dengan
mengucapan terimakasih
- Memberi salam - Membalas salam

I. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan ± 45 menit warga desa suka maju mampu :
1. Menjelaskan pengertian gizi buruk (KEP)
2. Menjelaskan penyebab gizi buruk (KEP)
3. Menyebutkan klasifikasi gizi buruk (KEP)
4. Menyebutkan tanda dan gejala gizi buruk (KEP)
5. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan gizi buruk (KEP)
6. Menjelaskan bagaimana cara penanganan gizi buruk (KEP)
MATERI GIZI BURUK

A. Pengertian gizi buruk (KEP)


Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
WHO mendefinisikan gizi buruk adalah kekurangan kalori-protein (KKP
atau KEP) sebagai ketidakseimbangan seluler antara intake kalori dengan
kebutuhan tubuh yang diperlukan untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan
fungsi-fungsi spesifik (Blossner, 2005).
Kwarshiorkor dan marasmus merupakan dua tipe dari malnutrisi/gizi buruk.
Perbedaan yang jelas dari kedua kondisi KEP ini adalah pada kwarshiokor
didapatkan edema, sedangkan pada marasmus tidak didapatkan edema,
marasmus terjadi berhubungan dengan tidakadekuatnya intake kalori dan
protein, sedangkan pada kwarshiorkor intake kalori normal tetapi asupan
protein tidak adekuat.

B. Penyebab gizi buruk


a. Penyebab langsung :
1) Kurangnya asupan makanan : kurangnya asupan makanan yang
diberikan, kurangnya kualitas makanan yang diberikan dan cara
pemberian makanan yang salah.
2) Adanya penyakit ; terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah
asupan
b. Penyebab tidak langsung :
1) Kurangnya ketahanan pangan keluarga : keterbatasan keluarga untuk
menghasilkan atau mendapatkan makanan
2) Kualitas perawatan ibu dan anak
3) Buruknya pelayanan kesehatan
4) Sanitasi lingkungan yang kurang
C. Tanda dan gejala gizi buruk
1. Marasmus (kekurangan kalori)
a. Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
b. Wajah seperti orang tua
c. Cengeng, rewel
d. Iga “gambang”
e. Perut cekung
f. Kulit keriput
g. Sering diare, susah buang air besar
h. Tekanan darah rendah, detak jantung dan frekuensi pernapasan

2. Kwarshiorkor (kekurangan protein)


a. Bengkak di seluruh tubuh
b. Wajah membulat dan sembab
c. Pandangan mata sayu
d. Cengeng, rewel dan apatis
e. Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut
f. Pembesaran hati
g. Otot-otot mengecil
h. Gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas dan berubah
menjadi hitam terkelupas
i. Anak sering menolak segala jenis makanan
j. Sering disertai infeksi, anemia dan diare

3. Marasmus-Kwarshiokor

Anak tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit.

a. Wajah seperti orang tua


b. Cengeng, rewel
c. Iga “gambang”
d. Perut cekung
e. Kulit keriput
f. Sering diare, susah buang air besar
g. Tekanan darah rendah, detak jantung dan frekwensi pernapasan
melambat
h. Bengkak di seluruh tubuh
i. Wajah membulat dan sembab
j. Pandangan mata sayu
k. Cengeng, rewel dan apatis
l. Rambut berwarna pirang, kusam dan mudah dicabut
m. Pembesaran hati
n. Otot-otot mengecil
o. Gangguan kulit berupa bercak merah coklat yang meluas dan berubah
menjadi hitam terkelupas
p. Anak sering menolak segala jenis makanan
q. Sering disertai infeksi, anemia dan diare

D. Pencegahan gizi buruk


Menimbang begitu pentingnya menjaga kondisi gizi balita untuk pertumbuhan
dan kecerdasannya, maka sudah seharusnya para orang tua memperhatikan hal-
hal yang dapat mencegah terjadinya kondisi gizi buruk pada anak. Berikut
adalah beberapa cara untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak :
1. Ibu membawa anak untuk ditimbangdan diukur tinggi badannya di
posyandu secara teratur. Cermati apakah ada pertumbuhan anak sesuai
dengan standar yang ditentukan. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal
itu ke dokter.
2. Ibu hanya memberi ASI pada bayi berusia 0-6 bln
3. Ibu tetap memberi ASI kepada anak sampai berumur 2 tahun
4. Ibu memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi anak
a. Makanan bayi usia 6 sampai 8 bulan
1) Berikan ASI sesuai keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari, siang
maupun malam
2) Beri makanan pendamping ASI (MP-ASI) 2 kali sehari, tiap kali
pemberian 2 sendok makan
3) Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) dilakukan setelah
pemberian ASI

b. Jumlah frekuensi makanan yang diberikan pada anak usia 6-11 bulan
adalah 3 x sehari dengan jumlah sebagai berikut :
1) Umur 6 bulan : 6 sendok makan
2) Umur 7 bulan : 7 sendok makan
3) Umur 8 bulan : 8 sendok makan
4) Umur 9 bulan : 9 sendok makan
5) Umur 10 bulan : 10 sendok makan
6) Umur 11 bulan : 11 sendok makan

c. Makanan anak usia 8 sampai 12 bulan


1) Berikan ASI sesuai keinginan anak
2) Berikan bubur nasi ditambah telur/ ayam/ ikan/ tempe / tahu / daging
sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak

d. Makanan anak usia 12- 24 bulan


1) Berikan ASI sesuai keinginan anak
2) Berikan nasi lembek yang ditambah telur/ ayam/ ikan/ tempe/ tahu/
daging sapi/ wortel/ bayam/ kacang hijau/ santan/ minyak
3) Berikan makanan tersebut 3x sehari
4) Berikan makanan selingan 2x sehari diantara waktu makan seperti :
bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya

e. Makanan anak usia 2 tahun atau lebih


1) Berikan makanan biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang
terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah
2) Berikan juga makanan bergizi sebagai selingan 2x sehari seperti :
bubur kacang hijau, biskuit, nagasari dan lain-lain
3) Pemberian makanan selingan dilakukan antara waktu makanan pokok

f. Anjuran pemberian makanan untuk anak diare


1) Jika masih mendapat ASI, berikan lebih sering dan lama baik siang
maupun malam
2) Jika anak mendapat susu selain ASI adalah sebagai berikut : Gantikan
dengan meningkatkan pemberian ASI atau gantikan setengah bagian
susu dengan bubur nasi ditambah tempe dan jagan diberi susu kental
manis
3) Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makanan yang sesuai
umur anak
5. Ibu memberikan makanan beraneka ragam bagi anggota keluarga lainnya,
seimbang antara protein, lemak, vitamin dan mineralnya.perbandingan
komposisi lemak minimal 10 % dari total kalori yang dibutuhkan, sementara
protein 12 % dan sisanya karbohidrat.
6. Ibu memberitahukan pada petugas kesehatan/kader bila anak balita
mengalami sakit atau gangguan pertumbuhan.
7. Jika anak di rawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanya kepada
petugas bagaimana pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah
pulang dari rumah sakit.
8. Jika anak telah menderita karena kurang gizi, maka segera berikan kalori
yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak dan gula. Sedangkan
proteinnya bisa diberikan setelah sumber-sumber kalori lainnya.

E. Penanganan gizi buruk


Pengobatan pada penderita MEP (Malnutrisi Energi Protein) tentu harus
disesuikan dengan tingkatannya.
1. Pengobatan pada penderita MEP ringa, contohnya diatasi dengan perbaikan
gizi. Dalam sehari-hri anak harus mendapat masukan protein sekitar 2-3
gram atau setara dengan 100-150 Kkal.
2. Pengobatan MEP berat cenderung lebih kompleks karena masing-masing
penyakit yang menyertai harus diobati sati persatu. Penderita pun sebaiknya
dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis secara penuh.
Sejalan dengan pengobatan penyakit penyerta maupun infekinya, status gizi
anak tersebut terus diperbaiki hingga sembuh.

F. Prognosis
Prognosis pada penyakit ini dapat buruk apabila telah terjadi komplikasi infksi
yang dapat menyebabkan kematian. Prognosis gizi buruk juga dapat baik
apabila malnutrisi bisa diatasi secara cepat dan tepat. Kematian bisa dihindari
jika dehidrasi berat dan penyakit kronis seperti tuberculosis atau hepatitis yang
bisa menyebabkan sirosis hepatis bisa dihindari. Pada anak dengan gizi diusia
lebih muda, biasa terjadi penurunan tingkat kecerdasan yang lebih besar dan
irreversible dibandingkan dengan anak yang mendapatkan keadaan malnutrisi
pada usia lebih dewasa. Sedangkan keadaan psikomotor, anak yang
mendapatkan pengobatan dan perbaikan keadaan gizi pada usia lebih muda
akan cenderung mendapat kesembuhan psikomotor lebih sempurna
diabandingkan dengan anak yang lebih tua. Akan tetapi pertumbuhan dan
perkembangan anak yang pernah mengalami kondisi gizi buruk cenderung
lebih lambat terutama terlihat jelas dalam ukuran tinggi dan berat badan.

G. Komplikasi
1. Gangguan kesehatan mental dan emosional
Menurut Children’s Defense Fund, anak-anak yang kekurangan asupan
nutrisi berisiko menderita gangguan psikologis, seperti rasa cemas berlebih
maupun ketidakmampuan belajar, sehingga memerlukan konseling
kesehatan mental. Gizi buruk juga membawa dampak yang buruk bagi
perkembangan dan kemampuan adaptasi anak pada situasi tertentu.
Sebuah studi “India Journal of Psychiatry” tahun 2008 mencatat dampak
dari gizi buruk pada anak, yaitu:
a. Kekurangan zat besi menyebabkan gangguan hiperaktif
b. Kekurangan yodium menghambat pertumbuhan
c. Kebiasaan melewatkan waktu makan atau kecenderungan pada makanan
mengandung gula juga berkaitan dengan depresi pada anak.

2. Tingkat IQ yang rendah


Menurut data yang dilansir pada National Health and Nutrition Examination
Survey, anak-anak dengan gizi buruk cenderung melewatkan pelajaran di
kelas sehingga anak tidak naik kelas. Anak menjadi lemas, lesu, dan tidak
dapat bergerak aktif karena kekurangan vitamin, mineral, dan nutrisi
lainnya. Hal ini didukung oleh data World Bank yang juga mencatat
hubungan antara gizi buruk dan tingkat IQ yang rendah. Anak-anak ini juga
mungkin mengalami kesulitan mencari teman karena masalah perilaku
mereka. Gagalnya anak untuk mencapai aspek akademis dan sosial akibat
gizi buruk tentu saja memiliki dampak negatif yang berkelanjutan sepanjang
hidupnya apabila tidak segera disembuhkan.

3. Penyakit infeksi
Dampak gizi buruk lainnya yang kerap kali terjadi adalah risiko penyakit
infeksi. Ya, anak dengan gizi yang kurang akan sangat rentan mengalami
penyakit infeksi. Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya yang
tak kuat akibat nutrisi tubuh yang tidak terpenuhi.
Ada banyak vitamin dan mineral yang sangat memengaruhi kerja sistem
kekebalan tubuh, misalnya vitamin C, zat besi, dan zink. Bila kadar nutrisi
tersebut tidak tercukupi maka sistem kekebalan tubuhnya juga buruk. Belum
lagi jika ia kekurangan zat gizi makro seperti karbohidrat dan protein yang
merupakan sumber energi dan pembangun sel-sel tubuh. Kekurangan nutrisi
tersebut akan membuat fungsi tubuhnya terganggu.
4. Hipotermi, hipoglikemia, dehidrasi dan syok akibat kurangnya asupan
nutrisi dalam tubuh.

H. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
1) Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung
kaki. Tentukan status gizi dengan menggunakan BB/TB-PB
2) Tanda dehidrasi: tampak haus, mata cekung, turgor buruk (hati-hati
menentukan status dehidrasi pada gizi buruk).
3) Adakah tanda syok (tangan dingin, capillary refill time yang lambat,
nadi lemah dan cepat), kesadaran menurun.
4) Demam (suhu aksilar ≥ 37.5° C) atau hipotermi (suhu aksila < 35.5° C).
5) Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung
6) Sangat pucat
7) Pembesaran hati dan ikterus
8) Adakah perut kembung, bising usus melemah/meninggi, tanda asites,
atau adanya suara seperti pukulan pada permukaan air (abdominal
splash)
9) Tanda defisiensi vitamin A pada mata: Konjungtiva atau kornea yang
kering, bercak Bitot
10) Ulkus kornea
11) Keratomalasia
12) Ulkus pada mulut
13) Infeksi: telinga, tenggorokan, paru, kulit
14) Tampilan tinja (konsistensi, darah, lendir)

b. Antropometri
1) Indeks berat badan menurut umur (BB/U)
Merupakan pengukuran antropometri yang sering digunakan sebagai
indicator dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan dan
keseimbangan antara intake dan kebutuhan gizi terjamin. Berat badan
memberikan gambaran tentang massa tubuh (otot dan lemak). Massa
tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak,
misalnya terserang infeksi, kurang nafsu makan dan menurunnya jumlah
makanan yang dikonsumsi. BB/U lebih menggambarkan status gizi
sekarang. Berat badan yang bersifat labil, menyebabkan indeks ini lebih
menggambarkan status gizi seseorang saat ini.

2) Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)


Indeks TB/U disamping memberikan gambaran status gizi masa lampau,
juga lebih erat kaitannya dengan status ekonomi (Beaton dan Bengoa
(1973).

3) Indeks Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)


Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam
keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan
pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu (Supariasa, dkk
2002).

4) Menghitung indeks massa tubuh (IMT)


Pengukuran IMT dapat dilakukan pada anak-anak, remaja maupun
orang dewasa. Pada anak-anak dan remaja pengukuran IMT sangat
terkait dengan umurnya, karena dengan perubahan umur terjadi
perubahan komposisi tubuh dan densitas tubuh. Karena itu, pada anak-
anak dan remaja digunakan indikator IMT menurut umur, biasa
disimbolkan dengan IMT/U. IMT adalah perbandingan antara berat
badan dengan tinggi badan kuadrat.

c. Mengukur ketebalan lipatan kulit lengan atas sebelah belakang (lipatan


trisep) ditarik menjauhi lengan, sehingga lapisan lemak dibawah kulitnya
dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka melengkung normal
sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm pada perempuan.
d. Tes laboratorium
Hampir semua kasus kwashiorkor memperlihatkan penurunan kadar
albumin, kolestrol dan glukosa dalam serum. Kemudian pada umumnya
kadar imunoglobulin serum normal, bahkan dapat meningkat. Meskipun
kadar IgA sekretori merendah. Gangguan imunitas seluler khususnya jumlah
populasi sel T merupakan kelainan imunologik yang paling sering dijumpai
pada malnutrisi berat.
GIZI BURUK Apa itu gizi buruk ? Apa saja penyebabnya ??

Langsung
Gizi buruk adalah Keadaan Tidak Langsung
kurangg gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan
1. kurang asupan 1. Keterbatasan
protein dalam makanan sehari-hari
makan
keluarga
sehingga tidak Memenuhi Angka
2. Infeksi mendapatkan
Kecukupan Gizi. makanan
2. Sanitasi
Rendah
3. Pendidikan
rendah
4. Kemiskinan

Disusun oleh :
Klasifikasi
Dobby Aldinatha J
 Kwashiorkor (kurang protein)
Peggy Hegar M  Marasmus (kurang karbohidrat)
Popy Freytisia R
Cegah gizi buruk
 Kwashiorkor-marasmus
kwashiorkor
Hal-hal yang penting untuk diperhatikan
Kwashiorkor-marasmus dalam usaha pencapaian gizi seimbang :
Kwashiorkor adalah gangguan yang  Banyak mengonsumsi makanan yang
Kwashiorkor – Marasmus adalah bergizi
di sebabkan oleh kekurangan
gangguan yang di sebabkan oleh
protein  Benyakmengonsumsi makanan yang
kekurangan protein dan klori. Yang mengandung serat (sayur dan buah-buahan)
Yang ditandai dengan : di tandai dengan :
 Banyak minum air putih (8-10) gelas/hari
a. Bengkak seluruh tubuh a. Anak terlihat sangat kurus  Hindari makanan yang mengandung lemak
222222222
b. Wajah sembab dan lembab b. Perut cekung tinggi (jeroan, daging, kambing, otak, keju,
c. Cengeng/ rewel c. Kulit keriput sumsum tulang, kuning telur, dll)
d. Perut buncit d. Pandangan mata sayu  Kurangimakanan yang mengandung
e. Bercak kulit yang luas dan e. Rambut berwarna pirang, kusam garam/makanan yang di awetkan
kehitaman/kemerahan dan mudah dicabut  Kurang makanan yang banyak mengandung
2222222222222222222222222222222
f. Anak sering menolak segala gula

Marasmus jenis makanan  Memelihata


normal
berat badan tetap dalam batas

Marasmus adalah suatu penyakit Penanggulangan masalah gizi tingkat


yang di sebabkan oleh kekurangan keluarga
kalori protein. Yang di tandai
 Ibu membawa anak untuk ditimbang
dengan :
di posyandu secara teratur
a. Terlihat sangat kurus  Ibu hanya memberi ASI pada bayi
b. Wajah seperti orang tu berusia 0-6 bln
c. Otot paha mengendor  Ibu tetap memberi ASI lepada anak
sampai berumur 2 tahun
d. Mengecilnya otot lengan dan
 Ibu memberikan MP-ASI sesuai usia
tungkai
dan kondisi anak
DAFTAR PUSTAKA

Hospital care for children. Penilaian awal anak gizi buruk. Diakses pada : 06
September 2018 dengan link : http://www.ichrc.org/72-penilaian-awal-
anak-gizi-buruk
Potter & Perry, 2006. “Fundamental Keperawatan Volume 2”. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. 2004. “Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik”. Jakarta :
EGC.

You might also like