Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
1. Serly Masnasari (1502450028)
2. Ratna Destri (1502450068)
3. Zulfa Fridayanti (1502450072)
LEMBAR PENGESAHAN
1
LAPORAN ORGANISASI MANAJEMEN DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN DENGAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK
“ANC TERPADU”
PUSKESMAS PAKIS
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu yang berjudul “LAPORAN
ORGANISASI MANAJEMEN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
DENGAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK “ANC TERPADU”
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapat banyak bantuan oleh
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ika Yudianti SST., M.Keb selaku ketua Program Studi DIV
Kebidanan Malang
2. Drg. Wiyanto Wijoyo, MM.Kes selaku kepala Puskesmas Pakis
3. Ibu Murtini, Amd. Keb selaku pembimbing klinik
4. Bapak Ardi Panggayuh, S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing
institusi
5. Teman – teman yang telah memberikan motivasi dan saran-saran
dalam penyelesaian makalah ini.
6. Orang tua kami yang tidak pernah lelah memberikan motivasi dan doa
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai
informasi ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literature guna
membantu siswa dalam belajar mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan.
Penyusu
n
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
kelahiran hidup (SKRT 1995) serta 60/1.000 kelahiran hidup (Susenas
1995), maka pada tahun 1997 angka kematian ibu turun menjadi
334/100.000 kelahiran hidup (SDKI 1997), sedangkan angka kematian bayi
pada tahun 2001 turun menjadi 51/1.000 kelahiran hidup (Susenas 2001).
Sementara itu umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun pada
tahun 1970 menjadi 65 tahun pada tahun 2000. Pada saat ini puskesmas
telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau
seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari
sarana pelayanan rujukan, puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap.
Tercatat pada tahun 2000 jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah
7.277 unit, puskesmas pembantu 21.587 unit, puskesmas keliling 5.084 unit
(perahu 716 unit, ambulance 1.302 unit). Sedangkan puskesmas yang telah
dilengkapi dengan fasilitas rawat inap tercatat sebanyak 1.818 unit, sisanya
sebanyak 5.459 unit tidak dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Sekalipun
berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalan dalam pelaksanaannya
puskesmas masih menghadapi berbagai masalah. Menyadari keberhasilan
puskesmas adalah penting dalam rangka mewujudkan visi pembangunan
kesehatan di Indonesia, maka berbagai masalah dan atau kekurangan
puskesmas harus segera diatasi. Disusunnya konsep dasar puskesmas ini
yang merupakan salah satu cara dalam rangka mengatasi berbagai masalah
tersebut.
5
1.2 Rumusan masalah
1. Apa saja unsur pokok manajemen dan organisasi dalam pelayanan
kesehatan di puskesmas?
2. Apa saja lima unsur pokok manajemen dan organisasi dalam pelayanan
kesehatan di puskesmas?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui unsur pokok manajemen dan organisasi dalam
pelayanan kesehatan di puskesmas
2. Untuk mengetahui lima unsur pokok manajemen dan organisasi dalam
pelayanan kesehatan di puskesmas
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
3) Struktur organisasi itu sendiri
B. Manajemen
Definisi manajemen menurut Oei Liang Lee adalah ilmu dan seni
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan
serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk
mencapai tujuanya yang telah ditetapkan.
Definisi manajemen menurut James A.F Stoner Manajemen adalah
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua
sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya
Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi
dengan memanfaatkan alat yang tersedia semaksimum mungkin.Akan
tetapi perlu diperhatikan bahwa dalam mencapain tujuan perusahaan
haris memperhatikan secara optimal terhadap kepentingan-kepentingan
yang menyangkut kepentingan konsumen, penanam modal, karyawan,
pemerintah, masyarakat, supplier.
Manajemen merupakan kegiatan pokok yang dilakukan seorang
pimpinan karena dia menjabat sebagai manajer untuk mengolah input
menjadi output melalui proses manajemen.
8
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan di tingkat kecamatan dan
merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Upaya pelayanan yang diselenggarakan adalah:
a) Pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu upaya promotif dan preventif
pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
b) Pelayanan medik dasar yaitu upaya kuratif dan rehabilitatif dengan
pendekatan individu dan keluarga melalui upaya perawatan yang
tujuannya untuk menyembuhkan penyakit untuk kondisi tertentu.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu. Program Puskesmas
merupakan program kesehatan dasar, meliputi:
a) Promosi kesehatan
b) Kesehatan Lingkungan
c) KIA & KB
d) Perbaikan gizi
e) Pemberantasan penyakit menular
f) Pengobatan yang terdiri dari rawat jalan, rawat inap, penunjang medik
(laboratorium dan farmasi)
9
Tujuan adanya manajemen organisasi ini adalah untuk memberikan rasa aman
dan kesatuan kepada karyawan. Sehingga dalam kinerjanya dapat lebih
efektif terutama saat melakukan koordinasi ke berbagai departemen. Tujuan
adanya manajemen organisasi ini adalah untuk memberikan rasa aman dan
kesatuan kepada karyawan. Sehingga dalam kinerjanya dapat lebih efektif
terutama saat melakukan koordinasi ke berbagai departemen.
2.4 Ciri Manajemen dan Organisasi di Puskesmas
a. Adanya komponen ( atasan dan bawahan).
b. Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang).
c. Adanya tujuan.
d. Adanya sasaran.
e. Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati.
f. Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas.
g. Adanya komunikasi antar suatu anggota dengan yang lain.
2.5 Jenis Manajemen dan Organisasi di Puskesmas
Puskesmas merupakan organisasi pemeintah daerah yang memiliki jenis
menajamen dan oganisasi tersendiri. Namun, dalam sistem menajemen
organisasi kesehatan terdapat beberapa jenis menajemen dan organisasi
kesehatan, yaitu :
1. Organisasi kesehatan pemerintah pusat
2. Organisasi kesehatan pemerintah daerah
3. Rumah sakit, klinik dan puskesmas
4. Unit pelaksana teknik
5. Organisasi kesehatan swasta
Dalam penerapannya di dalam masyarakat, menajemen kesehatan tidak
dapat disamakan dengan menajemen niaga yang lebih banyak
berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan . Menajemen
kesehatan lebih tepat digoongkan ke dalam administrasi umum. Oleh
karena organisasi kesehata lebih memetingkan pencapaian
kesejahteraan masyarakat umum.
Menajemen kesehatan harus dikembangkan disetiap organisasi-
organisasi kesehatan di Indonesia salah satunya di Puskesmas. Khusus
tingkat puskesmas, penerapan menajemen dapat dipelajari melalui
perencanaan yang disusun setiap lima tahun (micro planning), serta
pembagian dan uraian tugas puskesmas sesuai dengan masing-masing
tugas pokoknya. Semua kegiatan menajemen kesehatan tersebut, secara
dasar selalu memilki ruang lingkup kerja yaitu :
a) Menajemen personalia (mengurusi SDM)
b) Menajemen keuangan
10
c) Menajemen logisik (mengurusi logistik, obat-obatan dan
peralatan)
d) Menajemen pelayanan kesehatan dan informasi menajemen
(mengurusi pelayanan kesehatan)
2.6 Tipe Manajemen dan Organisasi di Puskesmas
1. Analisis: telaah dari keadaan saat ini dan langkah awal
a. Indikator fungsi puskesmas
b. Sumber daya
Analisis ketenagaan
Analisis peralatan
Analisis dana
2. Rumusan
Ada 3 macam dalam rumusan yaitu :
a. Rumusan Masalah: besarnya masalah yang harus diatasi
b. Rumusan Tujuan: tujuan yang hendak dicapai pada tahun ini, upaya
penanggulangan sebagian masalah.
c. Rumusan Intervensi: bentuk intervensi yang harus dilakukan untuk
capai tujuan
3. Rencana
a. Rencana Usulan Kegiatan (RUK), disusun untuk mengajukan anggaran
b. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), disusun sebagai plan of action
(POA) puskesmas seperti jadwal kegiatan, jenis kegiatan, sasaran,
tempat, pelaksana dan penanggung jawab untuk pantau proses
implementasi kegiatan
4. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan RPK yang disusun, seperti pada contoh:
a. Dana Sehat
b. KIA
Meningkatkan cakupan persalinan oleh bidan dg model kemitraan
bidan dan dukun bayi, implementasi berbeda antara puskesmas di
berbagai daerah
5. Monitoring
Berdasarkan kelompok indikator sesuai misi puskesmas, 2 jenis :
a. Monitoring bulanan: Terhadap IPMS dengan PWS (Pemantauan
WIlayah Setempat) seperti KIA, imunisasi, perbaikan gizi
b. Monitoring semesteran: IPTS dan IPKS
6. Evaluasi
a. IPTS = tingkat keberhasilan fungsi pusat penggerak pembangunan
berwawasan sehat, keterlibatan lintas sektor
b. UKBM = tingkat keberhasilan fungsi pusat pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan
11
c. IPKS = tingkat keberhasilan fungsi pemberdayaan keluarga
d. IPMS = tingkat keberhasilan fungsi puskesmas strata 1 yang memadai
dan sesuai demand masyarakat
12
c. Kesanggupan (capacity): adalah keadaan fisik, mental dan biologis
tenaga pelaksana
Menurut Koontz: input manajemen ada 4: Man, Capacity,
Managerial, Technology. Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan,
macam input ada 4M: Man, Money, Material, Method. Untuk organisasi
yang mencari keuntungan, macam input ada 6M: Man, Money, Material,
Method, Machinery, Market.
2. Proses (Process)
Proses (process) adalah langkah langkah yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama
fungsi manajemen. Pada umumnya proses dan ataupun fungsi manajemen
merupakan tanggung jawab pimpinan.Pendekatan proses adalah semua
metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
Semua tindakan yang dilakukan pada waktu menyelenggarakan
pelayanan kesehatan. Tindakan tersebut dapat dibedakan atas dua macam,
yakni tindakan medis dan tindakan non medis. Secara umum disebutkan
apabila kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang di tetapkan,
maka sulitlah di harapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
Macam fungsi manajemen: Menurut (Komisi Pendidikan
Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) ada 6: Planning, Organizing,
Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation (PODCCE). Menurut
Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating, Guidance, Freedom,
Responsibility (PACGFR). Menurut George R. Terry ada 4: Planning,
Organizing, Actuating, Controlling (POAC). Menurut Barton ada 8:
Planning, Organizing, Staffing, Budgeting, Implementing, Coordinating,
Reporting, Evaluation (POSBICRE). Menurut Luther M. Gullick ada 7:
Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting,
Budgeting (POSDCoRB). Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning,
Organizing, Commanding, Coordinating, Controling (POCCC).
13
Dalam proses terdapat :
a. Perencanaan (P1)
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( landasan dasar ).
Contoh :
1) Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
2) Rencana Pelatihan untuk kader, nakes
b. Pengorganisasian (P2)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan
menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang
dalam rangka pencapaian tujuan layanan kesehatan khususnya
kebidanan.
Inti dari pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan
atau sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan
kesehatan yang telah di tetapkan.
Contoh :
1) Puskesmas
2) Puskesmas Pembantu
3) Polindes dan Pembantu
4) Balai Desa
c. Penggerakan dan pelaksanaan,Pengawasan dan Pengendalian ( P3)
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan
iklim kerja sama diantara pelaksanaan program pelayanan kebidanan
sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang
manajer pelayanan kesehatan/kebidananan mengarahkan dan
menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pelayanan kebidanan yang telah di sepakati.
Contoh
1) Pencatatan dan pelaporan
2) Supervisi
3) Stratifikasi Puskesmas
4) Survey
3. Keluaran (Output)
14
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen.
Untuk manajemen kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan
kesehatan (health services). Macam pelayanan kesehatan: Upaya
kesehatan perorangan (UPK) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Output yaitu yang menunjuk pada penampilan (perfomance)
pelayanan kesehatan Penampilan dapat dibedakan atas dua macam.
Pertama, penampilan aspek medis pelayanan kesehatan. Kedua,
penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan. Secara umum di
sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan standar yang
telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Bagaiamana keadaan output dari pelayanan kesehatan dapat dilihat
dari :
a. Cakupan Kegiatan Program,jumlah kelompok masyarakat yang
sudah menerima layanan kesehatan maupunkebidanan
( memerator ), dibandingkan dengan jumlah kelompok masyarakat
yang menjadi sasaran program kebidanan.( Denominator )
b. Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan ( mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb ) Contoh
dalam pelayanan kebidanan adalah tercapainya kesejahteraan ibu
dan janin, kepuasan pelanggan dan juga kepuasan bidan sebagai
provider
c. Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur
dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan atau kebidanan yang ada di sekitarnya ( Posyandu, BPS,
Puskesmas dsb ) yang tersedia.
4. Sasaran (Target)
Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan,
yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan UKP untuk perseorangan UKM
untuk masyarakat (keluarga dan kelompok). Macam sasaran ialah sasaran
langsung (direct target group) dan sasaran tidak langsung (indirect target
group)
5. Dampak (Impact)
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output
Untuk manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk
15
meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan dapat
tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan (demands)
perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.
Kebutuhan kesehatan (health needs). Kebutuhan kesehatan (needs)
bersifat obyektif, karena itu pemenuhanya bersifat mutlak. Kebutuhan
kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan di masyarakat.
Masalah kesehatan perorangan/keluarga yang terpenting adalah penyakit
yang diderita. Masalah kesehatan masyarakat adalah status kesehatan
masyarakat.
Menurut Gordon dan Le Right (1950) penyakit/status kesehatan
ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan Environment. Upaya untuk
menemukan kebutuhan masyarakat, perhatian harus ditujukan pada ketiga
faktor tersebut. Apabila penyebab penyakit diketahui baru dilanjutkan
dengan tindak lanjut (solusi).
Tuntutan Kesehatan (Health Demands). Tuntutan kesehatan (health
demands) pada dasarnya bersifat subyektif, karena itu pemenuhanya
bersifat fakultatif. Tuntutan kesehatan yang subyektif dipengaruhi oleh
latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb). Tuntutan
kesehatan sangat dipengaruhi oleh teknologi kedokteran. Contoh: Needs-
Demands.
Kebutuhan: sembuh, Tuntutan: Bidan, Dokter umum, Dokter
spesialisKebutuhan: lahir normal , Tuntutan: Bidan, Dokter umum, Dokter
spesialis
Kebutuhan: rawat inap, Tuntutan: Klas 3, Klas 2, Klas 1,
PavilyunKebutuhan: mengetahui DJJ , Tuntutan: funanduskop, Doppler,
USG.
16
BAB II
HASIL PENGKAJIAN
17
Dalam melaksanakan kegiatan program harus mengacu pada tata nilai
UPTD Puskesmas Pakis.
a. AHLI GIZI
Yang mengemban tugas dalam penyuluhan gizi seimbang
khusushnya pada ibu hamil
b. BIDAN
Sebagai pelaksana dalam pemeriksaan ANC sesuai standrt 10T dan
juga melakukan penyuluhan KB pasca salin
c. P2P DAN IMUNISASI
Yang mengemban tugas untuk penyuluhan penyakit menular ,
HIV/AIDS dan Hepatitis, Screening dan pemberian imunisasi TT
d. FARMASI
Sebagai penyedia obat tablet Fe dan Multivitami yang diperlukan
oleh ibu hamil
e. PROMKES
Bersama P2P mengemban tugas untuk penyuluhan penyakit
menular , HIV/AIDS dan Hepatiti
f. LABORATORIUM
Bertugas untuk melakukan screening pemeriksaan laboratorium
rutin seperti golongan darah, reduksi urine, albumin, Hb, dan
pemeriksaan laboratorium khusus yang juga merupakan program
pemerintah yaitu pemeriksaan HIV untuk ibu hamil dan juga
pemeriksaan Hepatitis (HbSAG)
g. Dokter Gigi
18
Bertugas untuk melaukan pemeriksaan gigi pada ibu, apakah gigi
ibu dalam kondisi sehat ataupun ad caires dan kerusakan gigi pada
ibu.
2.2.2 Sarana dan Prasarana
Standar Fasilitas
Program ANC Terpadu ini tidak hanya dilakukan di dalam gedung namun
juga dilakkukan dengan cara jemput bola, yaitu tenaga kesehatan langsung
datang ditempat yang ditentukan setiap 4 bulan sekali biasanaya program
ANC Terpadu ini dilakukan di Kantor Kecamatan atau Balaidesa setempat.
Pelayanan ANC Terpadu Di dalam gedung dilakukan setiap hari kerja
puskesmas pakis. Peralatan yang diperlukan sepertihalnya peralatan yang
dilakukan untuk pelaksanaan ANC , penyuluhan, dan alat untuk
pengambilan darah laboratorium.
1. PERALATAN ANC
meja dan kursi untuk anamnesa dan konseling, bed untuk pemeriksaan, alat-
alat kesehatan seperti bidan kit untuk ANC, timbangan, dan pengukur tinggi
badan. buku KIA, buku kohort, ibu buku Register Ibu, Formulir dan
surat keterangan lain sesuai kebutuhan pelayanan yang diberikan, Formulir
informed consent, Formulir laporan, Formulir Rujukan
2. PERALATAN UNTUK PENYULUHAN
Peralatan untuk penyuluhan yang digunakan yaitu seperti LCD, leaflet,
lembar balik, poster yang mudah dipahami dan dapat mudah terekam oleh
ibu makna dan isi materi yanh diberikan.
3. PERALATAN LABOROTARIUM
4. PERALATAN PEMERIKSAAN GIGi
2.2.3 Dana
Puskesmas Pakis mendapat dana yang masih berasal dari swadaya,
dikarenakan dari pihak puskesmas pakis baru saja mengalami pergantian
kepemimpinan sehingga sumber dana sementara dari swadaya, akan tetapi
puskesmas pakis akan berusaha pengajuan rancangan program agar
mendapatkan dana dari BOK. Dana BOK beralokasi untuk nonfisik dan
uaya kesehatan dalam lingkungan masyarakat (preventif dan promotif) tidak
digunakan untuk belanja dengan sifat kuratif seperti kegiatan pembinaan
kader.
19
2.2.4 Metode
Metode yang dilakukan dalam ANC Terpadu ini tidak hanya pelyanan
dalam gedung namun juga memiliki keunggulan yaitu merupakan
pelayanan di luar gedung puskesmas dengan cara tenaga kesehata terjun
langsung ke lapangan atau tempat yang ditentukan dan melaukan
pemeriksaan ANC-TERPADU sesuai standrt yang ada. Dan Apabila terdapat
ibu hamil yang tidak datang ketika diluar gedung, maka kader dan bidan
desa akan mengantarkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC terpadu di
dalam Gedung (di Puskesmas Pakis) sesuai jadwal kerja Puskesmas Pakis.
2.2.5 Sasaran Program
a. Memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, konseling gizi dan
konseling penyakit yang berkaitan seperti HIV/AIDS, Hepatits
b. Melakukan imunisasi dasar lengkap
c. Melakukan rujukan kasus resiko tinggi ibu ke fasilitas kesehatan yang
sesuai dengan sistim rujukan yang ada.
d. Penyuluhan tentang IMD, ASI Eksklusif dan perawatan bayi baru lahir.
e. Pendampingan kasus bumil dan balita risti.
f. Pemantapan PWS KIA.
20
TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Asuhan Antenatal
a. Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan, bidan puskesmas Pakis bekerjasama dengan kader untuk
memotivasi setiap ibu hamil untuk melakukan kunjunga antenatal
komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal 1
kali kunjungan diantar suami/pasangan anggota keluarga.
b. Selain itu, bidan menganjurkan ibu untuk memeriksakan diri ke
dokter setidaknya 1 kali minimal pada TM II untuk mendeteksi
kelainan medis secara umum.
c. Bidan memberikan informasi tentang P4K pada setiap ibu hamil
yang memeriksakan diri ke Puskesmas Pakis dan memantau kondisi
kehamilannya menggunakan buku KIA
d. Bidan menganjurkan ibu mengikuti kelas ibu hamil yang diadakan
oleh Puskesmas Pakis
e. Bidan melengkapi riwayat medis pada KARTU IBU yang disimpan
dalam rekam medis di Puskesmas Pakis.
f. Bidan melakukan pemeriksaan fisik umum
g. Melengkapi pemeriksaan fisik obstetric meliputi Pemeriksaan fisik
obstetric pada kunjungan pertama:
1) TFU (diukur bila uk lebih dari 20 minggu)
2) Kadar hemoglobin, Golda, tes HIV dan hepatitis
Pemeriksaan fisik obstetric pada setiap kunjungan berikutnya:
1) Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus
uteri dan disesuaikan dengan grafik TFU
2) Palpasi abdomen menggunakan manuver Leopold I-IV,
21
a) Leopold I: menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janan
yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester
I)
b) Leopold II: menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan
ibu (dilakukan mulai akhir trimester II)
c) Leopold III: menentukan bagian janin yang terletak di bagian
bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II)
d) Leopold IV: menentukan berapa jauh masuknya janin ke
pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan > 36
minggu)
e) Auskultasi denyut jantung janin menggunakan fetoskop atau
Doppler (jika usia kehamilan >16 minggu).
22
Tujuan: menurunkan AKI dan AKB dengan Perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi
Sasaran:kader kesehatan, ibu hamil,
Lokasi:rumah masyarakat
Fungsi bidan antara lain:
1) Sosialisasi kegiatan P4K
2) Menyiapkan rnateri dan media penyuluhan P4K.
3) Melakukan pembinaan kepada tenaga kesehatan lain atau kader
yang ditunjuk untuk melaksanakan P4K
4) Materi P4K
a) Pengertian P4K
b) Manfaat P4K
c) Sasaran P4K
d) Membuat laporan bulanan pelaksanaan P4K
f. Pemberian imunisasi
Memberikan imunisasi TT apabila status TT ibu belum lengkap atau
T5
2. Deteksi Dini Faktor Resiko Dan Komplikasi Kebidanan
Faktor risiko pada ibu adalah:
a) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
b) Anak lebih dari 4
c) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
d) Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari
23,5 cm, atau penambahan berat bada.n < 9 kg selama masa
kehamilan.
e) Anemia dengan dari Hemoglobin kurang dari 11 gr/d1
f) Tinggi badan kurang dari 145 cm
g) Riwayat hipertensi pada keharnilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini.
h) Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TBC, kelainan
jantung, ginjal, hati, psikosis, kelainan endokrin(DM, Sistemik Lupus
Eritematosus, dll), tumor dan keganasan.
i) Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, KET, mola
hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat congenital.
j) Riwayat persalinan dengan komplikasi:persalinan, dengan seksio
sesarea, ekstrasivakum/forceps.
k) Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan paska persalinan,
infeksi masa nifas, post partum blues.
l) Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan
riwayat cacat kogenital.
m)13 . Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janan dampait, monster.
n) Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhadap, janan besar.
23
o) Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia
kehamilan lebih dari 32 minggu.
Keterangan :
24
dikerjakan sesuai dengan prosedur, tempat kerja yang terjamin dan aman,
istirahat yang cukup dapat rnengurangi bahaya dan kecelakaan kerja. Dalam
perencaaan sampai dengan pelaksanaaan kegiatan pelayanan KIA/KB perlu
diperhatikan keselamatan kerja karyawan Puskesrnas dan lintas sektor
terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kernungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan tiap-tiap kegiatan.
Kewaspadaan universal adalah pedoman yang ditetapkan Center for Disease
Control (CDC) untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan
melalui darah di lingkungan rumah sakit, atau sarana kesehatan lainnya.
Konsep yang dianut adalah bahwa semua darah dan cairan tubuh harus
dikelola sebagai sumber yang dapat menularkan HIV, Hepatitis B (HBV)
dan berbagai penyakit lain yang ditularkan melalui darah.
Pelaksanaan KU
Singkatnya, kebijakan pelaksanaan KU adalah seperti di bawah ini:
1) Petugas kesehatan harus rutin memakai sarana yang dapat mencegah
kontak kulit/ selaput lendir dengan darah/cairan tubuh lainnya dari
pasien yang dilayani.
Maka setiap petugas kesehatan harus: menggunakan sarung tangan bila:
menyentuh darah/cairan tubuh, selaput lender, atau kulit yang tidak utuh
mengelola peralatan dan sarana kesehatanikedokteran yang tercemar
darah
mengerjakan pungsi vena atau prosedur yang menyangkut pembuluh
darah.
Sarung tangan harus selalu diganti setiap selesai kontak dengan seorang
pasien
2) Tangan /bagian tubuh lainnya harus segera dicuci sebersih mungkin bila
terciprat darah/cairan tubuh lainnya.
3) Petugas kesehatan harus selalu waspada terrhadap kemungkinan tertusuk
jarum, pisau dan benda/ alat tajam lainnya selama membersihkan/
mencuci peralatan, membuang sampah, atau membenahi peralatan
setelah berlangsungnya prosedur/ tindakan.
4) Petugas kesehatan yang mengalami luka atau lesi yang mengeluarkan
cairan, misalnya dermatitis basah, harus menghindari tugas yang bersifat
kontak langsung dengan peralatan bekas pakai pasien.
5) Petugas kesehatan yang sedang hamil harus lebih memperhatikan segala
orosedur yang dapat menghindari penularan HIV.
Manajemen untuk tenaga kesehatan yang terpapar darah/cairan tubuh:
25
1) Paparan secara parenteral
2) Keluarkan darah sebanyak2banyaknya, cuci tangan dengan sabun da air
atau dengan sabun dan air atau denga air saja sebanyak mungkin.
3) Paparan pada selaput lendir
4) Cucilah mata secara pelan2 dengan mata dalam keadaan terbuka,
menggunakan air atau cairan NaCl.
5) Paparan pada mulut
6) Keluarkan cairan mengandung infeksi tersebut dengan cara berludah,
kem udian kumur-kumurlah dengan air beberapa kali.
7) Paparan pada kulit yang utuh atau kulit yang sedang luka, lecet atau
dermatitis, cucilah sebersih mungkin dengann air dan sabun antiseptik.
• Cakupan K 1 : 100%
• Cakupan K4 : 100%
• Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) : 100%
• Cakupan pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan (KF3) : 97%
• Cakupan pelayanan neonatus pertama (KN 1) : 100%
• Cakupan pelayanan kesehatan neonatus 0-28 hari (KN Lengkap : 100%
• Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri (PK) : 80%
• Cakupan Penanganan komplikasi neonatus : 80%
• Cakupan pelayanan kesehatan bayi 29 hari 12 bln (Kunj Bayi) : 97%
• Cakupan pelayanan anak balita (12 59 bulan) : 85 %
• Cakupan pelayanan anak pra sekolah (60 72 bulan) : 81 %
• Cakupan pelayanan kesehatan MTBS : 100%
• Cakupan Peserta KB aktif (Contraseptive Prevalence Rate) : 70 %
26
Evaluasi dilakukan oleh bidan desa dilanjutkan ke bidan wilayah
menggunakan buku KIA dan kohort dan format pelaporan ANC terpadu
setiap bulan. Dari evaluasi yang dilakukan sebelum-sebelumnya terdapat
beberapa hambatan yang ada salah satunya adalah apabila anc terpadu
dilakukan diluar gedung dan dilakukan dhari kerja, maka mempunyai
kemungkinan terdapat iu hamil yang tidak hadir. Dari kader dan tim
pelaksana tidak terdapat hambatan
2.5 PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Bidan mencatat semua ibu hamil yang telah melaksanakan ANC terpadu
pada buku ANC terpadu, kohort dari buku KIA. Pelaporan oleh bidan desa
ke puskesmas dilakukan setiap bulan sekali selanjutnya bidan koordinator
melaporkan ke Dinas Kesehatan
2.6 Komponen Output
Berikut ini adalah output dari proses yang dilakukan program ANC Terpadu :
1. Terpantaunya kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
2. Meningkatkannya kesehatan fisik mental sosial ibu dan bayi
3. Terkenalinya secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yag
mungkin akan terjadi
4. Terencanannya persiapan persalinan ibu dan ibu dan bayi dapat selamat
dengan trauma seminimal
5. Ibu dapat memeprsiapkan masa nifas dengan nyaman dan persiapan ASI
ekslusif
6. Peran serta suami dan keluarga semakin meningkat dalam proses kehamilan,
persiapan persalinan .
7. Cakupan Pelyanan tangkas yang memliki standart untuk 80% dari jumlah
ibu hamil telah tercapai sebanyak 37%.
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Salah satu permasalah adalah kepuasan ibu hamil dengan kualitas pelayanan
terhadap pelayanan antenatal, karena kunjungan ANC yang tidak rutin akan
menyebabkan terjadinya bahaya pada ibu hamil seperti perdarahan, karena tidak
kunjungan ibu hamil serta kepuasan ANC terpadu secara teratur dan rutin.
standar pelayanan ANC terpadu minimal “10T” yaitu mengukur tinggi badan dan
menimbang berat badan, mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri,
Unggulan ANC Terpadu yang berjalan dalam pelaksanaan ANC terpadu yang
sangat dibutuhkan dmi menurunkan AKI dan AKB di Indonesia. Pelayanan ANC
terpadu atau tangkas ini sudah menerpatkan 10 T dan ibu hamil juga telah benar-
ini diberikan ibu selama kehamilan agar kehamilannya sehat sampai melahirkn
bayinya sehat pula sehingga pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian ibu
dan bayi. Pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila pelayanan kesehatan yang
28
diberikan dapat memberikan kepuasan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan
serta penyelenggaraan sesuai dengan standar pelayanan profesi dan kode etik yang
Dari kesiapan tenaga , dana, sarana dan prasaranan sudah sangat baik. Semua
telah bekerja secara profesional dan benra-benar melakukan tugas masing masing
secara maksimal komprehensif. Dengan metode adanya jemput bola setiap 4 bulan
sekali akan semakin luas penjaringan ibu hamil untuk melakukan pelayanan anc
terpadu. Akan semakin menimalkan ibu hamil yang tidak tercatat dan terlaporan.
Kualitas yang baik ini juga dapat emnajd strategi puskesmas dalam memasarkan
apabila tidak adanya program inovasi dan terbau, besar kemungkinan jumlah
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelyanan ANC terpadu sangat dibutuhkan untuk mengurangi AKI dan
AKB. Inovasi untuk membuat kemasan baru dari ANC terpadu dengan
metode-metode yang baru akan menjadi senjata tersendiri untuk
melakukan penjaringan dan pencatatan ibu hamil. Sehingga semakin luas
ibu hamil yang telah mendapatkan pelyanan yang maksimal. Bila kualitas
pelayanan tidak senantiasa dipelihara dan ditingkatkan serta apabila tidak
adanya program inovasi dan terbau, besar kemungkinan jumlah pasien
akan menyusut. Faktor kepuasaan pasien terhadap pelayanan kesehatan
akan mempengaruhi jumlah kunjungan dan apabila ibu hamil tidak
melakukan kunjungan maka masa kehamilannya tidak terkontrol dan akan
beresiko pada tidak terdeteksinya komplikasi dan penyulit yang akan
terjadi dimasa kehamilan maupun persalinan nanti
5.2 Saran
Kepada petugas kesehatan hendaknya terus berinovasi dalam membuat
program-program pelyanan kesehatan, sehingga kualitas pelayanan terus
meningkat dan mendapat kepercayaan yang lebih dari pasien. Sehingga
semua pasien dapat tercatat dan terlaporakan dan apabila terdapat kasus
atau masalah segera dlakukan tindakan antisipasi yang sesegera mungkin
30