You are on page 1of 14

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Memahami Hirearki dan Manajemen Data
1. Kebangkitan Era Database
Pada tahun awal terciptanya komputer, para pemakai merasa kesulitan dengan
cara pencatatan data pada media penyimpanan. Catatan-catatan pita magnetik harus
diproses secara berurutan, dan sukar untuk mengintegrasikan isi file-file yang terpisah.
Para spesialis informasi mencari cara memecahkan permasalahan yang
disebabkan oleh cara pengorganisasian data secara fisik, dan usaha mereka mengarah ke
organisasi logis (logical organizational). Organisasi logis mengintegrasikan data dari
beberapa lokasi fisik yang berbeda dan merupakan cara pemakai melihat data.
Contohnya, seorang manajer melihat bahwa semua informasi pada laporan memiliki
integrasi logis walau datanya mungkin diambil dari beberapa file yang terpisah.
Organisasi fisik, sebaliknya, merupakan cara komputer melihat data sebagai file-file yang
terpisah.

Integrasi logis dalam suatu file


Dua pendekatan memungkinkan catatan-catatan pada satu file dipilih berdasarkan
karakteristiknya daripada berdasarkan kuncinya. Pendekatan ini disebut inverted file dan linked
list.
1. Inverted file, adalah suatu file yang disimpan dalam urutan tertentu, tetapi disertai indeks
yang memungkinkan catatan-catatan dari file itu dipilih dalam urutan yang berbeda.
Pendekatan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan pemecahan masalah manajer atas
laporan yang hanya mendaftarkan catatan tertentu. Misalnya, dalam perusahaan kosmetik
manajer penjualannya ingin melihat kinerja penjualan oleh karyawannya bernama Elis
yang diberi kode 23. Perlu diketahui bahwa perusahaan tersebut memiliki karyawan
penjualan sebanyak 25 orang sehingga terdapat ribuan data di sistem mengenai bagian
penjualan. Dalam pendekatan inverted file, manajer harus memilih secara manual file
mana saja yang merupakan penjualan kode 23 dari ribuan data penjualan keseluruhan
perusahaan kosmetik tersebut, sehingga pendekatan ini sangat tidak efisien.

1
Kode Penjual Nama Customer 1 Customer 2 Customer 3 Customer 4
Penjual
1 S 17042 21096

3 G 41854

5 D 61634

12 C 31002 13109

15 B 34107

19 A 20642 19981

23 Elis 23694 25410 30102 30111

2. Linked list, merupakan teknik lain yang dapat mencapai hasil sama dengan inverted file.
Misalkan manajer yang sama menginginkan laporan yang sama, tetapi spesialis informasi
ingin menghindari penggunaan inverted file untuk mendapatkan akses yang lebih cepat.
Suatu Field tersendiri, yaitu sales person link, ditambahkan pada tiap catatan dalam file
master perusahaan kosmetik tersebut. Field tersebut berisi link atau pointer, yang dapat
menghubungkan semua catatan tiap penjual di perusahaan kosmetik itu. File yang berisi
link Field inipun disebut linked list.
No. Pelanggan Kode Penjual Link Penjual

22504
25409
25410 23 25411
26713
30004 23 30004
30102 23
30111 23 30111

Integrasi Logis antara Beberapa File


Pada pertengahan tahun 1960an General Electric (GE) memodifikasi bahasa
pemrograman Common Business Oriented Language (COBOL) agar data dapat diambil dari
beberapa file. Link digunakan untuk saling menghubungkan catatan dalam satu file dengan
catatan yang berhubungan secara logis di file lain. Sistem GE ini dinamai integrated data store

2
(IDS), yang merupakan langkah maju pertama menuju satu database terintegrasi dari beberapa
file.
2. Konsep Database
Database adalah suatu koleksi data komputer yang terintegrasi, diorganisasikan dan
disimpan dalam suatu cara yang memudahkan pengambilan kembali. Direct access
storage device (DASD) harus digunakan. Integrasi logis dari catatan-catatan dalam
banyak file yang harus terintegrasi dalam perusahan disebut konsep database.
Dua tujuan dari konsep database adalah meminimumkan pengulangan dan mencapai
independensi data. Independensi data adalah kemampuan untuk membuat perubahan
dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data.
Integrasi logis file dapat dicapai secara eksplisit atau secara implisit.
a. Hubungan eksplisit
Satu pendekatan untuk menetapkan hubungan eksplisit antara catatan dari beberapa file
adalah dengan menyusun catatan tersebut dalam suatu hirearki. Ini disebut struktur
hirearkis.
b. Hubungan implisit
Hubungan implisit yaitu hubungan yang dapat dinyatakan secara tidak langsung dari
catatan data yang telah ada.

2.2 STRUKTUR DATABASE


Definisi struktur atau arsitektur basis data merupakan serangkaian pengetahuan
tentang pemodelan data. Pengetahuan tentang file, table, field, record index, abstraksi
data dan serangkaian konsep yang digunakan untuk membuat deskripsi struktur basis
data. Melalui deskripsi struktur basis data dapat ditentukan jenis data, hubungan dan
konstrain (keterbatasan) data yang ditangani. Dalam basis data, data diorganisasikan
kedalam bentuk elemen data (Field), rekaman (record), dan berkas (file). Definisi dari
ketiganya adalah sebagai berikut:

3
Struktur hirearki sistem basis data

a) Elemen (kolom atau field) data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi
menjadi unit lain yang bermakna. Field adalah kumpulan dari karakter yang membentuk
satu arti, maka jika terdapat field misalnya seperti Nomor barang atau Nama barang,
maka yang dipaparkan dalam field tersebut harus yang berkaitan dengan nomer barang
dan nama barang. Atau definisi field yang lainnya yaitu tempat atau kolom yang terdapat
dalam suatu tabel untuk mengisikan nama-nama (data) field yang akan diisikan.
b) Rekaman (record) merupakan gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait dan
lengkap. Istilah lain dari record adalah baris atau tupel karena record biasanya dihitung
dalam satuan baris.
c) Tabel adalah kumpulan dari beberapa record dan juga field.
d) Berkas (file) adalah himpunan seluruh record yang bertipe sama.
Struktur hirearki sebuah database dapat digambarkan dalam diagram hirearki begai
berikut:

Struktur penyimpanan file dan tabel dalam basis data

Skema Atau Abstraksi Basis Data


Abstraksi data adalah merupakan tingkatan atau level bagaimana melihat data dalam
sistem basis data. Abstraksi data diwujudkan dalam pemodelan data yang merupakan

4
sejumlah konsep yang digunakan untuk membuat deskripsi struktur basis data. Melalui
deskripsi struktur basis data, dapat ditentukan jenis data dan hubungannya dengan data lain
Skema basis data merupakan deskripsi dari basis data yang spesifikasinya ditentukan dalam
tahap perancangan. Skema ini digunakan untuk memisahkan antara fisik basis data dan
program aplikasi pemakai. Penggambaran skema basis data biasanya ditampilkan dalam
diagram yang berisi sebagian detail data dari deskripsi basis data. Secara umum arsitektur
basis data menggunakan arsitektur tiga skema yang meliputi tiga level yaitu:

1. Level Internal atau skema internal. Level ini mendefinisikan secara detail penyimpanan
basis data dan pengaksesan data. Pada level ini memuat deskripsi struktur penyimpanan
basis data, menggunakan model data fisikal

2. Level Konseptual (skema konseptual), memuat deskripsi struktur basis data seara
keseluruhan untuk semua pemakai. Level ini memuat deskripsi tentang entity, atribut,
relasi dan konstrain tanpa memuat deskripsi data secara detail.

3. Level eksternal (skema eksternal atau view), mendefinisikan pandangan data terhadap
sekelompok pemakai (local view) dengan menyembunyikan data lain yang tidak
diperlukan oleh kelompok pemakai tersebut.

1) Struktur Basis Data Hierarkis


Sistem manajemen basis data yang pertama, IDS (Integrated Data Store), dikembangkan
oleh GE pada tahun 1964. Basis data ini dipengaruhi oleh hasil kerja standardisasi oleh
Komite Bahasa Sistem Data atau Conference on Data System (CODASYL). CODASYL
membentuk suatu Gugus Tugas Basis Data dan memberinya tanggung jawab untuk
mengembangkan standar-standar basis data. Sistem manajemen basis data IDS mengikuti
suatu struktur basis data hierarkis. Struktur hierarkis ini dibentuk oleh kelompok-
kelompok data, subkelompok, dan beberapa subkelompok lagi.
Struktur hierarkis untuk basis data pada awalnya populer karena ia bekerja dengan baik
pada sistem pemrosesan transaksi yang melakukan tugas-tugas seperti pengendalian
persediaan, entri pesanan, piutang, dan utang dagang.
2) Struktur Basis Data Jaringan
Struktur basis data jaringan dikembangkan untuk memungkinkan penarikan record-
record tertentu. Hal ini memungkinkan satu record tertentu menunjuk pada semua record

5
lainnya di dalam basis data. Gugus Tugas Basis Data yang merupakan subkomite dari
CODASYL mengeluarkan spesifikasinya untuk struktur basis data jaringan pada tahun
1971. Struktur jaringan memecahkan masalah permasalahan keharusan untuk menarik
balik hingga kembali ke “cabang” yang menyatukan basis data. Akan tetapi, rentang
kemungkina koneksi yang begitu lebar merupakan kelemahan dari penerapan struktur
jaringan pada masalah-masalah praktis.
3) Database Relational
Terdiri dari satu atau lebih tabel yang tabel-tabel itu sendiri terdiri dari kolom-kolom dan
baris-baris, seperti sebuah spreadsheet. Kolom-kolom pada tabel itu sendiri terdiri dari
bagian-bagian yang mencerminkan tabel tersebut, bagian-bagian tersebut di sebut sebagai
field, sedangkan kumpulan data-data yang tercantum dalam kolom-kolom tersebut akan
membentuk sebuah record. Didalam sebuah database relational akan terdapat satu atau
lebih field yang akan menjadi kunci utama untuk tabel itu, kunci utama itu biasa disebut
sebagai key, key itu sendiri bisa berupa Primary atau Foreign Key.
Database Relasional mencantumkan aturan-aturan dalam menyimpan data kedalam tabel,
yaitu:
a. Tidak dimungkinkan adanya sebuah data atau key yang sama yang nantinya akan
menyebabkan timbulnya duplicate data untuk sebuah record.
b. Replicate (berulang) data juga sangat dihindari.
Tabel-tabel yang terbentuk yang terdiri dari key-key yang ada dapat saling berhubungan
dengan membentuk sebuah relationship atau hubungan antartabel, sehingga keterkaitan
antar tabel dapat terlihat.
Database relational sebenarnya dibuat untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan
dalam aturan-aturan menyimpan data ke dalam sebuah database. Konsep dari suatu
struktur basis data yang terdiri atas tabel-tabel di mana relasi terbentuk secara implicit
dengan mencocokkan nilai-nilai dalam field data yang sama, akan mudah untuk
dipergunakan dan dipahami.

I. MEMBUAT BASIS DATA


a. Menentukan Kebutuhan Data

6
Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menentukan data yang perlu
dikumpulkan dan disimpan:
i. Pendekatan yang berorientasi pada proses (process oriented)
Pendekatan ini juga disebut pendekatan yang berorientasi pada masalah (problem-
oriented approach) dan pemodelan yang berorientasi pada proses (process-oriented
approach). Masalah dalam hal ini dapat baik atau buruk, atau dapat menjadi ancaman
bagi perusahaan atau menjadi peluang untuk dieksploitasi. Kekuatan dari pendekatan
ini adalah dapat mengatasi masalah dengan baik.
Pendekatan ini menggunakan urutan langkah berikut ini:
a. Mendefinisikan masalah
b. Mengidentifikasikan keputusan yang dibutuhkan
c. Menjabarkan keputusan informasi
d. Menentukan pemrosesan yang dibutuhkan
e. Menentukan spesifikasi kebutuhan data
ii. Pendekatan pemodelan perusahaan (enterprise modeling approach)
Kekuatan pendekatan ini adalah bahwa ia mengambil keuntungan dari sudut
pandang sumber daya data perusahaan yang luas. Semua area diperhitungkan, dan
sinergi sumber daya data antara area-area bisnis juga akan dapat ditingkatkan.
Kelemahan pendekatan ini adalah kesulitan dalam mengaitkan data dari suatu
masalah bisnis ke data dari masalah bisnis lainnya. Sistem informasi tidak dapat
dengan mudah membagi data jika mereka terisolasi dari sistem informasi lain yang
berhubungan dengan masalah bisnis lainnya. Kelemahan tersebut dapat diatasi
dengan menentukan seluruh kebutuhan data perusahaan dan kemudian menyimpan
data tersebutPerencanaan
dalam basis data. Jika perusahaan melakukan pemodelan data
strategis
Perencanaan strategis
perusahaan,Sumber Dayadari
deskripsi Informasi
seluruh data perusahaan disebut sebagai model data
perusahaan (enterprise datamodel
Membuat suatu model).
data perusahaan

Model data
perusahaan

Mengembangkan basis
Figur 6.8. membuat sebuah
data model pada perusahaan.

Basis data
7

: Simbol melambangkan data yang tersimpan dalam suatu basis data


b. Teknik-Teknik Pemodelan Data
Terdapat sejumlah teknik, namun dalam pembahasan ini akan memokuskan pada dua
teknik:
 Diagram relasi entitas
Diagram relasi entitas (entity relationship diagram-ERD) digunakan untuk
menguraikan hubungan antara kumpulan-kumpulan data konseptual, sehingga record-
record-nya yang saling terhubung akan dapat digabungkan bersama. Ketika pengguna
berkomunikasi mengenai sistem informasi, mereka berbicara mengenai pengumpulan
Field-Field data yang saling berhubungan. Kumpulan konseptual Field-Field yang
berhubungan ini disebut entitas (entities). Tabel merupaka hasil dari pemecahan entitas
menjadi unit-unit yang lebih kecil yang mengikuti aturan dan struktur basis data. Suatu
entitas dapat berupah menjadi beberapa tabel, namun seringkali satu entitas dipecah
menjadi beberapa tabel.

Figur 6.9. Entitas-entitas.

8
Sistem akan selalu melacak perusahaan dan karyawan sekaligus produknya.
Bayangkan bahwa terdapat tiga entitas data yang terpisah: perusahaan, karyawan, dan
produk. Entitas diwakili oleh kotak-kotak di dalam suatu ERD seperti figur 6.9.
Sebelum relasi di antara entitas dinyatakan, maka harus dibuat beberapa asumsi.
Pertama, suatu record entitas perusahaan akan mengandung informasi mengenai nama
perusahaan, alamat, dan seterusnya. Kedua, sebuah perusahaan dapat memiliki banyak
karyawan, tetapi seorang karyawan hanya akan bekerja pada satu perusahaan. Terakhir,
asumsikan bahwa record-record di dalam entitas produk menunjukkan barang-barang
tertentu. Karena perusahaan menjual produk, maka akan terdapat relasi antara entitas
produk dan perusahaan. Penamaan merupakan hal yang penting untuk dokumentasi: ia
dapat memberikan penjelasan mengapa perancang membuat relasi di antara kedua entitas.
Bagian terakhir dalam membuat ERD adalah menentukan berapa banyak record di
salah satu entitas yang akan berhubungan dengan record dalam entitas yang lain.
Asumsikan, perusahaan dapat mempekerjakan sejumlah karyawan dan seorang karyawan
dapat bekerja hanya untuk satu perusahaan. Kata kuncinya adalah “dapat” dan
“mungkin”. Satu perusahaan tertentu diperkenankan mempekerjakan lebih dari satu
karyawan, tetapi tidak diharuskan mempekerjakan lebih dari satu.
Relasi diatas dapat dibaca menjadi “satu record perusahaan dapat berhubungan
dengan banyak record karyawan dan satu record karyawan dapat berhubungn hanya
kepada satu record perusahaan.”

 Diagram kelas
Diagram kelas (class diagrams) digunakan untuk menguraikan hubungan data
maupun tindakan-tindakan yang mengoperasikan data di dalam relasi. Diagram kelas

9
terdiri atas kelas-kelas yang memiliki nama, Field-Field di dalam kelas, dan tindakan-
tindakan (kadang disebut sebagai metode) yang dilakukan atas kelas.
Relasi dapat dibaca “satu kejadian dimana kelas clsPERUSAHAAN menjual satu
atau lebih kejadian dalam kelas clsPRODUK.” Juga “satu kejadian dimana kelas
clsPRODUK akan dijual hanya kepada satu kejadian dalam kelas clsPERUSAHAAN.”
Hanya kelas clsPRODUK yang memiliki tindakan “menjualPRODUK.” Tindakan
“menjualPRODUK” dapat menentukan apakah produk masih terdapat dalam persediaan,
menurunkan jumlah unit produk di dalam persediaan berdasarkan jumlah pesanan, dan
kemungkinan melakukan pemesanan lebih banyak produk dari pemasok jika persediaan
telah berada pada tingkat pemesanan kembali.

c. Menjelaskan Data
Setelah elemen-elemen data yang diperlukan, mereka menjelaskan dalam bentuk kamus
data. Kamus data adalah suatu ensiklopedia dari informasi mengenai tiap elemen data.
1. Sistem kamus data.
Kamus data dapat berupa kertas atau file komputer. Jika berupa file, perangkat lunak
khusus diperlukan untuk menciptakan dan memeliharanya, serta mempersiapkannya
untuk digunakan.
2. Data description language.
Setelah kamus data diciptakan, penjelasannya haus dimasukkan dalam DBMS.
DBMS menyertakan data description language (DDL) yang digunakan untuk
menjelaskan data.
3. Memasukkan data.

10
Setelah skema dan subskema diciptakan, data dapat dimasukkan ke dalam database.
Hal ini dapat dilakkukan dengan mentik data langsung ke dlam DBMS, membaca
data dari pita atau piringan, atau men-scan data secara optis.

II. MENGGUNAKAN BASIS DATA

Formulir, laporan dan query adalah metode-metode umum yang dipergunkan untuk
mengakses basis data yang disimpan dalam suatu sistem manajemen basis data.

a. Laporan dan Formulir


Sebagian besar vendir menawarkan GUI yang memudahkan pembuatan formulir dan
laporan. Perbedaan laporan dengan formulir adalah formatnya.
Laporan (reports) adalah data teragregasi dari basis data yang diformat dengan cara yang
akan membantu pengambilan keputusan.
Formulir (forms) secara tipikal menampilkan satu record saja dalam satu waktu dan tidak
memberikan ikhtisar data serta biasanya tidak melakukan agregasi data dari banyak tabel
basis data. Formulir dapat digunakan untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi
record-record basis data.
 Navigasi.
Pengguna dapat melakukan navigasi dari satu record ke record berikutnya dengan
mempergunakan baris navigasi yang berada di bagian bawah formulir. Icon pada baris
navigasi memerintahkan formulir untuk membuat satu record baru.
 Akurasi
Formulir akan menjalankan definisi Field data ketika basis data dibuat, definisi tersebut
menentukan nilai-nilai valid tertentu, rentang data untuk nilai-nilai numerik, dan aturan-
aturan lain yang mendukung akurasi.
 Konsistensi
Ketika nilai-nilai Field dalam satu tabel dipergunakan untuk menggabungkan record-nya
ke tabel yang lain. Jika salah memasukkan nilai Field maka record tersebut tidak dapat
digabungkan ke tabel-tabel yang lain.
 Penyaringan
Setiap Field dalam formulir dapat digunakan sebagai saringan (Filter). Penyaringan
membantu kelebihan informasi dan membatasi akses pengguna terhadap data di dalam
basis data jika ada beberapa record tertentu yang ingin dirahasiakan.
 Subformulir

11
Entri-entri ke dalam subformulir secara otomatis akan dihubungkan denan record
formulir. Subformulir membantu menjaga keakuratan dan konsistensi yang dibutuhkan
dari data.

b. Query
Query adalah suatu permintaan pada basis data untuk menampilkan record-record yang
dipilih. Query biasanya memiliki field data dalam jumlah terbatas dan kemudian membatasi
record-record yang ditampilkan berdasarkan satu kumpulan kriteria tertentu. Konsep Query
by Example (QBE) adalah suatu hal yang signifikan karena pentingnya arti seorang manajer
dapat melakukan akses langsung atas nilai-nilai basis data. Format QBE yang mana peranti
lunak suatu manajemen basis data menyajikan satu format terstandardisasi yang kemudian
dilengkapi oleh pengguna sehingga sistem tersebut dapat menghasilkan satu query yang
sebenarnya.

III. MODEL DBMS

Model yang menunjukkan elemen-elemen utama DBMS meliputi:

a. Data Description Language Processor (DDL)


Data Description Language Processor mengubah kamus data menjadi skema database.
b. Performance Statitics Processor
Performance Statitics Processor memelihara statistik yang mengidentifikasi data apa yang
sedang digunakan, siapa yang sedang menggunakan, kapan digunakan, dan seterusnya.
Statistik ini digunakan dalam mengelola database.
c. Modul Backup/Recovery
Misal dibuat suatu backup copy dari database. Ketika transaksi-transaksi selanjutnya
diproses terhadap file master, log transaksi menyimpan catatan dari semua perubahan.
Kemudian, ketika terjadi bencana, log transaksi diproses terhadap backup database untuk
merekonstuksi database tersebut.
d. Manajer Database.
Manajer database adalah elemen paling penting karena menangani permintaan data para
pemakai. Query language dan DML adalah bagian dari manajer database. Manajer database
juga menghasilkan statistik kinerja yang diproses oleh performances statistics processor, dan
log transaksi diproses oleh modul backup/recovery.

12
IV. PENGELOLA DATABASE

Administrator basis data memiliki tanggung jawab teknis atau manajerial atas sumber
daya basis data.

A. Administratir Basis Data


Administrator basis data (database administrator-DBA) merupakan spesialis informasi
yang ahli dalammengembangkan, menyediakan, dan mengamankan basis data. DBA
mengawasi seluruh aktivitas basis data. Seorang administrator basis data harus mengetahui
dan menguasai teknologi basis data karena berhubungan dengan pengambilan keputusan
yang akan diambil. Tugas-tugas DBA:
a. Perencanaan basis data.
Mencakup bekerja dengan manajer-manajer dalam area bisnis dalam mendefinisikan
kebutuhan data perusahaan
b. Implementasi basis data
Terdiri atas pembuatan basis data untuk mengikuti spesifikasi dari sistem manajemen
basis data yang dipilih, maupun menyiapkan dan melaksanakan kebijakan dan prosedur
bagi pengguna basis data.
c. Operasi basis data
Meliputi penawaran program-program pendidikan bagi para pengguna basis data dan
memberikan bantuan jika dibutuhkan.
d. Keamanan basis data
Meliputi pengawasan aktivitas basis data menggunakan angka statistik yang diberikan
oleh sistem manajemen basis data.

B. Programmer Basis Data


Programmer basis data menunjukkan spesialisasi dan seleksi yang tinggi. Mereka lebih
memiliki banyak pengalaman dan pelatihan. Programmer basis data sering kali menuliskan
kode untuk memecah dan/atau mengagregasikan data bagi basis data.

C. Pengguna Akhir
Pengguna akhir sebagai personel yang beriteraksi dengan basis data yang membuat
laporan dan formulir, memberikan query kepada basis data, dan menggunakan jawaban dari
pertanyaan basis data mereka untuk megambil keputusan.

V. MENEMPATKAN SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA DALAM PERSPEKTIF


A. Keuntungan DBMS
a. Mengurangi pengulangan data

13
Jumlah data akan dikurangi, dibandingkan dengan ketika file-file komputer disimpan
secara terpisah untuk setiap aplikasi komputer.
b. Mencapai independensi data
Spesifikasi data disimpan dalam basis data itu sendiri daripada di setiap program aplikasi.
Perubahan dapat dilakukan sekali tanpa meminta perubahan pada banyak program
aplikasi yang mengakses data.
c. Mengambil data dan informasi dengan cepat
Relasi logis dan bahasa query terstruktur memungkinkan pengguna menarik data dalam
hitungan detik atau menit dibandingkan dengan bahas perograman tradisional seperti
COBOL yang menghabiskan berjam-jam.
d. Keamanan yang lebih baik
Baik DBMS mainframe maupun komputer mikro dapat memiliki tingkat pengamanan
yang berlapis seperti kata sandi.

B. Kerugian DBMS
a. Membeli perangkat lunak yang mahal
DBMS mainframe mahal harganya.
b. Mendapatkan konfigurasi peranti keras yang besar
DBMS memerlukan kapasitas penyimpanan primer dan sekunder yang lebih besar.
Kemudahan DBMS dapat menarik informasi mendorong lebih banyak pengguna
memanfaatkan basis data.
c. Mempekerjakan dan mempertahankan staf DBA
DBMS memerlukan pengetahuan khusus agar dapat memanfaatkan kemampuannya
secara penuh. Pengetahuan khusus ini disediakan paling baik oleh pengelola database
(DBA)

14

You might also like