Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PERENCANAAN BEKISTING
A. Pendahuluan
Bekisting adalah alat atau cetakan untuk pembuatan kolom dan balok.
Bekisting harus di buat menggunakan cara dan prosedur yang benar , agar dapat
menghasilkan cetakan yang baik dan benar. Bentuk cetakan atau bekisting ini juga
berpengaruh pada saat pengecoran.
Proses perencanaan bekisting merupakan tahapan yang penting dalam proses
konstruksi, baik itu konstruksi gedung, jembatan, maupun konstruksi infrastruktur
lainnya, karena pada dasarnya proses perencanaan bekisting yang baik akan
menentukan hasil cetakan beton yang baik, begitu pula sebaliknya. Dalam tahapan ini
kita di tuntut untuk membuat suatu sistem bekisting yang nantinya akan menetukan
biaya dan waktu yang kita butuhkan. Proses perencanaan bekisting harus mengacu
kepada desain yang akan kita buat. Proses pembuatan bekisting yang lazim kita
lakukan dalam pembangunan suatu gedung antara lain perencanaan bekisting untuk
sloof, kolom, balok, ring balk serta plat lantai.
Ada 3 tujuan penting yang harus dipertimbangkan dalam membangun dan
merancang bekisting, yaitu :
1. Kualitas
Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan keakurasian
sehingga bentuk, ukuran, posisi, dan penyelesaian dari pengecoran dapat
dilaksanakan sesuai dengan toleransi yang diinginkan.
2. Keselamatan
Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan faktor keamanan yang
memadai sehingga sanggup menahan atau menyangga seluruh beban hidup dan
mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi
beton.
3. Ekonomis
Bekisting harus dibuat secara efisien, meminimalisasi waktu dan biaya dalam
proses pelaksanaan dan jadwal demi keuntungan kontraktor dan owner (pemilik).
Kelompok 7
D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Praktikum Bekisting dan Perancah
2017
Hal ini menjadi pertimbangan utama sebab sistem perkuatan bekisting menjadi
komponen utama keberhasilan untuk menghasilkan kualitas dimensi struktur
seperti yang direncanakan dalam bestek. Metode bekisting yang diterapkan pada
bangunan dengan dimensi struktur besar tentu tidak akan efisien bila diterapkan
pada dimensi struktur kecil.
2. Luasan bangunan yang akan dipakai
Pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan yang materialnya bersifat pakai ulang
(memiliki siklus perpindahan material). Oleh karena itu, luas bangunan ini menjadi
salah satu pertimbangan utama untuk penentuan berapa kali siklus pemakaian
material bekisting. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
pengajuan harga satuan pekerjaan.
3. Ketersediaan material dan alat
Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah kemudahan atau kesulitan
untuk memperoleh material atau alat bantu dari sistem bekisting yang akan
diterapkan.
Selain faktor-faktor tersebut masih banyak pertimbangan lain termasuk waktu
pengerjaan proyek (work-time schedule), harga material, tingkat upah pekerja, sarana
transportasi dan lain sebagainya. Setelah melakukan pertimbangan secara matang
terhadap faktor-faktor tersebut maka diambil keputusan mengenai metode bekisting
yang akan diterapkan.
B. Tujuan
Tujuan di lakukannya perencanaan bekisting dalam Praktikum dan Perancah
kali ini adalah:
1. Mahasiswa di harapkan dapat mendesain bentuk dan ukuran dari bekisting yang
akan di buat.
2. Mahasiswa di harapkan dapat menghitung kebutuhan bahan yang di butuhkan
dalam pembuatan bekisting.
3. Mahasiswa di harapkan dapat mengestimasi biaya yang di perlukan dalam
pembuatan bekisting.
4. Mahasiswa di harapkan dapat menentukan waktu pekerjaan bekisting.
C. Lampiran
1. Gambar potongan Bekisting
2. Gambar detail potongan bekisting
Kelompok 7
D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Praktikum Bekisting dan Perancah
2017
BAB II
PERENCANAAN SCAFFOLDING
D. Pendahuluan
Scaffolding (Perancah) atau steger adalah work platform sementara yang
merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat
Kelompok 7
D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Praktikum Bekisting dan Perancah
2017
apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak
dapat dijangkau oleh pekerja.
E. Tujuan Perencanaan
Perencanaan scaffolding memiliki tujuan untuk digunakan sebagai :
1. Struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu memikul
beratnya sendiri (pada pelaksanaan pengecoran).
2. Struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan bata, plesteran,
pengecatan.
Kelompok 7
D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Praktikum Bekisting dan Perancah
2017
F. KESIMPULAN
Scaffolding berfungsi sebagai komponen struktur penyangga manusia
(pekerja) dan struktur dalam konstruksi seperti bekisting plat lantai dan balok.
Ketinggian bekisting yang tidak sesuai dengan spesifikasi (ketinggian) scaffolding
menyebabkan diperlukannya data teknis atau gambar dari pekerjaan bekisting agar
dapat merencanakan pemasangan perancah. Dengan demikian perencanaan awal
scaffolding sangat diperlukan untuk penyesuaian ketinggian yang diperlukan.
G. LAMPIRAN
1. Gambar Perencanaan Scaffolding
BAB III
PERHITUNGAN MATRIKS PENGGUNAAN BAHAN
A. Pendahuluan
Dalam mengerjakan konstruksi beton, terdapat 3 (tiga) komponen utama
yang mempengaruhi suatu pekerjaan struktur. Komponen-komponen tersebut
adalah campuran beton, penulangan beton dan bekisting. Komponen bekisting pada
Kelompok 7
D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Praktikum Bekisting dan Perancah
2017
B. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan menghitung serta dapat membuat
Perhitungan Matriks Penggunaan Bahan yang sesuai dan efisien untuk
kebutuhan pelaksanaan praktikum Bekisting dan Perancah.
2. Mengetahui spesifikasi serta menganalisis matriks penggunaan bahan yang
tepat digunakan dalam pelaksanaan dengan harga yang ekonomis dan efisien.
C. Lampiran
1. Perhitungan Matriks Penggunaan Bahan
Kelompok 7