You are on page 1of 6

D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil

Praktikum Bekisting dan Perancah


2017

BAB I

PERENCANAAN BEKISTING

A. Pendahuluan
Bekisting adalah alat atau cetakan untuk pembuatan kolom dan balok.
Bekisting harus di buat menggunakan cara dan prosedur yang benar , agar dapat
menghasilkan cetakan yang baik dan benar. Bentuk cetakan atau bekisting ini juga
berpengaruh pada saat pengecoran.
Proses perencanaan bekisting merupakan tahapan yang penting dalam proses
konstruksi, baik itu konstruksi gedung, jembatan, maupun konstruksi infrastruktur
lainnya, karena pada dasarnya proses perencanaan bekisting yang baik akan
menentukan hasil cetakan beton yang baik, begitu pula sebaliknya. Dalam tahapan ini
kita di tuntut untuk membuat suatu sistem bekisting yang nantinya akan menetukan
biaya dan waktu yang kita butuhkan. Proses perencanaan bekisting harus mengacu
kepada desain yang akan kita buat. Proses pembuatan bekisting yang lazim kita
lakukan dalam pembangunan suatu gedung antara lain perencanaan bekisting untuk
sloof, kolom, balok, ring balk serta plat lantai.
Ada 3 tujuan penting yang harus dipertimbangkan dalam membangun dan
merancang bekisting, yaitu :
1. Kualitas
Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan keakurasian
sehingga bentuk, ukuran, posisi, dan penyelesaian dari pengecoran dapat
dilaksanakan sesuai dengan toleransi yang diinginkan.
2. Keselamatan
Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan faktor keamanan yang
memadai sehingga sanggup menahan atau menyangga seluruh beban hidup dan
mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi
beton.
3. Ekonomis
Bekisting harus dibuat secara efisien, meminimalisasi waktu dan biaya dalam
proses pelaksanaan dan jadwal demi keuntungan kontraktor dan owner (pemilik).

Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan untuk mengambil suatu


keputusan mengenai metode bekisting yang akan dipakai yaitu :
1. Kondisi struktur yang akan dikerjakan

Kelompok 7
D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Praktikum Bekisting dan Perancah
2017

Hal ini menjadi pertimbangan utama sebab sistem perkuatan bekisting menjadi
komponen utama keberhasilan untuk menghasilkan kualitas dimensi struktur
seperti yang direncanakan dalam bestek. Metode bekisting yang diterapkan pada
bangunan dengan dimensi struktur besar tentu tidak akan efisien bila diterapkan
pada dimensi struktur kecil.
2. Luasan bangunan yang akan dipakai
Pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan yang materialnya bersifat pakai ulang
(memiliki siklus perpindahan material). Oleh karena itu, luas bangunan ini menjadi
salah satu pertimbangan utama untuk penentuan berapa kali siklus pemakaian
material bekisting. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
pengajuan harga satuan pekerjaan.
3. Ketersediaan material dan alat
Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah kemudahan atau kesulitan
untuk memperoleh material atau alat bantu dari sistem bekisting yang akan
diterapkan.
Selain faktor-faktor tersebut masih banyak pertimbangan lain termasuk waktu
pengerjaan proyek (work-time schedule), harga material, tingkat upah pekerja, sarana
transportasi dan lain sebagainya. Setelah melakukan pertimbangan secara matang
terhadap faktor-faktor tersebut maka diambil keputusan mengenai metode bekisting
yang akan diterapkan.

B. Tujuan
Tujuan di lakukannya perencanaan bekisting dalam Praktikum dan Perancah
kali ini adalah:
1. Mahasiswa di harapkan dapat mendesain bentuk dan ukuran dari bekisting yang
akan di buat.
2. Mahasiswa di harapkan dapat menghitung kebutuhan bahan yang di butuhkan
dalam pembuatan bekisting.
3. Mahasiswa di harapkan dapat mengestimasi biaya yang di perlukan dalam
pembuatan bekisting.
4. Mahasiswa di harapkan dapat menentukan waktu pekerjaan bekisting.
C. Lampiran
1. Gambar potongan Bekisting
2. Gambar detail potongan bekisting

Kelompok 7
D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Praktikum Bekisting dan Perancah
2017

BAB II

PERENCANAAN SCAFFOLDING

D. Pendahuluan
Scaffolding (Perancah) atau steger adalah work platform sementara yang
merupakan konstruksi pembantu pada pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat

Kelompok 7
D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Praktikum Bekisting dan Perancah
2017

apabila pekerjaan bangunan gedung sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak
dapat dijangkau oleh pekerja.

Sama halnya dengan bekisting yang bersifat sebagai struktur sementara,


namun scaffolding digunakan untuk menyangga manusia maupun struktur dalam
konstruksi seperti penyangga untuk bekisting plat lantai dan balok. Biasanya
scaffolding berbentuk suatu sistem modular dari pipa-pipa besi atau tabung logam
yang dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki kekuatan untuk menopang
beban yang ada diatasnya. Di Indonesia, bambu biasanya masih digunakan sebagai
komponen perancah untuk bangunan-bangunan sederhana.
Ada beberapa bagian-bagian pada perancah ini sehingga jika akan
menggunakannya perlu dirangkai terlebih dahulu. sebenarnya alat pendukung ini
merupakan pengganti perancah dolken yang digunakan pada jaman dahulu. Seiring
perkembangannya waktu maka digunakan scaffolding untuk mengefisiensi waktu.
Namun pada proyek-proyek kecil seperti rumah jarang menggunakannya. Pada
proyek rumah sering menggunakan kayu dolken maupun bambu sebagai perancah.
Perhitungan biaya sewa yang mahal membuat proyek rumah jarang
menggunakannya.
Berikut ini merupakan komponen-komponen penyusun scaffolding :
1. Rangka besi utama (frame)
2. Rangka besi penyambung (adjustable frame)
3. Jack base (adjustable jack base)
4. U-head jack (adjustable shoring head)
5. Joint pin
6. Cross brace (bracing)

E. Tujuan Perencanaan
Perencanaan scaffolding memiliki tujuan untuk digunakan sebagai :
1. Struktur sementara untuk menahan beton yang belum mampu memikul
beratnya sendiri (pada pelaksanaan pengecoran).
2. Struktur sementara untuk membantu pelaksanaan pemasangan bata, plesteran,
pengecatan.

Kelompok 7
D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Praktikum Bekisting dan Perancah
2017

3. Menyediakan tatakan elevasi yang mampu menahan suatu beban tertentu


pada sebuah area tertentu.

F. KESIMPULAN
Scaffolding berfungsi sebagai komponen struktur penyangga manusia
(pekerja) dan struktur dalam konstruksi seperti bekisting plat lantai dan balok.
Ketinggian bekisting yang tidak sesuai dengan spesifikasi (ketinggian) scaffolding
menyebabkan diperlukannya data teknis atau gambar dari pekerjaan bekisting agar
dapat merencanakan pemasangan perancah. Dengan demikian perencanaan awal
scaffolding sangat diperlukan untuk penyesuaian ketinggian yang diperlukan.

G. LAMPIRAN
1. Gambar Perencanaan Scaffolding

BAB III
PERHITUNGAN MATRIKS PENGGUNAAN BAHAN

A. Pendahuluan
Dalam mengerjakan konstruksi beton, terdapat 3 (tiga) komponen utama
yang mempengaruhi suatu pekerjaan struktur. Komponen-komponen tersebut
adalah campuran beton, penulangan beton dan bekisting. Komponen bekisting pada

Kelompok 7
D-IV Teknik Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Sipil
Praktikum Bekisting dan Perancah
2017

pelaksanaannya membutuhkan biaya yang besar. Bekisting dapat memberi


pengaruh terhadap durasi pelaksanaan dalam pembuatan beton, karena pekerjaan
bekisting beririsan dengan pekerjaan beton. Semakin cepat pembuatan bekisting,
maka semakin cepat pula pekerjaan beton terselesaikan. Beberapa upaya
dilaksanakan agar metode dan sistem dalam pekerjaan bekisting menjadi lebih
efisien dan efektif metode-metode pemakaian bekisting disesuaikan dengan
beberapa hal, diantaranya ditentukan oleh kondisi struktur yang akan dikerjakan,
luas bangunan yang akan dipakai, ketersediaan material dan alat, waktu pengerjaan
proyek, serta harga bahan dan upah.
Selain metode pembagian zona, salah satu metode yang bisa diterapkan agar
pekerjaan bekisting menjadi efisien dan efektif adalah metode matriks. Matriks
bekisting merupakan tabel rencana penempatan bekisting sebagai cara efisiensi
bahan bekisting yang mempunyai desain rencana sama. Kebutuhan dan matriks
bekisting diperlukan untuk merencanakan bekisting dalam hal efisiensi kebutuhan
bahan dalam pelasanaan pembuatan bekisting.

B. Tujuan
1. Mahasiswa diharapkan mengetahui dan menghitung serta dapat membuat
Perhitungan Matriks Penggunaan Bahan yang sesuai dan efisien untuk
kebutuhan pelaksanaan praktikum Bekisting dan Perancah.
2. Mengetahui spesifikasi serta menganalisis matriks penggunaan bahan yang
tepat digunakan dalam pelaksanaan dengan harga yang ekonomis dan efisien.

C. Lampiran
1. Perhitungan Matriks Penggunaan Bahan

Kelompok 7

You might also like