You are on page 1of 15

https://virayuniarch.wordpress.

com/2014/12/04/review-jurnal-sistem-informasi-akuntansi/

Accounting Research and Scientific Method

Teori adalah kumpulan kalimat-kalimat yang mengandung premis yang disebut asumsi atau
postulat. Berarti dapat juga disebut bahwa teori itu berisi sekumpulan asumsi, definisi, konsep,
aturan. Vernon kam (1986) dalam Panga (2010) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu
sistem yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya. Dia
membagi unsur teori dalam beberapa elemen: postulat dan asumsi dasar, definisi, tujuan
akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-metode. Lebih lanjut Vernon Kam
(1986) dalam Panga (2010) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai berikut :

1. Menjadikan pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun


standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak
adanya standar resmi.
3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang
disajikan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas laporan yang dapat diperbandingkan.

Sedangkan Hendriksen (1982) dalam Panga (2010) mengemukakan kegunaan teori


akuntansi sebagai berikut.
1. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik
akuntansi.
2. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.
Dapat disimpulkan, teori adalah hasil dari riset, jadi teori akuntansi dihasilkan dari riset
akuntansi. Teori akuntansi adalah suatu konsep definisi dalil yang menyajikan secara sistematis
gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara variabel dengan variabel
lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena
yang mungkin muncul

Premis dapat berupa self-evident, yaitu sesuatu yang sudah terbukti benar dan tidak perlu
dipertanyakan lagi kebenarannya. Atau dapat juga kita bangun dan nantinya kita uji dengan
inferensi statistik. Sebagai contoh, perusahaan mempunyai umur yang tidak terbatas (going
concern), ini asumsinya, ini postulat, itu sudah pasti kebenarannya, tidak ada orang yang berniat
membangun perusahaan dan menargetkan akan menutupnya, Pasti ia menginginkan
perusahaannya terus berjalan. diasumsikan umurnya tidak terbatas. Itulah yang disebut dengan
self-evident. Atau melalui premis-premis yang diuji menggunakan statistik atau disebut hipotesis.
Teori mengandung kesimpulan dari premis-premis tersebut. Sebagai contoh, di dalam pasar
modal, harga saham akan berubah-ubah dipengaruhi informasi akuntansi. Jadi, informasi
akuntansi akan mempengaruhi harga saham. Ini asumsi yang nantinya mau diuji benar atau tidak
bahwa informasi akuntansi mempengaruhi harga saham. Premis yang akan diuji ini disebut
hipotesis. Jadi, teori akuntansi ada yang ada hipotesisnya, bisa juga tanpa hipotesis, yang tanpa
hipotesis berarti pakai self-evident.

Teori terdiri dari satu set kesimpulan yang diturunkan dari premisnya. Jadi teori terdiri dari
sekelompok premis dasar dan kesimpulan yang dirumuskan dari premis dasar. Jadi premisnya
boleh self-evident, dan premisnya boleh berbentuk hipotesis. Jadi, teori itu isinya dua, premisnya
dan kesimpulannya. Bagaimana cara merumuskan kesimpulannya? Dapat digunakan pendekatan
deduktif dan induktif.

Pendekatan Penelitian

Penelitian adalah proses investigasi, Acquiring, bertanya mencari jawaban, menyelidiki yang
terkait dengan sekelompok aturan, definisi, konsep, dan prinsip akuntansi. Pendekatan penelitian
dilakukan dengan cara formal, yaitu deduktif dan induktif.

Siapa yang melakukan penelitian itu?


 di universitas ada dosen dan mahasiswa
 di perusahaan ada pegawai-pegawai yang dibagian research and development
 di swasta misalnya Ikatan Akuntan Indonesia, disana ada dewan standar, ada ilmuan-
ilmuan yang berkumpul di dewan standar untuk melakukan penelitian sebelum membuat
standar.

Jadi penelitian itu dilakukan oleh berbagai pihak yang berbeda. Hasilnya dari penelitian tadi
terkumpul menjadi tulisan-tulisan. Tulisan yang bagus adalah yang dipublikasi dan diterbitkan di
jurnal lokal/nasional/internasional supaya dibaca oleh banyak orang. Kalau hasil penelitian itu
hanya disimpan di rumah, tidak akan ada yang tahu, sehingga tidak membantu dalam
pengembangan teori akuntansi. Kalau tulisan, hasil penelitian, hanya dijilid dan masuk di
perpustakaan, yang membaca terbatas yang masuk perpustakaan saja. Yang paling luas
pembacanya adalah yang diterbitkan di jurnal. Jadi, semakin banyak orang melakukan penelitian,
semakin berkembanglah teori akuntansi.

Penelitian itu bisa di perpustakaan, melalui tulisan-tulisan orang, dibahas lalu dipahami, itulah
penelitian pustaka. Atau bisa ke lapangan mengumpulkan data, mencari orang-orang yang ahli di
bidangnya, yang mengerti permasalahannya. Tidak harus melalui orang, bisa juga meneliti
laporan keuangan. Tulisannya harus lengkap, ada daftar pustakanya dan tidak boleh jadi plagiat.

Jangan re-inventing the wheel. Jangan menciptakan roda lagi. Karena sudah ditemukan bahwa
roda itu bulat. Jika dulu peneliti roda hanya menyimpan temuannya di rumah, tidak diketahui
orang lain, maka orang lain akan meneliti lagi tentang roda itu. Oleh karena itu penting sekali
untuk menerbitkan tulisan uintuk mencegah orang membuang tenaga menemukan lagi (re-
inventing). Yang boleh itu extend (menambah). Masukkan faktor lain yang belum dibahas.

Metode apa saja yang digunakan dalam riset?

Untuk riset ini, kita menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah langkah langkah yang
ditempuh oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan pertanyaan atas masalah masalah dan
keingintahuan nya terhadap fenomena fenomena yang terjadi sehingga dihasilkan jawaban yang
akurat dan obyektif sehingga mampu diterima secara universal dan dianggap valid. Metode
ilmiah adalah cara para saintis untuk memecahkan masalah yang dihadapi melalui tahapan
tahapan tertentu, antara lain meliputi melakukan pengamatan, penyusun hipotesis, melakukan
percobaan, dan menarik kesimpulan. Dalam metode ilmiah kita menggunakan pendekatan
ilmiah. Apa itu pendekatan ilmiah? Pendekatan ilmiah yaitu pendekatan disipliner dan
pendekatan ilmu pengetahuan yang fungsional terhadap masalah tertentu. Ada dua pola pikir
pendekatan ilmiah yaitu deduktif dan induktif.

Pendekatan Deduktif dan Induktif


Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika
untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang
diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu
kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu
yang umum ke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific).

Sebagai contoh:

Premis 1 : kuda berkaki 4  (ini sangat umum)

Premis 2 : John berkaki 2

Kesimpulan : John bukan kuda

Apakah kesimpulan tersebut benar? Belum tahu. Karena kita tidak mengetahui seperti apa John.
Apakah john itu adalah manusia, atau John itu kuda yang diamputasi kakinya sehingga kakinya
tinggal 2. Jadi belum terlihat dengan jelas kebenarannya. Untuk tahu kesimpulan itu benar atau
tidak, tidak cukup menggunakan pendekatan deduktif. Kita harus melihat John, itu bukan
deduktif namanya kalau melihat John. Jadi untuk mengetahui bahwa kesimpulan deduktif itu
benar, kita harus melakukan langkah lain yang disebut induktif, kumpulkan data dan lihatlah
John. Apakah John manusia sehingga kakinya 2 dan benar dia bukan kuda. Atau john adalah
nama kuda balap yang patah kakinya yang diamputasi 2. Berarti kesimpulan john bukan kuda
adalah salah. Buktikan kesimpulan yang diperoleh dari pendekatan deduktif itu. Pendekatan
deduktif itu tidak objektif, tidak value free, dipengaruhi oleh nilai-nilai peneliti.

Pendekatan Induktif
Pendekatan Induktif menekankan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan
berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the general).
Contohnya: saya melihat kuda nomor 1 jumlah kakinya 4, kuda nomor 2 jumlah kakinya 4, kuda
nomor 3 jumlah kakinya 4, dst., lalu saya menarik kesimpulannya kuda kakinya 4. Istilahnya
dalam bahasa research kita menggeneralisasi (generalized).

Contoh lain, Perusahaan nomor 1 menggunakan metode garis lurus untuk mendepresiasikan
gedungnya, perusahaan nomor 2 juga menggunakan garis lurus, perusahaan nomor 3 dst., juga
menggunakan garis lurus. Namun ada beberapa yang tidak menggunakan garis lurus, tetapi
dominannya adalah garis lurus, maka kesimpulannya sebagian besar perusahaan menggunakan
metode garis lurus untuk mendepresiasi gedung. Atau seperti contoh pertama tadi, kuda kakinya
4. Kita tidak bisa mengatakan seharusnya. Kenapa tidak mengatakan seharusnya? Karena
pendekatan induktif itu try to describe yakni berusaha untuk menjelaskan. Saya menjelaskan
bahwa sebagian besar perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk mendepresiasikan
gedung. Tidak ada keharusan perusahaan menggunakan metode garis lurus. To describe, jadi
teori yang dihasilkan dari pendekatan induktif bersifat deskriptif yaitu menjelaskan.

Sebaliknya yang deduktif dari umum ke yang khusus, kuda kakinya 4, dengan kata lain yang
kakinya tidak 4 berarti bukan kuda. Deduktif Itu mengharuskan. Yang kakinya tidak 4 harus
bukan kuda. Kalau begitu kesimpulannya bersifat normative.

Jadi dari penelitian-penelitian ada yang tulisannya itu normative atau mengharuskan dan ada
yang deskriptif atau menjelaskan. Deduktif menghasilkan normative, induktif menghasilkan
deskriptif. Deskriptif itu bahasa lainnya positif. Deduktif itu bahasa lainnya prescriptive. Kalau
menggunakan pendekatan deduktif, akan menghasilkan teori yang mengharuskan, kalau
menggunakan pendekatan induktif akan menghasilkan teori yang menjelaskan.

Dalam penelitian harusnya menggabungkan keduanya, deduktif dan induktif. Tidak bisa deduktif
saja karena belum jelas kebenarannya. Kalau hanya menggunakan induktif saja juga tidak boleh,
karena tidak punya dasar teori yang mendukungnya. Contoh, kita meneliti tentang pengaruh
tinggi badan terhadap IPK, menggunakan SPSS. Ini tidak bisa dilakukan walaupun angkanya
ada, tapi teorinya tidak ada. Tidak punya dasar teori yang jelas. Teori itu apa? deduktif. Jadi kita
harus membangun teori dulu sebelum menggunakan pendekatan induktif. Jadi harus
mengkombinasikan keduanya, deduktif dan induktif. Harus deduktif dulu baru ada induktif.
Kalau hanya deduktif lalu berhenti, tidak bisa diketahui kebenarannya, harus dilihat lagi dengan
menggunakan pendekatan induktif. Deduktif saja tidak boleh walaupun tidak sepenuhnya salah,
tapi kita tidak tahu itu benar atau salah. Induktif saja jelas tidak boleh. Karena juga tidak tahu
kebenarannya, tidak punya dasarnya. Contoh skripsi, bab 2 ada landasan teori, itu deduktif. Di
bab 4 ada hasil penelitian, itu induktif. Skripsi itu sudah menggabungkan deduktif dan induktif.

Akuntansi adalah seni atau ilmu?

Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai seni (art) karena orang
yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam
dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Dalam perkembangan selanjutnya,
pengetahuan dan keterampilan akuntansi dapat diidentifikasi dengan jelas sehingga
membentuk seperangkat pengetahuan utuh yang dapat diajarkan melalui institusi pendidikan.
Mereka yang menguasai seperangkat pengetahuan tersebut bahkan dapat menyebut dirinya
professional. Dengan argument tersebut dan perkembangan akuntansi dewasa ini, tidaklah
tepat kalau akuntansi dimasukkan sebagai bidang seni. Penyebutan akuntansi sebagai seni
sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam praktiknya akuntansi melibatkan
banyak pertimbangan nilai, yang menuntut keahlian dan pengalaman untuk memilih perlakuan
yang terbaik. Akuntansi dikatakan seni, maka yang dimaksud adalah cara menerapkannya
bukan sifatnya sebagai seperangkat pngetahuan.

Bila akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi akan banyak membahas gejala
akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metode akuntansi tertentu, faktor-faktor apa
yang mendorong manajemen memanipulasi laba, dan apakah partisipasi dalam penyusunan
anggaran mempengaruhi kinerja manajer divisi. Akuntansi tidak lagi membahas bagaiman
tujuan pelaporan dicapai dan bagaimana memperlakukan (mengukur, mengakui, menyajikan,
dan mengungkapkan) suatu objek transaksi yang baik dan efektif. Akuntansi juga tidak lagi
membahas bagaimana menciptakan teknik, metode, prinsip, atau perlakuan akuntansi baru
yang lebih baik.

Dengan pengertian tersebut, seperangkat pengetahuan akuntansi sebagaimana kita


pahami dewasa ini jelas tidak tepat kalau diklasifikasi sebagai sains. Tujuan akuntansi adalah
menghasilkan atau menemukan prinsip-prinsip umum (general principles) untuk menjustifikasi
kebijakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan plaporan keuangan) bukan untuk
mendapatkan kebenaran penjelasan (teori). Prinsip-prinsip umum tersebut dicari untuk
menjadi dasar penentuan standar, metode, atau teknik yang diharapkan bermanfaat untuk
mempengaruhi atau memperbaiki praktik. Karena kebermanfaatan menjadi pertimbangan
utama, akuntansi tidak dapat bebas nilai karena factor lingkungan harus dipertimbangkan .
Pertimbangan dalam sains dibimbing oleh metode ilmiah sementara pertimbangan akuntansi
dibimbing oleh kebermanfaatan dalam mencapai tujuan ekonomik sehingga prinsip umum
dalam akutansi (termasuk asumsi) tidak harus dapat diuji validitasnya atau bahkan tidak
memerlukan pengujian validitas. Meskipun demikian, penurunan prinsip umum tersebut harus
tetap memenuhi kriteria koherensi. Artinya prinsip tersebut harus diturunkan secara logis atas
dasar asumsi atau premis yang disepakati sebagai basis penalaran.

Bahwa akuntansi tidak dapat diklasifikasi sebagai sains bukan berarti bahwa akuntansi
tidak ilmiah. Dalam proses pemahaman, pembelajaran, dan pengembangan akuntansi,
pendekatan atas sikap ilmiah tetap dapat diterapkan karena pendekatan dan sikap tersebut
akan memberi keyakainan yang tinggi terhadap apa yang dihasilkan akuntansi. Keyakinan yang
tinggi dapat diperoleh karena argumen-argumen atau pertimbangan-pertimbangan yang
digunakan dalam menurunkan prinsip, metode, dan teknik dapat dipertanggungjelaskan secara
ilmiah.

Dapat disimpulkan sebagai berikut :

Akuntansi sebagai seni.


 Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai seni karena orang yang
akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam dunia
praktik dan mengerjakan magang pada praktisi.
 Akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi dan kejadian
yang bersifat keuangan dengan cara tertentu dan dalam bentuk satuan uang, serta menafsirkan
hasil-hasilnya.
 Jadi kalau akuntansi dikatakan sebagai seni maka yang dimaksud adalah cara
menerapkannya.

Akuntansi sebagai sains.


 Pada perkembangan selanjutnya, keterampilan akuntansi ini sudah bisa didefinisikan
dengan jelas sehingga membentuk seperangkat pengetahuan yang utuh sehingga dapat diajarkan
melalui institusi pendidikan.
 Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pengidentifikasian, pengesahan,
pengukuran, pengakuan, pengklasifikasian dan penyajian data keuangan dasar (bahan oleh
akuntansi) yang terjadi dari kejadian-kejadian, transaksi-transaksi atau kegiatan operasi suatu
unit organisasidengan cara tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang
berkepentingan.
 Bila akuntansi dipandang sebagai sains, maka akuntansi akan banyak membahas gejala
akuntansi seperti kenapa perusahaan menggunakan metode akuntansi tertentu, faktor apa saja
yang mendorong manajemen memanipulasi laba, apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran
mempengaruhi kinerja manajer devisi.

Direction in Accounting Research (Arah Penelitian Akuntansi)

1. Decision Model Approach

Decision Model Approach mencoba mempelajari informasi apa yang dibutuhkan didalam
pengambilan keputusan. Misalnya, bila membeli saham, informasi apa yang harusnya
digunakan untuk membeli saham. Mencari informasi apa yang dibutuhkan untuk
mengambil keputusan, bukan apa yang diinginkan. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan deduktif dan bersifat normatif. Bagaimana menggunakan informasi yang
tidak familiar dengan mereka. Pendekatan ini sudah tidak banyak dilakukan. Karena tidak
menghasilkan keputusan yang berbeda sehingga tidak ada kebutuhan informasi yang
berbeda. Dua keputusan besar yang ada di dalam decision model approach:
Memungkinkan user untuk bisa memprediksi masa depan cash flow dengan lebih baik
dan Menganalisis efektivitas dan efisiensi dari manajemen. Disebut fungsi stewardship.

Capital Market Research

Capital Market Research merupakan aktivitas penting bagi perusahaan karena memungkinkan mereka
menyediakan produk dan layanan yang bermanfaat bagi konsumen yang ditargetkan. Pendekatan yang
terfokus dan logis semacam itu meningkatkan kemungkinan menghasilkan keuntungan dari perusahaan.
Perusahaan bisa mendapatkan lebih banyak dividen dan pada saat yang sama meminimalkan risiko
sebagai hasil dari Capital Market Research. Salah satu keuntungan besar dari riset pasar modal adalah
pembentukan komunikasi yang tepat antara perusahaan dan pelanggan. Reaksi pelanggan terhadap
berbagai layanan yang diberikan oleh perusahaan dapat diukur sebagai hasil penelitian pasar modal.

Perusahaan-perusahaan itu bisa menghilangkan kebijakan yang salah dan berusaha mengambil langkah
yang benar. Perusahaan juga dapat menemukan peluang yang tepat melalui riset pasar. Jika perusahaan
melakukan riset pasar modal sebelum meluncurkan produk atau layanan baru maka peluangnya untuk
mendapatkan hasil yang baik. Perusahaan juga dapat menganalisis apakah mereka membuat kemajuan
dalam arah yang benar. Riset pasar modal harus dilakukan sedini mungkin agar tidak terjadi masalah di
masa depan. Sebelum berinvestasi di pasar modal, riset pasar modal perlu dilakukan. Penelitian
melibatkan menemukan perusahaan dan harga saham yang paling sesuai dengan situasi keuangan
investor. Profil perusahaan perlu dipelajari dan ukuran perusahaan merupakan parameter penting lain
dari riset investasi pasar saham.

Mengumpulkan informasi tentang sejarah perusahaan adalah segi lain. Sejarah keuntungan dan
popularitas dan kinerjanya di masa lalu harus dianalisis sebelum berinvestasi pada saham perusahaan
itu. Penelitian tentang produk dan layanan berbagai perusahaan juga sangat penting. Investasi harus
dilakukan untuk jangka panjang. Ini meminimalkan risiko dan meningkatkan profitabilitas. Terakhir,
investasi harus dilakukan dengan bijak dan teratur dan ini hasil dari riset pasar modal yang bagus.

Dasar dari Capital Market Research adalah Efficient Market Hypothesis (EMH) atau Hipotesis
pasar efisien. EMH pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Dalam
konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal (capital market) dan pasar uang.
Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor
institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return), setelah disesuaikan
dengan resiko, dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang
terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau “stock prices reflect all
available information”. Ekspresi yang lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang efisien harga-
harga asset atau sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan informasi yang tersedia tentang
asset atau sekuritas tersebut. Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan
diarahkan pada sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar
yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas. Dalam hal ini Haugen (2001) membagi
kelompok informasi menjadi tiga, yaitu (1) informasi harga saham masa lalu (information in past
stock prices), (2) semua informasi yang ada termasuk informasi public (all public information),
dan (3) semua informasi yang ada termasuk informasi orang dalam (all available information
including inside or private information).

Penentuan harganya terkait dengan informasinya. Pendekatan induktif – teorinya deskriptif

3. Behavioral Research
Ditinjau dengan sudut pandang teori akuntansi, behavioral accounting research (BAR)
merupakan bagian dari positive research yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan
fakta. Namun BAR berbeda dibandingkan dengan penelitian positif lainnya seperti penelitian
terkait agency theory dan penelitian pasar modal. Penelitian keagenan bertujuan untuk
mencari manfaat ekonomis apa yang diperoleh akuntan dari tindakannya memilih metode
akuntansi yang ada. Dalam penelitian keagenan diasumsikan bahwa principal adalah
pihak yang risk neutral sedangkan agen adalah pihak yang risk and effort averse. Dalam
penelitian keperilakuan BAR, akuntan maupun pihak-pihak yang dipengaruhi oleh fungsi
dan informasi akuntansi merupakan pihak-pihak yang bebas dari asumsi.
Mayoritas objek penelitian BAR adalah individu, tetapi objek BAR dapat juga berupa
kelompok kecil dari organisasi atau kondisi lingkungan. Di samping itu, BAR juga
menekankan pada dimensi yang lain dari norma-norma sosial antara lain fairness
(kewajaran), equity (keadilan), trust (kepercayaan), honesty (kejujuran) serta keinginan
untuk bekerja sama.
Pada masa lalu, para akuntan semata-mata fokus pada pengukuran pendapatan dan biaya
yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu guna memprediksi masa
depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari
perilaku manusia dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan
mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti
pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan
mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam
organisasi.
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan
manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan
akuntansi. Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi yang
mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan sistem akuntansi (Siegel, G. et
all. 1989), istilah sistem akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti yang luas yang
meliputi keseluruhan desain alat pengendalian manajemen yang meliputi sistem
pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggung jawaban, desain
organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain
penilaian kinerja serta pelaporan keuangan. Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi
keperilakuan meliputi:
1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain, konstruksi dan
penggunaan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan, yang berarti bagaimana
sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi
dan desain orgaisasi.
2. Mempelajari pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti
bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas, pengambilan
keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
3. Metode untuk memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang
berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempegaruhi perilaku.

Akuntansi Keperilakuan mempelajari hal-hal sebagai berikut:


 Reaksi manusia terhadap format dan isi dari pelaporan keuangan.
 Bagaimana informasi diproses untuk keperluan pengambilan keputusan
 Pengembangan teknik-teknik pelaporan untuk mengkomunikasikan data kepada
penggunanya.
 Pengembangan strategi untuk memotivasi dan mempengaruhi perilaku, inspirasi, dan
tujuan orang - orang yang menjalankan organisasi.
 Dan hal-hal lain yang mengaitkan akuntansi, manusia, organisasi, dan masyarakat.
Hal-hal yang dipelajari dalam Akuntansi Keperilakuan tersebut apabila diringkas, pada
dasarnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
 Pengaruh perilaku manusia didalam perancangan, penyusunan dan penggunaan
sistem akuntansi
 Pengaruh sistem akuntansi pada perilaku manusia
 Metoda-metoda untuk memprediksi dan strategi-strategi untuk mengubah perilaku
manusia.

Pendekatan induktif, hasilnya deskriptif

4. Agency Theory (Contracting Theory)

Prinsip utama teori agensi ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang
memberi wewenang yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yaitu
manajer. Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta
karena adanya kepentingan yang saling bertentangan.
Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan
informasi (asymmetrical information) karena agent berada pada posisi yang memiliki informasi
yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa
individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan
informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa
informasi yang tidak diketahui principal. Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agent dapat
mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan cara
melakukan manajemen laba.
Salah satu cara yang di gunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi
perilaku opportunistic manajemen adalah corporate governance. Prinsip-prinsip pokok corporate
governance yang perlu diperhatikan untuk terselenggaranya praktik good corporate governance
adalah; transparansi, akuntabilitas, keadilan, dan responsibilitas. Corporate governance
diarahkan untuk mengurangi asimetri informasi antara principal dan agent yang pada akhirnya
diharapkan dapat meminimalkan tindakan manajemen laba.
Kemudian, masalah keagenan juga akan timbul jika pihak manajemen atau agen
perusahaan tidak atau kurang memiliki saham biasa perusahaan tersebut. Karena dengan keadaan
ini menjadikan pihak manajemen tidak lagi berupaya untuk memaksimumkan keuntungan
perusahaan dan mereka berusaha untuk mengambil keuntungan dari beban yang ditanggung oleh
pemegang saham. Cara yang dilakukan pihak manajemen adalah dalam bentuk peningkatan
kekayaan dan juga dalam bentuk kesenangan dan fasilitas perusahaan. Dijelaskan dalam Jensen
dan Meckling (1976), Jensen (1986), Weston dan Brigham (1994), bahwa masalah keagenan
dapat terjadi dalam 2 bentuk hubungan, yaitu; (1)antara pemegang saham dan manajer, dan
(2)antara pemegang saham dan kreditor. Jika suatu perusahaan berbentuk perusahaan perorangan
yang dikelola sendiri oleh pemiliknya, maka dapat diasumsikan bahwa manajer–pemilik tersebut
akan mengambil setiap tindakan yang mungkin, untuk memperbaiki kesejahteraannya, terutama
diukur dalam bentuk peningkatan kekayaan perorangan dan juga dalam bentuk kesenangan dan
fasilitas eksekutif. Tetapi, jika manajer mempunyai porsi sebagai pemilik dan mereka
mengurangi hak kepemilikannya dengan membentuk perseroan dan menjual sebagian saham
perusahaan kepada pihak luar, maka pertentangan kepentingan bisa segera timbul. Keadaan ini
menjadikan manajer mungkin saja tidak sedemikian gigih lagi untuk memaksimumkan kekayaan
pemegang saham karena jatahnya atas kekayaan tersebut telah berkurang sesuai dengan
pengurangan kepemilikan mereka. Atau mungkin saja manajer menetapkan gaji yang besar bagi
dirinya atau menambah fasilitas eksekutif, karena sebagian di antaranya akan menjadi beban
pemegang saham lainnya.
Konflik antara pemegang saham dengan kreditur Kreditur menerima uang dalam jumlah
tetap dari perusahaan (bunga hutang),sedangkan pendapatan pemegang saham bergantung pada
besaran laba perusahaan.Dalam situasi ini, kreditur lebih memperhatikan kemampuan
perusahaan untuk membayar kembali utangnya, dan pemegang saham lebih
memperhatikankemampuan perusahaan untuk memperoleh kembalian yang besar adalah
melakukaninvestasi pada proyek ± proyek yang berisiko. Apabila pelaksanaan proyek
yang berisiko itu berhasil maka kreditur tidak dapat menikmati keberhasilan tersebut,
tetapiapabila proyek mengalami kegagalan, kreditur mungkin akan menderita kerugianakibat dari
ketidakmampuan pemegang saham untuk memenuhi kewajibannya.Untuk mengantisipasi
kemungkinan rugi, maka kreditur melakukan pembatasan penggunaan hutang oleh manajer.
Salah satu pembatasan adalah membatasi jumlah penggunaan hutang untuk investasi dalam
proyek baru.Konflik antara pemegang saham dengan pihak manajemenWalaupun telah dilakukan
kontrak kerja yang sah antara pihak principal dan agent,namun di sisi lain pihak agent memiliki
pengetahuan yang lebih banyak mengenai perusahaan
(full information)
dibandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak principal. Pengetahuan yang lebih
banyak dimiliki oleh pihak agentdibandingkan dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak
principal ini membuatterbentuknya suatu asimetri information atau
asymetric information

Pendekatan deduktif-induktif

5. Information Economics

 Riset dibidang ini adalah riset deduktif yang membahas tentang cost and benefit dalam
menerbitkan informasi.
 Bidang ini tidak terlalu banyak dilakukan, karena deduktif, juga ada kesulitan bahwa cost
dari informasi bisa diukur, tapi benefit tidak bisa dihitung.
 Contoh, laporan keuangan itu terbitnya setahun sekali, kalau saya menerbitkannya
setahun 2 kali, berapa tambahan cost-nya? Bisa dihitung cost-nya. Benefitnya
menerbitkan informasi ini apa? User dapat menggunakannya dalam pengambilan
keputusan yang lebih baik. Benar, tapi bagaimana mengukurnya? merupiahkan
benefitnya itu susah. Benefitnya tidak bisa dihitung.

6. Critical Accounting

 Merupakan cabang dari teori akuntansi yang melihat akuntansi memiliki peran penting
dalam mengatasi konflik antara perusahaan dengan pihak sosial seperti tenaga kerja,
pelanggan, masyarakat umum yang berbentuk peran sosial. Critical accounting ini
kombinasi dari:

- Public interest: memberikan jasa (layanan) gratis (pro bono) ke masyarakat


- Social accounting: Bagaimana menginternalisasi eksternalitas. Harusnya perusahaan
Memberikan kompensasi ke masyarakat. Contohnya mengganti rugi atas adanya limbah.
Itu yang disebut social accounting. Kerugian masyarakat harus diatasi oleh perusahaan.
Beri manfaat untuk masyarakat, misalnya memperbaiki jalan, memberikan lapangan
kerja, dsb. Itulah tujuan social accounting.

 Orang yang bukan pemilik dan bukan kreditor mengatakan harus ada biaya social dari
perusahaan. Sedangkan manajemen dan investor, tidak ingin labanya berkurang, karena
biaya social itu mengurangi laba. Standar akuntansi masih mementingkan investor dan
kreditor. Tidak mewajibkan membuat laporan keuangan nilai tambah.

Daftar Pustaka

Panga, Mujiharto. 2014. Teori Akuntansi dan Perumusannya (On-line).


https://ikhwamuji.wordpress.com/2014/01/09/teori-akuntansi-dan-perumusannya/. 16 September
2017.

Suwardjono. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. BPFE Yogyakarta. 2016

You might also like