Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
yang khas yang ditekuni oleh para peminat ahlinya. Maka untuk
berikut:
1
a. Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk
(Frank Parson,1951).
karir.
ini menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
proses belajar.
seorang ahli maka yang telah mendapat latihan khusus untuk itu,
2
dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya
a. Jones, 1951
3
produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung
4
BAB II
PEMBAHASAN
terbagi menjadi beberapa layanan ini memiliki fungsi dan kegiatan yang
masing layanan tersebut sehingga akan jelas tindakan klien jika mereka
5
rendahnya inteligensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan
a. Keterlambatan akademik
1
Amtierman. Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, 1990, hlm. 279
2
A. Hallen, Bimbingan dan Konseling, 2002, hlm. 84
6
d. Kurang motivasi dalam belajar
kecerdasan.
proses belajar.
harmonis.
kondusif.
3
S. Rahman. Hibana, Bimbingan dan Konseling Pola 17, 2003, hlm. 54-55
7
B. Layanan Konseling Perorangan
kesulitan.4
a. Karahasiaan.
4
Amtierman. Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, 1990, hlm.289
5
S. Rahman. Hibana, Bimbingan dan Konseling Pola 17, 2003, hlm. 58-64
8
b. Keterbukaan.
dijalani.
lain.
yang dialami.
kehidupan sehari-hari.
9
4. Menerapkan dan teori konseling, antara lain:
waktu, tenaga, biaya dan pikiran serta lebih intensif dan dinamis
6
Ibid, hlm. 85
7
A. Halen, Bimbingan dan Konseling, 2002, hlm. 88
10
pengentasan masalah individu dalam konseling kelompok
seluruh anggota.
terbicarakan.
8
S. Rahman. Hibana, Bimbingan dan Konseling Pola 17, 2003, hlm. 64-66
11
D. Layanan Bimbingan Kelompok
antara lain:9
mencatat, bertanya).
9
Amtierman. Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, 1990, hlm. 310
10
A. Hallen, Bimbingan dan Konseling, 2002, hlm. 87-88
12
1. Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagamaan dan
hidup sehat.
penanggulangannya.
E. Layanan orientasi
kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahun yaitu pada setiap
13
secara tepat dan memadai, yang cerfungsi untuk pencegahan dan
pemahaman
F. Layanan Informasi
G. Layanan Konten
14
I. Konsultasi
yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain
didik.
J. Mediasi
karakteristik lingkungan.
sifatnya tertutup.
15
3. Konferensi Kasus; merupakan kegiatan untuk membahas
permasalahan klien.
16
Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling
tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain. Dalam hal ini, guru
terjamin,
peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru
17
4. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik
kepadanya.
didik.
keterkaitan dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien)
18
8. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai
baiknya.
10. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan
konseling.
11. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-
19
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta
kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain. Demikian pula,
kasus kepada pihak yang lebih kompeten, baik yang berada di dalam
12. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar
handal hingga saat ini tampaknya masih harus dilalui secara tertatih-
20
kalangan orang-orang yang terlibat langsung dengan bimbingan dan
dari pendidikan.
nyata dari pendidikan. Mereka sama sekali tidak melihat arti penting
11
Prayitno, 2003. Wawasan dan Landasan BK (Buku II). Depdiknas : Jakarta
21
Begitu pula, Bimbingan dan Konseling bukanlah pelayanan
dan konseling pada dasarnya memiliki derajat dan tujuan yang sama
dan berbeda.
22
pengubahan lingkungan, upaya-upaya perbaikan dengan teknik-
itu.
siswa (Guidance and Counseling for All). Setiap siswa berhak dan
“kurang/tidak normal”.
23
diberikan konselor diharapkan orang tersebut dapat terbebaskan
dialihtangankan (referal).
(gejala) saja.
yang ada bukan inti masalah dari gejala yang muncul. Misalkan,
24
segenap kemampuan konselor sudah dikerahkan namun belum juga
kompeten
“polisi sekolah”.
harapan.
pemberian nasihat.
25
kepentingan klien dalam rangka pengembangan pribadi klien secara
optimal.
10. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama
berdiri sendiri. Masalah itu sering kali saling terkait dengan orang
tua, siswa, guru, dan piha-pihak lain; terkait pula dengan berbagai
guru pembimbing saja. Dalam hal ini peranan guru mata pelajaran,
26
tenaga profesional konselor atau guru pembimbing harus mampu
bekerja sendiri, tanpa tergantung pada ahli atau petugas lain. Dalam
lain atau tanpa campur tangan ahli lain. Pekerjaan yang profesional
lain pun, terutama klien, harus secara langsung aktif terlibat dalam
pihak saja, dalam hal ini konselor, maka hasilnya akan kurang
27
12. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan
siapa saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”.
semua klien dan semua masalah. Bahkan sering kali terjadi, untuk
masalah yang sama pun cara yang dipakai perlu dibedakan. Masalah
cara bergantung pada pribadi klien, jenis dan sifat masalah, tujuan
28
14. Memusatkan usaha Bimbingan dan Konseling hanya pada
penggunaan instrumentasi
terlihat.
dapat segera dilihat. Namun harapan itu sering kali tidak terkabul,
29
citanya untuk menjadi seorang dokter, mungkin manfaat dari hasil
seorang dokter.
30
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
keunikan masing-masing.
di sekolah.
31
Apabila asas-asas ini tidak dijalankan dengan baik, maka
berbeda
B. Saran
1984:26)
32
oleh siswa dalam rangka untuk mencapai tujuan dari pada pendidik
dan pengajaran.
Daftar Pustaka
33
Prayetno, dkk. 1997, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah
Jakarta
Algesindo, Jakarta
http://www.terindikasi.com/2012/05/peran-bimbingan-dan-konseling-
dalam.html#ixzz1xuWjqsCy
http://sefrian92.blogspot.com/2011/02/prinsip-prinsip-bimbingan-
konseling.html#ixzz1xpbMO5TL.
KESALAHAN
BIMBINGAN BELAJAR DAN KONSELING
34
Oleh
Ruaemi
Siti Zakiyah
Dosen Pembimbing
Dra. Sondang Nauli Pulungan MPD.
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2012
35