You are on page 1of 6

A.

Penyertaan Saham
1. Definisi Penyertaan Saham
Penyertaan merupakan penanaman dana bank dalam bentuk saham
perusahaan lain untuk tujuan investasi jangka panjang, ikut serta dalam perusahaan
lain, penyelamatan kredit, mengendalikan perusahaan lain, menguasai pangsa pasar
dan sebagainya. Penyertaan dapat dilakukan pada perusahaan baru, artinya
perusahaan yang akan beroperasi maupun perusahaan yang sedang/sudah berjalan.
Penyertaan saham oleh bank terhadap perusahaan lain menimbulkan
hubungan antara bank yang menguasai/membeli saham dengan perusahaan yang
dibeli sahamnya. Hubungan ini sering diterjemahkan antara perusahaan induk dengan
perusahaan anak. Bank tertentu sebagai perusahaan induk mengendalikan manajemen
perusahaan anak. Perusahaan anak dari segi yuridis terlepas dari perusahaan induk,
artinya perusahaan anak tersebut sebagai unit bisnis yang berdiri sendiri, namun dari
segi ekonomis perusahaan anak dibawah pengelolaan satu manajemen perusahaan
induk. Perspektif akuntansi untuk penyertaan lebih menitikberatkan pada aspek
ekonomis.
2. Prosedur pencatatan Penyertaan Saham
Penanaman dalam saham ini akan dicatat oleh bank menurut harga beli
ditambah dengan sejumlah biaya-biaya yang terjadi dalam transaksi pembelian
tersebut. Seluruh harga yang telah dibayarkan oleh suatu bank dalam rangka memiliki
suatu saham perusahaan lazimnya disebut dengan harga perolehan.
Pencatatan penanaman dalam bentuk penyertaan ini dilakukan dengan dua
cara : (1) equity method, dan (2) cost method. Kedua cara pencatatan ini akan berbeda
satu sama lain. Pemilihan cara pencatatan ini akan dipengaruhi oleh besarnya
investasi atau penyertaan yang dilakukan.
a. Cost Method (Metode Harga Perolehan)
Metode ini digunakan untuk mencatat penyertaan bank pada perusahaan
anak bila jumlah penyertaannya relatif kecil. Pada penyertaan ini
umumnya bank masih berkepentingan untuk memperoleh pendapatan

1
berupa dividen, atau dengan kata lain bank yang memiliki penyertaan
belum mampu mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan anak.
Pada metode ini, penyertaan dicatat sebesar harga perolehan. Setiap
penerimaan dividen tunai akan dicatat sebagai pendapatan lain-lain, akan
tetapi dalam hal pendapatan dividen berbentuk saham (stock divident)
maka tidak diakui sebagai pendapatan dan tidak boleh dicatat menambah
harga perolehan penyertaan. Rekening penyertaan akan dikredit bila :
a. Penerimaan dividen merupakan pembagian keuntungan yang
berasal dari laba yang ditahan dalam periode sebelum penyertaan
dilakukan.
b. Penurunan nilai penyertaan yang disebabkan oleh perusahaan anak
mengalami kerugian yang sangat material.
b. Equity Method
Metode ini digunakan untuk mencatat bila bank memiliki penyertaan
saham relatif besar sehingga bank tersebut mampu mengendalikan
perusahaan anak. Pengertian mengendalikan adalah mempunyai hak suara
mayoritas, mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan
finansial maupun operasional, memiliki kewenangan untuk menunjuk dan
memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan.
Dalam metode ini penyertaan dicatat sebesar harga perolehan dan
selanjutnya di debet atau di kredit secara proporsional dengan bagian laba
atau rugi perusahaan anak. Dividen tunai yang diterima dicatat sebagai
pengurang rekening penyertaan yang bersangkutan. Pencatatan dengan
metode ini lebih mencerminkan hubungan ekonomis dibandingkan dengan
metode harga perolehan. Sebagai investasi yang melebihi 20% pada
perusahaan anak, jelas perusahaan induk (parent company) akan dapat
mempengaruhi kebijakan perusahaan anak. Hubungan ekonomis lebih
konkrit sebab setiap pengambilan keputusan perusahaan anak, bank yang
memiliki penyertaan akan mampu mempengaruhinya dengan hak
suaranya.

Berikut ini diberikan contoh aplikasi penyertaan bank dalam bentuk


saham pada lembaga keuangan lain.
Tanggal 1 januari 2014 Bank Mandiri melakukan pembelian saham PT.
Maju sebanyak 400.000 lembar @ Rp. 10.000,00. Harga kurs 103%.
Kepemilikan ini menempatkan Bank Mandiri sebagai pemegang saham
dengan pangsa 15% dari saham PT. Maju yang beredar. Biaya-biaya
pembelian saham sebesar Rp.5.000.000,00. Pembelian saham dilakukan
dengan tunai.
Tanggal 31 Desember 2014, PT. Maju melaporkan telah memperoleh laba
sebesar Rp. 8.000.000.000,00.
Tanggal 31 Januari 2015, PT. Maju mengumumkan akan membagi
dividen dari laba yang diperoleh sebesar 70% secara tunai
Tanggal 1 Februari 2015, PT. Maju membagikan dividen secara tunai
kepada pemegang saham

Pencatatan transaksi dengan menggunakan Cost Method di Bank Mandiri


adalah sebagai berikut :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
01/01/2014 Penyertaan Saham 4.120.000.000
Kas 4.120.000.000
K
e
31/12/2014 Bank Mandiri tidak menjurnal
t
laporan ini
e
r
31/01/2015 Piutang Dividen 840.000.000
a Pendapatan lainnya 840.000.000
n
g
01/02/2015 Kas 840.000.000
a Piutang dividen 840.000.000
n
Nilai Penyertaan = 400.000 lb x 10.000 x 103% = 4.120.000.000,00
Bagian dividen Bank Mandiri = 8.000.000.000 x 70% x 15% = 840.000.000,00

Pencatatan transaksi dengan menggunakan Equity Method di Bank


Mandiri (asumsikan penyertaan perusahan menempati posisi 40% dari
saham PT. Maju) maka transaksi adalah sebagai berikut :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
01/01/2014 Penyertaan Saham PT. Maju 4.120.000.000
Kas 4.120.000.000

31/12/2014 Penyertaan saham PT. Maju 3.200.000.000


Pendapatan Penyertaan 3.200.000.000

31/01/2015 Piutang Dividen 2.240.000.000


Pendapatan lainnya 2.240.000.000

01/02/2015 Kas 2.240.000.000


Piutang dividen 2.240.000.000

Keterangan:
Pendapatan Laba yang diperhitungkan = 8.000.000.000 x 40% = 3.200.000.000,00
Bagian dividen Bank Mandiri = 8.000.000.000 x 70% x 40% = 2.440.000.000,00
Pada kasus tertentu perusahaan anak atau PT. Maju mengalami kerugian
yang material. Jika hal ini terjadi, maka bank sebagai peserta yang harus
ikut menanggung risiko yang dibebankan kepada rekening penyertaan.
Misalnya pada akhir tahun 2014 PT. Maju mengalami kerugian senilai Rp.
100.000.000,00, maka bank akan menjurnal sebagai berikut :
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

31/12/2014 Rugi penyertaan PT. Maju 40.000.000


Penyertaan pada PT. Maju 40.000.000

Keterangan:
Rugi yang diderita = 100.000.000 x 40% = 40.000.000,00

3. Masalah khusus dalam Penyertaan


Kredit macet di pihak debitur harus diselamatkan oleh bank selaku kreditur.
Penyelamatan kredit dapat dilakukan dengan restrukturisasi kredit atau dengan
pengalihan kredit menjadi penyertaan. Penyelamatan kredit dengan mengalihkan ke
penyertaan merupakan perubahan hubungan dari hubungan utang-piutang menjadi
hubungan kepemilikan. Oleh karena itu bank harus menyesuaikan jurnal perkreditan
ke jurnal penyertaan. Untuk mencatat pengalihan kredit menjadi penyertaan bank
dapat mencatat dengan equtiy method sebesar nilai wajar dari saham yang diterima.
Nilai wajar saham atau harta adalah nilai yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Dengan demikian, kadangkala terjadi selisih antara nilai wajar saham dengan
besarnya kredit yang dialihkan. Dalam hal terjadi selisih ini akan dibebankan sebagai
laba/rugi pada periode pengalihan kredit tersebut dilakukan.
Berikut ini diberikan contoh aplikasi masalah khusus penyertaan bank :
Tanggal 1 Mei 2014, PT. Jaya telah mengalami penurunan kinerja sehingga tidak
sanggup untuk melunasi kredit investasi sebesar Rp.1.200.000.000,00 dari Bank
Mandiri. Kredit telah menjadi kredit bermasalah. Dengan kesepakatan antara PT. Jaya
dan Bank Mandiri, nilai kredit tersebut dialihkan menjadi penyertaan dengan nilai
wajar yang disepakati untuk saham sebesar Rp. 25.000 per lembar. Sedangkan jumlah
saham sebanyak 40.000 lembar yang mencerminkan pangsa sebesar 45%, akan
dicatat oleh Bank Mandiri sebagai berikut :

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


01/04/2014 Penyertaan PT. Jaya 1.000.000.000
Rugi Pengalihan kredit 200.000.000
Kredit yang diberikan 1.200.000.000

You might also like