You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karuniaNYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Studi penyakit diare pada anak” Sebagai salah satu
pembelajaran dalam memperoleh nilai dan agar terpenuhnya kewajiban tugas
yang diberikan oleh ibu Dosen kami tercinta.

Dalam penyelesaian makalah ini menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan masukan dan kritikan yang
bersifat membangun dari berbagai pihak. Penulis juga menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :

1. Aries C. A,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.An

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan masukan
yang positif bagi mahasiswa di bidang keperawatan selanjutnya dan bermanfaat
bagi ilmu pengetahuan.

Surabaya, 04 maret 2017

Penulis

Diare 1
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Di indonesia, angka kematian bayi akibat diare masih cukup tinggi. Hasil
survei kesehatan Rumah tangga (SKTR) 2001, diare merupakan penyebab nomor
tiga kematian pada bayi, setelah gangguan perinatal dan penyakit sistem
pernapasan (Tin afifah dkk,2003).
Terjadinya diare disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan satu
sama lain, antara lain faktor lingkungan, gizi, kependudukan, keadaan sosial
ekonomi, dan faktor perilaku masyarakat. Penatalaksanaan yang efektif dan
rasional dapat memperkecil angka kematian penderita diare dengan harapan
tumbuh kembang yang optimal.

b. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini yang ingin dicapai diantaranya :


 Tujuan Umum
a) Untuk mengetahui definisi Diare
b) Untuk mengetahui etiologi Diare
c) Untuk mengetahui manifestasi klinis Diare
d) Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Diare
e) Untuk mengetahui penatalaksanaan medis Diare
f) Untuk mengetahui web of causation (woc)
 Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan anak pada Diare

c. Manfaat
 Manfaat untuk mahasiswa
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang penyakit Diare
 Manfaat untuk pembimbing akademik dan praktika
Makalah ini dapat dijadikan tolak ukur sejauh mana mahasiswa mampu
mengerjakan tugas yang diberikan dan sebagai bahan pertimbangan dalam
menilai mahasiswa.

Diare 2
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

A. DEFINISI.

Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting
karena merupakan penyumbang utama ketiga angka kesakitan dan kematian anak di
berbagai negara termaksuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2
juta kematian per tahun pada balita yang disebabkan oleh diare. Setiap anak mengalami
episode serangan diare rata-rata 3,3 kali setiap tahun. Lebih kurang 80% kematian terjadi
pada anak berusia kurang dari dua tahun.

Penyebab utama kematian akibat diare adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan
elektrolit melalui tinja. Penyebab kematian lainnya adalah disentri, kurang gizi, dan
infeksi. Golongan usia yang paling menderita akibat diare adalah anak-anak karena daya
tahan (SKTR) menunjukkan angka kematian diare pada anak balita adalah 6,6% per tahun
pada tahun 1980, kemudian 3,7% (tahun 1985), 2,1% (tahun 1992), dan 1,0%
(tahunc1995).

Diare merupakan penyebab kurang gizi yang penting terutama pada anak diare
meneybabkan anoreksia ( kurangnya nafsu makan) sehingga mengurangi asupan gizi ,
dan diare dapat mengurangi daya serap usus terhadap sari makanan. Dalam keadaan
infeksi, kebutuhan sari makanan pada anak yang mengalami diare akan meningkat,
sehingga setiap serangan diare akan menyebabkan kekuranagn gizi, jika hal ini
berlangsung terus menerus akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan anak.

Diare dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Keadaan lingkungan
2. Perilaku masyarakat
3. Pelayanan masyarakat
4. Gizi
5. Kependudukan
6. Kependidikan
7. Keadaan sosial ekonomi

Diare 3
Penyakit diare dapat ditanggulangi dengan penanganan
yang tepat sehingga tidak sampai menimbulkan kematian
terutama pada balita.

Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja , WHO pada tahun 1984
mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam sehari semalam (24
jam), para ibu mungkin mempunyai istilah tersendiri seperti lembek, cair, berdarah,
berlendir, atau dengan muntah (muntaber). Penting untuk menanyakan kepada orangtua
menegnai frekuensi dan konsistensi tinja anak yang dianggap sudah tidak normal lagi.

Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu serangan (onset) yaitu:

1. Diare akut (<2 minggu)


2. Diare kronik (>2 minggu)

B. ETIOLOGI.
Penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi:
1. Virus : rotavirus (40-60%), Adenovirus
2. Bakteri : escherichia coli (20-30%), shigella sp. (1-2%). Vibrio
cholerae, dan lain-lain
3. Parasit : entamoeba hystilotica (<1%), giardia lamblia,
cryptosporidium (4-11%) . contoh penularan giardia lambia dapat
dilihat pada gambar 23.1
4. Keracunan makanan
5. Malapsopsi : karbohidart, lemal, dan protein
6. Alergi : makanan, susu sapi
7. Imunodifisiensi : AIDS
Penyebab diare akut terbesar adalah infeksi virus dari golongan
rotavirus.genus totavirus merupakan virus golongan RNA yang
termaksuk dalam famili reoviridae. Ada 7 spesies yang sudah
berhasil diidentifikasi , yaitu rotavirus A [RV-A], A,B,C,D,E,F dan
G, Diameter virus dapat mencapai 100 nm. Virus mengandung 11
segmen RNA yang dilapisi oleh 3 lapisan protein yang berfungsi
menahan asam lambung dan enzim-enzim pencerna.

C. MANISFESTASI KLINIS.

Diare 4
GEJALA UMUM

a) Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare.
b) Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut.
c) Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare.
d) Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun,
apatis, bahkan gelisah.

GEJALA SPESIFIK

a) Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti cucian beras


dan berbau amis.
b) Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah

Diare yang berkepanjangan dapat menyebabkan :

1. Dehidrasi (kekurangan cairan)


Tergantung dari persentase cairan tubuh yang hilang, dehidrasi dapat terjadi
ringan, sedang, atau berat.
2. Gangguan sirkulasi
Pada diare akut, kehilangan cairan dapat terjadi dalam waktu yang singkat. Jika
kehilangan cairan ini lebih dari 10% berat badan, pasien dapat mengalami syok
atau presyok yang disebabkan oleh berkurangnya volume darah (hipovolemia).

3. Gangguan asam-basa (asidosis)


Hal ini terjadi akibat kehilangancairan elektrolit (bikarbonat) dari dalam tubuh.
Sebagai kompensasinya tubuh akan berpanas cepat untuk membantu
meningkatkan pH arteri.
4. Hipoglekemia (kadar gula darah rendah)
Hipoglekimia sering terjadi pada anak yang sdebelumnya mengalami malnutrisi
(kurang gizi). Hipoglekemia dapat menungkinkan karena cairan ekstraseluler
menjadi hipotonik dan air masuk ke dalam cairan interselular sehingga terjadi
edema otak yang mengakibatkan koma.
5. Gangguan gizi
gangguan ini terjadi karena asupan makanan yang kurang dan output yang
berlebihan. Hal ini akan bertambah berat bila pemberian makanan dihentikan,
serta sebelumnya penderita sudah mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).
Derajat dehidrasi akibat diare dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Diare 5
1. Tanpa dehidrasi, biasanya anak merasa normal, tidak rewel, masih bisa
bermain seperti biasa. Umumnya karena diarenya tidak berat, anak masih
mau makan dan minum seperti biasa.
2. Dehidrasi ringan atau sedang, menyebabkan anak rewel atau gelisah, mata
sedikit cekung, tugor kulit masih kembaki dengan cepat jika dicubit.
3. Dehidrasi berat, anak apatis (kesadarn berkabut), mata cekung pada cubitan
tugor kembali lambat, napas cepat, anak terlihat lemah. Tanda dan gejala
anak yang menderita diare, yaitu :
1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah
2. Suhu tubuh meninggi
3. Feses encer, berlendir atau berdarah
4. Warna feses kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
5. Anus lecet
6. Muntah sebelum dan sesudah diare
7. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang
8. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat
badan, tugor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung,
membran mukosa kering.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.
 Pemeriksaan tinja.
 Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,
bila memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas
darah atau astrup, bila memungkinkan.
 Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik
atau parasit secara kuantitatif terutama dilakukan pada klien diare
kronik.

E. PENATALAKSANAAN MEDIS.

Pencegahan penyakit diare dicegah melalui promosi kesehatan, antara lain :

Diare 6
1. Menggunakan air bersih. Tanda-tanda air bersih adalah ‘3 tidak ,’ yaitu tidak
berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan sebagaian
besar kuman penyakit.
3. Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan, sesudah makan , dan
sesudah buang air besar (BAB)
4. Memberikan ASI pada anak sampai berusia dua tahun
5. Menggunakan jamban yang sehat
6. Membuang tinja bayi dana anak dengan benar.

F. PENGKAJIAN TEORI

Pengertian pengkajian menurut berbagai Ahli dalam ilmu keperawatan :

Ada banyak teoru dari bebrapa ahli keperawatan tentang pengkajian keperawatan,
berikut beberapa definisi caring dari bebrapa ahli keperawatan.

1. Potter dan perry (1997) dalam buku konsep dasar keperawatan dengan pemetaan
konsep halaman 19 mengemukakan bahwa pengkajian adalah proses sistematis
berupa pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien.
2. Carpenito dan moyet (2007) dalam buku konsep dasar keperawatan dengan
pemetaan konsep halaman 19 mengemukakan bahwa pengkajian adalah salah
tahap sistematis dalam pengumpulan data tentang individu, keluarga, dan
kelompok.
3. Dalam buku pengkajian keperawatan aplikasi pada praktik klinik halaman 2 di
jelaskan pengkajian aadalah salah satu usaha yang dilakukan oleh perawat untuk
menggali permasalahan klien.
4. Dalam buku fundamental keperawatan halaman 355 di jelaskan bahwa
pengkajian adalah pengumpulan, pengaturan,vilidasi, dan dokumentasi data yang
sistematis dan berkesinambungan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengkajian adalah salah satu proses
keperawatan yang sistematis dan berkesinambungan berupa
pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang individu, keluarga,
dan kelompok untuk menggali permasalahan klien.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Diare 7
 Kurang volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar
dan encer.
 Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan
menurunnya intake dan menurunnya absorpsi makanan dan cairan.
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengetahuan.

H. INTERVENSI.
1. Kurang volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan
encer.
Definisi : penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intraseluler.
Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar
natrium.

NOC
Keseimbangan Cairan.
Definisi : keseimbangan cairan didalam ruang intraseluler dan ekstraseluler
tubuh.
Kriteria hasil :
Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam.
Turgor kulit.
Kelembapan membrane mukosa.
Berat jenis urin.
Bola mata cekung dan lembek.
Kehausan.

NIC
Manajemen Cairan.
Definsi : meningkatkan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi
yang dihasilkan dari tingkat cairan tidak normal atau tidak diinginkan.
Aktiivitas-aktivitas.

Intervensi Rasional

Diare 8
Monitor tanda- tanda vital pasien. Agar selalu bisa memantau
perkembangan pasien.
Berikan cairan, dengan tepat. Agar cairan pada tubuh pasien tetap
seimbang.
Distribusikan cairan selama 24 jam. Agar cairan pada tubuh pasien tetap
seimbang.
Monitor mkanan/cairan yang
dikunsumsi dan hitung asupan kalori
harian.

2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan


menurunnya intake dan menurunnya absorpsi makanan dan cairan.
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolism.

NOC.
Status Nutrisi.
Definisi : sejauh mana nutrisi dicerna dan diserap untuk mmenuhi kebutuhan
metabolic.
Kriteria hasil :
Asupan gizi.
Asupan makanan.
Rasio berat badan/tinggi badan.

NIC.
Manajemen Nutrisi.
Definisi : menyediakan dan meningkatkan intake nutrisi yang seimbang.
Aktivitas-aktivitas :
Intervensi Rasionalt
Tentukan status gizi dan kemampuan Agar status gizi pasien terpenuhi.
pasien untuk memenuhi kebutuhan
gizi.

Identifikasi adanya alergi atau Agar perawat dapat memantau jika

Diare 9
intoleransi makanan yang dimiliki terjadi alergi pada pasien.
pasien.

Berikan pilihan makanan sambil Agar status gizi pasien terpenuhi.


menawarkan bimbingan terhadap
pilihan makanan yang lebih sehat,
jika diperlukan.

Tawarkan makanan ringan yang Agar status gizi pasien terpenuhi.


padat gizi.

Anjurkan pasien terkait dengan Agar status gizi pasien terpenuhi.


kebutuhan makanan tertentu
berdasarkan perkembangan atau usia.

3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengetahuan.


Definisi : krusakan pada epidermis/ atau dermis.

NOC.
Integritas Jaringan : Kulit & Membran mukosa.
Definisi : keutuhan struktur dan fungsi fisiologis kulit dan selaput lender
secara normal.
Kriteria hasil :
Suhu kulit.
Ketebalan.
Integritas kulit.
Lesi pada kulit.
Perfusi jaringan.

NIC.
Pengecekan Kulit.
Definisi : pengumpulan dan analis dta pasien untuk menjaga kulit dan
ingritas membrane mukosa.
Aktivitas-aktivitas :

Diare 10
Intervensi Rasional

Monitor warna dan suhu kulit. Untuk mengatahui bagaimana


perkmbangan kulit pasien.
Monitor kulit untuk adanya Untuk mengatahui bagaimana
kekeringan yang berlebihan dan perkmbangan kulit pasien.
kelembapan.

Periksa pakaian yang terlalu ketat. Untuk mengatahui bagaimana


perkmbangan kulit pasien.
Ajarkan anggota keluarga/pemberi Untuk mengatahui bagaimana
asukan mengenai tanda-tanda perkmbangan kulit pasien.
kerusakan kulit , dengan tepat.

Diare 11
BAB IV

KONSEP TUMBUH KEMBANG

A. DEFINISI TUMBUH KEMBANG.


Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh yang dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui kematangan dan belajar
(Wong, 2000).

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran


atau dimensi sel, organ maupun individu yang bisa diukur. Sedangkan
perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih, 1998).

B. PRINSIP PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN.


Secara umum pertumbuhan dan perkembangan memiliki beberapa prinsip dalam
prosesnya. Prinsip tersebut dapat menentukan ciri atau pola dari pertumbuhan dan
perkembangan setiap anak. Prinsip tersebut antara lain :
1. Proses pertumbuhan dan perkembangan sangat bergantung pada aspek
kematangan susunan syaraf pada manusia, dimana semakin sempurna atau
kompleks kematangan syaraf maka semakun sempurna pada proses
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dari proses konsepsi sampai
dengan dewasa.
2. Proses perkembangan dan pertumbuhan setiap individu sama, yaitu mencapai
proses kematangan, meskipun dalam proses pencapaian tersebut tidak memiliki
kecepatang yang sama antara satu individu dengan lainnya.
3. Proses pertumbuhan dan perkembangan memiliki pola khas yang dapat terjadi
mulai dari kepala hingga ke seluruh bagian tubuh atau juga mulai dari
kemampuan yang sederhana hingga mencapai kemampuan yang lebih sampai
mencapai kesempurnaan pada tahap pertumbuhan dan perkembangan
(Narendra, 2002).

Diare 12
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN.
Diare merupakan salah stu penyakit utama pada anak-anak di Indonesia.
Penanganan diare sangat ditekankan pada pemeliaraan dan penggantian
kehilangan cairan dan elektrolit yang akan menyebabkan berbagai macam
komplikasi yang dapat berujung pada kematian.

B. SARAN.
Usaha pencegahan dan penatalaksanaan diare yang tepat sangat diperlukan
untuk mengurangi angka kematian akibat diare dan komplikasi yang
ditimbulkannya.

Diare 13
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta; Salemba Mesika. Hal : 8-23

Rukiyah. Ai Yeyeh.2010.Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta; Trans


Info Media. Hal : 106-123

Soetjiningsing, dr. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta; EGC. Hal : 1-13

Dapartemen Kesehatan RI. (2000). Buku Ajar Diare. Jakarta: Depkes RI Ditjen
PPM dan PLP.

Doenges,ME, et all. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. Jakarta : EGC

M.C.Widjaya. (2002). Mengatasi Diare

Diare 14

You might also like