Professional Documents
Culture Documents
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan secret tetap ada, atau
terjadinya infeksi berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu,
mungkin juga perlu dilakukan pembedahan , misalnya adenoidektomi dan
tonsilektomi (Aflaty Arsyad dkk, 2014 ).
KOMPLIKASI
Komplikasi OMSK terjadi apabila sawar (barrier) pertahanan telinga tengah yang normal
dilewati, sehingga memungkinkan infeksi menjalar ke struktur di sekitarnya. Pertahanan pertama
ini adalah mukosa kavum timpani yang juga seperti mukosa saluran nafas, mampu melokalisasi
infeksi. Bila sawar ini runtuh, masih ada sawar kedua, yaitu dinding tulang kavum timpani dan sel
mastoid. Bila sawar ini runtuh, maka struktur lunak disekitarnya akan terkena. Runtuhnya
periostium akan menyebabkan terjadinya abses subperiosteal, suatu komplikasi yang relatif tidak
berbahaya. Apabila infeksi mengarah ke dalam, ke tulang temporal, maka akan menyebabkan
paresis nervus fasialis atau labirinitis. Bila ke arah kranial, akan menyebabkan abses ekstradural,
tromboflebitis sinus lateralis, meningitis dan abses otak.
Bila sawar tulang terlampaui, suatu dinding pertahanan ketiga yaitu jaringan granulasi
akan terbentuk. Pada OMSK atau suatu eksaserbasi akut penyebaran biasanya melalui
osteotromboflebitis. Sedangkan pada kasus yang kronis, penyebaran terjadi melalui erosi tulang.
Cara penyebaran lainnya ialah toksin masuk melalui jalan yang sudah ada, misalnya melalui
fenestra rotundum, meatus akustikus internus, duktus perilimfatik dan duktus endolimfatik
(Aflaty Arsyad dkk, 2014 ).
Pengenalan yang baik terhadap perkembngan suatu penyakit telinga merupakan prasyarat
untuk mengetahui timbulnya komplikasi. Bila dalam medikamentosa tidak berhasil mengurangi
gejala klinik dengan tidak berhentinya otorea, dan pada pemeriksaan otoskopik tidak
menunjukkan berkurangnya reaksi inflamasi dan pengumpulan cairan maka harus diwaspadai
kemungkinan terjadinya komplikasi. Pada stadium akut, naiknya suhu tubuh, nyeri kepala atau
adanya tanda toksisitas seperti malaise, perasaan mengantuk, somnolen atau gelisah yang
menetap dapat merupakan tanda bahaya. Timbulnya nyeri kepala di daerah parietal atau oksipital
dan adanya keluhan mual, muntah yang proyektil serta kenaikan suhu badan yang menetap
selama terapi diberikan merupakan tanda komplikasi intrakranial.
Pada OMSK, tanda-tanda penyebaran penyakit dapat terjadi setelah sekret berhenti
keluar, hal ini menandakan adanya sekret purulen yang terbendung. Pemeriksaan radiologik dapat
membantu memperlihatkan kemungkinan kerusakan dinding mastoid, tetapi untuk yang lebih
akurat diperlukan pemeriksan CT-Scan. Erosi tulang merupakan tanda nyata komplikasi dan
memerlukan tindakan operasi segera. CT-scan bermanfaat menegakkan diagnosis sehingga terapi
dapat diberikan lebih cepat dan efektif.
Untuk melihat lesi di otak, misalnya abses otak, hidrosefalus dan lain-lain dapat
dilakukan pemeriksaan CT scan otak tanpa dan dengan kontras.
Komplikasi ke Ekstradural
Petrositis
Kira-kira sepertiga dari populasi manusia, tulang temporalnya mempunyai sel-sel
udara sampai ke apeks os petrosum. Terdapat beberapa cara penyebaran infeksi dari
telinga tengah ke os petrosum. Yang sering ialah penyebaran langsung ke sel-sel
udara tersebut.
Adanya petrositis sudah harus dicurigai, apabila pada pasien otitis media terdapat
keluhan diplopia, karena kelemahan nervus VI. Seringkali disertai dengan rasa nyeri
didaerah parietal, temporal atau oksipital, oleh karena terkenanya nervus V, ditambah
dengan terdapatnya otore yang persisten, terbentuklah suatu sindrom yang disebut
sindrom gradenigo.
Kecurigaan terhadap petrositis terutama bila terdapat nanah yang keluar terus
menerus dan rasa nyeri yang menetap pasca mastoidektomi. Pengobatan petrositis
ialah operasi serta pemberian antibiotika protocol komplikasi intracranial. Pada
waktu melakukan operasi telinga tengah dilakukan juga eksplorasi sel-sel udara
tulang petrosum serta mengeluarkan jaringan pathogen (Aflaty Arsyad dkk, 2014 ).
PROGNOSIS
Dengan pengobatan local, otore dapat mongering. Tetapi sisa perforasi sentral yang
berkepanjangan memudahkan infeksi dari nasofaring atau bakteri dari meatus
auditorius eksterna khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane
timpani disarankan.
Soepardi, Aflaty Arsyad. 2014. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher Ed.7. Jakarta : Badan Penerbit FK Universitas
Indonesia