You are on page 1of 6

STUDI KELAYAKAN EKONOMIS PLTU BERBAHAN

BAKAR FIBER DAN CANGKANG KELAPA SAWIT


SEBAGAI DOMESTIC POWER

Gideon Rewin Napitupulu, Eddy Warman


Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: napitupulugideonrewin@gmail.com

ABSTRAK

PT. Perkebunan Minanga Ogan merupakan perusahaan perkebunan yang memiliki pabrik pengolahan sawit yang
menggunakan pembangkit listrik sendiri sebagai sumber daya untuk menjalankan kegiatan pengolahan dan
kehidupan domestic pada areal perkebunan itu sendiri dan mempunyai kebun sendiri dan kebun plasma, salah
satunya adalah Sei Ogan Mill (SOGM). SOGM adalah pabrik yang mengolah sawit menjadi CPO dengan
kapasitas 60 ton/jam yang memakai dua alternatif sumber power, yaitu PLTU dan PLTD. Tulisan ini membahas
kelayakan ekonomis penggunaan PLTU menggunakan sisa bahan bakar hasil produksi pabrik sawit sebagai
penghasil daya untuk perumahan domestic dengan membandingkannya dengan pemakaian Genset sebagai
penghasil daya. Turbin uap menghasilkan daya 1500 kW dioperasikan pada saat pabrik berjalan. Beban turbin
tersebut adalah pabrik dan perumahan domestic PT. Perkebunan Minanga Ogan. Uap dihasilkan boiler
berkapasitas 19 Bar sebanyak 3 unit dan beroperasi 2 unit berbahan bakar fiber dan cangkang hasil pengolahan.
Pabrik berhenti mengolah, sumber daya untuk perumahan domestic bersumber dari 2 unit genset dengan kapasitas
301 kW berbahan bakar solar. Harga energi listrik masing-masing pembangkit dengan suku bunga 12 %, 6 %,
adalah Rp. 920,-/kWh, Rp. 807,-/kWh untuk PLTU dan Rp. 2.337,-/kWh, Rp. 2.322,-//kWh untuk PLTD
sedangkan nilai kalor bahan bakar fiber = 2.770,544 kkal/Kg = 3,222 kWh, cangkang = 3.881,15 kkal/Kg = 4,513
kWh dan solar = 2149,75 kkal = 2,5 kWh.

Kata Kunci: Pembangkit, Fiber, Cangkang, Ekonomi Teknik

1. Pendahuluan minimnya pengembangan dan pemanfaatan


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada energi terbarukan. Sumber energi
pada PT. Perkebunan Minanga Ogan terbarukan, yaitu energi yang prosesnya
menggunakan uap sebagai pemutar turbin uap. berkelanjutan jika dikelola dengan baik dan
Uap dihasilkan oleh boiler yang berbahan bakar tidak akan habis secara alami yang biasa
fiber dan cangkang sawit hasil dari pengolahan. disebut dengan energi berkelanjutan
Untuk mengoperasikan turbin uap dibutuhkan (sustainable energy) [1].
biaya produksi berupa biaya lembur karyawan, Biomassa merupakan salah satu dari bentuk
biaya chemical air dan biaya bahan bakar. energi yang terbarukan karena diperoleh dari
Dalam keadaan operasi sehari-hari sumber daya sumber-sumber yang dapat diproduksi lagi
dapat juga berasal dari mesin diesel yang dimana sumber utama biomassa tersebut
berbahan bakar solar yang mempunyai biaya berlimpah di alam dan dapat terus tumbuh
produksi berupa solar. dimana limbahnya tersedia secara terus-
menerus (proses berkesinambungan).
2. Pembangkit Tenaga Listrik Fiber dan cangkang kelapa sawit
Energi adalah hal yang sangat krusial pada merupakan limbah padat yang dihasilkan oleh
saat ini karena energi diperlukan di dalam pabrik kelapa sawit dan abu hasil pembakaran
setiap aspek kehidupan. Salah satu negara yang bahan bakar adalah hasil sampingan dari
memiliki potensi dalam hal energi terbarukan limbah padat lainnya. Pada saat ini
(renewable energy) adalah Indonesia. Namun, pemanfaatan limbah biomassa adalah untuk
hal tersebut kurang dimanfaatkan dengan baik memenuhi energi pengolahan minyak kelapa
sejauh ini oleh pemerintah disebabkan sawit melalui pembakaran langsung fiber dan

– 53 – copyright@ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL.11 NO.30/MEI 2015

cangkang. Cangkang dan fiber tersebut Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang
memiliki kandungan nilai kalori 2.770,544 kkal beroperasi di PT. Perkebunan MInanga Ogan
dan 3.881,15 kkal yang cukup tinggi seperti memiliki beban pabrik itu sendiri dan
pada Tabel 1. [2] sehingga dapat digunakan perumahan domestic PT. Perkebunan Minanga
sebagai bahan bakar PLTU. Ogan yang berbahan bakar fiber dan cangkang
sawit hasil pengolahan.
Tabel 1. Potensi Bahan Bakar yang Dihasilkan Dari semua bagian pengolahan kelapa
PKS SOGM dengan Kapasitas 60 Ton/Jam sawit di bawah ini yang akan penulis lebih
fokuskan adalah pada bagian Power House atau
Bahan Bakar Quantity Nilai Kalor
kamar mesin sebagai pusat pengaturan listrik
Fibre (12%) 7.200 Kg/Jam 11.600 kJ/Kg untuk keperluan pabrik dan keperluan listrik
Shell (6%) 3.600 Kg/Jam 16.250 kJ/Kg perumahan domestic. Listrik dihasilkan oleh
pembangkit listrik dengan menggunakan turbin
uap, secara tidak langsung pembangkit listrik
Dimana: merupakan sebuah Pembangkit Listrik Tenaga
(James Prescott Joule pada tahun 1914) [3] Uap (PLTU). Sumber uap berasal dari boiler
1 kalori = 4,186 joule yang berbahan bakar fiber dan cangkang sawit
1 kkal = 4186,8 J hasil dari pengolahan kelapa sawit. Fiber
1 kkal = 1,163 x 10-3 kWh merupakan pemisahan kulit dari buah kelapa
1 joule = 2,389 x 10-4 kkal sawit (nut) yang dipisahkan melalui press cake
1 kjoule = 0,23884 kkal (produk press). Proses pemisahan terjadi pada
1 joule = 2,778 x 10-7 kWh separating column berdasarkan perbedaan
1 joule = 1 watt = 1 detik Nm berat jenis kemudian fiber akan terangkat ke
1 kWh = 3,6 x 106 joule transport/conveying ducting sedangkan nut
1 kWh = 859,9 kkal akan jatuh ke polishing drum kemudian fiber
tersebut menuju peralatan fibre cyclone dan air
PLTU adalah jenis pembangkit listrik lock (pemisahan fiber dengan udara). Proses
tenaga thermal yang banyak digunakan karena pemisahanan antara nut dan fiber disebut
efisiensinya tinggi sehingga menghasilkan Depericaping sedangkan cangkang adalah kulit
energi listrik yang ekonomis. Energi kimia luar atau batok dari inti buah kelapa sawit yang
dalam bahan bakar dikonversi menjadi energi dipisahkan pada proses cracker inti sawit
listrik pada PLTU seperti pada Gambar 1. [4] seperti pada Gambar 2. [5]. Dalam hal ini
Tahapan melalui proses konversi energi penulis akan membahas tentang pembangkit
pada PLTU adalah: listrik dan boilernya serta pengolahan air yang
a. Energi kimia dalam bahan bakar diubah akan digunakan sebagai uap air
menjadi energi panas dalam bentuk uap
bertekanan dan temperatur tinggi.
b. Energi panas (uap) diubah menjadi energi
mekanik dalam bentuk putaran.
c. Energi mekanik diubah menjadi energi
listrik.

Gambar 1. Proses Konversi Energi pada PLTU Gambar 2. Proses Pengolahan Kelapa Sawit

– 54 – copyright@ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL.11 NO.30/MEI 2015

Treatment air adalah sebuah treatment diperlukan untuk melakukan analisis. Data-
yang dilakukan untuk memperoleh air dengan data tersebut meliputi data spesifikasi
kualitas yang diperlukan untuk suplai domestic peralatan PLTU, PLTD dan biaya produksi
ataupun suplai air boiler. Tujuan dari treatment 2. Tahap Perhitungan Data
air adalah: Perhitungan data dilakukan untuk untuk
a. Mencegah pembentukan kerak atau formasi mengetahui kelayakan PLTU Minanga
sludge di atas permukaan transfer panas di Ogan berbahan bahan bakar fiber dan
boiler. cangkang sawit dalam memenuhi
b. Mengendalikan padatan yang tidak larut kebutuhan domestic power dimana perlu
dalam air umpan boiler sehingga dilakukan analisis perhitungan terhadap
konsentrasi padatan dalam air boiler dapat biaya dan aspek ekonominya.
dijaga untuk menghasilkan steam yang
bersih tanpa perlakuan blowdown yang a. Harga Energi Listrik
berlebihan. Setiap pembangkit memiliki parameter-
c. Mengurangi biaya boiler water treatment parameter dalam menghitung harga energi
dengan hasil air yang bersih dan jernih. listrik yang berbeda-beda, yaitu [7] :
d. Memperpanjang umur pengoperasian boiler 1. Biaya pembangkitan per kW.
yang berarti mengurangi biaya perbaikan. 2. Biaya pengoperasian per kWh.
[5] 3. Biaya perawatan per kWh.
4. Suku bunga.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 5. Depresiasi.
adalah Pembangkit listrik yang menggunakan 6. Umur operasi.
mesin diesel sebagai penggerak mula (prime 7. Daya yang dibangkitkan.
mover). Peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang diperlukan Aspek ekonomi dalam pengembangan
untuk memutar rotor generator disebut prime teknologi pembangkitan dianalisa dari biaya-
mover. Sebagai penggerak mula, PLTD biaya berikut ini [7] :
berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang 1. Biaya modal
digunakan untuk memutar rotor generator pada 2. Biaya bahan bakar
mesin diesel. Kebutuhan listrik dalam jumlah 3. Biaya operasi dan perawatan
beban yang kecil seperti daerah terpencil, listrik
pedesaan dan memasok kebutuhan listrik suatu b. Biaya Operasional dan Perawatan
pabrik biasanya menggunakan PLTD. [6] Biaya yang digunakan selama pembangkit
beroperasi termasuk ke dalam biaya
3. Metode Penelitian operasional dan perawatan. Biaya operasional
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juni dan perawatan terdiri dari biaya tetap (fixed
2014 sampai bulan Juli 2014 dan untuk lokasi cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost).
yang ditinjau adalah Pabrik SOGM (Sei Ogan Fixed Cost adalah biaya yang tidak
Miil) PT. Perkebunan Minanga Ogan berhubungan terhadap besar tenaga listrik yang
Penelitian ini memerlukan peralatan dan dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik.
bahan, yaitu : Variabel Cost adalah biaya yang berkaitan
1. Alat tulis. dengan pengeluaran untuk alat-alat dan
2. Kamera Handphone. perawatan yang dipakai dalam periode pendek
3. Loader Komatsu. dan tergantung pada besar tenaga listrik yang
4. kWh meter (Terdapat pada kamar mesin PT. dihasilkan seperti biaya air dan lembur
Perkebunan Minanga Ogan). karyawan dalam waktu satu tahun. Biaya
5. Flow meter (Terdapat pada kamar mesin PT. operasional dan perawatan (O&M) dapat
Perkebunan Minanga Ogan). ditentukan dengan persamaan 1.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan &


Gs = (1)
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Tujuan dari tahap persiapan adalah untuk Dimana :
mempersiapkan dan mengumpulkan Gs = biaya O&M (US$/kWh)
informasi penelitian berupa data-data yang To = jam per tahun

– 55 – copyright@ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL.11 NO.30/MEI 2015

c. Biaya Bahan Bakar Dimana :


Pada pembangkit ini menggunakan bahan TC = Biaya Total (Total Cost)
bakar dari fiber dan cangkang kelapa sawit CC = Biaya Modal (Capital Cost)
yang merupakan hasil sisa bahan bakar hasil FC = Biaya Bahan Bakar (Fuel Cost)
produksi pabrik kelapa sawit. Cangkang OM = Biaya Operasional dan Perawatan
merupakan sisa produksi yang memiliki nilai (Operation and Maintenance)
jual sedangkan fiber tidak memiliki harga jual.
Oleh sebab itu, biaya bahan bakar untuk 4. Hasil dan Pembahasan
pembangkit ini dimasukkan ke dalam biaya Biaya produksi litrik per kWh dapat
produksi untuk mengoperasikan PLTU. diperoleh dengan analisis perhitungan pada
Disamping itu solar merupakan bahan bakar biaya bahan bakar, biaya modal, biaya
yang dipakai untuk PLTD sebagai pembanding operasional dan perawatan dan total biaya
bahan bakar fiber dan cangkang tersebut. Untuk pembangkitan.
perhitungan biaya bahan bakar (fuel cost)
sangat dipengaruhi oleh harga bahan bakar 1. Perhitungan biaya bahan bakar
yang digunakan oleh masing-masing Dari Tabel 2. dapat dihasilkan ketersediaan
pembangkit tersebut. bahan bakar fiber dan cangkang dalam jumlah
pertahun seperti pada Tabel 4.2 dengan rata-
d. Biaya Pegawai rata kerja 12 jam/hari.
Biaya pegawai meliputi banyaknya jumlah
karyawan yang lembur dalam pengoperasian Tabel 2. Ketersediaan Bahan Bakar PTP.
pembangkit untuk memenuhi kebutuhan MINANGA OGAN per Tahun
domestic power. Bahan Panas yang
Quantity Nilai Kalor
Bakar Dihasilkan
e. Biaya Modal (Capital Cost)
Biaya modal atau capital cost merupakan Fibre 31.536 365.817.600
11.600 Kj/kg
pengeluaran-pengeluaran dalam proyek (12%) ton/ tahun Mj/tahun
pembangkit listrik dimana dipengaruhi umur
ekonomis suatu pembangkit dan tingkat suku Shell 15.768 256.230.000
bunga dalam biaya tahunan. Biaya modal dapat 16.250 Kj/kg
(6%) ton/tahun Mj/tahun
dirumuskan dengan persamaan 2.
( )
CC= (2) Untuk penggunaan bahan bakar solar

sebagai PLTD diperlukan solar sebanyak 60
liter/jam, maka kebutuhan dalam setahun
Capital Recovery Factor (CRF) dapat
adalah 262.800 liter/tahun dan berdasarkan
dihitung dengan persamaan 3. pengambilan data-data di lapangan, maka :
(1+ ) a. Fiber tidak memiliki harga jual sehingga
= (3)
(1+ ) −1 fiber tidak memerlukan biaya.
Dimana : b. Biaya cangkang sawit = 1500 Kg/Jam, maka
CRF = Capital Recovery Factor (decimal) biaya bahan bakar dapat dilihat pada Tabel
i = suku bunga 12% dan 6% pertahun 3.
untuk pinjaman lunak (%) Tabel 3. Biaya Bahan Bakar PLTU dalam per kW
n = Umur Pembangkit (tahun) dan per Tahun
Ps = Biaya pembangunan US$/kWh
Quantity Total Total
Bahan
MJ/ Harga Harga Harga
f. Total Biaya Pembangkitan Bakar
Tahun per Tahun per kW
Total dari seluruh biaya pembangkitan
adalah keseluruhan biaya yang meliputi biaya 370.166.
Fibre - -
modal, biaya bahan bakar, dan biaya 940
operasional dan perawatan dalam setahun Rp.
pemakaian. Total biaya pembangkitan dapat 106.762. Rp. 490,-
Shell 3.219.300.0 Rp . 490,-
dirumuskan dengan persamaan 4. 500 /16.250 Kj
00,-
TC = CC + FC + OM (4)

– 56 – copyright@ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL.11 NO.30/MEI 2015

Untuk menggunakan PLTD diperlukan 4. Perhitungan total biaya pembangkitan


solar sebanyak 262.800 liter/tahun dengan Perhitungan total biaya pembangkitan
biaya = 262.800 x Rp. 11.150,- = Rp. adalah:
2.930.220.000,- b. Suku bunga (i) = 12 %
Biaya total = Rp. 920,-/kWh (PLTU) dan
2. Perhitungan biaya modal Rp. 2.337,-/kWh (PLTD)
Tabel 4 merupakan kapasitas, umur, tipe c. Suku bunga (i) = 6 %
bahan bakar dan biaya investasi PLTU PTP. Biaya total = Rp. 807,-/kWh (PLTU) dan
Minanga Ogan. Rp. 2.322,-/kWh (PLTD)

Tabel 4. Kapasitas, Umur, Tipe Bahan Bakar dan 5. Perbandingan PLTU berbahan bakar fiber
Biaya Investasi PLTU PTP. MINANGA OGAN dan cangkang sawit dengan bahan bakar
Jenis Data Nilai minyak lainnya atau bahan bakar lainnya
Kapasitas PLTU 1,5 MW
dan biaya produksi listrik domestic power
dengan harga beli PT. PLN (Persero)
Umur 25 Tahun Perbandingan bahan bakar fiber dan
Tipe Bahan bakar Fiber dan Cangkang cangkang sawit dengan bahan bakar minyak
12 Jam/hari lainnya atau bahan bakar lainnya dapat
Rata-rata jam operasional
4380 Jam/tahun dilihat pada Tabel. 5 [8] dan Tabel 6 [9].
Pembangkitan listrik 6570 MWh/tahun Fiber dan cangkang sawit yang digunakan
sebagai bahan bakar PLTU di PT. Perkebunan
Biaya investasi 1.000 US$/kW
Minanga Ogan dinyatakan layak secara
ekonomis sebagai domestic power PT.
 CRF untuk suku bunga (i) = 12 % dan umur Perkebunan Minanga Ogan.
pembangkit (n) = 25 tahun adalah 0,1275
 CRF untuk suku bunga (i) = 6 % dan umur Tabel 5. Data Hasil Pengujian
pembangkit (n) = 25 tahun adalah 0,0783 Bahan Nilai Kalor (kal/gr)
Batubara 5.619,16
 Biaya modal (Capital Cost) pada Arang Batubara 6.543,50
PLTU Serabut Kelapa Sawit 3.809,70
a. CC untuk suku bunga (i) = 12 % adalah Arang Serabut Kelapa
0,0291 US$/kW 6.231,22
Sawit
b. CC untuk suku bunga (i) = 6 % adalah Cangkang Kelapa Sawit 5.112,56
0,0178 US$/kW Arang Cangkang
6.877,32
Kelapa Sawit
 Biaya modal (Capital Cost) pada Solar 10.935,3
PLTD
a. CC untuk suku bunga (i) = 12 % adalah Tabel 6. Kandungan Kalori pada bagian Kelapa
0,0038 US$/kW Sawit
b. CC untuk suku bunga (i) = 6 % adalah Bagian Kelapa Sawit Nilai Kalori
0,0023 US$/kW Cangkang 3.400 kcal/kg
Serat 2.637 - 4.554 kcal/kg
3. Perhitungan biaya operasional dan Tandan Buah Kosong 1800 kcal/kg
perawatan Batang 4.167 kcal/kg
Biaya operasional dan perawatan pada POME (Palm Oil Mill
PLTU adalah Rp. 139.46,-/kWh meliputi 4.695 – 8.569 kcal/m3
Effluent)
biaya chemical air sebesar Rp. 31,2 ,-/kWh
dan biaya pegawai sebesar Rp. 108,26,-/kWh Biaya produksi listrik yang dihasilkan oleh
sedangkan pada PLTD adalah Rp. 77,07,- PLTU lebih murah bila dibandingkan dengan
/kWh. PLTD dan tarif dasar listrik yang disediakan
oleh PLN untuk golongan bisnis dan industri
dengan daya 66.600 VA [10] seperti pada Tabel
7.

– 57 – copyright@ DTE FT USU


SINGUDA ENSIKOM VOL.11 NO.30/MEI 2015

Tabel 7. Perbandingan Biaya Produksi Listrik [5] D.Laksito, Suripto, Palm Oil Mill
PLTU, PLTD dan PLN Management, Persentasi Pelatihan
Harga PLTU PLTD PLN Engineering Minanga Group, 2013.
Per kWh Rp. 807,- Rp. 2.322,- Rp. 972,- [6] Pembangkit, Nik, “PLTD Diesel
Power Plants”, 5 Mei 2013 [online].
5. Kesimpulan Tersedia:
Dari hasil pembahasan yang telah http://p3mb4ngk1t.blogspot.com
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan [Diakses 20 Agustus 2014].
sebagai berikut : [7] Sinaga, Ishak. 2011. Energi
1. Harga energi listrik di PT. Perkebunan Terbarukan Sisa Keluaran Limbah
Minanga Ogan berdasarkan perhitungan Padat Pengolahan Kelapa
suku bunga untuk masing-masing Sawit (Studi Kasus Perencanaan
pembangkit, yaitu : bahan bakar fiber dan Pembangunan PLTBS PKS
cangkang dengan suku bunga 12 % dan 6 Blangkahan). Skripsi. Universitas
%, adalah Rp. 920,-/kWh dan Rp. 807,- Sumatera Utara.
/kWh psedangkan bahan bakar solar dengan [8] Syafriuddin & Hanesya, Rio,
suku bunga 12 % dan 6 % adalah : Rp. “Perbandingan Penggunaan Energi
2.337,-/kWh dan Rp. 2.322,-//kWh. Alternati Bahan Bakar Serabut
2. Bahan bakar fiber dan cangkang sawit lebih (fiber) dan Cangkang Kelapa
ekonomis dan menguntungkan sebagai Sawit Terhadap Bahan Bakar
penghasil energi listrik karena energi listrik Batubara dan Solar pada
yang dihasilkan lebih besar dan biayanya Pembangkit Listrik”, 3 November
lebih murah dibandingkan dengan bahan 2012 [online]. Tersedia:
bakar solar, yaitu : bahan bakar fiber = http://repository.akprind.ac.id/sites/f
2.770,544 kkal/Kg, cangkang sawit = iles/conferenceproceedings/2012/1_
3.881,15 kkal/Kg = 4,513 kWh dan solar = 1546.pdf [Diakses 1 Mei 2014].
2149,75 kkal = 2,5 kWh. [9] Butar-butar, David Partogi. 2013.
3. Biaya produksi listrik PLTU sebagai Analisis Biaya Produksi Listrik per
domestic power lebih ekonomis kWh Menggunakan Bahan Bakar
dibandingkan dengan PLTD dan biaya Biogas Limbah Cair Kelapa
pemakaian tarif tenaga listrik PT. PLN Sawit (Aplikasi pada PLTBGS PKS
(Persero) untuk golongan bisnis menengah Tandun). Skripsi. Universitas
B2 (6.600-200.000 VA) sebesar Rp. 972,- Sumatera Utara.
/kWh. [10] www.pln.co.id

6. Referensi
[1] Alamendah.org. 2014. Sumber
Energi
Terbarukan.http://alamendah.org/20
14/09/8-sumber-energi-terbarukan-
di- indonesia/ [Diakses 22
Desember 2014]
[2] PT. Perkebunan Minanga Ogan.
(2014). Palm Oil Management
Nut & Kernel Station, Palembang,
Indonesia.
[3] www.engineeringtoolbox.com
[Diakses 21 Agustus 2014].
[4] Rakhman, Alief, “Fungsi dan
Prinsip Kerja PLTU”, 8 April 2013,
[online].Tersedia:http://rakhman.net/
201 3/04/fungsi-dan-prinsip-kerja-
pltu.html [Diakses 20 Agustus
2014].

– 58 – copyright@ DTE FT USU

You might also like