Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
BALAI PELATIHAN KESEHATAN SALAMAN
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Peninjauan
Manajemen Mutu Pelayanan P2M Malaria Jumlah Penderita yang Diperiksa Sediaan Darahnya
(slide ACD) di Puskesmas Salaman II Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
yang telah dilakukan pada tanggal 7- 11 September 2012.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Semarang di Salaman. Laporan
ini memuat data hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas P2M Malaria
Jumlah Penderita yang Diperiksa Sediaan Darahnya di Puskesmas Salaman II Kecamatan
Salaman Kabupaten Magelang.
Laporan ini dapat terselesaikan berkat kerjasama tim dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bp. Subur Djati Prayugi, SKM, MPH Kepala BAPELKES Semarang di Magelang yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Semarang di Magelang.
2. Kepala Puskesmas, dokter, paramedis, beserta staf Puskesmas Salaman II dan Kecamatan
Salaman, atas kerjasama yang telah diberikan.
3. Widyaiswara yang telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di BAPELKES Semarang di Magelang.
4. Tim pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa hasil laporan ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan dan perbaikan laporan ini agar lebih mendekati hasil yang
optimal.
Akhir kata kami berharap semoga laporan peninjauan manajemen dan mutu pelayanan
puskesmas pada program P2M Malaria Jumlah Penderita yang Diperiksa Sediaan Darahnya di
Puskesmas Salaman II ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan kabupaten yang
dengan visi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Masyarakat Sehat Yang
Mandiri dan Berkeadilan. Dan misi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan,
menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, menciptakan tata kelola
bermutu. Hal ini juga tercantum dalam MDGs yang bertujuan menanggulangi kemiskinan
dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender
pembangunan.
dilaksanakan melalui 6 upaya kegiatan pokok secara terpadu dan menyeluruh. Enam
upaya kegiatan pokok itu meliputi KIA/ KB, Upaya Peningkatan Gizi, Kesehatan
Olah Raga, Perkesmas, Kesehatan Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa,
Pengembangan terdiri dari Usaha Kesehatan Perorangan meliputi kuratif dan rehabilitatif
pada Program Pemberantasan Penyakit Malaria sebesar Jumlah Penderita Yang Diperiksa
baik?
1.3. Tujuan
1.3.2.Tujuan Khusus
1.3.2.1. Mencari data umum dan khusus tentang SPM (standar pelayanan medik) di Puskesmas
1.3.2.4. Mencari dan menganalisa penyebab masalah dalam manajemen dengan pendekatan
sistem dan mutu pelayanan dengan simple problem dan complex problem di Puskesmas
1.3.2.6. Menentukan urutan penyebab masalah yang akan diintervensi dalam manajemen dan
1.3.2.7. Mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah dalam manajemen dan
1.3.2.8. Mengambil keputusan terpilih dari alternatif pemecahan masalah dalam manajemen dan
1.3.2.9. Mampu menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam manajemen
Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari – Juni 2012.
1.4. Metodologi
Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang diperoleh selama 3
hari pada tanggal 7 – 11 Agustus 2012 di Puskesmas Salaman II. Data primer berupa
pelaksanaan proses manajemen (P1, P2, P3) diperoleh dari dokter Puskesmas beserta staf serta
observasi terhadap kondisi lingkungan Puskesmas. Data sekunder diperoleh dari data tertulis
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode pendekatan sistem untuk mengetahui
dengan metode Hanlon Kuantitatif. Setelah prioritas masalah ditentukan, dianalisis penyebab
masalah dengan metode pendekatan sistem dan Fishbone untuk melihat ketiga fungsi manajemen
dan mutu. Data tersebut kemudian dianalisis dengan Paired Comparison untuk mengetahui
urutan penyebab masalah yang akan dipecahkan, dilanjutkan dengan membuat diagram Pareto
untuk menentukan penyebab masalah. Setelah itu penyebab masalah disusun alternatif
pemecahan masalah. Pilihan alternatif ditapis dengan kriteria mutlak dan kriteria keinginan
kemudian ditetapkan pengambilan keputusan pemecahan masalah yang paling mungkin untuk
ANALISIS SITUASI
Pembagian Wilayah Puskesmas Salaman II terdiri dari 10 desa dan 71 dusun, meliputi:
Sriwedari
Jebengsari
Tanjunganom
Purwosari
Ngampeldento
Sidosari
Sawangargo
Krasak
Margoyoso
Kaliabu
Daerah dataran : 25 %
Daerah pegunungan : 50 %
2.1.1.5. Transportasi
Jumlah KK : 7.548 KK
Salaman II pada Tahun 2011 yang paling banyak (44,7 %) yaitu kelompok umur 60 tahun ke atas
sedangkan jumlah yang paling sedikit (1,7 %) adalah kelompok umur 0 – 1 tahun.
Tabel 2. Komposisi Penduduk Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II Tahun 2011
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa luas wilayah kerja dari Puskesmas Salaman II
adalah 29,98 km2. Wilayah dengan luas tertinggi yaitu Margoyoso seluas 5,4 km2 dan terendah
yaitu Jebengsari seluas 1,43 km2. Sedangkan wilayah yang mempunyai kepadatan penduduk
paling tinggi dibandingkan desa lain yaitu Kaliabu sebesar 4247 jiwa/ km2 dan terendah yaitu
Masjid : 56 buah
Gereja : -
Pura : -
Wihara : -
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sarana peribadatan di Wilayah Kerja
Agama Jumlah %
Islam 27.219 99,86
Kristen Protestan 6 0,02
Katolik 21 0,08
Budha 3 0,01
Hindu 6 0,02
Total 27.255 100
Sumber data : Data Statistik Kecamatan Salaman tahun 2011
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa urutan terbesar penduduk adalah tamatan SD –
SD/MI : 23 buah
SLTP/MTS : 7 buah
SLTA/MA : 2 buah
Pesantren : 6 buah
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah fasilitas pendidikan terbanyak adalah
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa komposisi penduduk terbanyak bermata
KUD : -
Bank : 1 buah
Terminal : -
Penggilingan padi : 1 buah
Tabel 6. Jenis dan Jumlah Pemakai Sarana Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman II
Tahun 2011
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis sarana air bersih yang terbanyak adalah
sumur gali yaitu sebesar 1.088 buah dengan 5.139 orang pemakai (19,4 %).
Tabel 7. Sarana dan Cakupan Pelayanan Jamban Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Salaman
II Tahun 2011
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis jamban yang paling banyak digunakan
2.2.2. Material
Puskesmas Salaman II merupakan puskesmas rawat jalan. Puskesmas ini pertama kali
berdiri tahun 1986. Luas tanah 897 m2, luas gedung 350 m2.
Ruang pelayanan :
BP Umun : 1 ruang
Apotik : 1 ruang
BP Gigi : 1 ruang
Laboratorium : 1 ruang
Aula : 1 ruang
UKS : 23 SD / MI
Pendapatan puskesmas :
Retribusi
Askes
Lain-lain
Penerimaan
Dana dari APBD Kabupaten untuk operasional meliputi gaji, sarana dan prasarana
Dana dari APBD Kabupaten melalui dinas kesehatan untuk pemeliharaan kendaraan
di Kabupaten Magelang
Organisasi Puskesmas
Tim perencana terdiri dari Kepala puskesmas dan para pemegang program, dimana
sumber data didapat dari laporan bulanan Puskesmas, yang direkapitulasi pada akhir tahun.
Laporan memuat hasil kegiatan, dalam melakukan perencanaan kepala puskesmas dibantu
oleh para pemegang program, dimana sumber data didapat dari laporan bulanan
Puskesmas. Laporan memuat hasil kegiatan dari 6 upaya kesehatan pokok yang
disajikan dalam bentuk tabel yang didokumentasi secara rapi dan grafik untuk dapat lebih
menilai naik turunnya perjalanan kegiatan dalam 12 bulan. Kemudian data dianalisa
dibandingkan dengan target. Masalah timbul jika pencapaian kegiatan tidak memenuhi
target yang ditetapkan. Jadwal pelaksanaan dilakukan akhir bulan desember, dan cara
meliputi:
2.3.2.1. Pengorganisasian
Penentuan para penanggung jawab dan para pelaksana untuk setiap kegiatan
dengan pertemuan penggalangan tim pada awal tahun kegiatan (mini lokakarya) yaitu
kerjasama lintas sektoral, antara dua sektor maupun antara berbagai sektor yang terkait,
antara lain :
kegiatan yang disusun oleh masing-masing penanggung jawab dengan koordinasi dengan
dengan kerjasama lintas program maupun lintas sektoral. Terbangun baik kerjasama
lintas program yaitu dalam bentuk sinkronisasi program. Dan evaluasi hasil lokmin
dengan pengambilan program tertentu, diurutkan dan di evaluasi kegiatan apa yang ada
masalah.
2.3.2.3. Pemantauan
Pengkajian internal lintas program dilakukan dalam bentuk pertemuan rutin bulanan
yang membahas mengenai kinerja Puskesmas Salaman II, bagaimana kendali mutu
triwulanan) bersama lintas sektoral tentang penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
telah dicapai.
kinerja Puskesmas serta masalah dan hambatan yang ditemukan dalam telaah bulanan
dan triwulanan.
tujuan Puskesmas terhadap rencana dan undang-undang yang berlaku. Pengawasan terdiri
atas pengawasan internal dari atasan langsung (Kepala Puskesmas) terhadap seluruh staf
dan pengawasan eksternal yang dilakukan sebagian masyarakat dan dinas kesehatan
(SPM) meliputi penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai,
pertanggungjawaban dibuat oleh kepala Puskesmas pada setiap lokakarya mini yang
sumber daya termasuk keuangan, disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
2.4. Keluaran
Cakupan kegiatan yang meliputi 6 upaya program standar pelayanan minimal bulan
2.5. Dampak
Data kematian
Data kelahiran
Data kesakitan
Jumlah kesakitan dalam 12 bulan (Jan-Desember 2011) : 3277 jiwa
Data penyakit
Tabel 9. Pola 10 besar penyakit rawat jalan puskesmas Salaman II, semua
kelompok Umur Januari – Desember 2011 berdasarkan ICD X
No. Nama Penyakit Jumlah Penderita %
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit rawat jalan puskesmas Salaman II
yang paling banyak ditemukan adalah infeksi akut lain pada saluran nafas bagian atas yaitu
Keterangan :
Data yang diambil periode Januari- Agustus 2012 : Jumlah dukun bayi yang terlatih
Data yang diambil periode Januari- Juni 2012 :
Rumah Sehat
Penduduk yang memanfaatkan jamban
Rumah yang mempunyai SPAL
Cakupan balita dengan pneumoni yang ditemukan/ditangan sesuai standar
P2M malaria : Jumlah penderita yang diperiksa sediaan darahnya
(slide ACD)
Imunisasi DPT I
Imunisasi Campak
DM
PHBS
3.2 Analisa Prioritas Masalah
Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan prioritas masalahnya
dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif dengan 4 kelompok kriteria :
1. Kelompok kriteria A : Besarnya Masalah
2. Kelompok kriteria B : Kegawatan masalah
3. Kelompok kriteria C : kemudahan dalam penanggulangan
4. Kelompok kriteria D : PEARL faktor
Sebelum menuju ke kelompok kriteria tersebut maka dilakukan penentuan jumlah
kelas dan interval kelas
Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 10
= 1 + 3,3
= 4,33 (4 Kelompok)
Keterangan :
n : banyaknya program yang belum mencapai target
Tabel 3.Identifikasi Masalah Berdasarkan Tingkat Keganasan, Urgensi, Dan biaya yang
Dikeluarkan Puskesmas Salaman II Tahun 2012
Biaya yang
No Indikator kinerja Urgensi Keganasan Nilai
dikeluarkan
1. Jumlah dukun bayi yang
2,2 1,8 2,5 2,16
terlatih
2. Rumah Sehat 2,2 2,1 1,7 2
3. Penduduk yang
3,4 2,7 2 2,36
memanfaatkan jamban
4. Rumah yang mempunyai 3,1 2,6 2,3 2,66
SPAL
5. Cakupan balita dengan
pneumoni yang
3,1 2,4 2,1 2,53
ditemukan/ditangani
sesuai standar
6. P2M malaria : Jumlah
penderita yang diperiksa
2,2 1,5 3 2,23
sediaan darahnya
(slide ACD)
7. Imunisasi DPT I 3,1 2,6 4 3,23
8. Imunisasi Campak 3 2,6 4 3,2
9. Penyakit DM 2.4 3,1 1 2,16
10. PHBS 2,8 2,6 3,7 3,03
Sehingga berdasarkan hasil perhitungan secara Hanlon kuantitatif yang telah diuraikan di atas,
maka didapatkan urutan prioritas masalah sebagai berikut:
II analisis penyebab masalah yang kami angkat adalah Program Pemberantasan Penyakit
Menular Malaria : Jumlah Penderita Yang Diperiksa Sediaan Darahnya (Slide ACD)
pendekatan sistem yang meliputi input, proses, lingkungan, serta QA yang meliputi simple
pendekatan system yang meliputi : Input, Proses, Output, Lingkungan, serta QA yang meliputi
Faktor lingkungan
Tabel 8. Tabel Kemungkinan Penyebab Rendahnya Cakupan Jumlah Penderita Yang Diperiksa
Komponen Kelemahan
INPUT Man Jumlah JMD ACD kurang ( 1
JMD membawahi 3-4 desa)
Pelatihan terhadap JMD ACD
jarang dilakukan (terakhir tahun
2005)
Adanya Rangkap Jabatan dari
PJ program P2M Malaria (Slide
ACD) (Rangkap dengan
program imunisasi dan
administrasi Puskesmas)
Prosedure (SOP). Pada kompleks problem kami menggunakan wawancara kepada pasien
SOP program P2M Malaria : Jumlah Penderita yang Diperiksa Sediaan Darahnya
(Slide ACD) tidak dapat ditunjukkan oleh petugas oleh karena kondisi puskesmas yang
Dari tabel diatas tidak ditemukan masalah complex problem karena tidak ada pasien
yang dicurigai malaria saat pengamatan. Pengamatan dilakukan pada PJ Program P2M
Setelah dikonfirmasi dengan Kepala Puskesmas Salaman II, maka didapatkan penyebab
Pengawasan oleh Kepala Puskesmas hanya melalui pendelegasian dan tidak rutin.
Belum ada pelaporan dan pengawasan rutin terhadap migrasi dari daerah endemis
malaria.
2. Complex problem : Tidak dilakukan pembagian kuesioner pada pasien karena tidak ada
pasien yang dicurigai malaria saat pengamatan. Pengamatan dilakukan pada PJ Program
Technical Competence
Amenities
Simple PROSES P3
problem Pengawasan oleh Kepala
Puskesmas hanya melalui
P2 pendelegasian dan tidak rutin.
Tidak ada penyuluhan Belum ada pelaporan dan
Tidak dapat dinilai khusus tentang malaria
pengawasan rutin terhadap
Masyarakat yang migrasi dari daerah endemis
terganggu.
INPUT
Complex
manajemen dan dimensi mutu Puskesmas Salaman II ditelusuri dengan menggunakan Fish Bone
Analysis lalu diurutkan berdasarkan prioritas penyebab masalah dengan metode Paired
1 1 1 1 1 1 1 1 9 7
2 2 2 2 2 7 2 9 5
3 2 3 6 7 8 9 1
4 4 6 7 8 9 1
5 6 7 8 9 0
6 7 8 9 0
7 8 9 0
8 9 1
9 0
Tot ver 0 0 1 0 0 3 6 4 7
Total 7 5 2 1 0 3 6 4 8
N %
Penyebab N
N% kumulatif Kumulatif
rutin
100
90
80
70
60
50
Masalah
40
30
20
10
0
I II III IV V VI VII VIII IX
Dari hasil analisis pareto, maka penyebab potensial yang menjadi prioritas untuk ditangani
adalah :
Belum ada pengawasan dan pelaporan data rutin terhadap migrasi dari daerah endemis
malaria.
Untuk mengatasi penyebab masalah diatas, alternatif pemecahan masalah yang dapat
Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap imigran
Melakukan rekruitmen tenaga kesehatan untuk JMD program P2M Malaria ACD.
deteksi malaria
Kriteria mutlak :
Man
Dana
Waktu
Instrumen
Kriteria keinginan
Efektif
Efisien
Berkesinambungan
Mudah
Efektif : 40
Efisien : 30
Berkesinambungan : 20
Mudah : 10
Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap migrasi dari daerah
endemis
Menular Malaria.
Memberikan edukasi terhadap masyarakat akan pentingnya pemeriksaan darah untuk
deteksi malaria
Alternatif yang tidak lulus segera dikeluarkan, sedangkan yang lulus dilanjutkan ke matriks
kriteria keinginan
1 1 1 1 1 L
2 1 1 0 1 TL
3 1 1 1 1 L
4 1 0 1 1 TL
Keterangan :
Untuk jawaban “Ya” diberi Skor 1, jawaban “Tidak” diberi Skor 0, L = Lulus, TL = Tidak
Lulus
Pada matriks ini setiap alternatif secara urut diberi nilai terhadap kriteria keinginan yang
ada
Angka nilai setiap alternatif tidak melebihi bobot kriteria nilai yang bersangkutan
Dari alternatif kriteria mutlak dan kriteria keinginan didapatkan hasil untuk sementara
Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap migrasi dari daerah
endemis
Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap migrasi dari daerah
endemis
Faktor Penghambat :
-Kurang waspadanya tim yang ditunjuk sebagai pengawas dan pelapor terhadap
Faktor Pendorong:
deteksi malaria:
- Faktor Penghambat :
-Faktor pendorong:
g. Pengambilan Keputusan
yang akan dilakukan yaitu Membentuk tim pengawas dan pelapor untuk data rutin
4.1. Kesimpulan
Dari laporan hasil peninjauan manajemen dan mutu pelayanan puskesmas di Puskesmas
Salaman II maka didapatkan :
a. Mahasiswa mampu mencari data data umum dan khusus tentang SPM (standar
pelayanan medik) di Puskesmas Salaman II Periode Januari – Juni 2012.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen dan mutu pelayanan di
Puskesmas Salaman II Periode Januari – Juni 2012.
c. Mahasiswa mampu memprioritaskan masalah manajemen dan mutu pelayanan di
Puskesmas Salaman II Periode Januari – Juni 2012.
d. Mahasiswa mampu mencari dan menganalisa penyebab masalah dalam manajemen
dengan pendekatan sistem dan mutu pelayanan dengan simple problem dan complex
problem di Puskesmas Salaman II Periode Januari – Juni 2012.
e. Mahasiswa mampu menganalisis dan mengkonfirmasi penyebab masalah manajemen
dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari –Juni 2012.
f. Mahasiswa mampu menentukan urutan penyebab masalah yang akan diintervensi
dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari –
Juni 2012.
g. Mahasiswa mampu mencari alternatif pemecahan masalah dari penyebab masalah
dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari –
Juni 2012.
h. Mahasiswa mampu mengambil keputusan terpilih dari alternatif pemecahan masalah
dalam manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari –
Juni 2012.
i. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan pemecahan masalah (POA) dalam
manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman II Periode Januari
– Juni 2012.
4.2. Saran
Untuk meningkatkan Program Pemberantasan Penyakit Menular Malaria:Jumlah
Penderita yang diperiksa sediaan darahnya diwilayah Puskesmas Salaman II, kami
menyarankan hal – hal sebagai berikut:
Membentuk tim pengawas dan pelaporan untuk data rutin terhadap migrasi dari daerah
endemis
deteksi malaria
BAB V
PENUTUP
Puskesmas Salaman II. Dengan meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pengawasan dan pertanggungjawaban ditemukan masalah yang ditinjau dari segi
manajemen dan mutu pelayanan serta ditentukannya prioritas masalah dan alternatif pemecahan
masalah.
Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana teknis
dari dinas kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
penunjang, sehingga puskesmas perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai hasil
yang maksimal. Dimensi mutu pelayanan juga penting karena pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan harus memperhatikan mutu. Kedua kegiatan tersebut saling
terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena cakupan atau kuantitas yang tinggi
belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas yang baik, begitu pula sebaliknya.
Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon
dokter, khususnya yang kelak akan terjun di puskesmas sebagai Health Provider, Manager,
Decision Maker, dan Communicator sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan.
Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan dalam usaha