You are on page 1of 4

Perubahan UUD 1945 dilakukan pada :

1. Perubahan I diadakan pada tanggal 19 Oktober 1999


Pada amandemen ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 9 pasal yaitu: Pasal 5 ayat
(1), 7, 9 ayat (1) dan (2), 13 ayat (2) dan (3),14 ayat (1) dan (2), 15, 17 ayat (2) dan (3), 20
ayat (1), (2), (3) dan (4), 21 ayat (1).
Beberapa perubahan yang penting adalah :
a) Pasal 5 ayat (1) berbunyi : Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan
persetujuan DPR. Diubah menjadi : Presiden berhak mengajukan rancangan
b) Pasal 7 berbunyi : Presiden dan wakil presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun,
dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Diubah menjadi :Preseiden dan wakil presiden
memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang
sama hanya untuk satu kali masa jabatan.
c) Pasal 14 berbunyi : Presiden memberi grasi, amnesty, abolisi dan rehabilitasi. Diubah
menjadi :
1) Presiden memberi grasi dan rehabili dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
2) Presiden memberi Amnesti dan Abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR.
d) Pasal 20 ayat 1 : Tiap-tiap Undang-udang menhendaki persetujuan DPR. Diubah menjadi :
DPR memegang kekuasaan membentuk Undang-undang.
2. Perubahan II diadakan pada tanggal 18 Agustus 2000
Pada amandemen II ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 24 pasal yaitu: Pasal 18
ayat (1) s/d (7), 18A ayar (1) dan (2), 18B ayat (1) dan (2), 19 ayat (1) s/d (3), 20 ayat (5),
20A ayat (1) s/d (4), 22A, SSB, 25A, 26 ayat (2) dan (3), 27 ayat (3), 28A, 28B ayat (1) dan
(2), 28D ayat (1) s/d (4), 28E ayat (1) s/d (3), 28F, 28G ayat (1) dan (2), 28H ayat (1) s/d (4),
28I ayat (1) s/d (5), 28J ayat (1) dan (2), 30 ayat (1) s/d (5), 36A, 36B, 36C.
Beberapa perubahan yang penting adalah :
a. Pasal 20 berbunyi : Tiap-tiap Undang-undang menghendaki persetujuan DPR. Diubah
menjadi : Pasal 20A; DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
b. Pasal 26 ayat (2) berbunyi : Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan Negara ditetapkan
dengan Undang-undang. Diubah menjadi : Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia
c. Pasal 28 memuat 3 hak asasi manusia diperluas menjadi 13 hak asasi manusia.
3. Perubahan III diadakan pada tanggal 9 November 2001
Pada amandemen III ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 19 pasal yaitu: Pasal 1
ayat (2) dan (3), 3 ayat (1) s/d (3), 6 ayat (1) s/d (3), 6A ayat (1), (2), (3) dan (5), 7A, 7B ayat
(1) s/d (7), 7C, 8 ayat (1) s/d (3), 11 ayat (2) dan (3), 17 ayat (4), 22C ayat (1) s/d (4), 22D
ayat (1) s/d (4), 22E ayat (1) s/d (3), 23F ayat (1) dan (2), 23G ayat (1) dan (2), 24 ayat (1)
dan (2), 24A ayat (1) s/d (5), 24B ayat (1) s/d (4), 24C ayat (1) s/d (6).
Beberapa perubahan yang penting adalah :
a. Pasal 1 ayat (2) berbunyi : Kedaulatan adalah ditanag rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
MPR. Diubah menjadi : Kedaulatan berada di tanagn rakyat dan dilaksanakan menurut UUD
b. Ditambah Pasal 6A : Presiden dan wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung
oleh rakyat
c. Pasal 8 ayat (1) berbunyi : Presiden ialah orang Indonesai asli. Diubah menjadi : Calon
Presiden dan wakil Presiden harus warga negara Indonesia sejak kelahirannya
d. Pasal 24 tentang kekuasaan kehakiman ditambah:
1) Pasal 24B: Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan
hakim agung
2) Pasal 24C : mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap UUD (dan menurut
amandemen IV) UUD 1945, Komisi dan Konstitusi ditetapkan dengan ketentuan MPR bertugas
mengkaji ulang keempat amandemen UUD 1945 pada tahun 2003
4. Perubahan IV diadakan pada tanggal 10 Agustus 2002
Pada amandemen IV ini, pasal-pasal UUD 1945 yang diubah ialah 17 pasal yaitu: pasal-pasal : 2
ayat (1), 6A ayat (4), 8 ayat (3), 11 ayat (1), 16 23B, 23D, 24 ayat (3), 31 ayat (1) s/d (5), 32
ayat (1) dan (2), 33 ayat (4) dan (5), 34 ayat (1) s/d (4), 37 ayat (1) s/d (5), Aturan Peralihan
Pasal I s/d III, aturan Tambahan pasal I dan II.

Namun, untuk lambang Pancasila pada perisai di dada Garuda hanya diusulkan oleh lima orang dari tim
ini. Mereka adalah, Moh Natsir untuk lambang bintang, rantai oleh Sultan Hamid II, pohon beringin oleh
RM Ngabehi Poerbatjaraka, kepala banteng oleh Muh Yamin, serta padi dan kapas yang diusulkan oleh
Ki Hajar Dewantoro.

Menurut Nanang R Hidayat, dosen ISI Yogyakarta yang juga pemerhati lambang garuda, ada enam nama
yang membuat lambang Garuda dengan kepala menghadap ke kanan dengan perisai Pancasila di dada.
Mereka ini adalah kepanitian yang dibentuk Presiden Soekarno pada tahun 1950, yakni Sultan Hamid II
(ketua panitia), Ki Hajar Dewantara, Muh Yamin, Raden Mas Ngabehi Poerbatjaraka (budayawan dan
profesor), Moh Natsir (ketua partai islam terbesar, yaitu Masyumi), dan juga MA Pellaupessy selaku
menteri penerangan yang juga mewakili Indonesia Timur karena beliau berasal dari Ambon.

3) Bendera Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan ketentuan ukuran: a. 200 cm x
300 cm untuk penggunaan di lapangan istana kepresidenan; b. 120 cm x 180 cm untuk penggunaan di
lapangan umum; c. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di ruangan; d. 36 cm x 54 cm untuk penggunaan
di mobil Presiden dan Wakil Presiden; e. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di mobil pejabat negara; f. 20
cm x 30 cm untuk penggunaan di kendaraan umum; g. 100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kapal; h.
100 cm x 150 cm untuk penggunaan di kereta api; i. 30 cm x 45 cm untuk penggunaan di pesawat udara;
dan j. 10 cm x 15 cm untuk penggunaan di meja.

Jakarta – Pada 17 April 1958, pemerintah Indonesia melalui Operasi 17 Agustus di bawah
pimpinan Kolonel Achmad Yani menumpas gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI) di Padang, Sumatera Barat. Pemberontakan yang kemudian dikenal dengan
sebutan PRRI/Permesta itu terjadi di Sumatera Barat dan Sulawesi Utara.

Pemberontakan yang diinisiasi oleh para elit politik pusat itu merupakan respons terhadap
ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat. Sehingga para militer di dua daerah
itu menyambut dengan membentuk dewan-dewan pimpinan yang memutus dengan pemerintahan
pusat.
Organisasi Perdagangan Dunia (bahasa Inggris: WTO, World Trade Organization) adalah organisasi
internasional yang mengawasi banyak persetujuan yang mendefinisikan "aturan perdagangan" di antara
anggotanya (WTO, 2004a). Didirikan pada 1 Januari 1995 untuk menggantikan GATT, persetujuan
setelah Perang Dunia II untuk meniadakan hambatan perdagangan internasional. Prinsip dan
persetujuan GATT diambil oleh WTO, yang bertugas untuk mendaftar dan memperluasnya.

iFC adalah organisasi non profit yang berdiri tahun 1998, dan beranggotakan asosiasi-asosiasi
Cheerleading dari negara-negara di dunia. Hingga Februari 2007, ada 28 negara yang menjadi anggota
IFC, termasuk di antaranya Indonesia, Malaysia, Amerika, Australia, Inggris, Rusia, dan yang lainnya
20 Juli 1956

AFTA adalah singkatan dari kepanjangan ASEAN Free Trade Area. Organisasi AFTA didirikan pada tahun
1992 di Singapura pada saat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV. AFTA adalah
kesepakatan yang dibentuk oleh negara-negara ASEAN untuk menciptakan suatu zona perdagangan
bebas.

APEC, singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik, adalah
forum ekonomi 21 negara di Lingkar Pasifik yang bertujuan untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi,
mempererat komunitas dan mendorong perdagangan bebas di seluruh kawasan Asia-Pasifik.

Tahun
No. Nama Negara Anggota Ibukota
Bergabung
1 Australia Canberra 1989
Bandar Seri
2 Brunei Darussalam 1989
Begawan
3 Kanada Ottawa 1989
4 Indonesia Jakarta 1989
5 Jepang Tokyo 1989
6 Korea Selatan Seoul 1989
7 Malaysia Kuala Lumpur 1989
8 Selandia Baru Wellington 1989
9 Filipina Manila 1989
10 Singapura Singapura 1989
11 Thailand Bangkok 1989
12 Amerika Serikat Washington DC 1989
China (Republik Rakyat
13 Beijing 1991
China)
14 Hong Kong (China) Hong Kong 1991
15 Taiwan (Republik China)* Taipei 1991
16 Meksiko Mexico City 1993
17 Papua Nugini Port Moresby 1993
18 Chile Santiago 1994
19 Peru Lima 1998
20 Rusia Moskwa 1998
21 Vietnam Hanoi 1998
Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) adalah zona yang luasnya 200 mil dari garis dasar pantai, yang mana dalam
zona tersebut sebuah negara pantai mempunyai hak atas kekayaan alam di dalamnya, dan berhak
menggunakan kebijakan hukumnya, kebebasan bernavigasi, terbang di atasnya, ataupun melakukan
penanaman kabel dan pipa

Landasan kontinen merupakan wilayah dasar laut dan juga tanah di bawahnya yang
bersambungan dengan pantai tetapi di luar laut teritorial hingga kedalaman 200 meter atau lebih,
sepanjang dalamnya air laut di atasnya masih memungkinkan untuk dapat mengeksplorasi nya
dan juga mengeksploitasi sumber- sumber daya alam yang ...7 Apr 2016

PENJELASAN WILAYAH LAUT INDONESIA: ZONA LAUT TERITORIAL, ZONA LANDAS KONTINEN DAN ZONA
EKONOMI EKSKLUSIF (ZEE) Batas laut atau zona laut Teritorial merupakan garis khayal yang berjarak 12
mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas.

Laut lepas adalah semua bagian dari laut yang tidak termasuk dalam zona ekonomi eksklusif, dalam laut
teritorial atau dalam perairan pedalaman suatu negara atau dalam perairan kepulauan suatu negara
kepulauan.

Zona Tambahan. Pengertian Zona tambahan adalah letak laut dari sisi terluar dari garis pangkal laut
yang sudah ditetapkan dan tidak melebihi 24 mil laut. Manfaat dari zona tambahan ini adalah untuk
mencegah pelanggaran bea cukai, fisikal, imigrasi, dan perikanan..

You might also like