You are on page 1of 3

Menyusui oleh Ibu yang Mengkonsumsi Obat Antiepilepsi

Hasil Kognitif Anak pada Usia 6 Tahun

METODE

1. Persetujuan Protokol
Menggunakan informed consent tertulis sebelum pendaftaran peserta sampel.

2. Desain
Menggunakan Observasional Prospektif yaitu studi klinis dimana orang-orang yang saat ini
memiliki kondisi tertentu atau menerima pengobatan tertentu diikuti dari waktu ke waktu
dan dibandingkan dengan kelompok orang lain yang tidak terpengaruh dengan kondisi
tersebut.

3. Peserta
a. Wanita hamil dengan epilepsi yang mendapatkan monoterapi (yaitu, karbamazepin,
lamotrigin, fenitoin, atau valproat) yang terdaftar dari 14 Oktober 1999, hingga 14 April
2004, di Amerika Serikat dan Inggris.
b. Anak-anak yang mendapatkan ASI dan yang tidak mendapatkan ASI dari Ibu dengan
OAE, untuk data menyusui dan IQ.
4. Prosedur

Variabel perancu : IQ ibu, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, ras/etnis (self-report,


diperoleh untuk menilai potensi efek perancu pada hasil), jenis dan frekuensi kejang (atau
epilepsi), dosis OAE, kepatuhan minum obat, status sosial ekonomi,18 lokasi di Inggris vs
Amerika Serikat, penggunaan folat perikonsepsi, kehamilan yang tidak diinginkan, kelainan
atau komplikasi pada kehamilan saat ini atau kehamilan sebelumnya, keikutsertaan dan usia
kehamilan saat melahirkan, berat badan lahir, riwayat menyusui, penyakit medis semasa
kanak-kanak, dan riwayat penggunaan alkohol, tembakau, atau obat lain selama kehamilan.

Anak-anak dikelompokkan sebagai anak yang disusui jika mereka mendapat ASI pada saat
dihubungi, hingga masa 3 bulan follow up.

Hasil kognitif dievaluasi oleh penilai (blinded untuk OAE) menggunakan Differential Ability
Scales19 (dilakukan pada anak usia 71-87 bulan); menggunakan skor standar. Investigasi
terpisah dengan desain serupa di Amerika Serikat dan Inggris kemudian digabungkan
setelah inisiasi.
IQ maternal ditentukan dengan ukuran yang berbeda karena merger dilakukan di akhir,
seperti Test of Nonverbal Intelligence20 pada 265 ibu, Wechsler Abbreviated Scale of
Intelligence21 pada 20 ibu, dan National Adult Reading Test22 pada 17 ibu.

Pelatihan dan pemantauan evaluasi neuropsikologis dilakukan untuk memastikan kualitas


dan konsistensi. Pelatihan tatap muka untuk semua uji neuropsikologi dilakukan setiap
tahun. Setiap penilai diminta untuk mengidentifikasi kesalahan dalam tes dalam bentuk
video dan memberikan koreksi yang sesuai untuk kesalahan dalam administrasi dan
penilaian.

5. Analisis Statistik
a. Analisis utama dalam substudi ini melibatkan 181 anak yang tersedia data penilaian
kognitif pada usia 6 tahun dan status menyusui.
Dua anak dengan data lengkap dieksklusikan dari sampel ini karena ibu mereka
mengganti jenis OAE atau berhenti menggunakan OAE ketika menyusui.
b. Analisis sekunder adalah menilai :
(1) efek menyusui pada masing-masing kelompok OAE,
(2) sensitivitas hasil terhadap perbedaan dasar pada kovariat, dan
(3) sensitivitas hasil terhadap data yang hilang. Power senilai 95% untuk mendeteksi
efek IQ dengan simpangan baku 0,5 dalam analisis OAE gabungan tetapi hal ini tidak
memadai dalam kelompok.

Analisis regresi linear digunakan untuk mengetahui perbedaan dari kelompok yang disusui
dan tidak disusui pada IQ yang disesuaikan untuk golongan OAE, IQ maternal, dosis OAE
standar, dan penggunaan folat perikonsepsi. Kovariat ini secara signifikan berhubungan
dengan hasil IQ anak usia 6 tahun dalam analisis ini. Model linear juga memasukkan skor
kecenderungan sebagai kovariat (dibahas secara lebih rinci dalam paragraf berikutnya).

Skor kecenderungan digunakan untuk memprediksi probabilitas untuk memperoleh


pengobatan (atau, dalam kasus ini, pada anak yang disusui) berdasarkan kovariat awal.
Individu dengan nilai skor kecenderungan yang sama memiliki kesamaan dengan
karakteristik dasar.

Uji non-parametrik Kruskal-Wallis digunakan untuk membandingkan durasi menyusui di


seluruh golongan OAE.

Untuk menyelidiki sensitivitas hasil primer dari data yang hilang (hasil yang hilang pada
anak usia 6 tahun atau data menyusui yang hilang), analisis juga dilakukan menggunakan
sampel intent to-treat (311 kelahiran hidup, dengan 6 pasang anak kembar).
Untuk memperhitungkan data yang hilang, kategori ketiga dibuat untuk data menyusui yang
hilang kemudian dibandingkan dengan kelompok menyusui dan tidak menyusui. Satu anak
dieksklusikan karena ibunya kehilangan data IQ milik ibu. Dua anak dieksklusikan dari
analisis karena ibu berhenti menggunakan OAE atau berganti OAE ketika menyusui,
menghasilkan ukuran sampel analisis sebesar 308 orang.

Data untuk responden menyusui sebanyak 249 (80,8%). Data yang hilang untuk hasil pada
usia 6 tahun sebanyak 85 (27,6%).

Metode Markov chain Monte Carlo digunakan dalam analisis sekunder untuk mengaitkan
hasil yang hilang pada usia 6 tahun dari hasil yang tersedia pada usia 2, 3, dan 4 ½ tahun dan
variabel awal yang terkait dengan hasil atau data yang hilang.

Variabel dasar dalam model imputasi antara lain golongan OAE, dosis, IQ ibu, tingkat
pendidikan, status pekerjaan dan usia, usia kehamilan saat melahirkan, penggunaan folat
perikonsepsi, kejang selama kehamilan, status sosial ekonomi, kehamilan yang tidak
diinginkan (ya atau tidak), dan lokasi apakah di Amerika Serikat atau di Inggris. Perkiraan
rata-rata kuadrat terkecil hasil IQ untuk kelompok menyusui dan tidak menyusui disesuaikan
dengan IQ ibu, golongan OAE, dosis, penggunaan folat perikonsepsi, dan skor
kecenderungan. Standar error dan CI 95% dari semua perkiraan berhubungan dengan
imputasi ketidakpastian.

Dalam analisis regresi linear menggunakan Uji F (kelayakan model) sehingga ada nilai P
(P-value) yang akan dibandingkan atau berperan sebagai kriteria uji untuk
menerima/menolak dugaan.

P-value dapat pula diartikan sebagai besarnya peluang melakukan kesalahan apabila kita
memutuskan untuk menolak H0 . Pada umumnya, p-value dibandingkan dengan suatu taraf
nyata α tertentu, biasanya 0.05 atau 5%. Taraf nyata α diartikan sebagai peluang kita
melakukan kesalahan untuk menyimpulkan bahwa H0 salah, padahal sebenarnya statement
H0 yang benar. Kesalahan semacam ini biasa dikenal dengan galat/kesalahan jenis I (type I
error, baca = type one error). Misal α yang digunakan adalah 0.05, jika p-value sebesar
0.021 (< 0.05), maka kita berani memutuskan menolak H0 . Hal ini disebabkan karena jika
kita memutuskan menolak H0 (menganggap statement H0 salah), kemungkinan kita
melakukan kesalahan masih lebih kecil daripada α = 0.05, dimana 0.05 merupakan ambang
batas maksimal dimungkinkannya kita salah dalam membuat keputusan.

You might also like