Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Tuberkulosis (Tb) adalah infeksi bakteri Mycobaterium tuberculosis.
Kuman Tb merupakan kuman gram negatif berbentuk batang. Kuman tersebut
masuk tubuh melalui udara pernafasan yang masuk ke dalam paru, kemudian
menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,
sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke tubuh lainnya.1,4
2.2 Epidemiologi
Menurut laporan WHO dalam Global Tuberculosis Control 2013, pada
tahun 2012 terdapat 8,6 juta kasus Tb. Indonesia berada pada peringkat ke lima
negara dengan beban Tb tertinggi di dunia.2 Pada tahun 2012 tercatat sejumlah
450.000 kasus Tb telah ditemukan dan lebih dari 170.000 diantaranya terdeteksi
BTA positif. Dengan demikian, Case Detection Rate untuk Tb BTA+ adalah 70
per 100.000. Pasien Tb dengan kelompok usia paling produktif secara ekonomi
(15-50 tahun) adalah yang paling banyak yaitu mencapai 75%.5
2.4 Patogenesis
1. Tuberkulosis Primer3
Penularan Tb paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan
keluar menjadi droplet nuclei. Partikel infeksi ini dapat bertahan dalam udara
bebas selama 1-2 jam. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat bertahan
berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel ini dihisap oleh orang sehat,
maka ia akan menempel ke saluran nafas atau jaringan paru. Partikel dapat masuk
ke alveolar bila ukuran partikel <5 mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama
kali oleh neutrofil, kemudian baru makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati
atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari percabangan trakeobronkial bersama
dengan gerakan silia dengan sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, berkembang biak di dalam
sitoplasma makrofag. Di sini ia dapat masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang
bersarang di paru akan berbentuk sarang primer atau focus Ghon. Fokus Ghon
dapat berada disetiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke pleura, maka
terjadilah efusi pleura. Kuman dapat juga masuk melalui saluran gastrointestinal,
jaringan limfe, orofaring, dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian
bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh organ seperti, paru, otak,
ginjal, tulang. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh
bagian paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju
hilus (limfangitis lokal), dan juga diikuti pembesaran kelenjar getah bening hilus
(limfadenitis regional). Sarang primer limfangitis lokal dan limfadenitis regional
akan membentuk kompleks primer ( Ranke). Semua proses ini mencapai waktu 3-
8 minggu.
Suspek Tb
Antibiotik non-OAT
BUKAN TB
Pemeriksaan fisik pada Tb paru tergatung pada luas dan kelainan struktural
paru. Pemeriksaan fisik normal pada lesi minimal. Kelainan dapat ditemukan
antara lain:
- Bentuk dada yang tidak simetris, pergerakan paru tertinggal
- Peningkatan stemfremitus
- Redup pada perkusi
- Suara napas tambahan bronchial, amforik, vesikuler melemah, ronki basah
2.11 Pengobatan1,3,6
Semua pasien Tb yang belum pernah diobati harus diberi panduan obat lini
pertama:
1) Fase awal: 2 bulan isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol
2) Fase lanjutan: 4 bulan isoniazid dan rifampisin, atau
3) Pemberian isoniazid dan etambutol selama 6 bulan untuk fase lanjutan
tidak direkomendasikan untuk pasien Tb dengan HIV/AIDS karena mudah
terjadi kegagalan pengobatan atau kambuh5.
Pada pengobatan dengan OAT, kasus gagal (failure) adalah pasien yang
hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan
kelima atau lebih selama pengobatan. Pada kasus gagal maka pengobatan
dilanjutkan dengan menggunaka OAT Kategori-2. 1,6
Pasien Tb yang telah dinyatakan sembuh tetap dievaluasi selama minimal
dua tahun setelah sembuh untuk mengetahui adanya kekambuhan. Evaluasi
dilakukan terhadap sputum BTA dan foto thoraks. Evaluasi foto thoraks dilakukan
pada bulan 6,12, dan 24 untuk membantu menilai kemungkinan terjadinya
kekambuhan dan menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya4.
Pada pengobatan Tb paru mempunyai efek samping, yaitu5:
- Isoniazid : Neuropati perifer, psikosis toksik, gangguan fungsi hati,
kejang
- Rifampisin : Flu syndrome, gangguan gastrointestinal, urin berwarna
merah, ganggguan fungsi hati, trombositopeni, demam, skin rash, sesak
nafas, anemia hemolitik
- Pirazinamid : Nyeri sendi, gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi
hati
- Streptomisin : Gangguan keseimbangan dan pendengaran, renjatan
anafilaktik, anemia, trombositopeni
- Etambutol : Gangguan penglihatan, buta warna
DAFTAR PUSTAKA
TUBERKULOSIS PARU
Disusun oleh:
Pembimbing:
dr. Alwi Shahab, Sp.PD-KEMD