Seperti yang kita ketahui pada kulit terdapat beberapa lapisan
diantaranya epidermis, dermis, dan sub kutis. Penyusun terbesar epidermis adalah keratinosit dan sekitar keratinosit terselip sel Langerhans, melanosit, dan kadang sel merkel dan limfosit. Ketika sel-sel tersebut tersensitivitasi antigen, maka menyebabkan kerusakan membrane lemak keratinosit, denaturasi keratin, namun sebagian dapat menembus membrane sel dan merusak lisosom, mitokondria, atau komponen inti (Menaldi, 2016) Kerusakan membrane tersebut mengaktifkan fosfolipase dan melepaskan arakidonat (AA), diasulgliserida (DAG), Platelet Activating Factor (PAF), dan Inositida (Ip3). Arakidonat diubah menjadi prostaglandin dan leukotriene, yang akan menginduksi vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas vascular sehingga mempermudah pengeluaran komplemen dan Kinin. Komplemen dan kinin tersebut bertindak sebagai kemoatraktan kuat untuk limfosit dan neutrophil. Dan mengaktivasi sel mast ( yang terdapat pada dermis ) melepaskan Histamin, leukotriene, prostaglandin lain dan Platelet activating factor sehingga terjadi perubahan vascular. Diasulgliserida dan second Messengers lain menstimulasi ekspresi gen dan sintesis protein, misalnya interleukin 1 dan granulosit makrofag colony stimulating factor. Interleukin 1 mengaktifkan Sel T. Sel T mengeluarkan Interleukin 2 dan mengekspresi reseptor interleukin 2 sehingga mengakibatkan stimulasi autokrin dan proliferasi sel tsb. Pada kontak iritan juga, keratinosit melepaskan TNF-a, Makrofag, dan granulosit, mengindukasi ekspresi molekul adesi sel dan pelepasan sitokin sehingga meyebabkan Eritema, nyeri, dan panas. Reseptor dari bradikinin, histamine, dan lainnya berespon lebih tinggi terhadap mediator-mediator pruritogenik di neuron aferen primer sehingga menghantarkan impuls melalui interseluler signal dari perifer ke ganglion basalis. Kemudian diteruskan ke cornu dorsalis medulla spinalis (substansia grisea) dan bersinaps dengan neuron orde kerdua yang menyilang di sisi yang berlawanan melalui traktus spinothalamicus contra lateral ke thalamus dan bersinaps dengan neuron orde ke 5 menuju ke korteks serebri menghasilkan persepsi Gatal. Sehingga menimbulkan respon motorik di supplementary motor area, premotor area, dan prefrontal korteks Garuk-garuk saat gatal (Menaldi, Sri Linuwih, 2016).
Menaldi, Sri Linuwih SW, dkk. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed.7
Cetakan kedua. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Comparison of The Effects of Target Controlled Propofol Infusion and General Anesthesia With Desflurane On Postoperative Cognitive Functions in Controlled Hypotensive Anesthesia - 020227