Professional Documents
Culture Documents
Profil Perusahaan
Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai
full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia
mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional
termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan),
Australia serta Eropa (Belanda).
Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan
sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini
telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan.
Untuk meningkatkan pelayanan, Garuda Indonesia telah meluncurkan layanan baru yang
disebut “Garuda Indonesia Experience”. Layanan baru ini menawarkan konsep yang
mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini,
semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV
layar sentuh individual di seluruh kelas eksekutif dan ekonomi. Selain itu, penumpang juga
dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang
menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang.
Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh Garuda Indonesia sebagai bukti dari
keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan Garuda Indonesia sebagai “Four Star
Airline” dan sebagai “The World’s Most Best Improved Airline”. Selanjutnya pada Juli 2012,
Garuda Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai “World’s Best Regional Airline” dan
“Maskapai Regional Terbaik di Dunia”. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama
Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan
kepada Garuda Indonesia sebagai “Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini”,
pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga
memberikan penghargaan kepada Garuda Indonesia sebagai “The Best International Airline”
pada bulan Januari, Februari dan Juli 2012.
Garuda Indonesia memang telah berhasil mengubah haluannya, sehingga terhindar dari
kegagalan di masa krisis dan meraih kesuksesan pada era 2006 hingga 2010. Setelah melalui
masa-masa sulit, kini Garuda Indonesia melanjutkan kesuksesan dengan menjalankan
program 5 tahun ekspansi secara agresif. Program ini dikenal dengan nama ‘Quantum Leap’.
Program ini diharapkan akan membawa perusahaan menjadi lebih besar lagi, dengan jaringan
yang lebih luas dan diiringi dengan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Saat ini Garuda Indonesia memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis yang
berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang
berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi
penerbangan ke bagian timur Indonesia, Garuda Indonesia juga memiliki hub di Bandara
Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, Garuda Indonesia juga
memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis Garuda
Indonesia adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan
Garuda Indonesia adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah (Low Cost
Carrier), PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan dan katering), PT Abacus
Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System
Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan
transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu perusahaan yang
bergerak di bidang perawatan pesawat, perbaikan, dan overhaul.
Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Tahun 2014 Garuda akan bergabung dengan aliansi
penerbangan SkyTeam. Pada 2012, Garuda Indonesia mendapat penghargaan Best
International Airline di antara maskapai-maskapai kelas dunia lainnya dengan 91 persen
penumpang menyatakan sangat puas dengan pelayanan maskapai ini. Garuda juga merupakan
sponsor SEA Games 2011 dan telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Liverpool
FCInggris.
Sejarah
Asal Nama : Garuda Indonesia
Nama “Garuda” diberikan oleh Presiden Soekarno di mana nama tersebut diambil dari
sajak Belanda yang ditulis oleh penyair terkenal pada masa itu, Noto Soeroto; “Ik ben
Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog bovine uw einladen”, yang artinya,
“Saya Garuda, burung Vishnu yang melebarkan sayapnya tinggi di atas kepulauan Anda”.
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden Soekarno, Dr.
Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada Presiden di Yogyakarta bahwa KLM
Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja
Bundar (KMB) dan meminta kepada beliau memberi nama bagi perusahaan tersebut karena
pesawat yang akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari
sebuah sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman
kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe’s vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven uw
eilanden (“Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan sayapnya
menjulang tinggi diatas kepulauanmu”)
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, terjadi penerbangan yang bersejarah yaitu pesawat
DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang membawa Presiden
Soekarno dari Yogyakarta ke Kemayoran – Jakarta untuk pelantikannya sebagai Presiden
Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan logo baru, Garuda Indonesian Airways, nama yang
diberikan Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
Pesawat
Tahun 1940an-1950an : Masa awal
Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang
melawan Belanda. Pada saat itu, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.
Pada tanggal 26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi Garuda Indonesia. Pada saat itu
nama maskapai adalah Indonesian Airways.
Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, yang diambil dari nama
gunung terkenal di Aceh. Dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan
rakyat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 Dollar Malaya yang sama dengan 20 kg
emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir.
Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli penerbangan dari Pemerintah Republik
Indonesia pada tahun 1950 dari Koninklijke Nederlandsch-Indische Luchtvaart Maatschappij,
perusahaan penerbangan nasional Hindia Belanda. Garuda pada awalnya adalah hasil joint
venture antara Pemerintah Indonesia dengan maskapai Belanda, Koninklijke Luchtvaart
Maatschappij (KLM). Pada awalnya, Pemerintah Indonesia memiliki 51% saham dan selama
10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Karena paksaan nasionalis, KLM
menjual sebagian dari sahamnya pada tahun 1953 ke pemerintah Indonesia.
Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena
itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda
menyumbangkan sebuah pesawat DC-3 kepada Pemerintah Burma. Pada mulanya, Garuda
memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara dan jadwal penerbangan, sebagai
kelanjutan dari KNILM. Ini sangat berbeda dengan perusahaan-perusahaan pionir lainnya di
Asia.
Pada tahun 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat. Tahun 1956 mereka mengangkut
jamaah haji dan membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.
Perusahaan
Sejarah Garuda Indonesia sebagai bagian dari sejarah industri penerbangan komersial
di Indonesia dimulai ketika bangsa yang muda ini berjuang untuk kemerdekaannya.
Penerbangan komersial pertama dari Calcutta ke Rangoon dilakukan pada 26 Januari 1949,
dengan pesawat Douglas DC-3 Dakota bernomor “RI 001” yang bernama “Indonesian
Airways”. Di tahun yang sama, pada 28 Desember 1949, pesawat DC-3 lain yang terdaftar
sebagai “PK-DPD” dengan logo “Garuda Indonesian Airways” terbang dari Jakarta ke
Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Ini adalah penerbangan pertama yang
dilakukan atas nama Garuda Indonesian Airways.
Setahun kemudian, pada 1950, Garuda Indonesia resmi terdaftar sebagai Perusahaan Negara.
Pada periode tersebut, perusahaan ini mengoperasikan armada yang terdiri dari 38 pesawat,
termasuk 22 DC-3, 8 Catalina flying boat, dan 8 Convair 240. Armada ini terus bertambah,
dan Garuda Indonesia melakukan penerbangan pertamanya ke Mekkah ketika membawa
jemaah haji Indonesia pada 1956. Rute penerbangan oleh Garuda Indonesia ke negara-negara
Eropa dimulai pada 1965 dengan Amsterdam sebagai tujuan akhirnya.
Selama tahun 80-an, Garuda Indonesia melakukan restrukturisasi berskala besar untuk
operasi dan armadanya. Pada masa inilah perusahaan ini mulai mengembangkan program
pelatihan yang komprehensif untuk staf serta awak kabinnya, sekaligus mendirikan fasilitas
pelatihan di Jakarta Barat yang dinamai Garuda Indonesia Training Center. Perusahaan ini
juga membangun sebuah Pusat Pemeliharaan Pesawat di Bandara Internasional Soekarno-
Hatta.
Di awal era 90-an, Garuda Indonesia mengembangkan strategi jangka panjang yang
diaplikasikan hingga tahun 2000. Perusahaan ini terus mengembangkan armadanya dan
Garuda Indonesia pun masuk dalam jajaran 30 maskapai terbesar di dunia.
Di samping inisiatif di pengembangan bisnis, tim manajemen baru mengelola perusahaan ini
pada awal 2005, dan rencana-rencana baru diformulasikan untuk masa depan Garuda
Indonesia. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang yang komprehensif
dan restrukturisasi keseluruhan di perusahaan ini. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi
operasional, mendapatkan stabilitias keuangan yang melibatkan usaha-usaha di restrukturisasi
utang termasuk kewajiban penyewaan (leasing liabilities) dari European Export Credit
Agency (ECA), peningkatan kesadaran di antara karyawan tentang pentingnya pelayanan
bagi para penumpang, dan, yang paling penting, menghidupkan kembali dan merevitalisasi
semangat Garuda Indonesia. Kesuksesan program restrukturisasi utang dalam perusahaan ini
membuka jalan bagi Garuda Indonesia untuk menawarkan sahamnya ke publik (Go Public)
pada 2011.
Visi, Misi dan Sasaran Perusahaan
Visi Perusahaan
“Perusahaan Penerbangan Pilihan Utama di Indonesia dan Berdaya Saing di
Internasional”
Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan yang berkualitas
kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia.
Misi Perusahaan
Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan
Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan
memberikan pelayanan yang profesional.
Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepada pengguna jasa
yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secara profesional dan didukung
oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.
Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terus meningkatkan
pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan, wisatawan dan kargo
termasuk penerbangan borongan.
Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntungan serta
menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut.
Sasaran Perusahaan
1. Menjadi “tuan rumah” di dalam negeri (penerbangan domestic) dan mampu berkompetensi
setara dengan perusahaan penerbangan internasional lainnya.
2. Menjadi “leading carrier” dalam penerbangan dalam negeri dan “flag carrier” dalam
penerbangan internasional.
3. Menjadi usaha yang bergerak di bidang “consumer service”
Penghargaan (Budaya)
Garuda Indonesia dinobatkan sebagai “The World’s Best Regional Airline” dari SkyTrax,
lembaga pemeringkat maskapai independen yang berkantor di London, pada hari Kamis, 12
Juli 2012 di ajang “Farnborough Airshow” di London.
CEO Skytrax Edward Plaisted menyerahkan penghargaan “The World’s Best Regional
Airline” langsung kepada Presiden & CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar. Untuk
melengkapi penghargaan “The World’s Best Regional Airline” tersebut, Garuda juga
dinobatkan sebagai “The Best Regional Airline in Asia”.
“The World’s Best Regional Airline” diberikan kepada Garuda berdasarkan survey kepuasan
pelanggan global yang diadakan oleh SkyTrax dengan melibatkan 18 juta penumpang dari
100 negara yang berbeda dari bulan Juli 2011 hingga Juni 2012.
Presiden & CEO Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan bahwa baik “The World’s
Best Regional Airline” maupun “The Best Regional Airline in Asia” merupakan hasil kerja
keras dari seluruh karyawan Garuda.
CEO SkyTrax Edward Plaisted menyampaikan ucapan selamat kepada pencapaian Garuda
Indonesia tersebut. “Jelas terlihat bahwa program transformasi Garuda diterapkan dengan
baik di segala aspek. Kedua penghargaan ini merupakan pengakuan yang sebenar-benarnya
bagi produk dan pelayanan yang diberikan Garuda Indonesia bagi pelanggannya,” tambah
Edward Plaisted.
Struktur organisasi merupakan elemen penting untuk menjalankan aktivitas perusahaan yang
menggambarkan hubungan wewenang dan tanggung jawab bagi setiap karyawan yang ada
dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka seluruh aktivitas
perusahaan dapat dilaksanakan dengan baik dan mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan
oleh perusahaan. Selain itu, untuk mencapai tujuan dasar kerja sama yang mempunyai bentuk
dan susunan yang jelas dalam tiap-tiap tugasnya serta menegaskan hubungan antara satu
sama lain.
Aspek Kegiatan PT. Garuda Indonesia
Garuda Indonesia adalah suatu badan usaha milik negara yang bergerak dalam bidang
penyediaan jasa transportasi udara dan jasa-jasa lain yang terkait. Sebagai BUMN, Garuda
juga mempunyai tanggung jawab lain, yaitu sebagai agen pembangunan dengan tujuan
membantu Indonesia untuk tinggal landas, dan sebagai wakil/duta rakyat Indonesia,
dimanapun Garuda berada.
Sehubungan dengan itu ada beberapa tanggung jawab lain yang diemban Garuda
Indonesia yaitu :
1. Mengelola penerimaan kas atas penjualan tiket pesawat dan pengiriman kargo.
2. Melayani pelanggan yang membeli tiket pesawat dan memberikan informasi mengenai
penerbangan, termasuk pengaduan.
3. Menyiapkan, memeriksa dan menyerahkan kelengkapan dokumen kargo, seperti Surat
Muatan Udara (SMU) atau Air Way Bill (AWB) yang akan diserahkan
kepada customer/agen.
4. Menerima arsip dokumen SMU dan AWB dari pusat atas barang yang sudah terkirim untuk
dicocokan dengan catatan yang ada di perusahaan dan dibuat laporan penjualannya.
5. Membuat laporan keuangan atas penjualan tiket dan kargo setiap bulan serta langsung di
kirim ke pusat.
Batik Air merupakan salah satu maskapai penerbangan Indonesia yang memulai beroperasi
pada Mei 2013. Maskapai ini merupakan salah satu maskapai berlayanan penuh persembahan
Lion Air Group.
Batik Air berencana untuk membasiskan pesawatnya di Manado, sebuah kota di Pulau
Sulawesi, Indonesia. Baik Air, direncanakan akan bersaing dengan maskapai berlayanan
penuh seperti Garuda Indonesia.
Penerbangan perdana Batik Air dilakukan pada 3 Mei 2013 dengan penerbangan dari Jakarta
menuju Manado. Penerbangan ini berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta pada jam
10.00 WIB dan tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado pada jam 14.00 WITA. Dengan
hadirnya Batik Air, persaingan bisnis penerbangan akan semakin ketat.
“Kita juga memperbanyak tiketing office, peningkatan lounge dan terminal khusus Garuda di
berbagai bandara,” ujarnya dikutip dari merdeka.com, Rabu (2-1-2013) Untuk pelayanan
dalam penerbangan, lanjutnya, Garuda mencoba untuk meningkatkan kualitas pelayanan
dengan menyediakan berbagai menu makan khas Indonesia. Sarana hiburan pendukung
seperti audio dan video juga dibenahi.
“Kita juga akan membuka layanan first class dengan chef onboard,” tuturnya. Dalam rangka
meningkatkan pelayanan mobilisasi, Garuda akan mendatangkan 24 pesawat baru termasuk
tipe B 777-300ER. Selain itu perseroan juga bekerjasama dengan beberapa maskapai
internasional seperti Singapura, China atau Turkish Airlines.
“Ini supaya jaringan penerbangan kita semakin luas,” imbuhnya. Sebelumnya, pada tahun
2013 nanti setidaknya ada 2 maskapai baru pesaing Garuda Indonesia yang bergerak dalam
penerbangan pelayanan penuh dan eksekutif, terbang di langit Indonesia. Salah satu maskapai
tersebut adalah Batik Air. Maskapai ini adalah milik PT Lion Mentari Airlines. Batik Air
ditargetkan akan beroperasi pada Maret 2013.
Maskapai kedua yang akan ikut meramaikan penerbangan Indonesia adalah Nam Air. Nam
Air adalah anak usaha PT Sriwijaya Air yang akan bergerak dalam bisnis penerbangan
layanan penuh (full service) berjadwal. Menurut Presiden Direktur Sriwijaya Air Chandra
Lie, Nam Air merupakan unit bisnis strategis untuk melayani rute domestik tertentu.
Nam Air ditargetkan mulai beroperasi pada 2013. Maskapai ini mengoperasikan rencananya
akan mengoperasikan 20 pesawat buatan Embraer asal Brasil seharga USD 20 juta per unit
untuk melayani rute domestik.
Analisis SWOT
Analisis SWOT ini akan mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal perusahaan
sehingga dapat diketahui potensi-potensi yang mampu dikembangkan Garuda dimasa yang
akan datang dan mengatasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki.
Dari sisi internal akan dilihat kekuatan atau kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan PT.
Garuda Indonesia (Persero). Tbk itu sendiri. Sedangkan dari sisi eksternal, akan dilihat
peluang dan ancaman dari luar perusahaan. Setelah mengidentifikasi faktor-faktor tersebut,
dilakukan perumusan terhadap strategi dengan menggunakan diagram SWOT.
Hasil dari analisis tersebut akan dilihat apakah strategi-strategi yang dilakukan PT. Garuda
Indonesia (Persero), Tbk dapat mengatasi kelemahan dan ancaman dengan kekuatan dan
peluang yang dimiliki. Sehingga, akan diambil kesimpulan mengenai kinerja Garuda yang
menjadi penilaian bisnis untuk investor dalam mengambil keputusan investasi.
1. Kekuatan (Strengths):
Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional hingga tahun
2010;
Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama yang didasarkan
keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan “Garuda Indonesia
Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight, sound, smell, taste, and touch,
menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan
maskapai penerbangan lain;
Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda dan merupakan
satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat;
Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten,
berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI (eFficient &
effective, Loyalty, customer centricitY, Honesty & openness, and Integrity) disetiap insan
Garuda Indonesia;
Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2% kendati terjadinya
krisis global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pemimpin pasar untuk area Jepang-
Korea-China, Timur Tengah dan South West Pacific (Australia);
Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan dan bina
lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada masyarakat;
Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan;
Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar domestik;
2. Kelemahan (Weakness):
Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpit dan cabin
crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan;
Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam jumlah
kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar;
Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga
apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu;
Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa yang akan
datang;
Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan
dengan maskapai penerbangan lainnya;
1. Peluang (Opportunities):
Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang dilarang
terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya kesempatan untuk
mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional jarak jauh;
Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan yang
pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia tahun 2010
mencapai 22,39% dibandingkan dengan pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 8,20%;
2. Ancaman (Threats)
Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang
menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP), seperti landasan
pacu/runway yang terbatas;
Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina,
sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan
Pertamina.
Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb yang dapat
mengakibatkan penurunan permintaan;
Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute
penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain;