Professional Documents
Culture Documents
Nomor Absensi : 12
Kelas : 9-2
Soal 1. Baca & rangkum (1500-2500 kata) Bab 7 Godfrey ed. 7. Siapkan pertanyaan jika
ada ! - 50%
CHAPTER 4
A Conceptual Framework
Awal mula penyusunan Conceptual Framework dimulai pada tahun 1980 dan awal tahun
1990 di USA, Canada, UK dan Australia. Namun demikian penyusunan dan
perkembangannya tidak berjalan secara lancer dikarenakan menghadapi hambatan dari
berbagai faktor, seperti kesulitan dalam pembentukan fundamental issues yang berkaitan
dengan measurement dan juga adanya intervensi politik, sehingga prosesnya berjalan
dengan lambat. Kemajuan yang pesat dalam proses pengembangan baru dapat terealisasi
karena adanya IASB/FASB Convergence Program. Program tersebut dapat berfungsi optimal
jika didukung oleh framework yang kuat untuk memandu para pembuat accounting standards
dalam melaksanakan tugasnya. Hasilnya, pada tahun 2004, IASB dan FASB mulai untuk
membentuk sebuah conceptual framework yang lengkap dan konsisten
Tujuan dari Conceptual Framework of Accounting yaitu membuat sebuah teori akuntansi
yang lengkap, konsisten, dan terstruktur.Apabila digambarkan struktur dari Conceptual
Framework yang diilustrasikan dalam gambar di bawah ini :
FASB mendefinisikan Conceptual Framework sebagai berikut:
“... a coherent system of interrelated objectives & fundamentals that is expected to lead to
consistent standards and that prescribes the nature, function and limits of financial accounting
and reporting”. Kata ‘coherent system’ dan ‘consistent’ mencerminkan bahwa FASB membuat
framework yang teoritis dan non-arbitary, serta kata ‘prescribes’ menunjukkan pendekatan
normatif dalam penyusunannya.
Adapun beberapa manfaat conceptual framework dan peran pentingnya dalam akuntansi,
di antaranya yaitu :
1. Financial reporting requirements dapat lebih konsisten dan logis, oleh karena berasal dari
sebuah konsep yang jelas, konsisten, dan terstruktur. Misalnya, kini seluruh entitas
diharuskan menggunakan fair value dalam penilaian aset-nya, tidak lagi memakai historical
cost aset tersebut.
3. Berisi tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan
perubahan yang ada di dalamnya.
Pada periode 1987-2000, FASB membuat seven concept statement yang mencakup
topik-topik berikut:
4. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit.
5. Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.
Kesimpulannya adalah tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi yang:
a. Indonesia sendiri mengadopsi principal-based, dengan acuan besar adalah IFRS dan
membuat rules-based yang lebih detail di PSAK. Adopsi ini baru dilakukan di tahun 2012,
ketika terjadi perubahan acuan peraturan dari GAAP ke IFRS.
b. Menghindari penggunaan percentage of tests (bright lines) yang membolehkan financial
engineering untuk mencapai technical compliance dengan menghindarkan maksud dari
standar itu sendiri.
c. Meminimasi penggunaan pengecualian dari standar.
d. Menyediakan detail yang cukup dan struktur yang bisa dioperasikan dan bisa diaplikasikan
secara konsisten.
e. Mencantumkan dengan jelas objective of standard.
f. Didasarkan pada conceptual framework yang sudah berkembang dan diaplikasikan secara
konsisten.
2. Information for Decision Making and The Decision-Theory Approach
Data akuntansi secara umum digunakan untuk proses decision making atau untuk tujuan
evaluasi di entitas tertentu. Hal ini diawali dengan fungsi data akuntansi sebagai fungsi
stewardship Di masa kini, manajer bertanggung jawab terhadap equityholders perusahaan.
Informasi bagaimana manajer tidak melaksanakan tanggung jawab stewardship-nya dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi performa manajer dan perusahaan itu sendiri.
Information for decision making secara tidak langsung mencakup lebih luas dari
informasi mengenai stewardship. Alasannya adalah sebagai berikut:
a. karena pengguna dari financial information luas dan mencakup seluruh menyedia sumber
daya.
b. informasi akuntansi dilihat sebagai input data untuk prediksi model bagi users. Maka, kita
harus memastikan data apakah yang benar-benar dibutuhkan untuk memprediksi performa
masa depan dan posisinya. Ketiga,
c. Stewardship berfokus pada kejadian di masa lalu untuk melihat apa saja yang sudah
dicapai, prediksi berpatokan pada masa depan. Informasi akuntansi untuk pihak eksternal
memang berdasarkan kejadian di masa lalu, namun masa depan tidak dapat diabaikan
begitu saja ketika masa depan secara tegas dijadikan objective of accounting.
FASB dan IASB pada Oktober 2004 bekerja sama untuk mengembangkan conceptual
framework. FASB menyatakan bahwa project tersebut akan melakukan:
Fase Topik
A Objective and Qualitative Characteristics
B Elements and Recognition
C Measurement
D Laporaning Entity
Presentation and Disclosure, including Financial Laporaning Boundaries
E
(Inactive)
F Framework Purpose and Status in GAAP Hierarchy (Inactive)
G Applicability to the Not-for-Profit Sector (Inactive)
H Remaining Issues (Inactive)
Board merekomendasikan financial report harus dibuat dari perspektif entitas dibanding
perspektif dari pemilik. Hal ini disetujui banyak pihak karena pemilik dan entitas secara tegas
merupakan dua pihak yang berbeda. Pihak lain menyatakan keberatan karena menganggap
Board tidak menyediakan informasi yang cukup untuk membenarkan rekomendasi tersebut
(seperti dalam peraturan proprietorship dan parent company perspectives). Maka, perspektif
mengenai entitas sudah tercantum di Fase D, sedangkan alternative lain mengenai pemilik
masih didiskusikan.
Board menujukan primary user group untuk tujuan umum financial reporting adalah
untuk penyedia modal masa kini dan potensial. Penyedia modal mencakup equity investors,
lenders, dan penyedia jasa kredit lain. Namun, ada juga pihak yang mengkhawatirkan bahwa
beragamnya jenis primary group dapat kelewat menyederhanakan hubungan antara entitas
dan individual users. Responden lain mengkhawatirkan fokus dari primary user group dan
efeknya terhadap pihak lain, seperti saat amal dan corporate governance monitoring group.
6. Qualitative Characteristics
Banyak pihak yang menyetujui hal ini, namun banyak juga yang menyarankan agar
understability dan verifiability lebih ditinggikan porsinya, demikian juga untuk substance over
form, true and fair view, dan transparency. ED menolak konsep pruedence karena tidak
konsisten dengan konsep neutrality. Whittington sendiri sangsi terhadap penghapusan
pruedence karena pentingnya pruedence dalam menahan management opportunism,
Kritik-kritik dari berbagai negara atas Conceptual Framework yang telah ada memiliki
analisis yang menjelaskan alasan mereka mengeluarkan kritik antara lain:
Dopuch dan Sunder berpendapat bahwa conceptual framework yang dikeluarkan oleh
FASB tidak cukup membantu dalam menyelesaikan isu kontemporer pada measurement dan
disclosure. Menurut mereka, terdapat tiga isu yang masih ambigu:
Feyerabend berpendapat bahwa kejujuran ilmiah tidak absolut, kejujuran ilmiah hanya
mengarah pada pernyataan tentang kenyataan yang dibangun, yaitu pernyataan yang
diberikan hanya ketika bukti sesuai dengan penjelasan dan persetujuan mengenai metodologi
ilmiah. Hal ini dapat membuat teori yang menjadi dasar suatu framework dipertanyakan,
apakah teori tersebut netral, independen, dan bebas dari bias. Sehingga, dapat
diimplikasikan, jika realitas tidak ada dalam praktik akuntansi, maka suatu conceptual
framework tidak dapat memberikan objektivitas yang menyeluruh dalam mengukur realitas
ekonomi. Jika dihubungkan dengan conceptual framework yang ada ternyata benar adanya,
bahwa conceptual framework tidak pernah secara resmi diuji kebenarannya berdasarkan bukti
logis dan empiris karena isi dari conceptual framework itu sendiri merupakan opini dari badan
atau individual yang berkuasa. Hal ini mengarahkan proyek conceptual framework pada
pendekatan hypothetico-deductive. Pendekatan ini mempengaruhi asumsi epistemologi dan
asumsi metodologi mengenai pengujian kebenaran serta tindakan yang paling sering
dilakukan oleh peneliti akuntansi.
2. Circularity of Reasoning
3. An Unscientific Disipline
Stamp meyakini bahwa akuntansi lebih berpihak kepada hukum daripada physical
science karena profesi akuntansi dan hukum berhubungan dengan konflik yang terjadi di
antara kelompok pengguna ilmu tersebut dengan kepentingan dan tujuan yang bermacam-
macam. hukum merupakan normative discipline yang penuh dengan konsep nilai sarat, dan
akuntansi berhadapan dengan kondisi pasar tidak sempurna dan bersifat subjektif sesuai
dengan proses pembuatan keputusan. Sedangkan yang dimaksud physical science adalah
positive discipline, hal yang dapat dideskripsikan dan memiliki karakteristik bebas dari nilai
konsep.
4. Positive Research
Sebuah cara yang dapat digunakan untuk melihat conceptual framework menjadi
scientific adalah dengan mempertimbangkannya menjadi sebuah policy model. Ijiri
membedakan normative dan policy model. Normative model dibuat berdasarkan asumsi pasti
mengenai tujuan yang akan dicapai. Meskipun normative model memiliki implikasi, namun
tetap berbeda dengan policy judgement yang melibatkan komitmen terhadap tujuannya. Ijiri
juga mengungkapkan bahwa dalam akuntansi, teori dan policy bercampur menjadi satu, tidak
seperti ilmu pengetahuan lainnya.
6. Professional Values and Self-Preservation
1. Risiko Bawaan (Inherent Risk):yaitu kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji yang material.
2. Risiko Pengendalian (Control Risk): merupakan risiko yang baru akan muncul dan
terdeteksi pada saat pemeriksaan internal control.
3. Risiko Deteksi (Detection Risk): risiko yang muncul karena auditor tidak mampu
menemukan kesalahan dikarenakan kurang menggunakan teknik atau prosedur
Soal 2. Bandingkan & jelaskan perbedaan mendasar antar kerangka konseptual terbaru
(Maret 2018) dengan kerangka konseptual versi sebelumnya dengan draft kerangka
konseptual IAI! - 50%
Conceptual Framework sebelumnya diterbitkan pada tahun 1989 dan direvisi sebagian
pada tahun 2010. Conceptual Framework ini sangat bermanfaat namun demikian masih
belum lengkap dan membutuhkan peningkatan. Hal ini menjadi prioritas yang diidentifikasi
sebagai prioritas oleh pemangku kepentingan dalam Konsultasi Agenda 2011. Selanjutnya,
dilakukan pelengkapan kekosongan yang ada seperti panduan pengukuran, presentasi, dan
pengungkapan. Selain itu, ada beberapa pembeharuan seperti pengertian asset dan
kewajiban serta adadnya klarifikasi seperti terhadap peran ketidakpastian pengukuran.
Conceptual Framework yang sudah direvisi menghasilkan sebuah seperangkat konsep yang
komprehensif untuk pelaporan keuangan.
6 - Measurement
7 - Presentation and disclosure
a. Chapter 1 : Bab ini dikeluarkan pada tahun 2010 dan melalui proses hukum yang
ekstensif pada waktu itu. Oleh karena itu, dalam merevisi Kerangka Konseptual, Dewan
tidak secara mendasar mempertimbangkan bab ini.
b. Chapter 2: Bab ini diterbitkan pada tahun 2010 dan melalui proses yang ekstensif pada
saat itu. Oleh karena itu, dalam merevisi Kerangka Konseptual, Dewan tidak secara
mendasar mempertimbangkan kembali bab ini. Namun, Dewan menjelaskan peran
prudence, measurement uncertainty dan substance over form dalam menilai apakah
informasi itu berguna.
c. Chapter 3: Merupakan bab baru yang menjelaskan tujuan dan ruang lingkup laporan
keuangan dan memberikan gambaran tentang entitas pelaporan.
d. Chapter 4: Definisi aset dan kewajiban telah disempurnakan dan definisi pendapatan dan
pengeluaran telah diperbarui untuk mencerminkan penyempurnaan itu. Proyek penelitian
Dewan tentang Instrumen Keuangan dengan Karakteristik Ekuitas sedang menjajaki
perbedaan antara kewajiban dan ekuitas.
Selain itu terdapat revisi dari definisi:
a. Pendapatan yang berubah menjadi: Increases in assets, or decreases in liabilities,
that result in increases in equity, other than those relating to contributions from holders
ofequity claims
b. Beban yang berubah menjadi: Decreases in assets, or increases in liabilities, that
result in decreases in equity, other than those relating to distributions to holders of
equity claims
Perbedaan Definisi
Item Sebelum Sesudah
Aset A resource controlled by the A present economic
ent ity as a result resource controlled by
of past events and from the entity as a result of
which future economic past events An economic
benefits are expected to flow resource is a right that
to the entity has the potential to
produce economic
benefits
Membantu penyusunan IASB dalam menyusun IFRS baru dan DSAK dalam pengembangan SAK komite penyusun standar
standar yang didasarkan pada mereview IFRS yang sudah ada baru dan tinjauan atas SAK yang akuntansi keuangan, dalam
konsep yang konsisten sudah ada pelaksanaan tugasnya;
IASB dalam mempromosikan DSAK IAI dalam mempromosikan
harmonisasi peraturan, standar harmonisasi peraturan, standar
akuntansi, dan prosedur yang terkait akuntansi, dan prosedur yang terkait
dengan penyajian laporan keuangan dengan penyajian laporan keuangan
dengan menyediakan dasar untuk dengan menyediakan dasar untuk
mengurangi jumlah alternatif perlakuan mengurangi jumlah alternatif
akuntansi yang diizinkan oleh IFRS perlakuan akuntansi yang diizinkan
oleh SAK
Membantu dalam penyusun laporan keuangan dalam penyusun laporan keuangan dalam penyusun laporan keuangan,
menentukan kebijakan menerapkan IFRS dan yang berkenaan menerapkan SAK dan yang untuk menanggulangi
akuntansi dalam hal suatu dengan hal-hal yang belum diatur dalam berkenaan dengan hal-hal yang masalah akuntansi yang
peristiwa belum diatur oleh IFRS; belum diatur dalam PSAK; belum diatur dalam standar
standar, atau diperkenankan akuntansi keuangan;
untuk memilih kebijakan
akuntansi yang diterapkan
auditor dalam memberikan opini auditor dalam memberikan opini auditor, dalam memberikan
mengenai apakah laporan keuangan mengenai apakah laporan keuangan pendapat mengenai apakah
telah sesuai dengan IFRS telah sesuai dengan SAK; laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku
umum; dan
Membantu seluruh pihak pengguna laporan keuangan dalam pengguna laporan keuangan dalam para pemakai laporan
untuk memahami dan menginterpretasikan informasi dalam menginterpretasikan informasi keuangan, dalam
menafsirkan standar laporan keuangan yang disusun sesuai dalam laporan keuangan yang menafsirkan informasi yang
dengan IFRS disusun sesuai dengan SAK disajikan dalam laporan
keuangan yang disusun
sesuai dengan standar
akuntansi keuangan.
untuk menyediakan informasi kepada untuk menyediakan informasi
pihak yang tertarik dengan pekerjaan kepada pihak yang tertarik dengan
IASB tentang pendekatannya dalam pekerjaan DSAK IAI tentang
penyusunan IFRS pendekatannya dalam penyusunan
SAK
Ruang Lingkup
Tidak diungkapkan secara tujuan pelaporan keuangan tujuan pelaporan keuangan tujuan pelaporan keuangan
eksplisit karakteristik kualitatif informasi karakteristik kualitatif informasi karakteristik kualitatif
keuangan yang berguna keuangan yang berguna informasi keuangan yang
berguna
definisi, pengakuan, pengukuran unsur-
definisi, pengakuan, pengukuran definisi, pengakuan,
unsur dalam laporan keuangan unsur-unsur dalam laporan pengukuran unsur-unsur
keuangan dalam laporan keuangan
konsep modal dan pemeliharaan modal konsep modal dan pemeliharaan konsep modal dan
modal pemeliharaan modal
Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum
Primary user: existing and Primary user: existing and potential Pengguna utama laporan keuangan Menjelaskan secara rinci
potential investors, lenders, investors, lenders, and other creditors. adalah investor saat ini dan investor pengguna laporan keuangan
and other creditors. Other user: regulators and members of potensial, pemberi pinjaman, serta (investor, karyawan, pemberi
Other user: regulators and the public kreditor lainnya. pinjaman, pemasok dan
members of the public Pengguna laporan keuangan lain kreditur usaha lainnya,
adalah misalnya manajemen dan pelanggan, pemerintah,
pemerintah. masyarakat) beserta
dengan kebutuhan informasi
masing-masing pengguna
1.3 ... Investors’, lenders’ OB3 ... Investors’, lenders’ and other 1.3 ... Ekspektasi investor, pemberi 14. Laporan keuangan juga
and other creditors’ creditors’ expectations about returns pinjaman, dan kreditor lainnya menunjukkan apa yang telah
expectations about returns depend on their assessment of the tentang imbal hasil bergantung pada dilakukan manajemen
depend on their amount, timing and uncertainty of (the penilaian jumlah, waktu, dan (stewardship), atau
assessment of the amount, prospects for) future net cash inflows to ketidakpastian dari (prospek untuk) pertanggungjawaban
timing and uncertainty of the entity. arus kas masuk neto masa depan ke manajemen atas sumber daya
(the prospects for) future net entitas. yang dipercayakan
cash inflows to the entity kepadanya. Pemakai yang
and on their assessment ingin menilai apa yang telah
of management’s dilakukan atau
stewardship of the pertanggungjawaban
entity’s economic manajemen berbuat demikian
resources. agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi;
Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
Fundamental qualitative Fundamental qualitative characteristics: Karakteristik kualitatif fundamental, Empat karakteristik kualitatif
characteristics: - relevance (predictive value, yaitu: pokok adalah:
- relevance (predictive value, confirmatory value, materiality) - relevansi (relevance) - dapat dipahami
confirmatory value, - faithful representation (complete, - representasi tepat (faithful (understandability),
materiality) neutral, free from error) representation) (lengkap, netral, dan - relevan (relevance),
- faithful representation bebas dari kesalahan). - keandalan (reliable), dan
(complete, neutral, free from - dapat diperbandingkan
error) (comparability).
Enhancing qualitative Enhancing qualitative characteristics: Informasi keuangan andal
characteristics: - comparability Karakteristik kualitatif peningkat, jika bebas dari pengertian
- comparability - verifiability yaitu: yang menyesatkan, kesalahan
- verifiability - timeliness - keterbandingan (comparability), material, dan dapat
- timeliness - understandability - keterverifikasian (verifiability), diandalkan penggunanya
- understandability - ketepatwaktuan (timelines), dan sebagai penyajian yang jujur
- keterpahaman (understandability) (faithful representation).
Memasukkan kembali Konsep prudence atau pertimbangan Mengikuti IFRS 2010 , konsep Pertimbangan sehat
konsep prudence sebagai sehat ini dihilangkan pada IFRS 2010, prudence atau pertimbangan sehat (prudence)
karakteristik yang karena dianggap bertentangan dengan ini dihilangkan pada KKPK 2016, Penyusun laporan keuangan
mendukung netralitas. (2.16- konsep netralitas. karena dianggap bertentangan adakalanya menghadapi
17) dengan konsep netralitas. ketidakpastian peristiwa dan
Konsep prudence dipandang berpotensi keadaan tertentu, seperti
Adapun konsep prudence di menghasilkan laporan keuangan yang Konsep prudence dipandang ketertagihan piutang yang
sini tidak mempersyaratkan tidak netral, misalnya melalui berpotensi menghasilkan laporan diragukan, prakiraan masa
atau mengharuskan adanya pembentukan cadangan tersembunyi keuangan yang tidak netral, manfaat pabrik serta
asimetri, tetapi atau penyisihan (provision) berlebihan, misalnya melalui pembentukan peralatan, dan tuntutan atas
memperbolehkannya apabila dan sengaja menetapkan aktiva atau cadangan tersembunyi atau jaminan garansi yang
memang diperlukan dalam penghasilan yang lebih rendah atau penyisihan (provision) berlebihan, mungkin timbul.
memilih informasi yang pencatatan kewajiban atau beban yang dan sengaja menetapkan aktiva atau Ketidakpastian semacam itu
paling relevan dan paling lebih tinggi. penghasilan yang lebih rendah atau diakui dengan
tepat merepresentasikan pencatatan kewajiban atau beban mengungkapkan hakekat
peristiwa yang terjadi. yang lebih tinggi. serta tingkatnya dan dengan
menggunakan pertimbangan
sehat (prudence) dalam
penyusunan laporan
keuangan. Pertimbangan
sehat mengandung unsur
kehati-hatian pada saat
melakukan prakiraan dalam
kondisi ketidakpastian,
sehingga aktiva atau
penghasilan tidak dinyatakan
terlalu tinggi dan kewajiban
atau beban tidak dinyatakan
terlalu rendah
Konsep substance over QC12: Konsep substance over form Par 3.12: Konsep substansi 35 Substansi
form ditekankan kembali dihilangkan karena dianggap mengungguli bentuk mengungguli bentuk
secara eksplisit redundant dengan konsep faithful dihilangkan karena dianggap Jika informasi
representation. redundant dengan konsep dimaksudkan untuk
2.12 To be useful, representasi tepat. menyajikan dengan jujur
financial information must "To be useful, financial information "Agar dapat menjadi informasi transaksi serta peristiwa
not only represent relevant must not only represent relevant yang berguna, selain lain yang seharusnya
phenomena, but it must phenomena, but it must also merepresentasikan fenomena disajikan, maka peristiwa
also faithfully represent faithfully represent the phenomena yang tersebut perlu dicatat dan
the substance of the that it relevan, informasi keuangan disajikan sesuai dengan
phenomena that it purports to represent." juga harus merepresentasikan substansi dan realitas
purports to represent. In secara tepat fenomena yang ekonomi dan bukan hanya
many circumstances, the akan entuk hukumnya.
substance of an economic direpresentasikan."
phenomenon and its legal
form are the same. If they
are not the same,
providing information
only about the legal form
would not faithfully
represent the economic
phenomenon.
Laporan Keuangan dan Entitas Pelaporan
Hal ini baru diatur pada IFRS Belum diatur Belum diatur Tidak diatur
2018. Secara umum bab ini
menggambarkan ruang
lingkup laporan keuangan,
bahwa laporan keuangan
adalah salah satu bentuk
baku dari pelaporan
keuangan yang memuat
informasi mengenai aset,
liabilitas, ekuitas,
pendapatan, dan beban
entitas pelaporan.
Definisi derecognition:
the removal of all or part of a
recognised asset of liability
from an entity’s statement of
financial position.
5.26 (a) for an asset,
derecognition normally
occurs when the entity
loses control of all or part
of the recognised asset;
Penghentian pengakuan
aset terjadi ketika entitas
kehilangan kendali atas
keseluruhan atau
sebagian dari aset yang
telah diakui.
5.26 (b) for a liability,
derecognition normally
occurs when the entity no
longer has a present
obligation for all or part of
the recognised liability.
Penghentian pengakuan
liabilitas terjadi ketika
entitas tidak lagi memiliki
tanggung jawab atas
seluruh atau sebagian dari
kewajiban yang telah
diakui.