You are on page 1of 2

Asta Tinggi Sumenep - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.

org/wiki/Asta_Tinggi_Sumenep

Asta Tinggi Sumenep


Asta Tinggi adalah kawasan pemakaman khusus para Pembesar/Raja/Kerabat Raja yang teletak di kawasan dataran tinggi bukit Kebon Agung Sumenep.
Dalam Bahasa Madura, Asta Tinggi disebut juga sebagai Asta Rajâ yang bermakna makam para Pangradjâ (pembesar kerajaan) yang merupakan Pasarean Agung Asta Tinggi
asta/makam para raja , anak keturunan beserta kerabat-kerabatnya yang dibangun sekitar tahun 1750M. Kawasan Pemakaman ini direncanakan awalnya
oleh Panembahan Somala dan dilanjutkan pelaksanaanya oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II

Daftar isi
Asta Tinggi memiliki 7 kawasan
Arsitektur Makam
Mitos makam Pangeran Dipenogoro di Kompleks Asta Tinggi
Upaya pengeboman kawasan Asta Tinggi oleh tentara penjajah
Pranala luar Pintu Gerbang utama Asta Induk dalam
Referensi kompleks makam Asta Tinggi, bangunannya
dipengaruhi oleh gaya arsitektur Eropa
Informasi umum
Asta Tinggi memiliki 7 kawasan Lokasi Sumenep, Jawa Timur
1. Kawasan Asta Induk, terdiri dari : Alamat Jalan Raya Asta Tinggi, Kebon
Agung, Kota Sumenep
Kubah Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I,
Kubah Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro ( Bendoro Saod ),
Kubah Kanjeng Tumenggung Ario Cokronegoro III ( Pangeran Akhmad atau Pangeran Djimat ) , yang kubahnya tersebut berasal dari Pendopo Kraton Pangeran Lor/Wetan,
Pangeran Pulang Djiwo yang kubahnya tersebut juga berasal dari Kraton Pangeran Lor/Wetan,
Pemakaman Istri-istri serta selir Raja-Raja Sumenep,
2. Kawasan Makam Ki Sawunggaling Konon diceritakan bahwa K. Saonggaling adalah pembela Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (Bendoro Moh. Saod) pada saat terjadinya upaya kudeta/perebutan
kekuasaan oleh Patih Purwonegoro),

3. Kawasan Makam Patih Mangun,

4. Kawasan Makam Kanjeng Kai/Raden Adipati Suroadimenggolo Bupati Semarang (mertua Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I),

5. Kawasan makam Raden Adipati Pringgoloyo / Moh. Saleh, di mana dia tersebut pada masa hidupnya menjabat sebagai Patih pada Pemerintahan Panembahan Somala dan Sultan Abdurrahman
Pakunataningrat I,

6. Kawasan Makam Raden Tjakra Sudibyo, Patih Pensiun Sumenep,

7. Kawasan Makam Raden Wongsokoesomo.

Arsitektur Makam
Arsitektur Makam dalam kompleks ini sedikit banyak dipengaruhi oleh beberapa kebudayaan yang berkembang pada masa Hindu. Hal tersebut dapat dilihat dari penataan kompleks makam dan beberapa batu
nisan yang cenderung berkembang pada masa awal islam berkembang di tanah Jawa dan Madura. Selain itu pengaruh-pengaruh dari kebudayaan Tiongkok terdapat pada beberapa ukiran yang berada pada
kubah makam Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro, makam Kanjeng Tumenggung Ario Cokronegoro III dan makam Pangeran Pulang Djiwo.

Selain itu pengaruh Arsitektur Eropa mendominasi bangunan kubah makam Sultan Abdurrhaman Pakunataningrat I dan Makam Patih Mangun yang ada di luar Asta induk. Dalam kawasan kubah makam Sultan
Abdurrahman Pakunataningrat I, Seluruh bangunnannya dipengaruhi gaya arsitektur klasik, kolom-kolom ionic masih dipakai dibeberapa tempat termasuk juga pada Kubah Makamnya.

Mitos makam Pangeran Dipenogoro di Kompleks Asta Tinggi


Keberadaan Makam Pahlawan Nasional "Pangeran Dipenogoro" di Kawasan Kompleks makam Asta Tinggi dijelaskan dalam Babad Sumenep yang ditulis oleh R. Werdhisasta sebagai berikut :

Kaotja’a radji patmèna Soltan èngghâpanèka pottrèna Kyaè Adipati Soeroadimenggolo, Boepatè Samarang ; mèlaèpon nalèka perrang Dhipanaghârâ, serrèng Kandjeng Soltan aperrang sareng bhâlâ-
bhâlâna dhibi’ dâri Samarang, sè padâ noro’ dâ’ Pangèran Dhipanaghârâ. Abiddhâ Kandjeng Soltan Songennep sè aperrang è Djhoekdjakarta 19 boelân, pas ghoebhâr ka Songennep. Dhinèng bhâlâ
pandjhoeriddhâ èdhingghâl è Djhoekdjâ kantos saoboessa perrang. Sè dhâddhi kapalana pandjhoerit Songennep èngghâpanèka tra-pottrana kandjeng Soltan, bânnja’na kaempa :

Pangèran Koesoema Senaningalaga, Kolonel Commandant pandjhoerit Songennep,


Pangèran Koesoema Sinrangingrana, Luitenant Kolonel Infanterie,
Pangèran Koesoema Soerjaningjoeda, Majoor Artilerie (èsebboet Pangèran Marijem ),
Pangèran Tjandranimprang, Majoor Cavalerie.
Abiddhâ perrang è Djhoekdjakarta 5 taon, oboessa ètaon 1830. Pangèran Dhipanaghârâ èallè dâ’ Songennep ................

Selain petikan babad tersebut, dijlaskan juga bahwa Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I pernah memberi wasiat kepada seluruh keturunan abdi dalem keraton dan para sentana keraton Songennep, dengan
memberikan nama kepada para penjaga Asta Tinggi seperti Kaji Sèngnga, Kaji Buddhi, Kaji Nangger, Kaji Makam, Kaji Jhâjâbângsa, Kaji Jhâjâaddur, Kaji Sekkar, dan Kaji Langghâr. Bilama nama-nama
tersebut dirangkai dirangkai maka akan terjadi suatu kalimat yg berbunyi sebagai berikut : “Sènga’ sopajâ èkatao-è, jhâ’ è buḍina Asta tèngghi arèya baḍa bungkana nanggher, è seddhi’na nanggher bâḍâ
kobhurânna orèng sè abillai kajhâjâ-ân bhângsa tor abhillai agâma. Ngarep sopajâ èsekkarè (diziarahi), mon ta’ sempat, kèbâ kèyaè soro duwâ’âghi”.

yang artinya :

Awas, supaya diketahui, bahwasanya di belakang Asta Tinggi ini ada sebatang pohon angger dan disebelahnya ada kuburan seseorang yang membela kejayaan bangsa dan agama. Mohon supaya diziarahi, dan
bilamana tidak sempat, bawalah seorang kiyai untuk didoakan.

Upaya pengeboman kawasan Asta Tinggi oleh tentara penjajah


disebutkan dalam buku Perjalanan dari Soengenep ka Batawi, karya Raden Sastro Soebrata terbitan Balai Pustaka tahun 1920. Konon memuat cerita, bahwa kawasan makam asta tinggi pernah dilakukan
pengeboman jarak jauh (dari atas kapal laut di Kalianget) oleh tentara Inggris karena mengira bahwa bangunan tersebut adalah istana kerajaan. Namun, pengeboman tersebut tidak sampai menghancurkan asta

1 of 2 10/30/2018, 10:00 PM
Asta Tinggi Sumenep - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Asta_Tinggi_Sumenep

tinggi karena jatuh di luar kawasan.

Pranala luar
(Indonesia) Disbudparpora Sumenep (http://disbudparpora.sumenep.go.id/pariwisata/id/index2.html)

Referensi
Zulkarnaen, Iskandar. 2003. Sejarah Sumenep. Sumenep: Dinas Pariwisata dan kebudayaan kabupaten Sumenep.
Adurrahchman, Drs.1971.Sejarah Madura Selajang Pandang. Sumenep.
Soebrata Sastro, Raden.1920.Perjalanan dari Soengenep ka Batawi. Balai Pustaka.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asta_Tinggi_Sumenep&oldid=14227288"

Halaman ini terakhir diubah pada 30 September 2018, pukul 09.50.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

2 of 2 10/30/2018, 10:00 PM

You might also like