You are on page 1of 8

Kebijakan Pertanian Bersama - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.

org/wiki/Kebijakan_Pertanian_Bersama

Kebijakan Pertanian Bersama


Kebijakan Pertanian Bersama (bahasa Inggris: Common Agricultural Policy, disingkat CAP) adalah seperangkat undang-undang yang diterapkan Uni Eropa (UE) untuk menghasilkan kebijakan yang
seragam dan terpadu dalam bidang pertanian.[1] Kebijakan ini menerapkan sistem subsidi pertanian dan program-program lainnya,[2] dengan misi utama untuk menjamin kehidupan yang layak bagi petani,
persediaan pangan yang stabil, aman serta terjangkau.[3][4] Kebijakan Pertanian Bersama lahir pada tahun 1962 dan telah mengalami beberapa kali perubahan, reformasi besar terjadi tahun 1992, 2003 dan 2013
sebagai upaya adaptasi terhadap perubahan-perubahan di dunia.[5] Reformasi 2013 difokuskan pada tiga prioritas: produksi pangan berkelanjutan, pengelolaan sumber daya alam dan pembangunan pedesaan
yang berimbang di seluruh Uni Eropa.[3][6] Pada 2018 Komisi Eropa mengusulkan sistem yang lebih fleksibel, dengan menyederhanakan dan memodernisasi mekanisme kebijakan bagi petani dan negara-negara
Uni Eropa.[7]

Daftar isi
Tujuan
Sejarah
Peresmian
Modernisasi dan surplus pangan
Reformasi kebijakan
Penetapan kuota susu (1984)
Reformasi Mac Sharry (1992)
Agenda 2000
Reformasi 2003
Reformasi 2013

Struktur pilar
Pilar pertama

Pilar kedua

Anggaran
Penyederhanaan kebijakan
Keberhasilan dan kontroversi
Capaian
Kontroversi dan kritik
Penipuan
Dampak lingkungan
Dampak terhadap negara-negara berkembang
Salah sasaran dan kesenjangan di negara anggota

Catatan kaki
Referensi

Tujuan
Kebijakan Pertanian Bersama merupakan kombinasi antara subsidi-subsidi pertanian dan kebijakan pembangunan pertanian lainnya, yang sejak awal bertujuan untuk menjamin keamanan pangan di Eropa
setelah Perang Dunia II.[8] Kebijakan ini mempunyai tujuan yang ditetapkan sejak 1958 sampai sekarang, antara lain:[9][10][11]

peningkatan produktivitas dengan mempromosikan kemajuan teknis dan memastikan penggunaan lahan dan tenaga kerja secara optimal.
memastikan standar kehidupan yang layak bagi masyarakat di bidang pertanian.
menstabilkan pasar pertanian.
mengamankan ketersediaan bahan pangan.
memberikan konsumen makanan yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan
berkontribusi terhadap mitigasi perubahan iklim
Kebijakan pertanian diputuskan di tingkat Uni Eropa oleh pemerintah negara-negara anggota dan dijalankan oleh negara-negara anggota. Inti dari kebijakan ini adalah harga yang wajar bagi para petani seraya
mendorong mereka untuk menghasilkan produk berkualitas sesuai permintaan pasar sekaligus mendorong mereka mencari peluang pengembangan baru, seperti sumber energi ramah lingkungan yang
terbarukan.[12]

Komisi Eropa mengedepankan tiga tujuan Kebijakan Pertanian Bersama untuk 2014-2020:[13]

1. berkontribusi terhadap produksi pangan yang berkelanjutan, aman dan terjamin serta berorientasi pasar di seluruh uni Eropa
2. memastikan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan
3. berkontribusi terhadap pembangunan wilayah yang seimbang dan memajukan daerah pedesaan di seluruh Uni Eropa

Sejarah
Sejarah Kebijakan Pertanian Bersama (CAP) Uni Eropa bermula di Eropa Barat pada 1950-an paska Perang Dunia II, kondisi sektor pertanian di Eropa setelah perang mengalami kelumpuhan dan kekurangan
persediaan pangan,[5] menyebabkan kelaparan dan mal-nutrisi.[14] Keadaan ini memaksa Eropa mengeksplorasi berbagai cara agar mandiri dalam produksi pangan di tingkat regional.[15] Pada tahun 1957,
Perjanjian Roma (Treaty of Rome) melahirkan Masyarakat Ekonomi Eropa (pendahulu Uni Eropa) antara enam negara Eropa Barat, dengan gagasan kebijakan pertanian bersama sebagai komitmen untuk
membentuk pasar tunggal (common market). Komunitas Eropa menginginkan agar struktur pertanian Eropa direformasi agar lebih kompetitif, tanpa mengancam pertanian keluarga.[16] Konferensi Para Menteri
Pertanian pada 1958 di Stresa (Italia) dianggap sebagai awal pengembangan dan implementasi Kebijakan Pertanian Bersama dari enam negara anggota Masyarakat Ekonomi Eropa.[17]

Pada bulan Juni 1960, Komisi Eropa melontarkan pandangan dalam rangka mewujudkan kebijakan pertanian bersama. Komisaris Eropa Sicco Mansholt,[18] seorang petani dan politisi Belanda, merupakan
pencetus utama yang memprakarsai kebijakan pertanian di Eropa.[5] Kebijakan ini digadang-gadang sebagai kebijakan tunggal yang bertujuan untuk menyediakan pangan yang terjangkau dan standar hidup yang
adil bagi petani di Eropa.[19][20] Kebijakan pertanian ini mula-mula difokuskan untuk mendorong produktivitas pertanian sehingga konsumen memiliki persediaan pangan yang stabil, sekaligus memastikan Uni
Eropa memiliki sektor pertanian yang berkelanjutan. Kebijakan Pertanian Bersama memberikan subsidi dan sistem jaminan harga bagi petani, juga memberikan insentif bagi mereka agar meningkatkan
produktivitasnya.[12][21]

1 of 8 10/30/2018, 10:15 PM
Kebijakan Pertanian Bersama - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_Pertanian_Bersama

Peresmian
Pada tahun 1962, Kebijakan Pertanian Bersama Uni Eropa dilahirkan.[5][20] Dewan Uni Eropa memberi lampu hijau pendirian Common Market
Organizations (CMO) untuk enam produk pertanian (serealia, daging babi, telur, daging unggas, buah dan sayuran serta anggur),[22] diterbitkan aturan-
aturan persaingan, perencanaan perdagangan intra-masyarakat untuk produk susu dan daging sapi, serta didirikannya Dana Bimbingan dan Jaminan
Pertanian Eropa (European Agricultural Guidance and Guarantee Fund/EAGGF).[5] Kebijakan Pertanian Bersama mulai diberlakukan pada tahun
1963,[23][15] dengan empat prinsip dasar:

Pasar tunggal ( ) untuk peredaran produk pertanian secara bebas di Uni Eropa.
Solidaritas finansial: semua biaya Kebijakan Pertanian Bersama akan ditanggung kas komunal, , dukungan tarif impor dan kontribusi dari
negara-negara Eropa.
Preferensi komunitas: produk-produk Eropa diprioritaskan di atas produk impor. Produk pertanian Uni Eropa harus dilindungi dari fluktuasi di pasar
dunia dan mencegah impor dan ekspor dengan harga rendah dari negara-negara ketiga.[24]
Kesetaraan dan produktivitas: penghasilan petani sama dengan penghasilan di sektor lain, dengan harga yang wajar untuk memudahkan akses Direktorat Jenderal Pertanian dan Pembangunan
pangan kepada konsumen.[15] Pedesaan (
Saat awal-awal Kebijakan Pertanian Bersama, banyak petani kecil dari generasi pasca-perang masih memerah susu secara manual dan memotong jerami ) di Brussels. Departemen
Komisi ini bertanggung jawab untuk kebijakan Uni
menggunakan sabit. Subsidi yang diberikan melalui Kebijakan Pertanian Bersama membantu mereka membeli peralatan, merenovasi bangunan pertanian
Eropa terkait pertanian dan pembangunan
dan memperoleh benih serta pupuk yang lebih baik. Dengan penghasilan yang lebih tinggi, mereka juga dapat meminjam dari bank untuk
pedesaan serta berurusan dengan semua aspek
mengembangkan bisnis mereka.[25] Kebijakan Pertanian Bersama ( ).

Pada tahun 1970-an dan 1980-an Kebijakan Pertanian Bersama memperkenalkan tiga instrumen: diversifikasi regional, mekanisme dukungan harga dan
kebijakan-kebijakan struktural (penyesuaian sumber daya).[26] Hasil kebijakan ini terlihat dimana produk pangan yang dihasilkan Eropa meningkat setiap tahunnya. Toko-toko penuh makanan dengan harga
yang terjangkau, sehingga keamanan pangan dapat tercapai.[20]

Perkembangan Kebijakan Pertanian Bersama[27][10]

Modernisasi dan surplus pangan


Produksi pangan di Eropa meningkat tetapi kehidupan di pedesaan saat itu masih sulit.[25] Mansholt mencatat bahwa standar hidup petani tidak membaik sejak adanya Kebijakan Pertanian Bersama, meskipun
terjadi peningkatan produksi tetapi juga ada kenaikan dalam pengeluaran petani. Karena itu ia menyarankan bahwa metode produksi harus di reformasi dan dimodernisasi.[28]

Pada tahun 1970-an, Uni Eropa menerbitkan undang-undang modernisasi pertanian, mengenalkan pelatihan profesional, dan regulasi untuk memperbarui angkatan kerja pertanian. Kebijakan lain difokuskan
untuk membantu peternak di wilayah perbukitan,[5] dengan tunjangan kompensasi yang dikenal dengan Hill Livestock Compensatory Allowance (HLCA) pada 1980-an. Kompensasi ini memiliki sasaran untuk
meningkatkan pendapatan petani berdasarkan input (jumlah ternak yang merumput di perbukitan).[29]

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Kebijakan Pertanian Bersama mampu meningkatkan produksi pertanian. Namun produksi yang berlebihan kemudian
menjadi momok dalam pertanian Eropa, produk yang dihasilkan lebih banyak daripada yang bisa dikonsumsi masyarakat.[15] Kebijakan ini berhasil
membawa Uni Eropa ke arah swasembada pangan, tetapi di sisi lain harus berjuang dengan surplus produksi (food mountains).[5][20] Selain itu, biaya
penyimpanan untuk produk susu, serealia dan daging jadi semakin mahal, sehingga Eropa mulai mengekspor (dengan bantuan subsidi) kelebihan
produknya dengan harga murah (dumping).[15][31] Jika harga di pasar bebas turun di bawah harga minimum yang dijamin, petani dan pedagang diberi
opsi untuk menjual produk mereka ke Agensi Uni Eropa. Mekanisme ini disebut pembelian intervensi (intervention buying). Alasan dibalik sistem ini
adalah untuk menaikkan harga pasar setidaknya mencapai harga minimum yang disepakati. Namun jika harga pasar tetap di bawah harga minimum,
maka produk harus dijual rugi atau disimpan dalam penyimpanan. Pelaksanaan sistem ini yang menyebabkan fenomena "pegunungan mentega" (Butter
mountains), "danau anggur" (wine lakes), "perang daging sapi" (beef wars).[32]

Gunungan mentega ( ) yang


Reformasi kebijakan
terjadi sejak 1970-an akibat surplus pasokan
mentega yang diproduksi di Masyarakat Ekonomi Uni Eropa memulai kebijakan-kebijakan khusus untuk menyelaraskan produksi dengan kebutuhan pasar.[20] Meskipun perdebatan tentang reformasi
Eropa karena intervensi pemerintah melalui . Kebijakan Pertanian Bersama sudah dimulai pada awal tahun 1970,[33] kebijakan-kebijakan untuk pengendalian produksi baru dimulai pada tahun 1980-
Jumlah surplus mengalami penurunan dari waktu an.[34] Sejak awal, CAP telah berevolusi dari program yang berfokus pada komoditas dengan tujuan spesifik untuk memastikan keamanan pangan dan
ke waktu, dan sebagian besar sudah hilang pada
mendukung pendapatan pertanian di Eropa, menjadi sistem mekanisme bantuan dengan tujuan yang sangat beragam.[35] Mereka memulai transisi dan
tahun 2017.[30]
perubahan secara sistematis untuk mengatasi masalah kelebihan produksi, dampak negatif terhadap lingkungan dan dumping.[15] Tindakan struktural
diterapkan untuk mengendalikan kapasitas produksi agar persediaan sesuai dengan permintaan di Komunitas Eropa.[36] Selain itu besarnya anggaran
yang dibutuhkan untuk membiayai subsidi pertanian juga menimbulkan kritik dari berbagai pihak yang mendorong munculnya usulan mengenai pemotongan subsidi pertanian melalui Reformasi Kebijakan
Pertanian Bersama.[28]

Penetapan kuota susu (1984)


Reformasi pertama adalah pemberlakuan kuota susu pada tahun 1984,[37] mengikuti sistem kuota produksi yang sudah diterapkan pada gula.[5] Kelebihan jumlah produksi mengakibatkan turunnya harga susu
domestik, peternak sapi perah banyak yang merugi. Kuota susu diberlakukan sebagai upaya untuk mengendalikan produksi susu, memotong surplus dan pengeluaran Uni Eropa secara keseluruhan. Reformasi
untuk susu didasarkan pada jumlah kuota setiap negara, referensi jumlah kuota produsen atau konsumen dan pajak susu (jika produsen melebihi kuota referensi mereka).[37] Penerapan kuota susu cukup efektif
membatasi produksi susu, namun jumlahnya masih di atas konsumsi domestik Eropa. Dumping telah dikurangi tetapi tidak dihilangkan.[38] .

Reformasi Mac Sharry (1992)


Pada bulan Mei 1992, Uni Eropa mengambil langkah reformasi yang paling radikal.[33] Reformasi 'Mac Sharry' memulai peralihan dari dukungan produk (melalui harga) menuju dukungan produsen (melalui
bantuan pendapatan, pembayaran langsung).[39] Reformasi Mac Sharry menandai awal pembayaran langsung (direct payment) untuk kompensasi pengurangan dukungan harga.[37][40] Reformasi ini juga
memperkenalkan subsidi baru untuk praktik yang ramah lingkungan,[37] di mana petani memikul tanggung jawab dalam pelestarian lingkungan dan pertanian berkelanjutan.[41][12] Reformasi ini memberlakukan
pemotongan harga untuk produk pertanian (daging dan serealia) untuk menjamin pasar yang kompetitif. Agar memenuhi syarat untuk pembayaran langsung, petani harus menyisihkan sebagian lahan mereka

2 of 8 10/30/2018, 10:15 PM
Kebijakan Pertanian Bersama - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_Pertanian_Bersama

dan membatasi jumlah ternak per hektar.[37] Pertengahan 1990-an dikeluarkan kebijakan-kebijakan baru untuk mendukung investasi pertanian, pelatihan, pengolahan dan pemasaran. Juga diambil kebijakan
untuk melindungi pangan tradisional dan regional serta pelaksanaan kebijakan mengenai pertanian organik.[20]

Agenda 2000
Pada bulan Juli 1997, Komisi Eropa mengusulkan dokumen komprehensif yang dikenal sebagai "Agenda 2000" yang memuat rekomendasi untuk reformasi CAP lebih lanjut. Paket reformasi ini sebagai persiapan
dalam perluasan Uni Eropa dan merupakan tindak lanjut reformasi Mac Sharry. Elemen utama dari reformasi ini adalah: [42]

Penurunan agar harga produk pertanian Uni Eropa mendekati harga dunia
Peningkatan kompensasi pembayaran langsung ( ) pada beberapa produk
Peningkatan kebijakan untuk lingkungan
Pengenalan plafon anggaran untuk meyakinkan pembayar pajak bahwa pendanaan kebijakan tidak akan lepas kendali
Kebijakan-kebijakan pembangunan pedesaan baru disesuaikan dengan tujuan Agenda 2000 berkaitan dengan pertanian berkelanjutan dan pembangunan pedesaan
Agenda 2000 yang ditandatangani di Berlin pada tahun 1999 menciptakan pilar kedua dalam Kebijakan Pertanian Bersama dan mempertimbangkan "multi-fungsi" kegiatan pertanian. Tiga kebijakan utama yang
diusulkan: skema agro-lingkungan, dukungan untuk daerah yang sulit, dan bantuan investasi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.[37] Kebijakan pembangunan pedesaan dimasukkan dalam
Kebijakan Pertanian Bersama yang berfokus pada pembangunan ekonomi, sosial dan budaya pedesaan Eropa.[43] Pilar pertama sebelumnya hanya ditujukan untuk dukungan produk pertanian. Prinsip modulasi
dalam Agenda 2000 memperkenalkan kebijakan-kebijakan yang memungkinkan dana ditransfer antara pilar pertama ke pilar kedua berdasarkan pendekatan “multi-fungsi” ini.[37]

Reformasi 2003
Dewan Menteri Pertanian Uni Eropa mencapai kesepakatan pada 26 Juni 2003 untuk reformasi Kebijakan Pertanian Bersama, berdasarkan proposal Komisi yang dipresentasikan pada 23 Januari 2003.[44]
Reformasi 2003 atau Reformasi Fischler ditandai dengan pemisahan pembayaran langsung dari produksi agar para petani mampu merespon kondisi pasar yang terjadi. Reformasi ini juga memperkuat kebijakan
pembangunan pedesaan, termasuk pengurangan pembayaran langsung untuk mendanai pembangunan pedesaan.[45] Reformasi ini memperkenalkan skema pembayaran tunggal yang tidak terkait hasil produk
tertentu (decoupled), memisahkan pembayaran langsung kepada petani dan memperkenalkan konsep 'kepatuhan silang' (cross compliance), petani akan menerima pembayaran jika mereka memperhatikan
standar keamanan pangan, perlindungan lingkungan, serta standar kesehatan dan kesejahteraan hewan.[5][20] Pada tahun 2008, 'pemeriksaan kesehatan' (health check) dilakukan untuk menyesuaikan
pelaksanaan reformasi 2003.[35]

Reformasi 2013
Usulan untuk reformasi ini dimulai pada tahun 2011 dengan tujuan menjadikan Kebijakan Pertanian Bersama lebih hijau, lebih adil dan lebih efisien.[21]
Reformasi 2013 untuk 2014-2020 muncul akibat tantangan baru pada sektor pertanian Eropa, selain itu juga karena tujuan strategi Eropa 2020 demi
pertumbuhan yang lebih cerdas, inklusif dan berkelanjutan.[46] Reformasi ini mempertegas dukungan produsen, mengintegrasikan lebih banyak
pendekatan berbasis lahan dan pertanian berkelanjutan melalui skema pembayaran langsung "penghijauan" ("green" direct payments).[5] Penghijauan
mencakup langkah-langkah yang wajib bagi petani yang ingin menerima pembayaran langsung secara penuh. Tujuannya meningkatkan kinerja lingkungan
dari sektor pertanian dengan memberi insentif kepada mereka yang mengadopsi praktik pertanian yang bermanfaat bagi iklim dan lingkungan.[47] Untuk
2014–2020, keamanan pangan, pengelolaan sumber daya dan iklim berkelanjutan serta pengembangan wilayah pedesaan yang berimbang diusulkan
sebagai tujuan utama.[46]
Peserta pertemuan "Kebijakan Pertanian
Reformasi 2013 sepenuhnya sejalan dengan prinsip-prinsip dasar Kebijakan Pertanian Bersama. Reformasi ini terus berfokus pada penyediaan makanan
Bersama 2014-2020" Ketua Komite Pertanian
yang aman, berkualitas tinggi dan terjangkau untuk konsumen di Uni Eropa dan global. Reformasi ini juga sepenuhnya mengakui dan menaati aturan Uni anggota Uni Eropa di Senat Polandia
Eropa mengenai kesejahteraan hewan dan lingkungan, serta memastikan standar hidup yang adil bagi para petani Eropa.

Struktur pilar
Struktur Kebijakan Pertanian Bersama tersusun dalam dua ranah kebijakan utama, yang disebut sebagai 'Pilar'. Pilar pertama: bantuan langsung (direct support) dan kebijakan pasar (market measures); pilar
kedua: pembangunan pedesaan (rural development).[10]

Pilar pertama

Direct support diatur dalam Regulasi (EU) No 1307/2013. Pembayaran langsung (direct payment) merupakan jenis bantuan pendapatan
bagi para petani untuk memastikan petani memiliki penghasilan tetap, dan tidak terkait dengan berapa banyak yang mereka hasilkan.[48]
Pembayaran langsung, dilengkapi dengan serangkaian skema bantuan lain dengan tujuan tertentu, yaitu:[49]

untuk praktik pertanian yang bermanfaat untuk iklim dan lingkungan,


, pembayaran kepada petani muda,
Kebijakan Pertanian Bersama terdiri dari dua struktur pilar. Pilar
, untuk peningkatan dukungan pada pertanian skala kecil dan menengah,
pertama: & ; Pilar kedua:
, pembayaran untuk daerah dengan kendala alam, di mana kondisi pertanian sangat sulit, seperti
.
daerah pegununggan
, skema yang disederhanakan untuk petani kecil menggantikan skema lainnya,
dukungan sukarela digabungkan dengan produksi untuk membantu sektor-sektor tertentu yang mengalami
kesulitan.
Pada Kebijakan Pertanian Bersama sebelumnya (2007 hingga 2013) petani menerima satu pembayaran langsung yang disebut Skema Pembayaran Tunggal (Single Payment Scheme/SPS) yang mengalokasikan
subsidi tergantung pada jenis lahan yang dimiliki oleh petani. Untuk 2014 hingga 2020, kebijakan ini telah diganti dengan tiga pembayaran (skema wajib: basic payment, green payment, young farmers scheme).
[49][50]

Untuk mendorong kaum muda (di bawah 40 tahun) menjadi petani, Uni Eropa (UE) mendorong mereka dengan dukungan finansial dan pelatihan-pelatihan. Otoritas nasional menyisihkan hingga 2% dari total
alokasi dana direct payment untuk menawarkan petani muda bonus sebesar 25% (maksimum) selama lima tahun pertama bekerja di sektor ini. Petani muda juga memiliki prioritas sebagai penerima pendanaan
direct payment dari cadangan nasional/regional.[51]

Skema Direct support memastikan bahwa:[10]

petani menerima bantuan penghasilan jika mereka memelihara lahan pertaniannya dan memenuhi standar keamanan pangan, lingkungan, dan kesejahteraan hewan
Negara-negara anggota Uni Eropa mempertahankan kegiatan pertanian, disesuaikan dengan situasi iklim atau geografis mereka
produsen yang mampu menanggapi pasar, agar produk mereka sesuai permintaan konsumen demi memaksimalkan keuntungan
petani yang tidak memenuhi syarat kesehatan publik, hewan dan tumbuhan, lingkungan atau kesejahteraan hewan, bantuannya akan dikurangi atau tidak dapat sama sekali; kepatuhan silang (

3 of 8 10/30/2018, 10:15 PM
Kebijakan Pertanian Bersama - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_Pertanian_Bersama

Regulasi yang mendasari kebijakan-kebijakan pasar (market measures) adalah Regulasi (EU) No 1308/2013.[52] Untuk menyeimbangkan volatilitas harga di pasar pertanian Uni Eropa, seperangkat aturan
diberlakukan. Common Market Organisation (CMO) terlibat dalam:[10]

menyusun aturan untuk pasar bersama untuk barang dan jasa, menciptakan alat kebijakan khusus yang membantu meningkatkan fungsi pasar pertanian
menetapkan parameter untuk campur tangan di pasar pertanian dan memberikan dukungan sektor yang spesifik
mengatur pemasaran produk pertanian dan fungsi organisasi produsen dan antar cabang
masalah yang terkait dengan aturan perdagangan dan persaingan internasional
Dengan memfasilitasi kelancaran fungsi common market (pasar tunggal), CMO memastikan keragaman, ketersediaan, keterjangkauan, dan keamanan produk-produk pertaniannya.

Pilar kedua

Pertanian tidak hanya mencakup bahan pangan dan makanan, tetapi juga mencakup penanganan daerah pedesaan dan sumber daya alam di sekitarnya. Semua negara anggota Uni Eropa menjaga daerah
pedesaan dan mempertahankan cara hidup dalam masyarakat pedesaannya. Mereka beranggapan jika Uni Eropa tidak mempunyai sawah untuk bertani atau pun petani, maka pasar tidak akan terjaga dan
terlestarikan. Banyak pekerjaan di perdesaan Eropa yang diasosiasikan dengan pertanian sehingga petani pedesaan membutuhkan mesin pertanian, bahan bakar, bangunan, pupuk dan jaminan kesehatan
hewan.[9] Daerah perdesaan mencakup 44% dari wilayah Uni Eropa, kawasan perantara lainnya 44%, sedangkan daerah perkotaan hanya mewakili 12%.[53] Kebijakan pembangunan pedesaan (rural
development) Uni Eropa diatur dalam Regulasi (EU) No 1305/2013.[54] Kebijakan ini merupakan instrumen penting untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di daerah pedesaan dan pertanian, termasuk
pertanian organik di Uni Eropa. Prosedur pembangunan pedesaan Uni Eropa berkontribusi untuk:[10]

modernisasi pertanian, menggalakkan penyerapan teknologi dan inovasi


menyokong daerah pedesaan, misalnya melalui investasi dalam konektivitas dan layanan dasar
meningkatkan daya saing sektor pertanian
melestarikan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim
meningkatkan vitalitas masyarakat pedesaan
memastikan pembaruan generasi dalam pertanian
Kebijakan-kebijakan Uni Eropa mempermudah modernisasi pertanian sekaligus mendorong diversifikasi kegiatan di daerah pedesaan. Untuk membantu daerah pedesaan tumbuh dan meningkatkan standar
kehidupan dan lapangan kerja, kebijakan pembangunan pedesaan Uni Eropa menetapkan tiga tujuan:

meningkatkan daya saing pertanian


pengelolaan sumber daya alam dan aksi iklim yang berkelanjutan
mendukung pembangunan teritorial yang berimbang di daerah pedesaan

Anggaran
Selama lebih dari 50 tahun, Kebijakan Pertanian Bersama telah menjadi instrumen kebijakan paling penting bagi Uni Eropa.
Sebagai kebijakan bersama yang terpadu, Kebijakan Pertanian Bersama didanai melalui anggaran tahunan Uni Eropa dan
porsi besar anggaran tahunan dialokasikan untuk kebijakan ini.[56] Pada puncaknya tahun 1984, pengeluaran kebijakan ini
mencapai 72% dari anggaran Uni Eropa, sejak itu persentasenya menurun hingga 38% (setara 0,4% GDP UE) pada
2015.[8][57] Sekitar 96% dari anggaran Kebijakan Pertanian Bersama untuk sektor pertanian, sisanya ditujukan ke daerah
pedesaan.[58]

Sebagian besar fitur Kebijakan Pertanian Bersama 2014-20 berada dalam pilar pertama, termasuk ketentuan anggaran untuk
cadangan Krisis, pembayaran greening per hektar, top-up wajib petani muda dan beberapa skema pilihan, termasuk sektor
Kebijakan Pertanian Bersama dalam anggaran Uni Eropa (Kerangka
(komoditas) khusus Voluntary Coupled Support payment, pembayaran tambahan ke hektar pertama juga disebut
keuangan multi-tahunan 2014-2020).[55]
pembayaran redistributif.[59]

Pemberian bantuan subsidi yang diatur dalam Kebijakan Pertanian Bersama, berasal dari anggaran dana yang dimiliki Uni Eropa oleh negara-negara anggota.[60] Pendanaan, manajemen dan pemantauan
Kebijakan Pertanian Bersama diatur dalam Regulasi (EU) No 1306/2013.[61] Kebijakan Pertanian Bersama dibiayai oleh dua pendanaan yang merupakan bagian dari anggaran umum Uni Eropa:[56][61]

1. Dana Jaminan Pertanian Eropa ( ), mendanai pembayaran langsung ( ) kepada petani serta langkah-langkah dalam mendukung pasar
pertanian.
2. Dana Pertanian Eropa untuk Pembangunan Pedesaan ( ), mendanai kontribusi Uni Eropa untuk program pembangunan pedesaan (
).
Untuk memastikan bantuan langsung (direct support) dialokasikan dengan benar, negara-negara anggota melakukan pengelolaan dan pengendalian pembayaran kepada para petani melalui Sistem Administrasi
dan Pengendalian Terpadu (Integrated Administration and Control System/IACS).[62]

Pilar kedua kebijakan ini dibiayai melalui dana bersama (co-financed) dengan negara-negara anggota yang mendukung petani mereka juga dengan kebijakan-kebijakan lain yang dibiayai dari anggaran nasional
mereka, khususnya jaminan sosial bagi petani.[10] Kebijakan kohesi Uni Eropa melengkapi kebijakan pembangunan pedesaan, terutama dalam mendukung pembangunan daerah secara berimbang, yaitu:

Dana Pembangunan Daerah Eropa ( )


Dana sosial Eropa ( )

ERDF dan ESF bekerja bergandengan dengan EAFRD untuk menjamin pencapaian tujuan bersama.[10]

Penyederhanaan kebijakan
Kebijakan Pertanian Bersama perlu berevolusi dan mempertajam responnya terhadap tantangan dan peluang di tingkat Uni Eropa, nasional, regional, lokal hingga di tingkat pertanian, termasuk untuk untuk
merampingkan tata kelola dan mengurangi birokrasi serta beban administrasi.[63] Kebijakan Pertanian Bersama terbentuk dari sejumlah peraturan. Secara berkala peraturan-peraturan ini ditinjau dan elemen-
elemen yang usang dan tidak relevan dibuang. Tujuannya agar kebijakan, mekanisme penerapannya dan kerangka hukum yang diperlukan tidak terlalu kompleks untuk mencapai tujuan secara efektif.[64]
Reformasi 2013 merupakan reformasi pertama yang dilaksanakan berdasarkan prosedur legislatif biasa, di mana Dewan bekerja sama dengan Parlemen Eropa pada pijakan yang sama. Karena perubahan besar
yang diperkenalkan oleh reformasi ini, perlu waktu dan upaya agar aturan baru dapat diterapkan dengan benar. Hal ini terutama berlaku untuk daerah-daerah tertentu, seperti pembayaran pertanian 'greening',
yang memperkenalkan praktik-praktik pertanian ramah lingkungan.

Pada awal tahun 2015, Komisaris untuk Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Phil Hogan memulai penyaringan menyeluruh terhadap regulasi-regulasi bidang pertanian untuk mengidentifikasi potensi
penyederhanaan dalam kebijakan tersebut. Setelah penyaringan awal ini, akan ditinjau peraturan terkait lingkungan dan aspek lain dari skema pembayaran dasar (basic payment) yang dapat meningkatkan
kehidupan petani. Selain itu, terdapat lebih dari 200 peraturan Komisi lainnya yang juga akan dipertimbangkan untuk disederhanakan.[65]

Pada awal 2017 Komisi Eropa meluncurkan proses untuk modernisasi dan penyederhanaan Kebijakan Pertanian Bersama yang mengarah pada Komunikasi Komisi mengenai masa depan Kebijakan Pertanian
Bersama paska 2020.[66] Setelah dilakukan konsultasi publik pada 2017,[67] Komisi Eropa pada 1 Juni 2018 menyampaikan usulan legislatif tentang masa depan pangan dan pertanian untuk periode 2020.

4 of 8 10/30/2018, 10:15 PM
Kebijakan Pertanian Bersama - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_Pertanian_Bersama

Usulan tersebut juga bertujuan agar Kebijakan Pertanian Bersama disesuaikan untuk masa depan.[68] Komisi Eropa mengusulkan sistem yang lebih fleksibel, menyederhanakan dan memodernisasi cara kerja
Kebijakan bagi petani dan negara-negara Uni Eropa. Pendekatan “one-size-fits all” dari masa lalu akan diubah dengan memberikan lebih banyak kebebasan kepada negara-negara UE, membiarkan mereka
memutuskan caranya sendiri untuk mencapai tujuan bersama yang ditetapkan di tingkat Uni Eropa sehingga dapat menanggapi kebutuhan petani mereka dengan sebaik-baiknya. Proposal Komisi Eropa
meliputi:[7]

Satu tujuan yang ditetapkan di tingkat Uni Eropa untuk keseluruhan Kebijakan Pertanian Bersama
Perangkat kebijakan yang lebih luas akan disetujui di tingkat Uni Eropa, menetapkan apa yang dapat dilakukan oleh negara anggota dengan dana yang dialokasikan pada mereka. Setiap negara kemudian
bebas memilih kebijakan khusus yang dianggap paling efektif untuk memenuhi kebutuhannya
Seperangkat indikator hasil juga akan disetujui di tingkat Uni Eropa dalam menilai efektivitas kebijakan yang digunakan
Setiap negara anggota UE akan melakukan analisis atas kebutuhan spesifiknya dan menyusun rencana strategis untuk Kebijakan Pertanian Bersama.
Setiap rencana strategis akan memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari Komisi Eropa untuk memastikan konsistensinya dengan tujuan Uni Eropa, yang tidak mendistorsi pasar tunggal atau mengarah
pada beban yang berlebihan di sisi penerima manfaat maupun administrasi
Setiap tahun, negara-negara anggota menyerahkan laporan kinerja kepada Komisi Eropa untuk menunjukkan kemajuan dalam mencapai target yang ditetapkan. Komisi kemudian akan meninjau laporan
tersebut dan mengusulkan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja jika diperlukan

Keberhasilan dan kontroversi

Capaian
Hampir semua warga Eropa berpikir bahwa pertanian dan daerah pedesaan penting untuk masa depan Eropa.[69][70] Banyak yang berpendapat bahwa
Kebijakan Pertanian Bersama menguntungkan bagi semua warga negara Eropa, bukan hanya petani. Kebijakan Pertanian Bersama dianggap telah
memenuhi perannya terutama dalam hal memastikan pasokan makanan yang stabil. Juga adanya dukungan pembayaran subsidi kepada petani untuk
praktik pertanian yang bermanfaat bagi iklim dan lingkungan. Selain itu Kebijakan Pertanian Bersama juga disebut telah memenuhi perannya dalam
memprioritaskan kualitas makanan dan kesejahteraan hewan serta standar lingkungan.[69]

Kebijakan Pertanian Bersama dikatakan mampu mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih baik bagi petani di seluruh Uni Persentase lahan pertanian Uni Eropa
Eropa.[71] Kebijakan Pertanian Bersama telah mencapai keberhasilan yang signifikan dimana pendapatan petani di Eropa Barat diprediksikan stabil.
Pertanian Uni Eropa menyumbang 43% dari total ekspor dunia. Harga yang terjamin adalah bagian dari kesuksesan tersebut. Namun semua keberhasilan
tersebut tidak hanya disebabkan Kebijakan Pertanian Bersama, peningkatan pertanian di Eropa juga hasil dari mekanisasi dan inovasi kimia, pembangunan sistem irigasi dan sejenisnya.[72]

Kontroversi dan kritik


Kebijakan Pertanian Bersama tidak hanya memiliki implikasi positif, reformasi Kebijakan Pertanian Bersama mulai dari Mansholt hingga Mac Sharry disebut menyebabkan masalah serius di bidang ekonomi,
ekologi, dan bahkan politik seperti berikut:[73]

Jaminan harga tidak berhubungan dengan permintaan dan malah mendorong kelebihan produksi (surplus).
Kelebihan produk yang disimpan (melalui intervensi) memerlukan biaya baru dan membebani para pembayar pajak. Sistem kebijakan ini dikritik oleh konsumen dan kelompok pembayar pajak karena beban
yang signifikan pada mereka.
Petani besar (pemilik pertanian besar dengan produksi besar) menghasilkan lebih banyak uang, sementara produsen kecil yang paling membutuhkan bantuan kurang mendapat penghasilan.
Untuk meningkatkan produksi ladang mereka, para petani menggunakan herbisida, pestisida dan pupuk dalam jumlah berlebihan, memperburuk masalah lingkungan.
Pemberlakuan kuota, pajak pertanian dan bea masuk dalam perdagangan pertanian menyebabkan para eksportir merasa tidak senang pada Uni Eropa.
Subsidi terhadap harga ekspor mengganggu harga dunia dan merugikan eksportir di luar Uni Eropa, yang berujung pada perjanjian perdagangan.

Penipuan
Selain fenomena surplus pangan di masa lalu, mekanisme subsidi kebijakan ini juga dianggap menyebabkan munculnya berbagai intrik dan penipuan. Adanya perbedaan harga antara Uni Eropa dan harga global
yang ditutupi melalui kompensasi justru dianggap menggoda petani yang tidak jujur untuk melakukan kejahatan terorganisir.[72] Jenis penipuan dalam Kebijakan Pertanian Bersama biasanya terkait manipulasi
sasaran dan prosedur, termasuk memberikan pernyataan palsu agar mendapatkan subsidi ekspor yang lebih tinggi dengan memalsukan kualitas atau jenis barang, juga permintaan pembayaran subsidi pada
produk yang tidak ada.[74] Telah diterima secara luas bahwa kompleksitas Kebijakan Pertanian Bersama telah menyebabkan penipuan dan menciptakan kesulitan dalam mendeteksi tingkat penipuan yang
sebenarnya.

Dampak lingkungan
Selama 25 tahun pertama sejak pembentukan Kebijakan Pertanian Bersama, masalah lingkungan belum begitu diperhatikan. Namun ketika sebagian besar wilayah Uni Eropa mulai digunakan untuk tujuan
pertanian, masalah lingkungan mulai meningkat dan memancing perhatian publik. Kebijakan ini mendorong praktik pertanian secara intensif sebagai upaya untuk memenuhi skala produksi yang lebih besar.
Sebagai hasil dari proses ini, lingkungan menjadi rusak parah. Pada tahun 1991, Komisi menyatakan bahwa produksi yang sangat intensif ini menyebabkan kerusakan alam, pencemaran air dan pemiskinan tanah,
dan mereka menyarankan agar kebijakan disesuaikan dengan arahan agar petani menggunakan metode yang lebih ramah lingkungan. Setelah 50 tahun Kebijakan Pertanian Bersama, Eropa menghadapi masalah
lingkungan yang serius akibat pertanian intensif ini.[75] Hal ini dianggap dalam jangka panjang justru akan membawa Uni Eropa menuju kerawanan pangan.[76]

Dampak terhadap negara-negara berkembang


Kebijakan Pertanian Bersama dirancang dengan tujuan untuk membantu para petani Uni Eropa, di sisi lain beberapa instrumennya juga mendistorsi pasar dan merugikan negara-negara berkembang. Kebijakan
ini mempengaruhi harga Uni Eropa dan pengaruh ini ditransmisikan ke harga dunia kemudian mempengaruhi negara-negara berkembang dengan beragam dampak,[77] menyebabkan distorsi harga global
produk-produk pertanian, memperkeruh hubungan antara Uni Eropa dengan mitra dagang utamanya, dan berkontribusi pada citra Uni Eropa dalam penciptaan proteksionisme.[78][79] Jika Uni Eropa (sebagai
pengekspor produk pertanian terbesar dunia) meningkatkan ekspornya, maka harga-harga di pasar dunia dan di negara-negara berkembang akan jatuh, sehingga merusak daya saing dan produk-produk lokal.[80]

Perlindungan yang diberikan oleh Kebijakan Pertanian Bersama memiliki kecenderungan untuk menekan harga dunia. Penggunaan subsidi ekspornya memungkinkan surplus untuk di-dumping dengan harga
rendah di pasar negara-negara berkembang dan menyebabkan destabilisasi harga pasar dunia. Hambatan impor ke Uni Eropa juga dianggap merugikan bagi petani-petani non Uni Eropa.[81][82] Hambatan ini
membatasi peluang bagi negara-negara berkembang untuk memperluas ekspor pertanian dan pangsa pasar mereka,[83] juga mencegah eksportir negara berkembang yang bertarif rendah untuk menjual
produknya ke pasar Uni Eropa kecuali di bawah pengaturan akses preferensial.[84][85] Uni Eropa menetapkan tarif impor yang lebih tinggi dibanding tarif impor di negara-negara berkembang. Berbeda dengan
negara maju seperti di Uni Eropa, negara berkembang tidak punya cukup dana untuk membiayai sektor pertaniannya dengan jumlah besar. Alih-alih memberikan bantuan pertanian, petani di beberapa negara
berkembang malah dikenai pungutan oleh negara-negara maju tersebut. Di beberapa negara berkembang, aspek-aspek kunci produksi pertanian telah dihancurkan karena mereka tidak bisa bersaing dengan
pangan murah yang diimpor dari luar.[86] Kebijakan ini juga telah lama dikritik karena tidak koheren dengan tujuan kebijakan pembangunan Uni Eropa, yaitu pemberantasan kemiskinan dalam konteks
pembangunan berkelanjutan. Subsidi Eropa dinilai memiliki andil dalam peningkatan kemiskinan dan kerawanan pangan di negara-negara berkembang melalui ekspornya yang murah sehingga merusak prospek
negara-negara berkembang, terutama bagi kaum muda di daerah pedesaan.[87][80] Kritik lainnya adalah kebijakan ini juga dianggap berkontribusi terhadap deforestasi dan praktik-praktik yang merusak
lingkungan di negara berkembang.[88]

Kebijakan Pertanian Bersama telah mengalami periode reformasi yang panjang dan telah menghilangkan banyak dari fitur-fitur distorsi perdagangannya, meski tidak semuanya. Pungutan impor variabel telah
diganti dengan tarif impor tetap. Uni Eropa didorong untuk menghapus subsidi ekspor pada ekspor agrifood paling lambat pada 2020 dalam konferensi Dewan Menteri WTO Nairobi 2015.[88]

5 of 8 10/30/2018, 10:15 PM
Kebijakan Pertanian Bersama - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_Pertanian_Bersama

Salah sasaran dan kesenjangan di negara anggota


Kebijakan Pertanian Bersama menyebabkan terciptanya ketergantungan ekonomi dan kenaikan harga lahan pertanian,[89] juga tidak mengurangi kesenjangan antara pendapatan petani yang kaya dan miskin.
Pembagian subsidi pertanian juga didistribusikan secara tidak merata dan kekayaan terakumulasi hanya di daerah-daerah tertentu.[90] Petani kecil yang menyumbang sekitar 40% dari pertanian Uni Eropa hanya
menerima 8% dari subsidi yang diberikan, sebagian besarnya diberikan untuk pertanian besar.[91] Pembayaran langsung (direct payment) yang berbasis lahan berarti petani kecil hanya menerima bantuan
terbatas, sementara usaha besar dan pemilik tanah menerima subsidi yang lebih besar.[92] Dikatakan juga sebagian besar pengeluaran Kebijakan Pertanian Bersama tidak menguntungkan petani sama sekali.
Keluarga berpenghasilan rendah rusak oleh rezim subsidi dan penyimpanan makanan yang tidak diinginkan.[93] Kebijakan pembayaran langsung yang tujuannya untuk membantu pendapatan pertanian
berpenghasilan rendah juga dinilai kurang efektif, karena masalah rendahnya penghasilan petani dan kemiskinan di pedesaan dianggap paling baik ditangani oleh dukungan dan kebijakan kesejahteraan sosial,
bukan oleh kebijakan pertanian.[94]

Kesenjangan lainnya ialah distribusi bantuan yang tidak merata di antara para petani, wilayah dan negara anggota. Beberapa negara anggota Uni Eropa memiliki sektor pertanian yang lebih besar daripada yang
lain, terutama Prancis dan Spanyol, sehingga menerima lebih banyak dana di bawah Kebijakan Pertanian Bersama.[95] Para petani di negara-negara dengan sektor pertanian yang produktif, seperti Denmark,
Prancis, dan Belanda, sangat diuntungkan oleh mekanisasi dan intensifikasi produksi, sedangkan rekan-rekan mereka di negara-negara yang kurang produktif, seperti Yunani, Italia dan Portugal, tetap relatif
miskin.[72] Juga terdapat kesenjangan antara jumlah yang dibayarkan per hektar antara negara anggota baru dan lama. Jumlah rata-rata yang dibayarkan pada umumnya lebih tinggi di negara-negara di bagian
Barat yang masuk Uni Eropa sebelum 2004.[96] Namun setelah Reformasi 2013 kesenjangan-kesenjangan ini dilaporkan sudah mulai berkurang dengan memberlakukan sistem baru pembayaran langsung.[97][71]

Catatan kaki
24. ^ Sertöz (2014), hlm. 217. Irlandia, Finlandia, Estonia, Portugal, dan 74. ^ Sertöz (2014), hlm. 223, -: Sudah diterima
1. ^ European Council (2018a), Legal definition: Austria. secara luas bahwa seluruh kompleksitas
" 25. ^ a b European Commission (2012), hlm. 6.
54. ^ European Union (2013c). menyebabkan munculnya penipuan dan
26. ^ Gray (2009), hlm. 22. menciptakan kesulitan untuk mendeteksi
" 55. ^ European Commission (2017e), hlm. 2.
27. ^ Vine (2014). tingkat penipuan yang sebenarnya.
2. ^ Muhaimin & Dyanasari (2017), hlm. 7. 56. ^ a b European Commission (2017b).
28. ^ a b Wigati (2011). 75. ^ Sertöz (2014), hlm. 225.
3. ^ a b European Commission (2013). 57. ^ European Commission (2015b).
29. ^ Gray (2009), hlm. 26. 76. ^ Sævarsson (2011), hlm. 23.
4. ^ European Commission (2017c), 58. ^ OECD (2017), hlm. 12.
30. ^ Durisin, Almeida & Anguyo (2017). 77. ^ Cantore, Page & Velde (2011).
: Pertanian tidak 59. ^ OECD (2017), hlm. 25.
31. ^ European Commission (2012), hlm. 7: 78. ^ Kostić, Simonović & Kostić (2016),
seperti bisnis lainnya. Meskipun pentingnya 60. ^ Lungkang (2015), hlm. 39.
Didukung dengan jaminan harga minimum, hlm. 1371.
produksi pangan, pendapatan petani jauh lebih
rendah dibandingkan dengan pendapatan non-
petani mencapai titik di mana mereka 61. ^ a b European Union (2013d). 79. ^ Boysen, Jensen & Matthews (2014), hlm. 2:
menghasilkan lebih banyak makanan dari yang 62. ^ European Commission (2017d). Simulasi model menunjukkan bahwa di
pertanian (sekitar 40%). Pertanian lebih
dibutuhkan pada tahun 1970-an. Hasilnya masa lalu mendistorsi tingkat dan volatilitas
bergantung pada cuaca dan iklim dibanding 63. ^ European Commission (2017f), hlm. 9.
adalah surplus dengan biaya penyimpanan harga pasar dunia hingga merugikan petani di
sektor lainnya. Selain itu ada kesenjangan 64. ^ European Commission (2017c).
yang mahal dan memalukan secara politis. negara berkembang dengan dampak yang
waktu antara permintaan konsumen dan petani
yang mampu memasok: menanam gandum 32. ^ Sertöz (2014), hlm. 227: Karena produksi 65. ^ European Council (2018b): Penyederhanaan beragam.
yang berlebihan, ketika Uni Eropa tidak dapat Kebijakan Pertanian Bersama ( ) adalah
atau menghasilkan susu pasti membutuhkan 80. ^ a b Rudloff & Brüntrup (2018), hlm. 1.
waktu. menemukan pasar ekspor yang sesuai atau di bagian dari strategi UE untuk regulasi yang
mana tidak mungkin untuk menyimpan surplus lebih baik ( ). Uni Eropa 81. ^ Sertöz (2014), hlm. 226.
5. ^ a b c d e f g h i j European Commission makanan, surplus tersebut secara simultan berencana menyederhanakan dan 82. ^ Sævarsson (2011), hlm. 25: Negara-negara
(2017a). dimusnahkan sebagai solusinya, Misalnya, memangkas perundang-undangan UE sedapat dunia ketiga yang cocok untuk pertanian kalah,
6. ^ European Commission (2012), hlm. 5, 600.000 ton buah persik dan nektarin, 24.500 mungkin, memotong birokrasi dan mengurangi harus berurusan dengan subsidi ekspor dan
: Kebijakan Pertanian Besama ton cauliflower, 120.000 ton tomat, dan beban regulasi pada pelaku bisnis, warga tarif impor ke UE
( ) merupakan kebijakan Uni Eropa yang 320.000 ton apel dimusnahkan pada tahun negara dan administrasi publik. 83. ^ Matthews (2017), hlm. 27.
pertama dan selama bertahun-tahun menjadi 1990. 66. ^ Matthews (2017), hlm. 1. 84. ^ Boysen, Jensen & Matthews (2014),
satu-satunya kebijakan yang terintegrasi.
33. ^ a b Weyerbrock (1998), hlm. 380. 67. ^ Matthews (2017), hlm. 3: Dalam persiapan hlm. 1-2.
membuka jalan bagi pasar tunggal Uni Eropa
34. ^ European Commission (2012), hlm. 4. untuk Komunikasi, Direktorat Jenderal 85. ^ Boulanger . (2010), hlm. 15: Uni Eropa
pada tahun 1992. Sistem harga tunggal juga
Pertanian dan Pembangunan Pedesaan melindungi sektor pertanian dengan berbagai
mengharuskan untuk menciptakan mata 35. ^ a b Boulanger . (2010), hlm. 3.
uangnya sendiri, yaitu " " ( ), (Ditjen AGRI) melaksanakan konsultasi publik bea masuk - dan tarif khusus, dan
36. ^ Gray (2009), hlm. 27. yang dibuka pada 2 Februari 2017 selama dua
pendahulu . Ketika diperkenalkan pada kuota tarif. Ketika diukur dalam ekuivalen tarif,
tahun 1962, satu bernilai satu dolar AS. 37. ^ a b c d e f g Delayen (2007), hlm. 2. belas minggu. Komisi juga telah menerbitkan proteksi pada pertanian dan pengolahan
38. ^ Delayen (2007): “ evaluasi dampak awal yang menetapkan opsi makanan lebih tinggi daripada untuk
7. ^ a b European Commission (2018). untuk perubahan yang akan dianalisis manufaktur
8. ^ a b Vine (2014), hlm. 16. ”. dalam persiapan Komunikasi.
86. ^ Amaliyah (2009).
9. ^ a b Thamrin (2014). 39. ^ European Commission (2017a), Reformasi 68. ^ European Commission (2018),
87. ^ Boysen, Jensen & Matthews (2014), hlm. 27:
: Kebijakan
10. ^ a b c d e f g h European Council (2018a). Mac Sharry berdasarkan nama Komisaris yang
Pertanian Bersama di masa depan
Komisi Eropa memberi pembelaan, “Dampak
bertanggung jawab saat itu: Ray Mac Sharry negatif yang paling banyak dikritik sebagian
11. ^ Gray (2009). mengutamakan:
40. ^ European Commission (2012), besar telah di atasi dalam reformasi-reformasi
12. ^ a b c European Commission (2007). sebelumnya melalui dan
hlm. 3: Dukungan harga yang diperkecil, Dukungan pada pertanian keluarga skala
13. ^ Velde . (2012). diganti dengan pembayaran bantuan langsung kecil dan menengah, serta mendorong penghapusan subsidi ekspor secara bertahap,
14. ^ Lungkang (2015), hlm. 35. kepada petani petani muda dampak reformasi saat ini untuk
pembangunan tidak kentara. lebih
15. ^ a b c d e f Delayen (2007), hlm. 1. 41. ^ European Commission (2012): Reformasi Menjamin cita-cita yang lebih tinggi pada
Mac Sharry bertepatan dengan KTT Bumi Rio berorientasi pasar, sehingga mengurangi
16. ^ Gray (2009), hlm. 20. kebijakan lingkungan dan iklim, dan
1992 yang meluncurkan prinsip pembangunan potensi dampak negatifnya di pasar dunia.
membantu petani yang memenuhi standar
17. ^ Kostić, Simonović & Kostić (2016), berkelanjutan. Oleh karena itu kritik masa lalu tentang efek
lingkungan dan keberlanjutan
hlm. 1366. negatif pada keamanan pangan global tidak
42. ^ Sertöz (2014), hlm. 222-223. Mendorong pengembangan dinamika lagi relevan.”
18. ^ European Commission (2012), hlm. 5,
43. ^ European Commission (2012), hlm. 14. masyarakat pedesaan dan membantu
: Sicco Mansholt 88. ^ a b Matthews (2017), hlm. 2.
44. ^ Sertöz (2014), hlm. 223. petani memenuhi harapan publik terkait
adalah perencana utama kebijakan pertanian 89. ^ Sertöz (2014), hlm. 226, : Karena
kualitas dan kesehatan pangan
Eropa. Dia yang merencanakan unsur-unsur 45. ^ Boulanger . (2010), hlm. 6. adanya , harga tanah meningkat dan
utama Kebijakan Pertanian Bersama, seperti 69. ^ a b European Union (2018b), hlm. 28. menyebabkan peningkatan biaya operasional
46. ^ a b Pereira & Martinho (2017), hlm. 227.
jaminan harga dan pendanaan bersama antara 70. ^ European Union (2018c), hlm. 4: Di UE-28, pertanian. Selain itu, harga tanah yang tinggi
negara-negara anggota dalam perundingan 47. ^ Espinosa . (2017), hlm. 3.
total areal pertanian yang digunakan (UAA) juga mempersulit para petani untuk
maraton yang diakhiri pada 1962. 48. ^ European Union (2013a): Aturan mengenai mencapai 179 juta ha pada tahun 2016. 71% mengembangkan usaha mereka. Subsidi
19. ^ Gray (2009), hlm. 19. pembayaran langsung kepada petani telah dari total lahan pertanian terletak di UE-15 dan produksi dikapitalisasi ke dalam nilai lahan dan
berubah seiring reformasi kebijakan CAP. 28% di UE-N13. Prancis memiliki wilayah sewa, sebagai hasilnya petani penyewa
20. ^ a b c d e f g European Commission (2012), Sistem yang baru menjamin pendanaan ini
hlm. 3. pertanian terbesar (29 juta ha) yang mencakup memperoleh lebih sedikit manfaat dari .
didistribusikan secara adil, dan mencegah 16% dari total UAA di Eropa, diikuti oleh 90. ^ Sertöz (2014), hlm. 227, .
21. ^ a b Knott & James (2015). klaim dana oleh pihak-pihak yang usaha Spanyol (24 juta ha), Inggris dan Jerman
utamanya bukan bertani. (keduanya sekitar 17 juta ha). 59% dari UAA 91. ^ Jeffery (2003).
22. ^ Jedlička (2004), hlm. 4: pada dasarnya
adalah serangkaian kebijakan dan pengaturan 49. ^ a b European Commission (2017e), hlm. 4. digunakan untuk tanaman pangan pada 2016, 92. ^ White (2017).
terkait dengan berbagai sektor produksi 50. ^ Vine (2014), hlm. 17. 34% untuk padang rumput, dan 7% untuk 93. ^ Sertöz (2014), hlm. 228.
pertanian. Tujuannya adalah untuk tanaman permanen. Lebih dari 18,6 juta hektar 94. ^ Matthews (2016).
mendukung pasar komoditas pertanian 51. ^ European Commission (2015a). (10,7% dari UAA) berpotensi teririgasi pada
tertentu dengan berbagai mekanisme yang 52. ^ European Union (2013b): Regulasi tahun 2013. 95% dari area ini terletak di 95. ^ Zahrnt (2009).
bervariasi dari produk ke produk. Awalnya ( ) menetapkan UE-15, sebagian besar di Eropa Selatan. Area 96. ^ Teffer (2018).
didirikan untuk setengah dari semua aturan untuk pengaturan pasar dan pertanian beririgasi pada tahun 2013 di EU-28 97. ^ Espinosa . (2017), hlm. 2: Capaian
produk pertanian; Namun, jumlahnya perdagangan produk-produk pertanian di Uni mencapai lebih dari 10 juta hektar (5,9% dari penting dari reformasi 2013 adalah
meningkat secara bertahap dan mencakup Eropa. Regulasi ini juga berusaha mendorong UAA). konvergensi internal dalam pembayaran
semua produk dengan pengecualian kentang, kerja sama antar produsen. 71. ^ a b World Bank (2017), hlm. 8. langsung ( ) di negara anggota. Reformasi
madu dan beberapa produk alkohol. 53. ^ European Union (2018a), hlm. 3: Di UE-N13, 2013 mengurangi kesenjangan yang diukur
72. ^ a b c Kostić, Simonović & Kostić (2016),
23. ^ Lungkang (2015): "CAP kemudian muncul daerah pedesaan cakupan wilayahnya lebih dengan koefisien Gini dari 0,581 menjadi
hlm. 1370.
pada tahun 1962, dan mulai tinggi (48,4%) sementara daerah perkotaan 0,561.
diimplementasikan setahun setelahnya kurang signifikan (4,6%). Sebagian besar 73. ^ Kostić, Simonović & Kostić (2016),
(1963).” wilayah pedesaan mewakili sekitar 80% di hlm. 1372.

6 of 8 10/30/2018, 10:15 PM
Kebijakan Pertanian Bersama - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_Pertanian_Bersama

Referensi
ISSN 1977-0677.
Amaliyah, Ridha (2009).
(PDF). . Surabaya: Universitas European Union (2013d).
Airlangga. 3 (2): 227–245. ISSN 1907-9729.

Boulanger, Pierre; Jomini, Patrick; Zhang, Xiao-guang; Costa, Catherine & Osborne, Michelle (2010).
. L 347 (dalam bahasa Inggris). Brussels: Publication Office of the European
(PDF). (dalam bahasa Inggris). Union. 56: 549–607. doi:10.3000/19770677.L_2013.347.eng  . ISSN 1977-0677.
Switzerland: University of Lausanne.
European Union (2018a). (PDF).
Boysen, Ole; Jensen, Hans Grinsted & Matthews, Alan (2014). (dalam bahasa Inggris). Brussels: European Commission.
(PDF).
(dalam bahasa Inggris). Munich: The European Trade Study Group (ETSG). European Union (2018b). . (dalam bahasa Inggris).
Brussels: European Commission.
Cantore, Nicola; Page, Sheila & Velde, Dirk Willem te (2011).
(PDF) (dalam bahasa Inggris). London: Overseas European Union (2018c). (PDF). (dalam bahasa
Development Institute (ODI). ISSN 0140-8682. Inggris). Brussels: European Commission.

Delayen, Céline (2007). (dalam bahasa Inggris). Gray, John (2009). "Rurality and rural space: the 'policy effect' of the Common Agricultural Policy in the
Minneapolis: Institute for Agriculture and Trade. Borders of Scotland". Dalam Merlan, Francesca; Raftery, David. (dalam
bahasa Inggris). Canberra: ANU Press. hlm. 15–39. JSTOR j.ctt24h9j3.4  .
Durisin, Megan; Almeida, Isis & Anguyo, Innocent (2017).
(dalam bahasa Inggris). New York: Bloomberg L.P. Diakses tanggal 14 Mei 2018. Jedlička, Jan (2004). (PDF) (dalam bahasa Inggris). Praha: EU Office of
Česká spořitelna.
Espinosa, Maria; Louhichi, Kamel; Perni, Angel; Ciaian, Pavel & Paloma, Sergio Gomez y (2017).
Jeffery, Simon (2003). (dalam bahasa Inggris). UK:
(PDF). (dalam bahasa Inggris). Guardian News and Media. Diakses tanggal 13 Juni 2018.
Milwaukee: The Agricultural & Applied Economics Association (AAEA).
Knott, Amelia & James, Will (2015). (PDF) (dalam bahasa Inggris). London:
European Commission (2007). (PDF) (dalam bahasa Inggris). Civitas.
Brussels: Directorate-General for Agriculture and Rural Development.
Kostić, Vladimir; Simonović, Zoran & Kostić, Aleksandar (2016). "Advantages and controversy of
European Commission (2012). (PDF) (dalam common agricultural and cohesion policy in the EU". (dalam bahasa
bahasa Inggris). Luxembourg: Publications Office of the European Union. doi:10.2762/35894  . Inggris). Belgrade: Balkan Scientific Association of Agricultural Economists. 63 (4): 1365–1378.
ISBN 978-92-79-23265-7. doi:10.5937/ekoPolj1604365K  . eISSN 2334-8453.

European Commission (2013). "The common agricultural policy (CAP) and agriculture in Europe– Lungkang, Dina Magdalena (2015).
Frequently asked questions". (dalam bahasa Inggris). (http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/19387) (Skripsi). Universitas
Brussels: Directorate-General for Agriculture and Rural Development. Diakses tanggal 9 Mei Hasanuddin. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/19387.
2018.
Matthews, Alan (2016). "Focus on the distribution of direct payments". (dalam bahasa
European Commission (2015a). (PDF) (dalam bahasa Inggris). Inggris). Diakses tanggal 15 Juni 2018.
Luxembourg: Publications Office of the European Union. doi:10.2762/53737  .
ISBN 978-92-79-38499-8. Matthews, Alan (2017). (PDF).
(dalam bahasa Inggris). Irlandia: Trinity College Dublin.
European Commission (2015b). (PDF).
(dalam bahasa Inggris). Brussels: Directorate-General for Agriculture and Rural Development. Muhaimin, Wahib & Dyanasari (2017). [ ].
New York: Elsevier Inc. (dipublikasikan tanggal 21 Januari 2017). doi:10.2139/ssrn.2899668  .
European Commission (2017a). SSRN 2899668  .
(dalam bahasa Inggris). Brussels: Directorate-General for Agriculture and Rural
Development. Diakses tanggal 9 Mei 2018. OECD (2017).
(dalam bahasa Inggris). Paris: OECD Publishing.
European Commission (2017b). ISBN 978-92-64-27878-3.
(dalam bahasa Inggris). Brussels: Directorate-General for Agriculture and Rural
Development. Diakses tanggal 10 Mei 2018. Pereira, Vítor João & Martinho, Domingues (2017). "Insights from over 30 years of common agricultural
policy in Portugal". (dalam bahasa Inggris). London: SAGE Publications
European Commission (2017c). Ltd. 46 (3): 223–229. doi:10.1177/0030727017729896  .
(dalam bahasa Inggris). Brussels: Directorate-General for Agriculture and Rural
Development. Diakses tanggal 10 Mei 2018. Rudloff, Bettina & Brüntrup, Michael (2018).
(PDF). (dalam bahasa
European Commission (2017d). (dalam bahasa Inggris). Berlin: Stiftung Wissenschaft und Politik (the German Institute for International and
Inggris). Brussels: Directorate-General for Agriculture and Rural Development. Diakses tanggal Security Affairs, SWP). ISSN 1861-1761.
10 Mei 2018.
Sævarsson, Sindri Baldur (2011).
European Commission (2017e). (dalam bahasa
Inggris). Brussels: Directorate-General for Agriculture and Rural Development. (BA Thesis). Islandia: Bifröst University.
doi:10.2762/572019  . ISBN 978-92-79-67876-9.

European Commission (2017f). (PDF). Sertöz, Gökhan (2014). "The Critique of Common Agricultural Policy of the European Union".
(dalam bahasa Inggris). Ankara: Türkiye Adalet Akademisi. 5 (9): 217–232.
(dalam bahasa Inggris). Brussels: European ISSN 1309-9485.
Commission.
Teffer, Peter (2018). (dalam bahasa Inggris).
European Commission (2018). (dalam bahasa Inggris). Brussels: EUobserver.com ASBL. Diakses tanggal 15 Juni 2018.
Brussels: European Commission. Diakses tanggal 10 Juni 2018.
Thamrin, Adrian Khalif Akbar (2014). "Pengaruh Kebijakan Pertanian Bersama pada Kesejahteraan
European Council (2018a). "Common Agricultural Policy" (dalam bahasa Inggris). Brussels: Council of Petani Prancis". Depok: Universitas Indonesia.
the European Union. Diakses tanggal 9 Mei 2018.
Velde, Dirk Willem te; Page, Sheila; Cantore, Nicola; Matthews, Alan; King, Michael; Boysen, Ole &
European Council (2018b). "Simplification of the EU's Common Agricultural Policy (CAP)" (dalam Keijzer, Niels (2012). (PDF) (dalam
bahasa Inggris). Brussels: Council of the European Union. Diakses tanggal 10 Mei 2018. bahasa Inggris). London: Overseas Development Institute. ISSN 1756-7602.
European Union (2013a). Vine, Paul (2014). Hall, Glenn, ed. "EU Common Agricultural Policy – A primer". (6). UK:
Norton Rose Fulbright LLP.

Weyerbrock, Silvia (1998). "Reform of the European Union's Common Agricultural Policy: How to reach
. L 347 (dalam bahasa Inggris). Brussels: Publication Office of the European GATT-compatibility?". (dalam bahasa Inggris). New York: Elsevier
Union. 56: 608–670. doi:10.3000/19770677.L_2013.347.eng  . ISSN 1977-0677. Inc. 42 (2): 375–411. doi:10.1016/S0014-2921(97)00066-4.

European Union (2013b). White, Samuel (2017). Brussels:


Euractive.com Ltd. Diakses tanggal 15 Juni 2018.

. L 347 (dalam Wigati, Diah (2011).


bahasa Inggris). Brussels: Publication Office of the European Union. 56: 671–854. (PDF). . Yogyakarta: UPN Veteran Yogyakarta.
doi:10.3000/19770677.L_2013.347.eng  . ISSN 1977-0677.
World Bank (2017). (PDF).
European Union (2013c). . Washington D.C.: International Bank for Reconstruction and
Development/The World Bank.

. L 347 (dalam bahasa Inggris). Brussels: Publication Zahrnt, Valentin (2009).


Office of the European Union. 56: 487–548. doi:10.3000/19770677.L_2013.347.eng  . . Brussels: European Centre for International Political Economy (ECIPE).

7 of 8 10/30/2018, 10:15 PM
Kebijakan Pertanian Bersama - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_Pertanian_Bersama

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebijakan_Pertanian_Bersama&oldid=14336639"

Halaman ini terakhir diubah pada 30 Oktober 2018, pukul 05.17.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

8 of 8 10/30/2018, 10:15 PM

You might also like