You are on page 1of 4

Kata Maaf itu Obat

Maaf. Satu kata, terdiri dari dua huruf mati dan


dua huruf vokal yang kembar.

Kata itu sulit untuk diucapkan, terlebi oleh hati


yang gengsi. Iya, padahal kata itu adalah sebuah
kunci untuk mengobati luka. Pernahkah kau
terluka? Lantas apa yang tepat untuk
mengobatinya? Bersenang-senang? Coklat?
Musik?. Iya mungkin itu bisa, hanya 5% dari rasa
sakitmu. Lantas apa yang tepat? MAAF. Itulah
yang tepat untuk menyembuhkan lukamu.

Maafkan orang yang membuatmu terluka,


maafkan keadaan yang membuatmu terluka,
maafkan dirimu yang membiarkan dirimu terluka.
Maafkan segalanya. Karena sejatinya, ruh dari
kata maaf adalah sebuah keikhlasan. Iya benar.
Ketika kata maaf itu terlontar dari hatimu,
sejatinya kau telah mengeluarkan keikhlasan
dalam dirimu. Ikhlas akan semua yang kau alami.
Dan itulah sebaik-baiknya keadaan setelah
terluka.

Mudahkah? Tidak. Untuk mengucapkan kata


maaf, butuh pengorbanan, keberanian, dan
kepercayaan. Tidak percaya? Coba saja ketika
dirimu terluka, maafkan semua yang sudah
membatmu terluka. Kau akan tahu bagaimana
beratnya kata maaf.

Ingat, kata maaf juga harus kau lakukan saat kau


mencoba melukai orang lain. Karena itu kan
mengobati lukanya. Walaupun kau hnya baru
berniat melukainya, setidaknya kata itu akan
menjadi tameng buat dia ketika kau benar-benar
akan melukainya.

Tentang maaf, pernah aku benar-benar tidak mau


memaafkan orang karena dia telah merenggut
sebagian senyumku. Orang selalu mengenalku
orang yang ceria dan periang. Namun, ada hal
yang membuatku membatasi itu semua. Iya,
karena semakin aku berusaha untuk ceria dan
periang, semakin terlihat luka yang ada di diri ini.
Mengundang tanya, tentunya mengundang tangis.
Bagaimana tidak, seseorang yang seharusnya
selalu mendukung langkah baikmu, berusaha
untuk menghalangi itu semua. Bahkan kata maaf
pun enggan aku ucapkan untuknya. Iya, karena
dia merenggut separuh mimpiku. Luka ini masih
ada sampai saat ini. Namun, kusadari. Semakin
aku membencinya, semakin terlihat rendah diri
ini.

Akhirnya? Maaf. Itu yang aku ucapkan pada


diriku, maafkan dia, maafkan mereka, maafkan
semuanya. Iya aku memaafkanmu. Tapi sudahlah,
mungkin itu sudah lebih dari cukup. Ku tak mau
diri ini menerima kembali hal itu, ku selalu batasi
ruangnya untuk membuatku menjadi ceria
kembali. Karena itu tak bisa.

Benar. Maaf memang seharusnya tulus, dan tak


akan menghadirkan sebuah kekecewaan lagi.
Tetapi terkadang memang perlu, agar kau bisa
menjaga hatimu agar tak dirusak oleh orang lain.
Tapi, memang maaf adalah obat untuk segala
luka yang ada di dirim, bahkan tameng untuk luka
yang akan kau goreskan ke orang lain.

“salah satu cara untuk mencintai dirimu adalah


dengan memaafkan segalanya yang telah
merusak dan membuat mu terjatuh.”

You might also like