You are on page 1of 3

Anatomi Sistem Pernafasan

 Rongga Hidung : yaitu selaput lendir yang sangat kaya akan pembulu darah yang bersambung
dengan lapisan faring
 Faring : yaitu pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
esophagus pada ketinggian tulang rawan karoid
 Laring : yaitu tenggorokan yang terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya
dari kolumna vertebra
 Trakea : yaiutu batang tengorokan kira kira 9 cm panjangnya berjalan dari laring sampai kira kira
ketinggian vertebra toirakalis ke 5 dan bercabang menjadi 2 bronkus (bronki)
o Trakea servikalis : yaitu yang berjalan memlalui leher disilang oleh istimus ke kelenjar
tiroid yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi trakea
 Ronggah thorax :ronggah dada yang terdiri atas tulang dan tulang rawan yang diuraikan batas
yang membentuk ronggah dalam thorax
 Paru paru : merupakan alat pernafasan utama paru paru mengisi ronggah dada yang terletak
disebelah kanan dan kiri dan di tengah di pisahkan oleh jantung beserta pembulu darah besar
dan struktur lainnya yang terletak didalam mediastinum. Paru paru adalah organ yang tibrosa
dan yang melengkapi lingkaran sebelah belakang trakea selai itu juga memuat beberapa jaringah
otot.
 Lobus paru paru (belahan paru) : paru kanan mempunyai 3 buah lobus dan kiri memiliki 2 lobus.
Lobus tersusun atas lobula sebuah pipa bronkial kecil masuk kedalam setiap lobula dan semakin
bercabang dan tipis da akhirnya berakhir menjadi kantong kecil yang merupakan udarh paru
 Bronkus pulmobalis : trakea terbela menjadi 2 bronkus utama yang bercabang sebelum masuk
dalam paru
 Pembulu Darah dalam Paru : arteri pulmonalis membaawa darah yang sudah tidak mengandung
oxygen dari ventrikel kanan ke paru paru. Arteri tersebut membela dan menjadi jaringan
kapiler. Kapiler paru bersatu sampai menjadi pembulu darah lebih besar dan akhirnya dua venna
pulmonalis meninggalkan setiap paru dan membawa dara yang kaya oksigen ke atrium kiri untuk
di distrubusikan keseluh tubuh dari aorta
 Hilus (tampuk) :dibentuk oleh struktur arteri pulmonalis (mengambilkan darah tanpa oksigen),
venna pulmonalis (mengembalikan darah penuh oksigen ), bronkus (bercabang dan beranting),
arteri bronkialis (keluar dari aorta dan mengantar darah arteri ke jaringan paru), venna
bronkialis (mengembalikan sebagian darah dari paru ke venna cava superior), pembulu limfe
(masuk dan keluar paru), persarafan (saraf vagus dan saraf simpatik) , kelenjar limfe (pembulu
yang menjelajai struktur paru dalam menyalur dalam kelenjar yang ada di tampuk paru)
 Pleura : yaitu seriap paru dilapisi yang dilapsi membrane verosa rangkap 2 yaitu pleura viselaris
erat melapisi paru , pleura parietalis melapisi bagian dalam dinding dada. Pleura diperkuat oleh
membrane kuat yaitu membrane subrapleularis

Fisiologi

Pertukan gas oksigen dan karbok dioksida pada pernafan melali paru atau pernafasan eksterna oksigen
dipungun melalu9i hidung dan mulut pada waktu bernafasa oksigen masuk melalui trakea dan pipa
bronkial ke alveoli dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonalis hanya satu
lapis membran yaitu membrane alveoli kapiler yang memisahkan oksigen dari darah dan menembus
membrane ini dan dipunggun oleh hemoglobin sl darah merah di bawah ke jantung dari disini di pompa
dalam artgeri kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru pada oksigen 100mmHg dan pada paru
tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen. Dalam paru CO2 adalh hasil buangan metabolism
menembus membrane alveolar kapiler darai kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial
dan trakea dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut

4 proses yang berhubungan pernafasan pulmoner/ eksterna:

1. Ventilasi pulmoner (geralk pernafasan yang menukar udarah dalam alveoli dengan udara luar)
2. Arus darah melalui paru
3. Distribusi arus udarah dan arus darah sedemikian sehinggah dalam jumlah tepat dapat
mencapai semua bagian tubuh
4. Digusi gas yang menembusi membrah pemisah alveoli dan kapiler CO2 lebih mudah berdifusi
dari oksigen.

semua proses ini diatur sehinggah darah yang meninggalkan paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2
pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang di paru membawa terlalu banyak CO2 dan
terlampau sedikit O2 jumlah CO2 tidak dapat dikeluarkan maka konsentrasinya dalam darah arteri
bertambah dapat merangsang pusat pernfasan dalam otak unruk memperbesar kecepatan dan
dalamnya pernafasan penambahan ventilasi ini mengeluarkan CO2 dan memungut lebih bayak O2

manifetasi klinik

1. Gejala awal

Stridor local dan dyspnea ringan yang memungkinkan disebabkan oleh obsi bronkus

2. Gejala umum
a. Batuk : akibat iritasi yang disebkan oleh masa tumor batuk mulai sebagai batuk kering tanpa
sputum tapi berkembang sampai titik dimana dibentuk msputum yang kental dan pluren dalam
respon terhadap inspeksi sekunder
b. Hemoptisi : sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang melalui
ulserasi.
c. Anoreksia, lelah, berkurangnnya berat badan

pemeriksaan diagnostic

1. Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dpat memndeteksi adanya kanker paru
menggambarkan bentuk ukuran dan lokasi lesi dapat menyatakan masa udarah udarah pada
bagian hilus effuse pleural, atelaksis, eroisi tulamg rusuk atau vertebra
2. Laboratorium
a. Dilakukan untuk mengkaji adanya atau tahapan karsinoma
b. Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan fentilasi
c. C. dapat dilakukan untuk mengevaluasin kompetensi imun dalam umur kanker paru
d. Memungkinkan fisualisasi pencucian bagian dan membersikan sitolosi lesi (besarnya karsinoma
bronkogenik dapat diketahui)
e. Biopsy dengan ttb terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran <2 cm
sensitifitasnya mencapai 90-95
f. Biopsy tumor bagian plura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara thoraxtoscopy
g. Untuk mendapatkan tumor metastasi atau kelenjar getah bening yang terlibat
h. Torakotomi untuk diaknistik paru dikerjaan bila bermacam macam prosedur non infasif dan
infasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor

Pencitraan

a. Untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura


b. Untuk menunjukan keadaan mediastinum

Penatalaksanaan
Tujuan pengonbatan kanker dapar berupa
A. Kuratif : memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka harapan hidup
klien
B. Pariatif : menguragi dampak kanker meningkatkan kualitas hidup.
C. Rawat rumah (hospice care) pada kasus terminal : mengurangi damoak fisik maupun
psikol;ogis kanker baik pada pasien maupun pada keluarga
D. Supotif : menunjang pengobatan koratif paliatif dan terminal seperti pemberian nutrisi,
tranfusi darah, komponen darah, obat anti nyeri dan anti infeksi.

You might also like