You are on page 1of 9

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Disusun oleh:

DOBBY ALDINATHA JUCE


(P07220116010)

Prodi D3 Keperawatan Samarinda


Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
Samarinda
Tahun 2018
A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun
orang lain. Sering di sebut juga gaduh gelisah atau amuk di mana seseorang marah
berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol
(Yosep, 2007).
Perilaku kekerasan merupakan suau bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Budi Ana Keliat, 2005).
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan
untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008).
B. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat
timbul agresif atau perilaku kekerasan,contohnya : pada masa anak-anak yang
mendapat perilaku kekerasan cenderung saat dewasa menjadi pelaku perilaku
kekerasan
b. Perilaku
Kekerasan didapat pada saat setiap melakukan sesuatu maka kekerasan
yang diterima sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan diadopsi dan
dijadikan perilaku yang wajar
c. Sosial Budaya
Budaya yang pasif – agresif dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap
pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah kekerasan adalah hal yang wajar

d. Bioneurologis
Beberapa berpendapat bahwa kerusaka pada sistem limbik, lobus frontal,
lobus temporal, dan ketidakseimbangan neurotransmitter ikut menyumbang terjadi
perilaku kekerasan
2. Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali
berkaitan dengan (Yosep, 2009):
a. Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas seperti dalam
sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian masal dan
sebagainya.
b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.
c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak
membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melalukan kekerasan
dalam menyelesaikan konflik.
d. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan dirinya
sebagai seorang yang dewasa.
e. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan alkoholisme
dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa frustasi.
f. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap
perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.

C. Manifestasi Klinis
Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan
adalah sebagai berikut:
1. Fisik
a) Muka merah dan tegang
b) Mata melotot/ pandangan tajam
c) Tangan mengepal
d) Rahang mengatup
e) Postur tubuh kaku
2. Verbal
a) Bicara kasar
b) Suara tinggi, membentak atau berteriak
c) Mengancam secara verbal atau fisik
d) Mengumpat dengan kata-kata kotor
e) Suara keras
3. Perilaku
a) Melempar atau memukul benda/orang lain
b) Menyerang orang lain
c) Melukai diri sendiri/orang lain
d) Merusak lingkungan
e) Amuk/agresif
4. Emosi
a) Tidak adekuat
b) Tidak aman dan nyaman
c) Rasa terganggu, dendam dan jengkel
d) Tidak berdaya
e) Bermusuhan
5. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
6. Spiritual
erasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang
lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar.
7. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
8. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

D. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu
tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan
lingkungan.
E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
1) Obat anti psikosis : Phenotizin
2) Obat anti depresi : Amitriptyline
3) Obat anti ansietas : Diazepam, Bromozepam, Clobozam
4) Obat anti insomnia : Phneobarbital
2. Terapi modalitas
a) Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian :
1) BHSP
2) Jangan memancing emosi klien
3) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
4) Beri kesempatan pasien mengemukakan pendapat
5) Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang dialami
b) Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan social atau aktivitas lain
dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan kesadaran klien karena
masalah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
c) Terapi music
Dengan music klien terhibur, rilek dan bermain untuk mengembalikan kesadaran
klien.

F. Pohon Masalah

G. Askep
13. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal MRS
(masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan alamat
klien.
14. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke
rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan
perkembangan yang dicapai.
15. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada
masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal. Dan
pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
16. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
17. Aspek psikososial
e) Genogram yang menggambarkan tiga generasi
f) Konsep diri
g) Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok, yang
diikuti dalam masyarakat
h) Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
18. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, afek klien,
interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran,
memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
19. Kebutuhan persiapan pulang
f) Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali.
g) Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
h) Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
i) Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
j) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
20. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus
internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain.
21. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan,
pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
22. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
23. Aspek medic
Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi, psikomotor,
okopasional, TAK dan rehabilitas.
24. Daftar masalah keperawatan
a) Perilaku kekerasan
b) Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
c) Perubahan persepsi sensori: halusinasi
d) Harga diri rendah kronis
e) Isolasi social
f) Berduka disfungsional
g) Penatalaksanaan regimen teurapeutik inefektif
h) Koping keluarga inefektif

H. Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif
 Klien mengatakan ingin memukul  Sikap tampak kaku dan tegang\
orang lain  Agresif, agitasi
 Klien mengatakan ingin membunuh  Mengamuk
 Klien mengatakan benci semua  Peningkatan aktivitas motorik
orang  Mengepalkan tinju
 Merusak benda disekitar

I. Intervensi

DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
Risiko Prilaku BHSP
Selama perawatan diruangan, SP I:
Kekerasan
pasien tidak memperlihatkan  Diskusikan penyebab, tanda dan
gejala, bentuk dan akibat PK yang
perilaku kekerasan, dengan criteria dilakukan pasien serta akibat PK
 Latih pasien mencegah PK dengan
hasil cara: fisik (tarik nafas dalam &
 Dapat membina hubungan memeukul bantal)
saling percaya  Masukkan dalam jadwal harian
 Dapat mengidentifikasi
penyebab, tanda dan gejala, SP II:
bentuk dan akibat PK yang  Diskusikan jadwal harian
sering dilakukan
 Latih pasien mengntrol PK dengan
 Dapat Fisik
cara sosial
 Social dan verbal
 Latih pasien cara menolak dan
 Spiritual
meminta yang asertif
 mendemonstrasikan cara
 Masukkan dalam jadwal kegiatan
mengontrol PK dengan cara :
harian
 Minum obat teratur
 Dapat menyebutkan dan SP III:
mendemonstrasikan cara  Diskusikan jadwal harian
mencegah PK yang sesuai  Latih cara spiritual untuk mencegah
 Dapat memelih cara PK
mengontrol PK yang efektif  Masukkan dalam jadawal kegiatan
dan sesuai harian
 Dapat melakukan cara yang SP IV
sudah dipilih untuk mengontrl  Diskusikan jadwal harian
PK  Diskusikan tentang manfaat obat dan
 Memasukan cara yang sudah kerugian jika tidak minum obat secara
dipilih dalam kegitan harian teratur
 Mendapat dukungan dari  Masukkan dalam jadwal kegiatan
keluarga untuk mengontrol PK harian
 Dapat terlibat dalam kegiatan
diruangan
Daftar Pustaka
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., 2005, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (terjemahan), Widya
Medika, Jakarta
Keliat, B.A., 2005, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Stuart dan sundeen. 2004. Buku Saku Keperawatan Jiwa : Jakarta. EGC
Maramis, W.f. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Ed. 9 Surabaya: Airlangga
University Press.

You might also like