You are on page 1of 8

A.

Anatomi dan Fisiologi Hepar


Hepar merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh, menempati hampir seluruh regio
hypochondrica dextra, sebagian besar epigastrium dan seringkali meluas sampai ke regio
hypochondrica sinistra.1
Bentuknya seperti suatu pyramid bersisi tiga dengan basis menunjuk ke kanan
sedangkan apeks (puncak) nya ke kiri. Pada laki – laki dewasa beratnya 1400 – 1600 gram,
perempuan 1200 – 1400 gram. Ukuran melintang (transversal) 20 – 22,5 cm, vertikal 15 – 17,5
cm sedangkan ukuran dorsoventral yang paling besar adalah 10 - 12,5 cm.

Permukaan Hepar
1. Facies diaphragmatica (facies superior) hepar, ialah permukaan hepar yang menghadap ke
diaphragma, dibedakan atas empat bagian, yaitu pars1 :
- Anterior (pars ventralis)
- Superior
- Posterior
- Dextra
Di sisi kanan, pars anterior dipisahkan oleh diaphragma dari costae dan cartilago costae VI-
X, sedangkan di sisi kiri dari costae dan cartilago costae VII-VIII. Seluruhnya tertutup oleh
peritoneum, kecuali disepanjang perlekatannya dengan ligamentum falciforme hepatis.
Bagian dari pars superior dekat jantung mempunyai cekungan yang dinamakan impresio
(fossa) cardiaca. Di sebelah kanan, pars posterior lebar dan tumpul sedangkan di sebelah kiri
tajam. Agak ke kanan bagian tengah terdapat sulcus venae cavae (ditempati oleh vena cava
inferior). Kira – kira 2-3 cm ke sebelah kiri vena cava inferior terdapat fissura ligamenta vensosi
(ditempati oleh ligamentum venosum arantii). Diantara keduanya terdapat lobus caudatus.
Di sebelah kanan vena cava inferior terdapat suatu daerah berbentuk segitiga yang
dinamakan impressio suprarenalis. Di sebelah kiri fissura ligamenti venosi terdapat sulcus
oesophagealis yang ditempati oleh antrum cardiacum oesophagei.
Pada pars dorsalis facies diaphragmaticae terdapat suatu bagian yang tidak tertutup oleh
peritoneum dan melekat pada diaphragma melalui jaringan ikat longgar. Bagian tersebut
dinamakan area nuda hepatis (bare area of the liver) yang dibatasi oleh partes superior et inferior
ligamenti coronaria hepatis. Pars dextra bersatu dengan ketiga bagian lainnya dari facies
diaphragmatica.

2. Facies visceralis (fascia inferior) hepar


Cekung dan menghadap ke dorsokaudal kiri, ditandai oleh adanya alur dan bekas alat yang
berhubungan dengan hepar. Facies visceralis tertutup peritoneum kecuali di tempat vesicafellea.
Alur – alur memberikan gambaran seperti huruf “H” dan dibentuk oleh :
a. Fossae sagitalis dextra et sinistra (kaki huruf “H”)
b. Porta hepatis (bagian yang melintang)

Fossa sagitalis sinistra (fisura longitudinalis) memisahkan lobus dextra dan lobus sinistra
hepatis. Porta hepatis memotong tegak lurus dan membaginya menjadi dua bagian, yaitu fissura
ligamenti teretis dan fossa duktus venosus.
Fisura ligamenti teretis merupakan bagian ventral, ditempati oleh ligamentum teres hepatis
(embriologi berasal dari V. umbilikalis) dan terdapat diantara lobus quadratus dan lobus sinister
hepatis.
Fossa ductus venosus terdapat dibagian dorsal diantara lobus caudatus an lobus sinistra
hepar. Ditempati oleh ligamentum venosum arantii (embriologik berasal dari ductus venosus
arantii).
Fossa sagitalis dextra dibagi oleh porta hepatis menjadi dua bagian, yaitu fossa vesica
fellea (dibagian ventral, ditempati oleh vesika fellea) dan fossa vena cava inferior (di bagian
dorsal ditempati oleh ven cava inferior).
Porta hepatis (fissura transversa) panjangnya kira – kira 5 cm, memisahkan lobus quadratus
disebelah ventral serta lobus caudatus dan proc. caudatus di dorsal. Porta hepatis ditempati oleh:2
- Vena porta
- Arteri hepatica
- Ductus choledochus
- Nervus hepaticus
- Ductus lymphaticus
Vena porta, arteri hepatica dan ductus choledochus terbungkus oleh ligamentum
hepatoduodenale. Biasanya hepar dianggap mempunyai dua lobi, yaitu lobus dextra dan lobus
sinistra hepar.

Lobus Dextra Hepatis


Lobus dextra 6 kali lebih besar daripada lobus sinistra hepatis dan menempati regio
hypocondrica dextra. Pada lobus dextra terdapat lobus quadratus dan lobus caudatus Spigeli.
Lobus quadratus terdapat diantara vesica fellea dan fissura ligamenti teretis, batasnya
adalah:
- Ventral : margo inferior hepar yaitu bagian yang tipis, tajam dan ditandai oleh adanya
incisura ligamenti teretis.
- Dorsal : porta hepatis
- Kanan : fossa vesica fellea
- Kiri : fissura ligamenti teretis
Lobus caudatus Spigeli terdapat pada facies dorsalis lobus hepatis dextra setinggi vertebrae
Th X-XI, batas – batasnya :
- Kaudal : porta hepatis
- Kanan : fossa venae cava inferior
- Kiri : fissura ligamenti venosi
Proc. caudatus adalah penonjolan yang menghubungkan lobus caudatus dan lobus hepatis
dextra, membentang miring ke arah lateral dari tepi distal lobus caudatus ke facies visceralis
lobus hepatis dextra disebelah dorsal porta hepatis.

Lobus Sinistra Hepatis


Lebih kecil dan lebih rata dari lobus dextra, terletak di regio epigastrica dan regio
hypochondrica sinistra.

Hepatic Triad
Ductus choledochus, arteri hepatica dan vena porta yang terbungkus di dalam ligamentum
hepato-duodenale di sebelah ventral foramen epiploicum Winslowi membentuk suatu triad (tiga
serangkai) yang dinamakan hepatic triad, dengan susunan sebagai berikut:2
- Ductus choledochus
- Vena porta
- Arteri hepatica
Ligamentum Hepaticae
1. Merupakan lipatan peritoneum :
- Ligamentum falciforme hepatis
- Ligamentum coronaria hepatis
- Ligamentum triangulare dextra
- Ligamentum triangulare sinistra
2. Peninggalan embrional: ligamentum teres hepatis (dari vena umbilicalis)
Ligamentum falciforme hepatis dibentuk oleh dua lembaran peritoneum yang menjadi satu
ligamentum coronaria hepatis terdiri dari atas dua lembar, lembar dibagian dorsal berjalan ke ren
dan glandula suprarenalis dextra sehingga dinamakan ligamentum hepato-renalis. Ligamentum
triangulare dextra (ligamentum lateralis dextra) dibentuk oleh kedua lembaran ligamentum
coronaria hepatis. Ligamentum triangulare sinistra (ligamentum lateralis sinistra) di sebelah kiri
berakhir sebagai suatu ikat fibrosa yang kuat yang dinamakan appendix fibrosa hepatis.4
Diantara hepar dan curvatura minor terdapat ligamnetum hepato-gastricum sedangkan
dengan duodenum dihubungkan oleh ligamentum hepato-duodenale.
Hepar difiksasi oleh :
- Ligamentum coronaria hepatis
- Ligamentum triangulare hepatis
- Vena cava inferior
Vascularisasi hepar, yaitu :
- Arteri hepatica
- Vena porta
- Vv. Hepaticae
Dalam perjalanannya ke dalam parenkim hepar A. Hepatica dan V. Porta terbungkus
didalam capsula fibrosa Glissoni.3
Sedangkan persarafan hepar berasal dari :
- Nn. Vagi dextra et sinistra
- Plexus symphaticus coeliacus
Apparatus excretorius hepar adalah salurang yang berhubungan dengan penyaluran sekresi
yang dihasilkan oleh hepar, terdiri atas :
- Ductus hepaticus
- Vesica fellea
- Ductus cysticus
- Ductus choledochus
Ductus hepaticus dibentuk oleh ductus hepaticus dextra dan ductus hepaticus sinistra,
masing – masing berasal dari lobus hepatis dextra dan lobus hepatis sinistra. Bersama-sama
dengan ductus cysticus, ductus hepaticus membentuk ductus choleduchus.

B. Anatomi Ginjal
Ginjal (Ren) adalah suatu organ yang mempunyai peran penting dalam mengatur
keseimbangan air dan metabolit dalam tubuh dan mempertahankan keseimbangan asam basa
dalam darah. Produk sisa berupa urin akan meninggalkan ginjal menuju saluran kemih untuk
dikeluarkan dari tubuh. Ginjal terletak di belakang peritoneum sehingga disebut organ
retroperitoneal (Snell, 2006). Ginjal berwarna coklat kemerahan dan berada di sisi kanan dan kiri
kolumna vertebralis setinggi vertebra T12 sampai vertebra L3. Ginjal dexter terletak sedikit lebih
rendah daripada sinistra karena adanya lobus hepatis yang besar. Masing-masing ginjal memiliki
fasies anterior, fasies inferior, margo lateralis, margo medialis, ekstremitas superior dan
ekstremitas inferior (Moore, 2002). Bagian luar ginjal dilapisi oleh capsula fibrosa, capsula
adiposa, fasia renalis dan corpus adiposum pararenal. Masing masing ginjal memiliki bagian
yang berwarna coklat gelap di bagian luar yang disebut korteks dan medulla renalis di bagian
dalam yang berwarna coklat lebih terang. Medulla renalis terdiri dari kira-kira 12 piramis renalis
yang masingmasing memiliki papilla renalis di bagian apeksnya. Di antara piramis renalis
terdapat kolumna renalis yang memisahkan setiap piramis renalis (Snell, 2006).
Pembuluh darah pada ginjal dimulai dari arteri renalis sinistra yang membawa darah
dengan kandungan tinggi CO2 masuk ke ginjal melalui hilum renalis. Secara khas, di dekat hilum
renalis masing-masing arteri menjadi lima cabang arteri segmentalis yang melintas ke segmenta
renalis. Beberapa vena menyatukan darah dari ren dan bersatu membentuk pola yang berbeda-
beda, untuk membentuk vena renalis. Vena renalis terletak ventral terhadap arteri renalis, dan
vena renalis sinistra lebih panjang, melintas ventral terhadap aorta. Masing-masing vena renalis
bermuara ke vena cava inferior (Moore, 2002). Arteri lobaris merupakan arteri yang berasal dari
arteri segmentalis di mana masing-masing arteri lobaris berada pada setiap piramis renalis.
Selanjutnya, arteri ini bercabang menjadi 2 atau 3 arteri interlobaris yang berjalan menuju
korteks di antara piramis renalis. Pada perbatasan korteks dan medula renalis, arteri interlobaris
bercabang menjadi arteri arkuata yang kemudian menyusuri lengkungan piramis renalis. Arteri
arkuata mempercabangkan arteri interlobularis yang kemudian menjadi arteriol aferen (Snell,
2006).

Gambar. Letak Anatomi Ginjal

Masing-masing ginjal manusia terdiri dari sekitar satu juta nefron yang masingmasing dari
nefron tersebut memiliki tugas untuk membentuk urin. Ginjal tidak dapat membentuk nefron
baru, oleh sebab itu, pada trauma, penyakit ginjal, atau penuaan ginjal normal akan terjadi
penurunan jumlah nefron secara bertahap. Setelah usia 40 tahun, jumlah nefron biasanya
menurun setiap 10 tahun. Berkurangnya fungsi ini seharusnya tidak mengancam jiwa karena
adanya proses adaptif tubuh terhadap penurunan fungsi faal ginjal (Sherwood, 2001).
Setiap nefron memiliki 2 komponen utama yaitu glomerulus dan tubulus. Glomerulus
(kapiler glomerulus) dilalui sejumlah cairan yang difiltrasi dari darah sedangkan tubulus
merupakan saluran panjang yang mengubah cairan yang telah difiltrasi menjadi urin dan
dialirkan menuju keluar ginjal. Glomerulus tersusun dari jaringan kapiler glomerulus bercabang
dan beranastomosis yang mempunyai tekanan hidrostatik tinggi (kira-kira 60mmHg),
dibandingkan dengan jaringan kapiler lain.
Kapiler-kapiler glomerulus dilapisi oleh sel-sel epitel dan seluruh glomerulus
dilingkupi dengan kapsula Bowman. Cairan yang difiltrasi dari kapiler glomerulus
masuk ke dalam kapsula Bowman dan kemudian masuk ke tubulus proksimal, yang
terletak pada korteks ginjal. Dari tubulus proksimal kemudian dilanjutkan dengan ansa Henle
(Loop of Henle). Pada ansa Henle terdapat bagian yang desenden dan asenden. Pada ujung
cabang asenden tebal terdapat makula densa. Makula densa juga memiliki kemampuan kosong
untuk mengatur fungsi nefron. Setelah itu dari tubulus distal, urin menuju tubulus rektus dan
tubulus koligentes modular hingga urin mengalir melalui ujung papilla renalis dan kemudian
bergabung membentuk struktur pelvis renalis (Berawi, 2009).
Terdapat 3 proses dasar yang berperan dalam pembentukan urin yaitu filtrasi
glomerulus reabsorbsi tubulus, dan sekresi tubulus. Filtrasi dimulai pada saat darah mengalir
melalui glomerulus sehingga terjadi filtrasi plasma bebas-protein menembus
kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Proses ini dikenal sebagai filtrasi glomerulus
yang merupakan langkah pertama dalam pembentukan urin. Setiap hari terbentuk ratarata 180
liter filtrat glomerulus. Dengan menganggap bahwa volume plasma rata-rata pada orang dewasa
adalah 2,75 liter, hal ini berarti seluruh volume plasma tersebut difiltrasi sekitar enam puluh lima
kali oleh ginjal setiap harinya. Apabila semua yang difiltrasi menjadi urin, volume plasma total
akan habis melalui urin dalam waktu setengah jam. Namun, hal itu tidak terjadi karena adanya
tubulus-tubulus ginjal yang dapat mereabsorpsi kembali zat-zat yang masih dapat dipergunakan
oleh tubuh. Perpindahan zat-zat dari bagian dalam tubulus ke dalam plasma kapiler peritubulus
ini disebut sebagai reabsorpsi tubulus. Zat-zat yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh melalui
urin, tetapi diangkut oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk
kembali diedarkan. Dari 180 liter plasma yang difiltrasi setiap hari, 178,5 liter diserap kembali,
dengan 1,5 liter sisanya terus mengalir melalui pelvis renalis dan keluar sebagai urin. Secara
umum, zat-zat yang masih diperlukan tubuh akan direabsorpsi kembali sedangkan yang sudah
tidak diperlukan akan tetap bersama urin untuk dikeluarkan dari tubuh. Proses ketiga adalah
sekresi tubulus yang mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus ke
lumen tubulus. Sekresi tubulus merupakan rute kedua bagi zat-zat dalam darah untuk masuk ke
dalam tubulus
ginjal. Cara pertama adalah dengan filtrasi glomerulus dimana hanya 20% dari plasma yang
mengalir melewati kapsula Bowman, sisanya terus mengalir melalui arteriol eferen ke dalam
kapiler peritubulus. Beberapa zat, mungkin secara diskriminatif dipindahkan dari plasma ke
lumen tubulus melalui mekanisme sekresi tubulus. Melalui 3 proses dasar ginjal tersebut,
terkumpullah urin yang siap untuk diekskresi (Sherwood, 2001).
Ginjal memainkan peranan penting dalam fungsi tubuh, tidak hanya dengan
menyaring darah dan mengeluarkan produk-produk sisa, namun juga dengan menyeimbangkan
tingkat-tingkat elektrolit dalam tubuh, mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari
sel-sel darah merah. Ginjal mempunyai kemampuan untuk memonitor jumlah cairan tubuh,
konsentrasi dari elektrolit-elektrolit seperti sodium dan potassium, dan keseimbangan asam-basa
dari tubuh. Ginjal menyaring produk-produk sisa dari metabolisme tubuh, seperti urea dari
metabolisme protein dan asam urat dari uraian DNA. Dua produk sisa dalam darah yang dapat
diukur adalah Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin (Cr). Ketika darah mengalir ke ginjal,
sensor-sensor dalam ginjal memutuskan berapa banyak air dikeluarkan sebagai urin, bersama
dengan konsentrasi apa dari elektrolit-elektrolit. Contohnya, jika seseorang mengalami dehidrasi
dari latihan olahraga atau dari suatu penyakit, ginjal akan menahan sebanyak mungkin air dan
urin menjadi sangat terkonsentrasi. Ketika kecukupan air dalam tubuh, urin adalah jauh lebih
encer, dan urin menjadi bening. Sistem ini dikontrol oleh renin, suatu hormon yang diproduksi
dalam ginjal yang merupakan sebagian daripada sistem regulasi cairan dan tekanan darah tubuh
(Ganong, 2009).

You might also like