Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
SITI SULAIDAH, S.Pd.I
KEMENTRIAN AGAMA
KABUPATEN MOJOKERTO
2011
`
KATA PENGANTAR
rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan PTK ini hingga
salah satu upaya yang dilakukan oleh Peneliti untuk meningkatkan kemampuan dan
Penyusunan proposal PTK ini tidak terlepas dari dukungan banyak pihak,
karena itu penulis ucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada :
Besar harapan kami proposal penelitian ini dapat diterima sehingga kami bisa
Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi umat islam
agar hidupnya selamat dunia akhirat. Oleh karena itu, umat islam berkewajiban
mempelajari dan mengamalkanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar seseorang harus mempelajari tentang
tata cara membaca Al-Qur’an yang dikenal dengan ilmu Tajwid.
Kita mengetahui banwa Al-Qur’annulkarim itu Kalamullah atau firman
Allah SWT. Di mana tata bahasanya sangat indah termasuk cara membacanya
sudah ditentukan sedemikian rupa termasuk panjang pendeknya agar arti yang
dimaksud dalam kata atau kalimat itu sesuai dengan apa yang dimaksud. Di dalam
Al-Qur’an tata cara baca atau ilmu Tajwid meliputi bacaan idhar, bacaan idghom,
bacaan ikfak, bacaan qalqalah, bacaan mad, dan lain-lain.
Pengeretian bacaan qalqalah adalah memantulkan bunyii huruf yang
bertanda mati atau sukun atau karena terdapat tanda waqof atau mati karena
dihentikan. Huruf-huruf qalqalah ada 5, yaitu : qof, tha’ ,ba’, jim, dal. Huruf
qalqalah tersebut bisa dikumpulkan dalam satu kalimat agar mudah dipahami atau
kalau dikumpulkan dalam kata menjadi qothbunjadim. Macam-macam qalqalah :
pertama, qalqalah suqra (kecil) yaitu apabila dalam satu kalimat atau kata terdapat
salah satu huruf solsolah yang berharakat sukun atau mati di tengah. Cara
membacanya memantulkan bunyi konsonan tersebut, tetapi tidak begitu kuat.
Contohnya : yadde-khuluuna, yadde-tha’uuna, ibbe-rahiima, tajje-‘aluuna,
layathe-gha. Yang kedua adalah qalqalah kubra (besar) yaitu apabila ada satu
huruf qalqalah itu mati di pinggir atau dimatikan karena qaqof (dihentikan), maka
cara bacanya memantulkan bunyi konsonan tersebut dengan kuat. Contohnya :
mukhiith-the, maa yurii-de, maa kholaq-qe, uulul albaab-be, zaatil buruuj-je.
Sedangkan bacaan Ra’ dapat dibagi menjadi 2 macam : pertama, Ra’ tarqiq (ra’
yang dibaca tipis) apabila huruf ra’ berharakat kasrah atau didahului huruf yang
berharakat kasrah. Kedua, Ra’ Tafkhim (ra’ yang dibaca tebal) apabila ada huruf
ra’ yang beharakat fathah atau dhammah. Penerapan bacaan qalqalah dan ra’
dalam Al-Qur’an dapat ditemukan dalam Surat Al-Ikhlas, Surat Al-Lahab, Surat
An-Nashr, dan sebagainya.
Bacaan waqaf adalah berarti berhenti yang artinya berhenti sebentar untu
bernafas. Macam-macam bacaan waqaf :
a. Mim tanda waqaf lazim, cara membacanya harus berhenti
b. Tho’ tanda wakaf mutlak, cara membacanya lebih utama berhenti.
c. Jim tanda waqaf jaiz, cara membacanya boleh berhenti boleh dilanjutkan.
d. Qaf tanda waqaf Amr. Cara membacanya diutamakan berhenti.
e. Qala tanda waqaf waqfu ula, cara membacanya lebih utama berhenti.
f. Zai tanda waqaf mujawwaz, cara membacanya lebih utama diteruskan.
g. Shola tanda waqaf waslu ula, cara membacanya lebih utama dilanjutkan
dengan kata berikutnya.
h. Shad, tanda waqaf muraqos. Cara membacanya diutamakan terus.
i. Qaf tanda waqaf qabih, cara membacanya diutamakanterus.
j. Lam alif cara membacanya jangan waqaf.
k. Saktah, cara membacanya berhenti sebentar, tetapi tidak boleh bernafas.
l. Titik tiga, cara membacanya harus berhenti di salah satu.
Dengan melihat uraian di atas, berarti untuk membaca Al-Qur’an dengan
benar diperlukan memahami ilmu Tajwid dengan benar pula. Maka pada
kesempatan ini penulis mencari metode tertentu agar dapat membaca Al-Qur’an
dengan benar disamping menguasai ilmu Tajwid.
2. Judul Penelitian
Penerapan Metode Membaca Berulang Sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Bacaan Al-Qur’an dengan Benar pada Siswa Kelas II Di
MI Miftahul Huda Kecamatan Dawarblandong Kabupaten Mojokerto
3. Identifikasi Masalah
Agar seseorang dapat membaca Al-Qur’an dengan benar maka dipandang
perlu seorang menggunakan metode tertentu agar siswa yang diajar membaca Al-
Qur’an cepat dapat lancar dan benar. Maka pada kesempatan ini akan dilakukan
penerapan metode membaca berulang sebagai upaya meningkatkan kemampuan
membaca bacaan Al-Qur’an dengan benar.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah dapat dikemukakan
permasalahan sebagai berikut :
Apakah penerapan metode membaca berulang dapat meningkatkan kemampuan
membaca Al-Qur’an dengan benar di MI Miftahul HudaKecamatan
Dawarbladong
5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan membaca berulang terhadap
kemampuan membaca Al-Qur’an dengan benar di MI Miftahul Huda Kecamatan
Dawarblandong
6. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
Penerapan metode membaca berulang dapat meningkatkan kemampuan membaca
Al-Qur’an dengan baik di MI Miftahul HudaKecamatan Dawarbladong
7. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa, guru,
sekolah dan lembaga pendidikan.
a. Manfaat Bagi Siswa
Memberikan sajian metode yang menarik dan memperhatikan kondisi belajar
siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an dengan
benar.
b. Manfaat Bagi Guru
Dapat menemukan alternatif model metode pembelajaran yang mampu
meningkatkan kemampuan profesionalisme guru sehingga dapat membantu
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an dengan benar.
8. Kajian Pustaka
a. Pengembangan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Dasar bertujuan meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan kepribadian akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Berdasarkan kurikulum 2006 dengan didasarkan pada standar
kompetensi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang telah
diterapkan di sekolah, di dalam pembelajaran pendidikan Agama di sekolah
adalah untuk membantu siswa belajar dengan paradigma atau pola pikir baru
yaitu cooperative learning, active learning dan mandiri. Cooperative learning
siswa dituntut untuk belajar bekerjasama atau berdiskusi dengan temannya,
active learning siswa secara aktif berpikir kritis dan mencari informasi sendiri
sesuai dengan tingkat perkembangannya. Sedangkan mandiri adalah siswa
untuk berlatih mengembangkan kemampuan daya nalar secara optimal. Di
dalam kurikulum 2006, kompetensi dasar Pendidikan Agama Islam kelas III
meliputi menjelaskan hukum bacaan qalqalah dan Ra’, menerapkan hukum
bacaan qalqalah dan Ra’ dalam bacaan surat-sura Al-Qur’an dengan benar,
menjelaskan pengertian beriman keapda kitab-kitab Allah, meyebutkan nama
kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan kepada para Rasul, menampilkan
sikap mencintai Al-Qur’an sebagai Kitab Allah, menjelaskan zuhud dan
tawakkal, menampilkan contoh perilaku zuhud dan tawakkal, membiasakan
perilaku zuhud dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan
pengertian ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan naminah, meyebutkan contoh-
contoh perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan naminah, menghindari
perilaku ananiah, ghadab, hasad, ghibah dan naminah dalam kehidupan
sehari-hari, menjelaskan ketentuan shalat sunnat rawatib, mempraktikkan
shalat sunnat rawatib, menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan
sujud tilawah, menjelaskan tata cara sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud
tilawah, mempraktekkan sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah,
menjelaskan ketentuan puasa wajib, mempraktekkan puasa wajib,
memjelaskan ketentuan puasa sunnah senin-kamis, syawal dan arafah,
mempraktekkan puasa sunnah senin-kamis, syawal dan arafah, menjelaskan
pengertian zakat fitrah dan zakat mal, membedakan antara zakat fitrah dan
zakat mal, menjelaskan orang yang berhak menerima zakat fitrah dan zakat
mal, mempraktekkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat mal, menceritakan
sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui
kegiatan ekonomi dan perdagangan, meneladani perjuangan Nabi dan para
Sahabat di Madinah, menjelaskan hukum bacaan wad dan waqaf,
menunjukkan contoh hukum bacaan mad dan waqaf dalam bacaan surat-surat
Al-Qur’an, mempraktekkan bacaan mad dan waqaf dalam bacaan surat-surat
Al-Qur’an, menjelaskan pengertian beriman kepada Rasul Allah,
menyebutkan nama dan sifat–sifat Rasul Allah, meneladani sifat-sifat
Rasulullah SAW, menjelaskan adab makan dan minum, menampilkan contoh
adab makan dan minum, mempraktekkan adab makan dan minum dalam
kehidupan sehari-hari, menjelaskan pengertian perilaku dendam dan munafik,
menjelaskan ciri-ciri pendendam dan munafik, menghindari perilaku
pendendam dan munafik dalam kehidupan sehari-hari, menjelaskan jenis-
jenis hewan yang halal dan haram dimakan, menghindari makanan yang
bersumber dari binatang yang diharamkan, menceritakan sejaran
pertumbuhan ilmu pengetahuan islam sampai masa Abbasiyah, menyebutkan
tokoh ilmuwan muslim dan perannya sampai masa daulah Abbasiyah
c. Peningkatan Kemampuan
Peningkatan kemampuan adalah suatu pemahaman atau pengertian
dari suatu proses belajar mengajar. Menurut pendapat lain mengatakan bahwa
peningkatan kemampuan adalah sesuatu yang dapat berupa skill atau
keterampilan yang berasal dari pengalaman belajar tertentu dalam proses
belajar belajar (Teaching Learning Process).
Menurut psikologi Gestalt dapat diterangkan pengertian peningkatan
kemampuan sebagai berikut :
Peningkatan kemampuan adalah semua pencapaian tujuan pembelajaran yang
berupa peningkatan kegiatan dan peningkatan dari proses pembelajaran
(belajar mengajar) sebelumnya.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan
kemampuan adalah suatu proses belajar mengajar yang berupa pemahaman,
skill atau keterampilan yang berupa peningkatan kegiatan dan peningkatan
belajar.
9. Metode Penelitian
a. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dirancang dengan menggunakan model
siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu : (1) Membuat
rencana tindakan, (2) Melaksanakan tindakan, (3) Mengadakan pemantauan
atau observasi, (4) Mengadakan Refleksi. (Suyanto, 1998:15)
Peneliti memilih model siklus, karena apabila pada tahap awal
pelaksanaan tindakan ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan
pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya masih dapat diadakan perbaikan-
perbaikan sampai target yang diinginkan tercapai. Metode yang digunakan
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah melaksanakan
pembelajaran dengan metode membaca berulang. Penerapan metode
membaca berulang menurut Jony (dalam Suyanto, 1998 : 6) diterapkan
dengan tujuan menciptakan pola pikir siswa aktif dan kreatif. Hal ini penting
dilakukan karena metode membaca berulang dapat dilakukan pengamatan
baik didalam kelas maupun di luar kelas. Sebelum melaksanakan penelitian
tindakan kelas, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan :
1) Menyusun jadwal kegiatan penelitian tindakan kelas.
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang berupa silabus, RPP, Daftar
Nilai, alat evaluasi dan pedoman penilaian.
3) Menyusun instrumen pengamatan yang berupa lembar pengamatan siswa,
lembar catatan lapangan dan angket siswa.
4) Melaksanakan pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan metode
membaca berulang.
5) Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru dan teman sejawat
selaku observer jika melakukan kejadian-kejadian dan temuan-temuan
dibahas dan dibicarakan tindakan-tindakan apa yang harus diambil untuk
mengatasi permasalahan yang ditemukan dikelas dan menyusun rencana
perbaikan lebih lanjut.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih penelitian tindakan kelas ini adalah kelas II
Semester I MI Miftahul HudaKecamatan Dawarbladong Kabupaten
Mojokerto tahun pelajaran 2011-2012. Adapun waktu pelaksanaan
penelitiannya bulan September 2011.
d. Rancangan Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dirancang dengan tiga buah siklus. Rancangan
tindakan yang disusun adalah sebagai berikut :
1) Rancangan tindakan Siklus I.
Pada rancangan tindakan Siklus I akan dibahas materi membaca Al-
Qur’an dengan benar. Rancangan tindakan yang dilakukan pada siklus I
adalah sebagai berikut :
a) Perencanaan
Tujuannya adalah ;
- Menganalisis masalah dan mencari dugaan penyebabnya.
- Merencanakan langkah-langkah tindakan untuk mengatasi masalah
yang akan dilaksanakan didalam kelas.
Kegiatannya meliputi ; menyiapkan silabus, RPP, LKS, instrumen
penilaian, lembar pengamatan siswa, lembar catatan lapangan, angket
setelah pelaksanaan PTK. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dalam
rangka persiapan.
b) Pelaksanaan
Tujuannya adalah :
- Menggunakan penerapan metode membaca berulang.
- Melihat keberhasilan dari rencana yang disusun.
Kegiatannya meliputi :
- Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP.
- Guru memberikan contoh membaca Al-Qur’an dengan benar pada
surat pendek.
- Memberikan kesempatan siswa untuk menirukan apa yang telah
dibaca oleh guru.
- Kegiatan tersebut dilaksanakan secara berulang-ulang sampai siswa
dapat membaca Al-Qur’an dengan benar.
- Memberi kesempatan pada siswa untuk membaca Al-Qur’an yang
telah dibaca bersama-sama
- Bersama dengan siswa mendengarkan atau mengamati bacaan yang
Al-Qur’an yang telah dibaca oleh siswa dan siswa diberi
kesempatan untuk mengomentari hasil bacaan temannya baik
mengenai kelebihan atau kekurangan.
- Melaksanakan tes membaca Al-Qur’an dan guru melaksanakan
penilaian atau evaluasi secara langsung.
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti pada waktu melaksanakan
penelitian tindakan kelas.
c) Pengamatan
Tujuannya adalah mendapatkan gambaran secara nyata tentang proses
pembelajaran dengan metode membaca berulang.
Kegiatannya meliputi :
- Mengamati semua kejadian yang dilakukan guru atau siswa selama
proses belajar mengajar.
- Mencatat kejadian-kejadin tersebut dalam lembar pengamatan.
Kegiatan ini dilakukan oleh observer atau pengamat.
d) Rrefleksi
Tujuannya adalah mendapatkan umpan balik terhadap proses belajar
mengajar baik yang positif maupun yang negatif.
Kegiatannya meliputi :
- Mengumpulkan semua data yang diperoleh selama proses belajar
mengajar.
- Membicarakan kejadian-kejadian yang menghambat dan mencari
jalan pemecahannya.
- Merencanakan tes membaca Al-Qur’an.
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan pengamat setelah selesai
proses belajar mengajar.
Refleksi terhadap proses belajar mengajar ini perlu dilakukan antara
peneliti dan pengamat untuk menemukan penyebab dan mencari jalan
pemecahan keluarnya. Dengan demikian diharapkan pada akhir siklus
tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.
Utomo Tjipto dan Rujter Kees, 1991. Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan,
Jakarta : Gramedia Pustaka Umum.