You are on page 1of 11

PERBEDAAN TRANSAKSI KONVENSIONAL DAN

SYARIAH DI INDONESIA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pelaporan Akuntansi Syariah

Disusun Oleh:

Ulfa Nurul Yasmine


0117124033

UNIVERSITAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji
dan syukur bagi Allah SWT yang dengan ridho-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul ”Perbedaan Transaksi Konvensional dan Syariah di
Indonesia”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh
Bapak Radhi Abdul Halim R, S.E., M.M., Ak., Ca selaku dosen dalam mata kuliah
Pelaporan Keuangan Syarih di Universitas Widyatama Fakultas Ekonomi
Program Studi Akuntansi. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari dan juga saya berharap bisa dimanfaatkan
semaksimal mungkin.
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Bandung, Oktober 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beragam transaksi berbasis syariah sekarang ini mulai gencar disosialisasikan


dan diterapkan di tanah air. Tidak hanya pada kegiatan perbankan, model ini juga
diterapkan dalam berbagai kegiatan usaha yang bersentuhan langsung dengan
masyarakat. Transaksi syariah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sejumlah
transaksi lain yang bersifat konvensional, titik tekan transaksi syariah berada pada
akad yang dilakukan diawal setiap transaksi itu sendiri. Maka, akad syariah inilah
yang kemudian menjadi ukuran kegiatan transaksi itu berbasis syariah atau tidak.
Akad syariah pada dasarnya juga menganut asas kebebasan berkontrak seperti pada
hukum positif, yaitu para pihak bebas melakukan perjanjian dalam bentuk apa saja,
sepanjang tidak melanggar syariat islam, peraturan perudang-undangan, ketertiban
umum dan kesusilaan. Jadi yang membedakan dengan asas kebebasan berkontrak
yang dianut dalam hukum positif adalah aturan syariat islam.

Transaksi berbasis syariah memang lebih sering kita jumpai dalam kegiatan
perbankan, saat ini hampir semua bank di Indonesia sudah memiliki anak
perusahaan yang secara langsung menganut perbankan syariah, hal itu tentu
berkaitan dengan pangsa pasar saat ini yang mana masyarakat lebih tertarik terhadap
kegiatan perbankan syariah.

Kendati memiliki banyak kemiripan dengan transaksi konvensional, akad


syariah tentu memiliki keunggulan tersendiri, salah satunya adalah kegiatan
transaksi syariah sudah dipastikan sesuai denga ajaran islam sehingga dalam seluruh
rentetan transaksinya terhindar dari praktik spekulasi atau judi, tipu muslihat,
bunga, temasuk juga suap serta objek yang haram. Dengan demikian, kegiatan
transaski yang berbasis syariah tersebut merupakan jalan keluar untuk
menyelamatkan harta manusia dari jeratan riba dan semacamnya.
Konsep syariah ini dapat diterapkan dalam praktik bisnis sehari-hari oleh siapa
saja, tidak harus beragama islam; karena termasuk dalam koridor muamalah. Dalam
mempelajari prinsip syariah, kita cukup membandingkannya dengan prinsip hukum
perjanjian konvensional yang diatur dalam hukum positif, dan selanjutnya
memahami mekanisme alur pembiayaannya saja.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pada makalah ini saya akan mengambil
beberapa bahasan permasalahan, diantaranya:

1. Apa pengertian Bank Syariah?


2. Apa saja perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui pengertian Bank Syariah.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara Bank Syariah dengan Bank Konvensional.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank Syariah

Menurut Schaik pada tahun 2001, bahwa Bank Islam (Bank Syariah) adalah
sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah,
dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi risiko sebagai
metode utama dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan
yang ditentukan sebelumnya. Dan menurut Sudarsono pada tahun 2004, bahwa Bank
Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-
jasa lain dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan
prinsip-prinsip syariah.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah adalah bank yang
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip-prinsip Islam yang
dimaksudkan disini sudah dijelaskan pada pasal 1 butir 13 UU No. 10 tahun 1998,
bahwa yang dimaksud dengan prinsip syariah yakni suatu aturan perjanjian
berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau
pembiayaan kegiatan usaha atau keinginan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan
syariah antara lain berdasarkan:
1. Prinsip bagi hasil (mudharabah).
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah).
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau
pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari
pihak bank bank atau pihak lain (ijarah wa iqtina).

2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Berikut ini penjelasan poin-poin perbedaan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional:
1. Perbedaan Hukum yang Digunakan

Pada Bank Syariah, semua akad atau transaksi harus sesuai dengan prinsip
syariah Islam, berdasarkan Al-Quran dan Hadist yang telah difatwakan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI). Hukum yang diberlakukan pada bank Syariah diantaranya:
 Akad al-mudharabah (bagi hasil)
 Al-musyarakah (perkongsian)
 Al-musaqat (kerja sama tani)
 Al-ba’i (bagi hasil)
 Al-ijarah (sewa-menyewa)
 Al-wakalah (keagenan).
Sedangkan pada Bank Konvensional, semua transaksi dan perjanjian dibuat
dengan dasar hukum-hukum positif yang berlaku di Indonesia. Hukum yang
digunakan adalah Hukum Perdata dan Hukum Pidana.

2. Perbedaan dari Sisi Investasi

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional dari sisi hukum selanjutnya
akan menghasilkan perbedaan pada sistem yang digunakan, salah satunya adalah
dalam hal investasi.
Pada Bank Syariah, seseorang bisa meminjam dana usaha dari Bank apabila jenis
usaha yang dijalankannya halal dari sudut pandang Islam. Beberapa usaha tersebut
diantaranya, perdagangan, peternakan, pertanian, dan lain sebagainya. Sedangkan
pada Bank Konvensional, seseorang diperbolehkan meminjam dana dari bank untuk
jenis usaha yang diijinkan atas hukum positif yang berlaku di Indonesia. Usaha yang
dianggap tidak halal tapi bila diakui hukum positif di Indonesia tetap bisa meminjam
dana dari Bank Konvensional.
3. Perbedaan dari Sisi Orientasi

Bank Syariah berorientasi pada profit, kemakmuran, dan kebahagiaan dunia


akhirat. Sedangkan Bank Konvensional lebih cenderung mengutamakan untuk
mendapatkan keuntungan atau profit oriented.
4. Perbedaan Dalam Pembagian Keuntungan

Selanjutnya, perbedaan Bank Syariah dan Bank Umum adalah pada sistem
pembagian keuntungan. Bank Syariah menerapkan sistem pembagian keuntungan
sesuai dengan akad yang telah disepakati sejak awal oleh kedua belah pihak. Tentu
saja Bank Syariah menganalisis kemungkinan untung dan rugi dari usaha yang akan
diberikan pembiayaan. Jika usaha tersebut dianggap tidak menguntungkan maka Bank
Syariah akan menolak pengajuan pinjaman nasabah.
Pada Bank Konvesnional menerapkan sistem bunga tetap atau bungan
mengambang pada semua pinjaman kepada nasabahnya. Dengan kata lain, pihak Bank
Konvensional menganggap bahwa usaha yang akan diberikan pinjaman dana akan
selalu untung. Lebih jelasnya, lihat tabel berikut ini:

Hal Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil


Penentuan besarnya hasil Sebelumnya Sesudah berusaha dan ada
untung
Yang ditentukan Bunga, besarnya nilai Menyepakati proporsi
sebelumnya rupiah pembagian untung untuk
masing-masing pihak,
misalnya 50:50, 40:60,
35:65, dst
Jika terjadi kerugian Ditanggung nasabah saja Ditanggung kedua pihak,
nasabah dan lembaga
Dihitung dari mana? Dari dana yang Dari untung yang bakal
dipinjamkan, fixed, tetap diperoleh, belum tentu
besarnya
Titik perhatian Beasrnya bunga yang Keberhasilan
proyek/usah harus dibayar proyek/usaha jadi
nasabah/pasti diterima perhatian bersama:
bank nasabah dan lembaga
Berapa besarnya? Pasti: (%) kali jumlah Proporsi (%) kali jumlah
pinjaman yang telah pasti untung yang belum
diketahui diketahui = belum
diketahui
Status hukum Berlawanan dengan Qs. Melaksanakan Qs.
Lukman : 34 Lukman : 34

Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Bungan dan Bagi Hasil

5. Hubungan Nasabah dengan Pihak Bank

Hal berikutnya yang menjadi perbedaan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional adalah dilihat dari sisi hubungan bank dengan nasabahnya. Bank
Syariah memperlakukan nasabah mereka layaknya mitra dengan ikatan perjanjian
yang transparan. Itulah alasannya mengapa banyak nasabah Bank Syariah yang
mengaku punya hubungan emosional dengan pihak bank pemberi fasilitas
pembiayaan.

Berbeda halnya dengan Bank Konvensional yang memperlakukan hubungan


mereka dengan nasabah sebagai kreditur dan debitur. Jika pembayaran kredit oleh
debitur lancar, maka pihak bank akan memberikan keterangan lancar. Namun, jika
pembayaran pinjaman macet maka pihak bank akan menagih, bahkan bisa berujung
pada penyitaan aset yang diagunkan. Pada perkembangannya, saat ini Bank
Konvensional juga telah berupaya untuk membangun hubungan emosional dengan
nasabah mereka.

6. Perbedaan dari Sisi Pengawasan

Pada Bank Syariah, semua transaksi berada dalam pengawasan Dewan


Pengawas yang diantaranya terdiri dari beberapa Ulama dan Ahli Ekonomi yang
mengerti tentang fiqih muamalah. Sedangkan pada Bank Konvensional tidak ada
Dewan Pengawas. Namun, setiap transaksi yang dilakukan pada Bank Konvensional
harus berdasarkan hukum-hukum positif yang berlaku di Indonesia.

7. Perbedaan Dalam Hal Cicilan dan Promosi


Hal terakhir yang menjadi perbedaan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional adalah dalam hal cicilan dan promosi. Bank Syariah menerapkan sisitem
cicilan dengan besaran tetap berdasarkan keuntungan bank yang sudah disepakati
kedua belah pihak. Selain itu, isi dari promosi Bank Syariah harus disampaikan dengan
jelas dan transparan. Misalnya promo wisata dari Bank Syariah untuk nasabah
pengguna kartu kredit syariah. Di dalam promosi dijelaskan mengenai biaya yang
harus dan tidak harus dibayarkan oleh nasabah kartu kredit. Berbeda dengan Bank
Konvensional yang punya banyak program promosi yang tujuannya untuk memikat
nasabah mereka. Misalnya promosi suku bunga tetap atau fixed rate selama periode
tertentu, sampai akhirnya memberlakukan suku bunga berfluktuasi atau floating rate
kepada nasabah.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan perbedaan Bank


Syariah dan Konvensional melalui tabel di bawah ini:

Aspek Bank Syariah Bank Konvensional


Hukum Syariah Islam berdasarkan Hukum positif yang berlaku
Al-Qur’an dan Hadist dan di Indonesia (Perdata dan
fatwa ulama (MUI) Pidana).

Investasi Jenis usaha yang halal saja Semua bidang usaha

Orientasi Keuntungan (profit oriented), Keuntungan (profit


kemakmuran, dan kebahagian oriented) semata
dunia akhirat

Keuntungan Bagi hasil Dari bunga

Hubungan Nasabah Kemitraan Kreditur dan debitur


dan Bank

Keberadaan Dewan Ada Tidak ada


Pengawas

Tabel 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Islam.
 Prinsip-prinsip Islam yang dimaksudkan disini sudah dijelaskan pada pasal 1 butir
13 UU No. 10 tahun 1998, bahwa yang dimaksud dengan prinsip syariah yakni
suatu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau keinginan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan syariah antara lain berdasarkan:
1. Prinsip bagi hasil (mudharabah).
2. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah).
3. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau
pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan
(ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank bank atau pihak lain (ijarah wa iqtina).
 Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional dapat dilihat dari berbagai aspek,
antara lain:
1. Hukum
2. Investasi
3. Orientasi
4. Keuntungan
5. Hubungan nasabah dan bank
6. Keberadaan dewan pengawas
7. Promo dan cicilan
DAFTAR PUSTAKA

Academia. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional. Dikutip dari


https://www.academia.edu/17199002/PERBEDAAN_BANK_SYARIAH_DA
N_KONVENSIONAL. Diakses tanggal 5 Oktober 2018 pukul 15:21 WIB.

Maxmanroe. 7 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional di Berbagai Bidang.


Dikutip dari https://www.maxmanroe.com/perbedaan-bank-syariah-dan-bank-
konvensional.html#1_perbedaan_hukum_yang_digunakan. Diakses tanggal 4
Oktober 2018 pukul 18:43 WIB.

You might also like