You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Santan kelapa merupakan cairan putih kental hasil ekstraksi dari kelapa yang

dihasilkan dari kelapa yang diparut dan kemudian diperas bersama air. Santan

mempunyai rasa lemak dan digunakan sebagai perasa yang menyedapkan masakan

menjadi gurih. Dahulu, untuk memperoleh santan dilakukan dengan cara diperas

dengan tangan dari kelapa yang diparut dan menambahkan air panas sehingga santan

yang dihasilkan lebih baik. Akan tetapi, saat ini sudah terdapat mesin pemeras santan

yang dalam penggunaannya kelapa yang diparut tidak perlu dicampurkan dengan air

dan pati santan yang dihasilkan murni 100%. Saat ini juga banyak dijual santan instan

atau siap saji dengan cara pemakaiannya hanya menambahkan air lalu dimasak.

Santan merupakan bentuk emulsi minyak dalam air dengan protein sebagai

stabilisator emulsi. Air sebagai pendispersi dan minyak sebagai fase terdispersi. Di

dalam sistem emulsi minyak air, protein membungkus butir-butir minyak dengan suatu

lapisan tipis sehingga butir-butir tersebut tidak dapat bergabung menjadi satu fase

kontinyu. Butir-butir minyak dapat bergabung menjadi satu fase kontinyu jika sistem

emulsi di pecah dengan jalan merusak protein sebagai pembungkus butir-butir minyak.

Dalam industri makanan, peran santan sangat penting baik sebagai sumber gizi,

penambahan aroma, cita rasa , flavour dan perbaikan tekstur bahan pangan hasil olahan.
Hal ini disebabkan karena santan mengandung senyawa nonylmethylketon, dengan

suhu yang tinggi akan menyebabkan bersifat volatil dan menimbulkan bau yang enak.

1.2 Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui alat dan mesin pemeras santan kelapa dan bagian-bagiannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kelapa sering dijuluki “pohon surga“ karena seluruh bagian tanaman

bermanfaaat bagi kehidupan manusia. Habitat paling dominan adalah wilayah pantai

hingga ketinggian 600 m dari permukaan laut. Oleh karenanya kelapa banyak tumbuh

sepanjang daerah pesisir dan daerah tropik (Setyamidjaja, 1991).

Di Indonesia, kelapa adalah salah satu komoditi yang menyatu dan akrab dengan

masyarakat Indonesia. Indonesia sendiri merupakan negara peringkat pertama

penghasil kelapa dengan kontribusi 27% dari seluruh kelapa dunia dan 33% dari total

produksi anggota Asia and Pacifik Coconut Community (APCC). Untuk itu Indonesia

mempunyai potensi cukup besar dalam peningkatan produk sampingan dari kelapa

(Balai Besar Industri Kimia, 1998).

Alat Pemeras Santan

Penggunaan minyak kelapa selain digunakan sebagai pengolah bahan makanan

sehari-hari juga digunakan sebagai bahan baku industri non pangan, sehingga peluang

usaha pada bidang ini sangat menjanjikan. Namun proses produksi minyak kelapa di

derah pedesaan di Indonesia yang serupa kondisinya dengan desa-desa di kecamatan

Musuk kabupaten Boyolali, kabupaten Demak, dan kabupaten Sragen masih dilakukan

dengan cara tradisional, terutama dalam proses pemerasan kelapa parut menjadi santan

kental, yaitu diperas dengan tangan atau diinjak-injak dengan kaki pada bak khusus
sambil disirami dengan air secara perlahan, sehingga kapasitas yang dihasilkan hanya

7,2 kg/jam kelapa parut atau 3,6 liter/ jam santa kental (Sularso, 1999).

Proses pemerasan tersebut dirasakan kurang efisien oleh karena itu perlu

perbaikan pemerasan secara mekanis, agar kapasitas santan kental persatuan waktu

dapat ditingkatkan dan pada akhirnya berdampak pada pemanfaatan bahan baku (buah

kelapa) yang ada menjadi optimal sehingga diharapkan dapat mendorong

perkembangan industri dalam bentuk komoditi lain, seperti industri santan awet (santan

instan), dan untuk meningkatkan peranan buah kelapa sebagai sumber pendapatan

daerah sehingga dapat menarik para penanam modal sebagai bapak angkat ( Sularso,

1999 ).

Mekanisasi proses pemerasan tersebut perlu dilakukan karena proses pemerasan

kelapa parut yang dilakukan dengan cara tradisional selain pemborosan waktu, tenaga,

juga ditinjau dari segi kebersihan tidak memenuhi standar kesehatan. Untuk

memperbaiki proses pemerasan agar lebih efisien, yang dapat meningkatkan kapasitas

dan memenuhi standar kesehatan, maka mesin pemeras kelapa parut dibuat dengan

sistim ulir tekan (screw press) dan tenaga penggerak motor listrik (Sukrisno, 1994 ).
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan selama bulan Febuari sampai dengan bulan Mei 2018

di Laboratorium mekanisasi Fakultas pertanian, Universitas Borneo Tarakan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah mesin pemeras santan

dan kelapa tua.

3.3 Prosedur Kerja

1. Membersihkan alat dan mesin pemeras santan

2. Mengamati alat dan mesin pemeras santan

3. Mengukur bagian-bagian alat dan mesin pemeras santan

4. Membuat spesifikasi alat dan mesin pemeras santan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelapa merupakan salah satu

komoditi strategis yang dapat diandalkan untuk pengembangan ekonomi masyarakat

(produksi kelapa 20,6 juta ton dengan luas lahan 30,8 juta hektar. Salah satu cara

pengolahan kelapa adalah melalui proses pemarutan dan pengepres untuk

menghasilkan santan kelapa. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu alat pemarut dan pemeras

yang dapat meningkatkan efisiensi kerja pada proses pemarutan serta pemerasan.

Serta sangat berperan penting dalam masyarakat karna dapat lebih mempercepat

pekerjaan atau mempersingkat waku, tinjauan kebersihannya lebih terjamin.

5.2 Saran

Asisten hendaknya mengontrol kinerja masing – masing praktikan.


DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Industri Kimia. 1998. Alat Pengolah Sabut Kelapa. Jakarta
Di akses pada tanggal 27 Mei 2018

Setyamidjaja, Djoehana. 1991. Bertanam Kelapa : Budidaya dan Pengolahannya.Kanisius:


Yogyakarta

Sularso dan Kiyokatsu. S. 1999. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Cetakan
ke II. PT. Pradya Paramita: Jakarta.

Sukrisno, Umar. 1994. Bagian-Bagian Merencana Mesin Cetakan ke 4. Erlangga: Jakarta).

You might also like