You are on page 1of 16

Dunia Kedokteran

Selasa, 22 Maret 2011

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF


(NEUROLOGI KLINIK)
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF
Struktur dan FungsiSistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang
disebut neuron dan jaringan penunjang yang disebut neuroglia .
Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi
(SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf
tepi merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan
dari sistem saraf pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam
mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme
sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang diterima
oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun
eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat
mengadaptasi sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam
mengadaptasi perubahan berlangsung melalui kegiatan saraf yang
dikenal sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu
mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau
sakit.

Stimulasi dapat Menghasilkan Suatu Aktifitas

Stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan


dihantarkan oleh sistem saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem
saraf pusat. Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan disebut
reseptor, dan diteruskan menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf
sensoris. Pada sistem saraf pusat impuls diolah dan diinterpretasi untuk
kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali melalui sistem saraf
tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir.
Sistem saraf yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf
motorik. Bagian sistem saraf tepi yang mencetuskan jawaban disebut
efektor. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi
oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh
kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatis
sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari
sitem saraf somatik adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf
otonom, efektornya adalah otot polos, otot jantung dan kelenjar
sebasea.
Fungsi Saraf

1. Menerima informasi (rangsangan) dari dalam maupun dari luar tubuh


melalui saraf sensori . Saraf sensori disebut juga Afferent Sensory
Pathway.

2. Mengkomunikasikan informasi antara sistem saraf perifer dan sistem


saraf pusat.

3. Mengolah informasi yang diterima baik ditingkat medula spinalis


maupun di otak untuk selanjutnya menentukan jawaban atau respon.
4. Mengantarkan jawaban secara cepat melalui saraf motorik ke organ-
organ tubuh sebagai kontrol atau modifikasi dari tindakan. Saraf motorik
disebut juga Efferent Motorik Pathway.

Sel Saraf (Neuron)


Merupakan sel tubuh yang berfungsi mencetuskan dan menghantarkan
impuls listrik. Neuron merupakan unit dasar dan fungsional sistem saraf
yang mempunyai sifat exitability artinya siap memberi respon saat
terstimulasi.

Satu sel saraf mempunyai badan sel disebut soma yang mempunyai satu
atau lebih tonjolan disebut dendrit. Tonjolan-tonjolan ini keluar dari
sitoplasma sel saraf. Satu dari dua ekspansi yang sangat panjang disebut
akson. Serat saraf adalah akson dari satu neuron. Dendrit dan badan sel
saraf berfungsi sebagai pencetus impuls sedangkan akson berfungsi
sebagai pembawa impuls. Sel-sel saraf membentuk mata rantai yang
panjang dari perifer ke pusat dan sebaliknya, dengan demikian impuls
dihantarkan secara berantai dari satu neuron ke neuron lainnya. Tempat
dimana terjadi kontak antara satu neuron ke neuron lainnya disebut
sinaps. Pengahantaran impuls dari satu neuron ke neuron lainnya
berlangsung dengan perantaran zat kimia yang disebut neurotransmitter

Jaringan Penunjang

Jaringan penunjang saraf terdiri atas neuroglia. Neuroglia adalah sel-sel


penyokong untuk neuron-neuron SSP, merupakan 40% dari volume otak
dan medulla spinalis. Jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan
perbandingan sekitar 10 berbanding satu. Ada empat jenis sel neuroglia
yaitu: mikroglia, epindima, astrogalia, dan oligodendroglia

Mikroglia

Mempunyai sifat fagositosis, bila jaringan saraf rusak maka sel-sel ini
bertugas untuk mencerna atau menghancurkan sisa-sisa jaringan yang
rusak. Jenis ini ditemukan diseluruh susunan saraf pusat dan di anggap
berperan penting dalam proses melawan infeksi. Sel-sel ini mempunyai
sifat yang mirip dengan sel histiosit yang ditemukan dalam jaringan
penyambung perifer dan dianggap sebagai sel-sel yang termasuk dalam
sistem retikulo endotelial sel.

Epindima

Berperan dalam produksi cairan cerebrospinal. Merupakan neuroglia


yang membatasi sistem ventrikel susunan saraf pusat. Sel ini merupakan
epitel dari pleksus choroideus ventrikel otak.

Astroglia

Berfungsi sebagai penyedia nutrisi esensial yang diperlukan oleh neuron


dan membantu neuron mempertahankan potensial bioelektris yang
sesuai untuk konduksi dan transmisi sinaptik. Astroglia mempunyai
bentuk seperti bintang dengan banyak tonjolan. Astrosit berakhir pada
pembuluh darah sebagai kaki I perivaskuler dan menghubungkannya
dalam sistem transpot cepat metabolik. Kalau ada neuron-neuron yang
mati akibat cidera, maka astrosit akan berproliferasi dan mengisi ruang
yang sebelumnya dihuni oleh badan sel saraf dan tonjolan-tonjolannya.
Kalau jaringan SSP mengalami kerusakan yang berat maka akan
terbentuk suatu rongga yang dibatasi oleh astrosit

Oligodendroglia

Merupakan sel yang bertanggungjawab menghasilkan myelin dalam SSP.


Setiap oligodendroglia mengelilingi beberapa neuron, membran
plasmanya membungkus tonjolan neuron sehingga terbentuk lapisan
myelin. Myelin merupakan suatu komplek putih lipoprotein yang
merupakan insulasi sepanjang tonjolan saraf. Myelin menghalangi aliran
ion kalium dan natrium melintasi membran neuronal .

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan medula spinalis. SSP dibungkus
oleh selaput meningen yang berfungsi untuk melindungi otak dan
medula spinalis dari benturan atau trauma. Meningen terdiri atas tiga
lapisan yaitu durameter, arachnoid dan piamater.
Rongga Epidural

Berada diantara tulang tengkorak dan durameter. Rongga ini berisi


pembuluh darah dan jaringan lemak yang berfungsi sebagai bantalan.
Bila cidera mencapai lokasi ini akan menyebabkan perdarahan yang
hebat oleh karena pada lokasi ini banyak pembuluh darah sehingga
mengakibatkan perdarahan epidural

Rongga Subdural

Berada diantara durameter dan arachnoid, rongga ini berisi berisi cairan
serosa.

Rongga Sub Arachnoid

Terdapat diantara arachnoid dan piameter. Berisi cairan cerebrospinalis


yang salah satu fungsinya adalah menyerap guncangan atau shock
absorber. Cedera yang berat disertai perdarahan dan memasuki ruang
sub arachnoid yang akan menambah volume CSF sehingga dapat
menyebabkan kematian sebagai akibat peningkatan tekanan intra kranial
(TIK).

Otak

Otak, terdiri dari otak besar yang disebut cerebrum, otak kecil disebut
cerebellum dan batang otak disebut brainstem. Beberapa karateristik
khas Otak orang dewasa yaitu mempunyai berat lebih kurang 2% dari
berat badan dan mendapat sirkulasi darah sebenyak 20% dari cardiac
out put serta membutuhkan kalori sebesar 400 Kkal setiap hari. Otak
merupakan jaringan yang paling banyak menggunakan energi yang
didukung oleh metabolisme oksidasi glukosa. Kebutuhan oksigen dan
glukosa otak relatif konstan, hal ini disebabkan oleh metabolisme otak
yang merupakan proses yang terus menerus tanpa periode istirahat yang
berarti. Bila kadar oksigen dan glukosa kurang dalam jaringan otak maka
metabolisme menjadi terganggu dan jaringan saraf akan mengalami
kerusakan. Secara struktural, cerebrum terbagi menjadi bagian korteks
yang disebut korteks cerebri dan sub korteks yang disebut struktur
subkortikal. Korteks cerebri terdiri atas korteks sensorik yang berfungsi
untuk mengenal ,interpretasi impuls sensosrik yang diterima sehingga
individu merasakan, menyadari adanya suatu sensasi rasa/indra
tertentu. Korteks sensorik juga menyimpan sangat banyak data memori
sebagai hasil rangsang sensorik selama manusia hidup. Korteks motorik
berfungsi untuk memberi jawaban atas rangsangan yang diterimanya.

Struktur sub kortikal

a. Basal ganglia; melaksanakan fungsi motorik dengan merinci dan


mengkoordinasi gerakan dasar, gerakan halus atau gerakan trampil dan
sikap tubuh.

b. Talamus; merupakan pusat rangsang nyeri

c. Hipotalamus; pusat tertinggi integrasi dan koordinasi sistem saraf


otonom dan terlibat dalam pengolahan perilaku insting seperti makan,
minum, seks dan motivasi

d. Hipofise

Bersama dengan hipothalamus mengatur kegiatan sebagian besar


kelenjar endokrin

dalam sintesa dan pelepasan hormon.

Cerebrum

Terdiri dari dua belahan yang disebut hemispherium cerebri dan


keduanya dipisahkan oleh fisura longitudinalis. Hemisperium cerebri
terbagi menjadi hemisper kanan dan kiri. Hemisper kanan dan kiri ini
dihubungkan oleh bangunan yang disebut corpus callosum. Hemisper
cerebri dibagi menjadi lobus-lobus yang diberi nama sesuai dengan
tulang diatasnya, yaitu:

1. Lobus frontalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang frontalis

2. Lobus parietalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang


parietalis

3. Lobus occipitalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang


occipitalis

4. Lobus temporalis, bagian cerebrum yang berada dibawah tulang


temporalis

Cerebelum (Otak Kecil)

Terletak di bagian belakang kranium menempati fosa cerebri posterior di


bawah lapisan durameter Tentorium Cerebelli. Di bagian depannya
terdapat batang otak. Berat cerebellum sekitar 150 gr atau 8-8% dari
berat batang otak seluruhnya. Cerebellum dapat dibagi menjadi
hemisper cerebelli kanan dan kiri yang dipisahkan oleh vermis. Fungsi
cerebellum pada umumnya adalah mengkoordinasikan gerakan-gerakan
otot sehingga gerakan dapat terlaksana dengan sempurna.

Batang Otak atau Brainstern


Terdiri atas diencephalon, mid brain, pons dan medula oblongata.
Merupakan tempat berbagai macam pusat vital seperti pusat pernafasan,
pusat vasomotor, pusat pengatur kegiatan jantung dan pusat muntah,
bersin dan batuk.

Komponen Saraf Kranial

a. Komponen sensorik somatik : N I, N II, N VIII

b. Komponen motorik omatik : N III, N IV, N VI, N XI, N XII

c. Komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik : N V, N


VII, N IX, N X

d. Komponen motorik viseral

Eferen viseral merupakan otonom mencakup N III, N VII, N IX, N X.


Komponen eferen viseral yang 'ikut' dengan beberapa saraf kranial ini,
dalam sistem saraf otonom tergolong pada divisi parasimpatis kranial.

1. N. Olfactorius

Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak


dibagian atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari concha nasalis
superior.

2. N. Optikus

Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen
sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak
ke perifer.

3. N. Oculomotorius

Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensephalon. Saraf


ini berfungsi sebagai saraf untuk mengangkat bola mata

4. N. Trochlearis

Pusat saraf ini terdapat pada mesencephlaon. Saraf ini mensarafi


muskulus oblique yang berfungsi memutar bola mata

5. N. Trigeminus

Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, saraf
maxilaris dan saraf mandibularis yang merupakan gabungan saraf
sensoris dan motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada
wajah dan sebagian kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi dan
meningen.

6. N. Abducens

Berpusat di pons bagian bawah. Saraf ini menpersarafi muskulus rectus


lateralis. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan bola mata dapat
digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial seperti pada
Strabismus konvergen.

7. N. Facialias

Saraf ini merupakan gabungan saraf aferen dan eferen. Saraf aferen
berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan saraf eferent
untuk otot wajah.

8. N. Statoacusticus

Saraf ini terdiri dari komponen saraf pendengaran dan saraf


keseimbangan

9. N. Glossopharyngeus

Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut
sensori khusus. Komponen motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing
untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut sensori khusus mengurus
pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut sensasi
umum di bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga
tengah.

10 N. Vagus

Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang


mempersarafi otot-otot pharing yang menggerakkan pita suara, b)
komponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing, c)
komponen saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat
dalam tubuh.

11. N. Accesorius

Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus


dan komponen spinal yang dari nucleus motoris segmen C 1-2-3. Saraf
ini mempersarafi muskulus Trapezius dan Sternocieidomastoideus.

12. Hypoglosus
Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otot-
otot lidah. Nukleusnya terletak pada medulla di dasar ventrikularis IV
dan menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi.

Medula Spinalis

Medula spinalis merupakan perpanjangan medula oblongata ke arah


kaudal di dalam kanalis vertebralis mulai setinggi cornu vertebralis
cervicalis I memanjang hingga setinggi cornu vertebralis lumbalis I - II.
Terdiri dari 31 segmen yang setiap segmennya terdiri dari satu pasang
saraf spinal. Dari medula spinalis bagian cervical keluar 8 pasang , dari
bagian thorakal 12 pasang, dari bagian lumbal 5 pasang dan dari bagian
sakral 5 pasang serta dari coxigeus keluar 1 pasang saraf spinalis.
Seperti halnya otak, medula spinalispun terbungkus oleh selaput
meninges yang berfungsi melindungi saraf spinal dari benturan atau
cedera.

Gambaran penampang medula spinalis memperlihatkan bagian-bagian


substansia grissea dan substansia alba. Substansia grisea ini
mengelilingi canalis centralis sehingga membentuk columna dorsalis,
columna lateralis dan columna ventralis. Massa grisea dikelilingi oleh
substansia alba atau badan putih yang mengandung serabut-serabut
saraf yang diselubungi oleh myelin. Substansi alba berisi berkas-berkas
saraf yang membawa impuls sensorik dari SST menuju SSP dan impuls
motorik dari SSP menuju SST. Substansia grisea berfungsi sebagai pusat
koordinasi refleks yang berpusat di medula spinalis.Disepanjang medulla
spinalis terdapat jaras saraf yang berjalan dari medula spinalis menuju
otak yang disebut sebagai jaras acenden dan dari otak menuju medula
spinalis yang disebut sebagai jaras desenden. Subsatansia alba berisi
berkas-berkas saraf yang berfungsi membawa impuls sensorik dari
sistem tepi saraf tepi ke otak dan impuls motorik dari otak ke saraf tepi.
Substansia grisea berfungsi sebagai pusat koordinasi refleks yang
berpusat dimeudla spinalis.

Refleks-refleks yang berpusat di sistem saraf puast yang bukan medula


spinalis, pusat koordinasinya tidak di substansia grisea medula spinalis.
Pada umumnya penghantaran impuls sensorik di substansia alba medula
spinalis berjalan menyilang garis tenga. ImPuls sensorik dari tubuh sisi
kiri akan dihantarkan ke otak sisi kanan dan sebaliknya. Demikian juga
dengan impuls motorik. Seluruh impuls motorik dari otak yang
dihantarkan ke saraf tepi melalui medula spinalis akan menyilang.

Upper Motor Neuron (UMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal


dari korteks motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya (dengan
serat saraf-sarafnya ada di dalam sistem saraf pusat. Lower motor
neuron (LMN) adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari sistem
saraf pusat tetapi serat-serat sarafnya keluar dari sistem saraf pusat dan
membentuk sistem saraf tepi dan berakhir di otot rangka. Gangguan
fungsi UMN maupun LMN menyebabkan kelumpuhan otot rangka, tetapi
sifat kelumpuhan UMN berbeda dengan sifat kelumpuhan UMN.
Kerusakan LMN menimbulkan kelumpuhan otot yang 'lemas', ketegangan
otot (tonus) rendah dan sukar untuk merangsang refleks otot rangka
(hiporefleksia). Pada kerusakan UMN, otot lumpuh (paralisa/paresa) dan
kaku (rigid), ketegangan otot tinggi (hipertonus) dan mudah ditimbulkan
refleks otot rangka (hiperrefleksia). Berkas UMN bagian medial, dibatang
otak akan saling menyilang. Sedangkan UMN bagian Internal tetap
berjalan pada sisi yang sama sampai berkas lateral ini tiba di medula
spinalis. Di segmen medula spinalis tempat berkas bersinap dengan
neuron LMN. Berkas tersebut akan menyilang. Dengan demikian seluruh
impuls motorik otot rangka akan menyilang, sehingga kerusakan UMN
diatas batang otak akan menimbulkan kelumpuhan pada otot-otot sisi
yang berlawanan.

Salah satu fungsi medula spinalis sebagai sistem saraf pusat adalah
sebagai pusat refleks. Fungsi tersebut diselenggarakan oleh substansia
grisea medula spinalis. Refleks adalah jawaban individu terhadap
rangsang, melindungi tubuh terhadap pelbagai perubahan yang terjadi
baik dilingkungan internal maupun di lingkungan eksternal. Kegiatan
refleks terjadi melalui suatu jalur tertentu yang disebut lengkung refleks

Fungsi medula spinalis

1. Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu
ventralis.

2. Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai

3. Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju


cerebellum

4. Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.

Lengkung refleks

o Reseptor: penerima rangsang

o Aferen: sel saraf yang mengantarkan impuls dari reseptor ke sistem


saraf pusat (ke pusat refleks)

o Pusat refleks : area di sistem saraf pusat (di medula spinalis:


substansia grisea), tempat terjadinya sinap ((hubungan antara neuron
dengan neuron dimana terjadi pemindahan /penerusan impuls)

o Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel
efektor. Bila sel efektornya berupa otot, maka eferen disebut juga neuron
motorik (sel saraf /penggerak)

o Efektor: sel tubuh yang memberikan jawaban terakhir sebagai jawaban


refleks. Dapat berupa sel otot (otot jantung, otot polos atau otot rangka),
sel kelenjar.

Sistem Saraf Tepi

Kumpulan neuron diluar jaringan otak dan medula spinalis membentuk


sistem saraf tepi (SST). Secara anatomik digolongkan ke dalam saraf-
saraf otak sebanyak 12 pasang dan 31 pasang saraf spinal. Secara
fungsional, SST digolongkan ke dalam: a) saraf sensorik (aferen) somatik
: membawa informasi dari kulit, otot rangka dan sendi, ke sistem saraf
pusat, b) saraf motorik (eferen) somatik : membawa informasi dari
sistem saraf pusat ke otot rangka, c) saraf sesnsorik (eferen) viseral :
membawa informasi dari dinding visera ke sistem saraf pusat, d) saraf
mototrik (eferen) viseral : membawa informasi dari sistem saraf pusat ke
otot polos, otot jantung dan kelenjar. Saraf eferen viseral disebut juga
sistem saraf otonom. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf otak (s.kranial)
dan saraf spinal.

Saraf Otak (s.kranial)

Bila saraf spinal membawa informasi impuls dari perifer ke medula


spinalis dan membawa impuls motorik dari medula spinalis ke perifer,
maka ke 12 pasang saraf kranial menghubungkan jaras-jaras tersebut
dengan batang otak. Saraf cranial sebagian merupakan saraf campuran
artinya memiliki saraf sensorik dan saraf motorik

Saraf Spinal

Tiga puluh satu pasang saraf spinal keluar dari medula apinalis dan
kemudian dari kolumna vertabalis melalui celah sempit antara ruas-ruas
tulang vertebra. Celah tersebut dinamakan foramina intervertebrelia.
Seluruh saraf spinal merupakan saraf campuran karena mengandung
serat-serat eferen yang membawa impuls baik sensorik maupun motorik.
Mendekati medula spinalis, serat-serat eferen memisahkan diri dari serat
–serat eferen. Serat eferen masuk ke medula spinalis membentuk akar
belakang (radix dorsalis), sedangkan serat eferen keluar dari medula
spinalis membentuk akar depan (radix ventralis). Setiap segmen medula
spinalis memiliki sepasang saraf spinal, kanan dan kiri. Sehingga dengan
demikian terdapat 8 pasang saraf spinal servikal, 12 pasang saraf spinal
torakal, 5 pasang saraf spinal lumbal, 5 pasang saraf spinal sakral dan
satu pasang saraf spinal koksigeal. Untuk kelangsungan fungsi integrasi,
terdapat neuron-neuron penghubung disebut interneuron yang tersusun
sangat bervariasi mulai dari yang sederhana satu interneuron sampai
yang sangat kompleks banyak interneuron. Dalam menyelenggarakan
fungsinya, tiap saraf spinal melayani suatu segmen tertentu pada kulit,
yang disebut dermatom. Hal ini hanya untuk fungsi sensorik. Dengan
demikian gangguan sensorik pada dermatom tertentu dapat memberikan
gambaran letak kerusakan.

Sistem Saraf Somatik

Dibedakan 2 berkas saraf yaitu saraf eferen somatik dan eferen viseral.
Saraf eferen somatik : membawa impuls motorik ke otot rangka yang
menimbulkan gerakan volunter yaitu gerakan yang dipengaruhi
kehendak. Saraf eferen viseral : membawa impuls mototrik ke otot polos,
otot jantung dan kelenjar yang menimbulkan gerakan/kegiatan
involunter (tidak dipengaruhi kehendak). Saraf-saraf eferen viseral
dengan ganglion tempat sinapnya dikenal dengan sistem saraf otonom
yang keluar dari segmen medula spinalis torakal 1 – Lumbal 2 disebut
sebagai divisi torako lumbal (simpatis). Serat eferen viseral terdiri dari
eferen preganglion dan eferen postganglion. Ganglion sistem saraf
simpatis membentuk mata rantai dekat kolumna vertebralis yaitu
sepanjang sisiventrolateral kolumna vertabralis, dengan serat
preganglion yang pendek dan serat post ganglion yang panjang. Ada tiga
ganglion simpatis yang tidak tergabung dalam ganglion paravertebralis
yaitu ganglion kolateral yang terdiri dari ganglion seliaka, ganglion
mesenterikus superior dan ganglion mesenterikus inferior. Ganglion
parasimpatis terletak relatif dekat kepada alat yang disarafinya bahkan
ada yang terletak didalam organ yang dipersarafi.

Semua serat preganglion baik parasimpatis maupun simpatis serta


semua serat postganglion parasimpatis, menghasilkan asetilkolin
sebagai zat kimia perantara. Neuron yang menghasilkan asetilkolin
sebagai zat kimia perantara dinamakan neuron kolinergik sedangkan
neuron yang menghasilkan nor-adrenalin dinamakan neuron adrenergik.
Sistem saraf parasimpatis dengan demikian dinamakan juga sistem saraf
kolinergik, sistem saraf simpatis sebagian besar merupakan sistem saraf
adrenergik dimana postganglionnya menghasilkan nor-adrenalin dan
sebagian kecil berupa sistem saraf kolinergik dimana postganglionnya
menghasilkan asetilkolin. Distribusi anatomik sistem saraf otonom ke
alat-alat visera, memperlihatkan bahwa terdapat keseimbangan
pengaruh simpatis dan parasimpatis pada satu alat. Umumnya tiap alat
visera dipersarafi oleh keduanya. Bila sistem simpatis yang sedang
meningkat, maka pengaruh parasimpatis terhadap alat tersebut kurang
tampak, dan sebaliknya. Dapat dikatakan pengaruh simpatis terhadap
satu alat berlawanan dengan pengaruh parasimpatisnya. Misalnya
peningkatan simpatis terhadap jantung mengakibatkan kerja jantung
meningkat, sedangkan pengaruh parasimpatis menyebabkan kerja
jantung menurun. Terhadap sistem pencernaan, simpatis mengurangi
kegiatan, sedangkan parasimpatis meningkatkan kegiatan pencernaan.
Atau dapat pula dikatakan, secara umum pengaruh parasimpatis adalah
anabolik, sedangkan pengaruh simpatis adalah katabolik.

Sirkulasi Darah pada Sistem Saraf Pusat

Sirkulasi darah pada sistem saraf terbagi atas sirkulasi pada otak dan
medula spinalis. Dalam keadaan fisiologik jumlah darah yang dikirim ke
otak sebagai blood flow cerebral adalah 20% cardiac out put atau
1100-1200 cc/menit untuk seluruh jaringan otak yang berat normalnya
2% dari berat badan orang dewasa. Untuk mendukung tercukupinya
suplai oksigen, otak mendapat sirkulasi yang didukung oleh pembuluh
darah besar.

Suplai Darah Otak

1. Arteri Carotis Interna kanan dan kiri

– Arteri communicans posterior

Arteri ini menghubungkan arteri carotis interna dengan arteri cerebri


posterior

– Arteri choroidea anterior, yang nantinya membentuk plexus choroideus


di dalam ventriculus lateralis

– Arteri cerebri anterrior

Bagian ke frontal disebelah atas nervus opticus diantara belahan otak


kiri dan kanan. Ia kemudian akan menuju facies medialis lobus frontalis
cortex cerebri. Daerah yang diperdarahi arteri ini adalah: a) facies
medialis lobus frontalis cortex cerebro, b) facies medialis lobus
parietalis, c) facies convexa lobus frontalis cortex cerebri, d) facies
convexa lobus parietalis cortex cerebri, e) Arteri cerebri media

– Arteri cerebri media

2. Arteri Vertebralis kanan dan kiri

Arteri Cerebri Media

Berjalan lateral melalui fossa sylvii dan kemudian bercabang-cabang


untuk selanjutnya menuju daerah insula reili. Daerah yang disuplai darah
oleh arteri ini adalah Facies convexa lobus frontalis coretx cerebri mulai
dari fissura lateralis sampai kira-kira sulcus frontalis superior, facies
convexa lobus parielatis cortex cerebri mulai dari fissura lateralis sampai
kira-kira sulcus temporalis media dan facies lobus temporalis cortex
cerebri pada ujung frontal.
Arteri Vertebralis kanan dan kiri

Arteri vertebralis dipercabangkan oleh arteri sub clavia. Arteri ini


berjalan ke kranial melalui foramen transversus vertebrae ke enam
sampai pertama kemudian membelok ke lateral masuk ke dalam foramen
transversus magnum menuju cavum cranii. Arteri ini kemudian berjalan
ventral dari medula oblongata dorsal dari olivus, caudal dari tepi caudal
pons varolii. Arteri vertabralis kanan dan kiri akan bersatu menjadi arteri
basilaris yang kemudian berjalan frontal untuk akhirnya bercabang
menjadi dua yaitu arteri cerebri posterior kanan dan kiri. Daerah yang
diperdarahi oleh arteri cerbri posterior ini adalah facies convexa lobus
temporalis cortex cerebri mulai dari tepi bawah sampai setinggi sulcus
temporalis media, facies convexa parietooccipitalis, facies medialis lobus
occipitalis cotex cerebri dan lobus temporalis cortex cerebri.
Anastomosis antara arteri-arteri cerebri berfungsi utnuk menjaga agar
aliran darah ke jaringan otak tetap terjaga secara continue. Sistem
carotis yang berasal dari arteri carotis interna dengan sistem
vertebrobasilaris yang berasal dari arteri vertebralis, dihubungkan oleh
circulus arteriosus willisi membentuk Circle of willis yang terdapat pada
bagian dasar otak. Selain itu terdapat anastomosis lain yaitu antara
arteri cerebri media dengan arteri cerebri anterior, arteri cerebri media
dengan arteri cerebri posterior.

Suplai Darah Medula Spinalis

Medula spinalis mendapat dua suplai darah dari dua sumber yaitu: 1)
arteri Spinalis anterior yang merupakan percabangan arteri vertebralis,
2) arteri Spinalis posterior, yang juga merupakan percabangan arteri
vertebralis.

Antara arteri spinalis tersebut diatas terdapat banyak anastomosis


sehingga merupakan anyaman plexus yang mengelilingi medulla spinalis
dan disebut vasocorona. Vena di dalam otak tidak berjalan bersama-
sama arteri. Vena jaringan otak bermuara di jalan vena yang terdapat
pada permukaan otak dan dasar otak. Dari anyaman plexus venosus
yang terdapat di dalam spatum subarachnoid darah vena dialirkan
kedalam sistem sinus venosus yang terdapat di dalam durameter
diantara lapisan periostum dan selaput otak.

Cairan Cerebrospinalis (CSF)

Cairan cerebrospinalis atau banyak orang terbiasa menyebutnya cairan


otak merupakan bagian yang penting di dalam SSP yang salah satu
fungsinya mempertahankan tekanan konstan dalam kranium. Cairan ini
terbentuk di Pleksus chroideus ventrikel otak, namun bersirkulasi
disepanjang rongga sub arachnoid dan ventrikel otak. Pada orang
dewasa volumenya berkisar 125 cc, relatif konstan dalam produksi dan
absorbsi. Absorbsi terjadi disepanjang sub arachnoid oleh vili arachnoid.
Ada empat buah rongga yang saling berhubungan yang disebut
ventrikulus cerebri tempat pembentukan cairan ini yaitu: 1) ventrikulus
lateralis , mengikuti hemisfer cerebri, 2) ventrikulus lateralis II, 3)
ventrikulus tertius III dtengah-tengah otak, dan 4) ventrikulus quadratus
IV, antara pons varolli dan medula oblongata.

Ventrikulus lateralis berhubungan dengan ventrikulus tertius melalui


foramen monro. Ventrikulus tertius dengan ventrikulus quadratus melalui
foramen aquaductus sylvii yang terdapat di dalam mesensephalon. Pada
atap ventrukulus quadratus bagian tengah kanan dan kiri terdapat
lubang yang disebut foramen Luscka dan bagian tengah terdapat lubang
yang disebut foramen magendi. Sirkulasi cairan otak sangat penting
dipahami karena bebagai kondisi patologis dapat terjadi akibat
perubahan produksi dan sirkulasi cairan otak. Cairan otak yang
dihasilkan oleh flexus ventrikulus lateralis kemudian masuk kedalam
ventrikulus lateralis, dari ventrikulus lateralis kanan dan kiri cairan otak
mengalir melalui foramen monroi ke dalam ventrikulus III dan melalui
aquaductus sylvii masuk ke ventrikulus IV. Seterusnya melalui foramen
luscka dan foramen megendie masuk kedalam spastium sub arachnoidea
kemudian masuk ke lakuna venosa dan selanjutnya masuk kedalam
aliran darah.

Fungsi Cairan Otak

1. Sebagai bantalan otak agar terhindar dari benturan atau trauma pada
kepala

2. Mempertahankan tekanan cairan normal otak yaitu 10 – 20 mmHg

3. Memperlancar metabolisme dan sirkulasi darah diotak.

Komposisi Cairan Otak

1. Warna : Jernih , disebut Xanthocrom

2. Osmolaritas pada suhu 30 C : 281 mOSM

3. Keseimbangan asam basa

a. PH : 7,31

b. PCO2 : 47,9 mmHg

c. HCO3 : 22,9 mEq/lt


d. Ca : 2,32mEq/lt

e. Cl : 113 –127 mEq/lt

f. Creatinin : 0,4 –1,5 mg%

g. Glukosa : 54 – 80 mg%

h. SGOT : 0 - 19 unit

i. LDH : 8 – 50 unit

j. Posfat : 1,2 – 2,1 mg%

k. Protein : 20 –40 mg% pada cairan Lumbal

15 25 mg% pada cairan Cisterna

5 – 25 mg% pada cairan Ventrikuler

l. Elektroporesis Protein LCS:

– Prealbumin : 4,6 %

– Albumin : 49,5%

– Alpha 1 Globulin : 6,7%

– Alpha 2 Globulin : 8,7%

– Beta dan Lamda Globulin : 18,5%

– Gamma Globulin : 8,2%

• Kalium : 2,33 – 4,59 mEq/lt

• Natrium : 117 – 137 mEq/lt

• Urea : 8 –28 mg%

• Asam urat : 0,07 –2,8 mg%

• Sel : 1 - 5 limposit/mm3

Refrensi :
1. Neuroanatomi Klinik, Snell, EGC, 2007

2. Diagnosis topik Neurologi, Peter duus, EGC, 2007

Teuku Akmal Kausar di 15.05

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Link ke posting ini


Buat sebuah Link

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya
Teuku Akmal Kausar
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like