Professional Documents
Culture Documents
Costovertebral joint
Costotranverse joint
Costochondral joint
Sternocostal joint
Vertebra memiliki 12 tulang, memiliki bentuk yang kecil dari T1-T3, semakin ke bawah
tulang vertebra semakin besar hingga T12. Vertebra secara khusus memiliki facet dan
procesus tranversus. Untuk artikulasi pada costa, prosesus spinosus secara oblique mengarah
kebawah. T7 memiliki angulasi proses spinosa terbesar, sedangkan tiga vertebra toraks atas
memiliki proses spinosus yang memproyeksikan langsung ke posterior. Dengan kata lain,
prosesus spinosus dari vertebra ini berada pada bidang yang sama dengan prosesus
transversus
Vertebra T4-T6 memiliki prosesus spinosus yang mengarah ke bawah sedikit. dalam hal
ini, ujung dari prosesus spinosus berada pada bidang di tengah-tengah antara prosesus
transversus nya sendiri dan prosesus transversus vertebra di bawah. untuk T7, T8, T9
vertebra, bagian prosesus spinosus ke bawah, ujung bidang dari prosesus transversus vertebra
di bawah. untuk T10, prosesus spinosus susunannya mirip dengan prosesus spinous T9. (
yaitu Proses spinosus sejajar dengan proses transversal vertebra di bawah). untuk T11,
susunannya mirip dengan T6 (yaitu prosesus spinosus berada di tengah antara dua proses
transversus dari vertebra), dan T12 mirip dengan T3 (yaitu prosesus spinosus sejajar dengan
prosesus tranversus pada vertebra yang sama) .
Vertebrae thorakalis atau ruas tulang punggung lebih besar daripada yang servikal dan di
sebelah bawah menjadi lebih besar. Ciri khas vertebrae thorakalis adalah badannya berbentuk
lebar – lonjong (berbentuk jantung) dengan faset atau lekukan kecil sisi untuk menyambung
costae, lengkungnya agak kecil, Processus Spinosusnya panjang dan mengarah ke bawah
sedangkan Processus Transversus, yang membantu mendukung costae adalah tebal dan kuat
serta memuat faset persendian untuk costae.
Keterangan
1. Proc.Spinosus : panjang. Ujung bentuk tuberkel
2. Lamina Arcus vertebralis : luas & tebal
3. Proc artic Superior
4. Proc transversus
5. Pediculus arcus vertebrae
6. Corpus vertebrae
7. Foramen vertebrae
8. Proc transversus
Anamnesis
• Dalam pemeriksaan ini, beberapa pertanyaan penting untuk memperoleh informasi tentang
kondisi pasien adalah :
– Usia pasien ?
– Mekanisme injury ?
• Nyeri akar saraf thoracal seringkali berat dan menyebar di sepanjang space
intercostalis.
• Nyeri diantara scapula biasanya berasal dari lesi cervical atau myofascial
pain pada otot-otot scapula
– Apakah nyerinya berhubungan dengan batuk, bersin, atau tegang ? Nyeri dural
seringkali berhubungan dengan manuver ini.
– Apakah terasa paresthesia atau sensasi abnormal lainnya yang menunjukkan indikasi
lesi diskus atau radikulopathy.
– Apakah gejala2 pasien menyebar ke2 tungkai, ke2 lengan, atau kepala dan leher ?
Jika begitu, penting sekali memeriksa area lainnya. Sebagai contoh, gerakan2
shoulder dapat terbatas karena problem thoracal spine.
• Nyeri yang menjalar ke thoracal atau costa bisa berasal dari kondisi patologi
organ thoraks atau abdomen.
• Nyeri visceral cenderung tidak jelas (samar2), tumpul, dan disertai dengan
rasa mual dan keringat.
– Apakah kulit pada area thoraks normal ? Kondisi seperti herpes zoster dapat
menyebabkan nyeri unilateral dan nyeri spontan, dalam pemeriksaan ditemukan
adanya erithema dan kelompok2 vesikel.
Observasi
– Normalnya, trigonum spina scapula sejajar dgn processus spinosus Th3, angulus
inferior scapula sejajar dgn processus spinosus Th7 – Th9 (bergantung ukuran
scapula). Margo medial scapula harus paralel satu sama lain dengan spine dan
jaraknya sekitar 5 cm dari processus spinosus
– Kyphosis, perhatikan kurva posterior thoracal, scapula yang flat (datar) karena
adanya wing scapula, tipe2 kyphosis yaitu :
Deformitas Kyphosis
Round Back
• Flat back yaitu penurunan inklinasi pelvis (20o) dengan mobile spine.
Deformitas kyphosis ini sama dengan round back kecuali thoracal spine
masih mobile dan mampu melakukan kompensasi dengan mengubah pusat
gravitasi tubuh yang disebabkan oleh penurunan inklinasi pelvis. Oleh
karena itu, tipe ini tidak memiliki kurva kyphosis yang berlebihan.
– Skoliosis yaitu suatu deformitas dimana terdapat satu atau lebih kurvatur lateral
pada lumbal atau thoracal spine, pada cervical dinamakan dengan torticollis. Kondisi
deformitas pada thoracal atau thoracolumbal dikenal sebagai idiophatic skoliosis
dimana nampak hump dan hollow pada saat fleksi trunk. Skoliosis nonstruktural
dapat dikoreksi dengan menentukan penyebabnya seperti postur yang jelek, iritasi
akar saraf, inflamasi area spine, perbedaan panjang tungkai atau kontraktur hip.
– Pada skoliosis struktural, terjadi perubahan struktural pada tulang yang bersifat
genetik, idiophatic atau yang disebabkan oleh beberapa problem genetik seperti
penonjolan corpus vertebra, hemivertebra, atau kegagalan segmen vertebra. Pada
skoliosis struktural, fleksibilitas spine menjadi hilang.
Terdapat beberapa pola kurva pada skoliosis, bergantung pada level apex
kurva (lihat tabel). Pada skoliosis cervical (torticollis), apex terlihat pada C1 –
C6, kurva cervicothoracic terlihat apex pada C7 – Th1, kurva thoracal terlihat
apex pada Th2 – Th11.
• Kurva thoracolumbal terlihat apex pada Th12 atau L1, kurva lumbal terlihat
apex pada L2 – L4, skoliosis lumbosacral terlihat apex pada L5 atau S1.
Keterlibatan thoracal spine dapat menghasilkan kosmetik yang sangat jelek
sebagai akibat dari deformasi costa sepanjang spine. Deformitas yg terjadi
dapat bervariasi yaitu dari mild rib hump sampai rotasi yang berat dari
vertebra sehingga menyebabkan deformitas costa yang disebut “razorback
spine”.
• Karena corpus vertebra berotasi kearah sisi konveks kurva maka processus
spinosus berdeviasi kearah sisi konkaf. Costa pada sisi konkaf bergerak
kearah anterior sehingga menyebabkan “hollow” dan melebarkan sangkar
thoraks pada sisi konkaf. Deviasi lateral akan nampak jelas jika pemeriksa
menggunakan plumb bob (plumbline) dari processus spinosus C7 atau POE
ke bawah.
• Perhatikan apakah ke2 sisi costa simetris dan apakah kontur costa normal
dan sama pada ke2 sisi. Pada idiophatic skoliosis, contur costa tidak normal
dan terdapat asimetris ke2 sisi costa.
• Perhatikan kurva spine normal saat duduk ; apakah ujung telinga, ujung
acromion dan crista iliaca dalam garis yang lurus ; apakah duduk dalam
posisi slump
Idiophatic skoliosis
• Perhatikan juga abnormalitas atau scar pada kulit ; apakah terdapat scar
akibat bedah atau trauma/injury ; apakah scar baru atau lama/kronik ;
• Pada usia tua, cenderung bernapas pada lower thoraks dan abdominal.
Deformitas chest
Gerak Aktif
Gerak aktif, biasanya dilakukan dalam posisi berdiri tetapi lebih efektif dalam posisi
duduk :
– Gerakan thoracal spine dibatasi oleh sangkar thoraks dan processus spinosus
yang panjang.
– Fleksi thoracal ; ROM normal 20o – 45o tetapi mengukur ROM thoracal sangat
sulit sehingga dapat menggunakan pita meteran untuk melihat luasnya
gerakan :
• Ukur dari C7 sampai Th12 saat posisi berdiri normal kemudian diminta
fleksi thoracal, selisih normalnya 2,7 cm.
• Gerakan ini terjadi pada thoracal dan lumbal saat pasien berdiri.
• Gunakan pita meteran untuk melihat jarak dari ujung jari tangan ke
lantai (secara normal jaraknya sama antara kiri dan kanan).
Pengukuran ini melihat gerakan pada lumbal dan thoracal.
– Rotasi ; ROM normal adalah 35o – 50o, dilakukan dalam posisi duduk untuk
mengeliminir besarnya gerakan pada hip :
• Gerakan ini dilakukan dengan ke2 lengan menyilang didepan dada dan
ke2 tangan diatas shoulder yang berlawanan, kemudian rotasi ke kiri
dan kanan.
Assessment skoliosis
Kyphosis-lordosis
Gerakan Costa
Gerakan costa terhadap thoracal spine
Gerak Pasif
Gerak Pasif ; pasien duduk dengan 1 tangan pada kepala pasien dan jari2 tangan lain
mempalpasi setiap procesus spinosus thoracal mulai dari C5 – Th3 dan Th3 – Th11 :
• Rasakan gerakan pada setiap procesus spinosus saat fleksi dan ekstensi,
rotasi dan lateral fleksi thoracal.
• Pada rotasi dan lateral fleksi, rasakan juga gerakan pada procesus
transversus, bandingkan kiri dan kanan.
Pemeriksaan Spesifik
• Slump test (Sitting dural stretch test) :
– Nyeri pada area scapula indikasi adanya problem pada akar saraf Th1 atau
Th2 pada sisi nyeri yang dialami.
Slump test
Stretch test akar saraf Th1
– Pasien abduksi shoulder 90o, fleksi elbow 90o dan pronasi lengan bawah,
kemudian fleksi elbow secara penuh dengan meletakkan tangan di belakang
leher.
– Teknik ini akan mengulur nervus ulnaris dan akar saraf Th1. Nyeri pada area
scapula atau lengan adalah indikasi positif tes untuk akar saraf Th1.
– Sebagai patokan, akar saraf Th5 timbul referred ke nipple, akar saraf Th7 –
Th8 timbul referred ke area epigastric, akar saraf Th10 – Th11 timbul referred
ke area umbilicus, akar saraf Th12 timbul referred ke area lipat paha.
JPM Thoracal
PACVP PAUVP
– Pada bagian anterior, palpasi sternum, costa dan cartilago costalis, clavicula,
abdomen.