You are on page 1of 5

Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa visual , yaitu :

1. Perspektif motivasi, artinya penghargaan yang diberikan kepada semua kelompok


yang berpartisipasi dalam suatu kegiatan dan saling membantu satu sama lain guna
untuk memperjuangkan keberhasilan kelompok masing - masing.
2. perspektifsosial, artinya melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam
belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh
keberhasilan.
3. Perspektif perkembangan kognitif, artinya dengan adanya interaksi antara anggota
kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai
informasi (Sanjaya, 2006 : 242).
Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.
1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama
2. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya,seperti milik
mereka sendiri.
3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan
yang sama.
4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota
kelompoknya.
5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah / penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompok.
6. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar
bersama selama proses belajarnya.
7. Siswa diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani
dalam kelompok kooperatif.

Roger dan David Johnson dalam (Lie, 2008) mengatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima
unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Kelima unsur tersebut yaitu :
a. Saling ketergantungan positif
b. Tanggung jawab perseorangan
c. Interaksi tatap muka
d. Komunikasi antar anggota
e. Evaluasi proses kelompok
Langkah –langkah Pembelajaran Kooperatif

Fase pertama : menyampaikan tujuan dan memotivasi siwa yaitu guru menyampaikan tujuan
pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar
Fase dua : menyajikan informasi yaitu guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase tiga : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif yaitu Guru menjelaskan
kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase empat : Membimbing kelompok bekerja yaitu Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
Fase lima : evaluasi yaitu Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase enam : Memberikan penghargaan yaitu Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
E. Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation)
Strategi belajar kooperatif Investigasi kelompok dikembangkan oleh Shlomo Sharan
dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, Israel. Secara umum perencanaan pengorganisasian
kelas dengan menggunakan teknik kooperatif investigasi kelompok adalah kelompok
dibentuk siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih
subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian
membuat laporan kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan laporannya
kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka. Menurut
Slavin (1995a), strategi kooperatif investigasi kelompok sebenarnya dilandasi oleh filosofi
John Dewey. Teknik kooperatif ini telah secara meluas digunakan dalam penelitian dan
memperlihatkan kesuksesannya terutama untuk program-program pembelajaran dengan
tugas-tugas spesifik.
Implementasi strategi belajar kooperatif investigasi kelompok dalam pembelajaran,
secara umum dibagi dalam enam langkah, yaitu :
1. Mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok.
Para siswa menelaah sumber-sumber informasi, memilih topik, dan mengategorisasi
saran-saran; para siswa bergabung ke dalam kelompok belajar dengan pilihan topik yang
sama; komposisi kelompok didasarkan atas ketertarikan topik yang sama dan heterogen;
guru membantu atau memfasilitasi dalam memperoleh informasi.
2. Merencanakan tugas-tugas belajar
Direncanakan secara bersama-sama oleh para siswa dalam kelompoknya masing-
masing, yang meliputi : apa yang kita selidiki, bagaimana kita melakukannya, siapa
sebagai apa-pembagian kerja; untuk tujuan apa topik ini diinvestigasi)
3. Melaksanakan investigasi
informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan; setiap anggota kelompok
harus berkontribusi kepada usaha kelompok; para siswa bertukar pikiran,
mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensintesis ide-ide.
4. Menyiapkan laporan akhir
Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial proyeknya; merencanakan apa
yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya; membentuk panitia acara
untuk mengoordinasikan rencana presentasi.
5. Mempresentasikan laporan akhir
Presentasi dibuat untuk keseluruhan kelas dalam berbagi macam bentuk; bagan-bagian
presentasi harus secara aktif dapat melibatkan pendengar (kelompok lainnya);
pendengar mengevaluasi kejelasan presentasi menurut kriteria yang telah ditentukan
oleh keseluruhan kelas.
6. Evaluasi
Para siswa berbagi mengenai balikan terhadap topik yang dikerjakan, kerja yang telah
dilakukan, dan pengalaman-pengalaman afektifnya; guru dan siswa berkolaborasi
dalam mengevaluasi pembelajaran; asesmen diarahkan untuk mengevaluasi
pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis.
Di dalam implementasi pembelajaran kooperatif tipe group investigation, setiap
kelompok mempresentasikan hasil investigasi mereka di depan kelas. Tugas kelompok lain,
adalah melakukan evaluasi sajian kelompok.
Langkah-langkah model pembelajaran group investigation (Sharan 1992) :
1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen.
2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.
3) Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi / tugas
yang berbeda dari kelompok lain.
4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang
bersifat penemuan.
5) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan
kelompok.
6) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan.
7) Evaluasi.

F. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional yang dimaksud secara umum adalah pembelajaran dengan
menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru yaitu memberi materi melalui ceramah,
latihan soal kemudian pemberian tugas. Ceramah merupakan salah satu cara penyampaian
informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan
berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada
pendengar.Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya
memperhatikan dan membuat catatan seperlunya.
Gambaran pembelajaran matematika dengan pendekatan ceramah adalah sebagai
berikut: Guru mendominasi kegiatan pembelajaran penurunan rumus atau pembuktian dalil
dilakukan sendiri oleh guru, contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan pula sendiri oleh
guru. Langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh peserta didik. Mereka meniru cara
kerja dan cara penyelesaian yang dilakukan oleh guru.
Kelemahan dari pembelajaran konvensional antara lain:
1) Pelajaran berjalan membosankan, peserta didik hanya aktif membuat catatan saja.
2) Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat peserta didik tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
3) Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
4) Ceramah menyebabkan belajar peserta didik menjadi benar menghafal yang tidak
menimbulkan pengertian.
Kelebihan dari pembelajaran konvensional adalah peserta didik lebih memperhatikan guru
dan pandangan peserta didik hanya tertuju pada guru.

G. Kerangka Berpikir
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran
dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang
bersifat heterogen.Model pembelajaran investigasi kelompok dapat memotivasi siswa dalam
proses belajar mengajar. Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran yang
kompleks, dimana siswa terlibat dalam perencanaan baik pada topik yang yang dipelajari dan
bagaimana jalannya penyelidikan mereka.
Pada penerapan model investigasi kelompok, siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
yang heterogen. Kemudian siswa merencanakan tugas yang akan dipelajari. Selanjutnya
siswa melaksanakan investigasi dengan mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan.Setiap anggota kelompok harus memberikan kontribusinya dalam
penyelesaian tugas, saling bertukar pikiran, berdiskusi, mengklarifikasi, dan menyintesis
semua gagasan.Tugas yang telah dikerjakan selanjutnya dipresentasikan. Anggota kelompok
yang lain diharapkan mendengar dengan seksama dan mengevaluasi kejelasan dan
penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh
kelompok.
Selain model pembelajaran yang dilakukan oleh guru, faktor lain yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa
merupakan faktor psikis dari dalam diri siswa, yang dapat menumbuhkan semangat untuk
belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi yang
tinggi pula pada siswa. Model pembelajaran yang sesuai dan adanya motivasi belajar pada
diri siswa, akan membantu anak memperoleh suatu prestasi belajar yang diharapkan.

You might also like