Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Ana Fauziah
16/399087/PT/07205
Kelompok VII
Tinjauan Pustaka
Reproduksi adalah perkembang-biakan, merupakan bagian dari
proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu
generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital
artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan
tetapi bila makhluk tiduptidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat
dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan
generasi.
Sistem reproduksi jantan terdiri dari oran kelamin primer, sekunder,
dan assesoris. Organ kelamin primer adalah testis yang berlokasi di dalam
skrotum yang menggantung secara externaldi daerah inguinal. Organ
kelamin sekunder terdiri dari jaringan-jaringan duktus sebagai transportasi
spermatozoa dari testis ke bagian luar, dan termasuk didalamnya duktus
efferent, epididimis, vas defferent, urethra, dan penis. Sedangkan organ
asesori terdiri dari kelenjar prostat, kelenjar vesikularis, dan kelenjar
cowperi (bulbourethralis) (Yusuf, 2012).
Testis
Testis berbentuk bulat, terbungkus oleh skrotum dan memiliki
tekstur padat tetapi tidak keras. Dalam perkembangan yang normal testis
berfungsi dengan cara memproduksi sperma didalam tubulus konvolusi
(saluran berkelok) yang sangat kecil yang membentuk keeluruhan struktur
testis. Testis terbentuk karena adanya struktur tunika albugenia, septum
testis, duktus fungi, testis efferentis, caput epididimis, corpus epididimis,
cauda epididimis, dan vas deferens (Blakely and Bade, 1998).
Epidimis
Epididimis merupakan struktur memanjang yang bertaut rapat
dengan testis. Epididimis terdiri dari caput epididimis, carpus epididimis,
dan cauda epididimis. Epididimis memiliki fungsi utama sebagai
pengangkut, penyimpanan, pemasakan, dan pengentalan (konsentrasi
sprema). Struktur ini yang panjangnya diperkirakan sekitar 40 meter
berperan untuk menyalurkan sperma dari testes ke kelenjar kelamin
asesoris.
Ductus deferens
Ductus deferens merupakan saluran sperma lanjutan dari cauda
epididymis sampai ke urethra. Diameter bagian luar sekitar 2 mm dan
berdinding yang mengandung muskulus yang tebal. Ductus deferens
berjalan ke atas menempel pada corpus epididimis dan salurannya makin
lures, dekat caput epididimis makin halus dan bersama dengan pembuluh
darah, pembuluh limfe dan urat syaraf membentuk funiculus spermaticus,
kemudian masuk ke rongga perut melalui canalis inguinalis.
Uretra
Uretra merupakan saluran yang merupakan penyatuan dua saluran
vas deferens yang merupakan saluran urogenitalis karena sebagai tempat
keluarnya urine dan sperma. Uretra merupakan tempat bermuaranya
ampula vas deferens sampai ke ujung penis. Menurut bentuk dan letaknya
dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian pelvis, bagian yang membengkok,
bagian penis (Utomo, 2014).
Kelenjar tambahan
Kelenjar vesikularis. Pada sapi , domba dan kambing kelenjar ini
jumlahnya sepasang; berlobuli (jelas terlihat dari luar kelenjar), terletak
sebidang dengan ampula vas deferens sebelah lateral. Kedua ampula ini
diapit oleh kedua kelenjar vesikularis. Lumen kelenjar vesikularis
bermuara pada bagian uretra, sebelah kranial dari muara kedua ampula,
atau muara-muara tersebut menjadi satu. Fungsi kelenjar vesikularis
adalah sebagai organ penghasil plasma semen dengan porsi terbesar
dibandingkan kelenjar asesoris kelamin lainnya (Pineda 2003).
Kelenjar prostat. Kelenjar prostat berfungsi sebagai kontribusi
cairan dan ion anorganik terhadap semen. Kelenjar prostate menghasilkan
cairan yang mengandung mineral yang berkadar tinggi. Terdapat
sepasang pada sapi, kambing dan domba, bentuk bulat dan jauh lebih
kecil dari kelenjar vesikularis. Sekresinya melalui beberapa muara kecil
masuk ke dalam uratra kira-kira 10 cm kaudal muara kelenjar vesikularis.
Kelenjar cowper. Kelenjar cowper terletak di sepanjan uretra,
terdiri dari 2 buah atau sepasang, memiliki bentuk yang bundar, dan tebal.
Fungsi kelenjar cowper adalah membersihkan dan menetralisir uretra agar
bebas dari sisa urin sebelum ejakulasi berlangsung. Pada domba maupun
kambing biasanya dapat dilihat adanya tetsan- tetesan cairan dari ujung
penisnya pada saat menjelang kopulasi, tetesan ini berasal dari sekresi
kelenjar Cowper. Semua kelenjar assesor bersifat apokrine, artinya
sebagian besar dari isi sel sekretorisnya turut keluar pada saat sel itu
mengeluarkan sekresinya.
Penis
Organ kopulasi pada hewan jantan adalah penis, dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu glans atau alat gerak bebas, bagian utama atau
badan dan krura atau akar yang melekat pada ischial arch pada pelvis
yang tertutup oleh otot ischiocavernosus. Struktur internal penis
merupakan jaringan kavernosus (jaringan erektil) yang terdiri dari sinus-
sinus darah yang dipisahkan oleh lembaran jaringan pengikat yang
disebut septa, yang berasal dari tunika albuginea, kapsula berserabut di
sekitar penis (Frandson, 2012).
Praeputium
Praeputium merupakan pelindung penis dari pengaruh lingkungan
luar dan kekeringan. Celah praeputeium pada sapi dewasa kira-kira 5 cm
caudal tali pusat, lebarnya kira-kira dapat dimasuki 3 jari, disekitarnya
ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu kulit biasa.
Fornix praeputii adalah daerah dimana praeputii bertaut denagn penis
tepat caudal dari gland penis. Dinding preputium dilapisi oleh epitel
kelenjar yang mensekresikan cairan berlemak. Cairan kental berlemak
tersebut bercampur dengan reruntuhan sel epitel yang mati dan bakteri
pembusuk dan sering berbau tidak enak, disebut segma preputii.
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum anatomi organ
reproduksi jantan yaitu pita ukur, kamera, dan kertas kerja.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum anatomi organ
reproduksi jantan yaitu organ reproduksi ternak jantan.
Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum anatomi organ reproduksi
jantan yaitu bagian-bagian organ reproduksi jantan diamati, dibedakan
dan diukur dengan seksama dengan pita ukur dan difoto per bagian-
bagiannya. Pengamatan dan pengukuran yan telah dikerjakan kemudian
dijelaskan kembali oleh praktikan. Praktikan diharapkan telah membaca
literature mengenai panjang dan berat dari masing-masing bagian organ
reproduksi jantan.
Hasil dan Pembahasan
Sistem reproduksi jantan terdiri dari organ kelamin primer,
sekunder, dan assesoris. Organ kelamin primer adalah testis yang
berlokasi di dalam skrotum yang menggantung secara externaldi daerah
inguinal. Organ kelamin sekunder terdiri dari jaringan-jaringan duktus
sebagai transportasi spermatozoa dari testis ke bagian luar, dan termasuk
didalamnya duktus efferent, epididimis, vas defferent, urethra, dan penis.
Sedangkan organ asesori terdiri dari kelenjar prostat, kelenjar vesikularis,
dan kelenjar cowperi (bulbourethralis) (Yusuf, 2012).
Organ reproduksi ternak jantan terdiri dari testis, scrotum,
epididimis, ductus deferens, uretra, penis, praeputium, dan kelenjar-
kelenjar asesoris. Testis berfungsi untuk menghasilkan sel jantan dan
menghasilkan hormone androgen. Scrotum berfungsi untuk menyokong
dan melindungi testis, dan mengatur temperature testis dan epididimis
agar tetap pada temperature 4-7oC dibawah suhu tubuh ternak. Epididimis
berfungsi untuk pengangkut spermatozoa, sebagai saluran untuk
pemasakan spermatozoa, pemadatan konsentrasi spermatozoa, dan
penimbunan spermatozoa. Uretra mmerupakan tempat bermuaranya
ampulla ductus deferens sampai ujung penis. Penis berfungsi sebagai
organ kopulasi dan jalur keluar urin. Praeputium berfungsi untuk
melindungi penis dari pengaruh luar dan kekeringan.
Organ primer berupa testis. Hasil dari pengukuran organ reproduksi
jantan kambing umur 1,5 tahun bobot badan 30 kg yang dilakukan pada
saat praktikum ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil pengukuran organ reproduksi jantan
Panjang Lebar Tinggi Keliling
Nama Organ
(cm) (cm) (cm) (cm)
Testis 8 7 - 14
Epididimis 16 - - -
Ductus Deferens 17 - - -
Uretra - - - -
Kelenjar Vesikularis 4 3 3 -
Kelenjar Prostat - - - -
Kelenjar Cowperi - - - -
Penis 29 - - -
Testis
Testis berbentuk bulat, terbungkus oleh skrotum dan memiliki
tekstur padat tetapi tidak keras. Dalam perkembangan yang normal testis
berfungsi dengan cara memproduksi sperma didalam tubulus konvolusi
(saluran berkelok) yang sangat kecil yang membentuk keeluruhan struktur
testis. Testis terbentuk karena adanya struktur tunika albugenia, septum
testis, duktus fungi, testis efferentis, caput epididimis, corpus epididimis,
cauda epididimis, dan vas deferens (Blakely and Bade, 1998). Testis
dikatakan sebagai organ reproduksi primer karena memproduksi gamet
jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin jantan (androgen) (Yusuf,
2012).
Berdasarkan data hasil praktikum organ reproduksi jantan diperoleh
panjang dari testis kambing adalah 8 cm, lebar 7 cm, dan keliling 14 cm.
Menurut Feradis (2012), panjang testis pada sapi dewasa mencapai 12
sampai 16 cm dan diameter 6 sampai 8 cm. Berdasarkan literature
tersebut, data yang diperoleh testis dalam keadaan normal. Faktor yang
mempengaruhi ukuran testis adalah umur, spesies, dan pakan.
Testis terbungkus oleh selaput putih mengkilat yaitu tunica
albuginea yang mengandung urat syaraf dan urat darah. Skrotum adalah
kantong pembungkus testes. Skrotum terdiri atas kulit yang ditutupi bulu-
bulu halus, tunica dartos dan tunica vaginalis propria. Fungsi skrotum
adalah mengatur temperatur testis dan epididimis melindungi dan
menyokong testis supaya tetap pada temperatur 40 sampai 70 C lebih
rendah dari temperatur tubuh. Tunika dartos merupakan jaringan
fibroelastis dan mengandung serabut-serabut urat daging licin. Tunika
dartos membentuk septum scroti di daerah raphe scroti (Widayati et.al,
2008).
Corpus
Cauda
Ductus deferens
Praeputium
Fornix preputii