You are on page 1of 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU REPRODUKSI TERNAK


ACARA I
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN

Disusun oleh :
Ana Fauziah
16/399087/PT/07205
Kelompok VII

Asisten: Elisa Dwiviyanti

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN REPRODUKSI TERNAK


DEPARTEMEN PEMULIAAN DAN REPRODUKSI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI JANTAN

Tinjauan Pustaka
Reproduksi adalah perkembang-biakan, merupakan bagian dari
proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu
generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital
artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan
tetapi bila makhluk tiduptidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat
dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan
generasi.
Sistem reproduksi jantan terdiri dari oran kelamin primer, sekunder,
dan assesoris. Organ kelamin primer adalah testis yang berlokasi di dalam
skrotum yang menggantung secara externaldi daerah inguinal. Organ
kelamin sekunder terdiri dari jaringan-jaringan duktus sebagai transportasi
spermatozoa dari testis ke bagian luar, dan termasuk didalamnya duktus
efferent, epididimis, vas defferent, urethra, dan penis. Sedangkan organ
asesori terdiri dari kelenjar prostat, kelenjar vesikularis, dan kelenjar
cowperi (bulbourethralis) (Yusuf, 2012).
Testis
Testis berbentuk bulat, terbungkus oleh skrotum dan memiliki
tekstur padat tetapi tidak keras. Dalam perkembangan yang normal testis
berfungsi dengan cara memproduksi sperma didalam tubulus konvolusi
(saluran berkelok) yang sangat kecil yang membentuk keeluruhan struktur
testis. Testis terbentuk karena adanya struktur tunika albugenia, septum
testis, duktus fungi, testis efferentis, caput epididimis, corpus epididimis,
cauda epididimis, dan vas deferens (Blakely and Bade, 1998).
Epidimis
Epididimis merupakan struktur memanjang yang bertaut rapat
dengan testis. Epididimis terdiri dari caput epididimis, carpus epididimis,
dan cauda epididimis. Epididimis memiliki fungsi utama sebagai
pengangkut, penyimpanan, pemasakan, dan pengentalan (konsentrasi
sprema). Struktur ini yang panjangnya diperkirakan sekitar 40 meter
berperan untuk menyalurkan sperma dari testes ke kelenjar kelamin
asesoris.
Ductus deferens
Ductus deferens merupakan saluran sperma lanjutan dari cauda
epididymis sampai ke urethra. Diameter bagian luar sekitar 2 mm dan
berdinding yang mengandung muskulus yang tebal. Ductus deferens
berjalan ke atas menempel pada corpus epididimis dan salurannya makin
lures, dekat caput epididimis makin halus dan bersama dengan pembuluh
darah, pembuluh limfe dan urat syaraf membentuk funiculus spermaticus,
kemudian masuk ke rongga perut melalui canalis inguinalis.
Uretra
Uretra merupakan saluran yang merupakan penyatuan dua saluran
vas deferens yang merupakan saluran urogenitalis karena sebagai tempat
keluarnya urine dan sperma. Uretra merupakan tempat bermuaranya
ampula vas deferens sampai ke ujung penis. Menurut bentuk dan letaknya
dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian pelvis, bagian yang membengkok,
bagian penis (Utomo, 2014).
Kelenjar tambahan
Kelenjar vesikularis. Pada sapi , domba dan kambing kelenjar ini
jumlahnya sepasang; berlobuli (jelas terlihat dari luar kelenjar), terletak
sebidang dengan ampula vas deferens sebelah lateral. Kedua ampula ini
diapit oleh kedua kelenjar vesikularis. Lumen kelenjar vesikularis
bermuara pada bagian uretra, sebelah kranial dari muara kedua ampula,
atau muara-muara tersebut menjadi satu. Fungsi kelenjar vesikularis
adalah sebagai organ penghasil plasma semen dengan porsi terbesar
dibandingkan kelenjar asesoris kelamin lainnya (Pineda 2003).
Kelenjar prostat. Kelenjar prostat berfungsi sebagai kontribusi
cairan dan ion anorganik terhadap semen. Kelenjar prostate menghasilkan
cairan yang mengandung mineral yang berkadar tinggi. Terdapat
sepasang pada sapi, kambing dan domba, bentuk bulat dan jauh lebih
kecil dari kelenjar vesikularis. Sekresinya melalui beberapa muara kecil
masuk ke dalam uratra kira-kira 10 cm kaudal muara kelenjar vesikularis.
Kelenjar cowper. Kelenjar cowper terletak di sepanjan uretra,
terdiri dari 2 buah atau sepasang, memiliki bentuk yang bundar, dan tebal.
Fungsi kelenjar cowper adalah membersihkan dan menetralisir uretra agar
bebas dari sisa urin sebelum ejakulasi berlangsung. Pada domba maupun
kambing biasanya dapat dilihat adanya tetsan- tetesan cairan dari ujung
penisnya pada saat menjelang kopulasi, tetesan ini berasal dari sekresi
kelenjar Cowper. Semua kelenjar assesor bersifat apokrine, artinya
sebagian besar dari isi sel sekretorisnya turut keluar pada saat sel itu
mengeluarkan sekresinya.
Penis
Organ kopulasi pada hewan jantan adalah penis, dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu glans atau alat gerak bebas, bagian utama atau
badan dan krura atau akar yang melekat pada ischial arch pada pelvis
yang tertutup oleh otot ischiocavernosus. Struktur internal penis
merupakan jaringan kavernosus (jaringan erektil) yang terdiri dari sinus-
sinus darah yang dipisahkan oleh lembaran jaringan pengikat yang
disebut septa, yang berasal dari tunika albuginea, kapsula berserabut di
sekitar penis (Frandson, 2012).
Praeputium
Praeputium merupakan pelindung penis dari pengaruh lingkungan
luar dan kekeringan. Celah praeputeium pada sapi dewasa kira-kira 5 cm
caudal tali pusat, lebarnya kira-kira dapat dimasuki 3 jari, disekitarnya
ditumbuhi bulu-bulu pelindung yang lebih panjang dari bulu kulit biasa.
Fornix praeputii adalah daerah dimana praeputii bertaut denagn penis
tepat caudal dari gland penis. Dinding preputium dilapisi oleh epitel
kelenjar yang mensekresikan cairan berlemak. Cairan kental berlemak
tersebut bercampur dengan reruntuhan sel epitel yang mati dan bakteri
pembusuk dan sering berbau tidak enak, disebut segma preputii.
Materi dan Metode
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum anatomi organ
reproduksi jantan yaitu pita ukur, kamera, dan kertas kerja.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum anatomi organ
reproduksi jantan yaitu organ reproduksi ternak jantan.

Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum anatomi organ reproduksi
jantan yaitu bagian-bagian organ reproduksi jantan diamati, dibedakan
dan diukur dengan seksama dengan pita ukur dan difoto per bagian-
bagiannya. Pengamatan dan pengukuran yan telah dikerjakan kemudian
dijelaskan kembali oleh praktikan. Praktikan diharapkan telah membaca
literature mengenai panjang dan berat dari masing-masing bagian organ
reproduksi jantan.
Hasil dan Pembahasan
Sistem reproduksi jantan terdiri dari organ kelamin primer,
sekunder, dan assesoris. Organ kelamin primer adalah testis yang
berlokasi di dalam skrotum yang menggantung secara externaldi daerah
inguinal. Organ kelamin sekunder terdiri dari jaringan-jaringan duktus
sebagai transportasi spermatozoa dari testis ke bagian luar, dan termasuk
didalamnya duktus efferent, epididimis, vas defferent, urethra, dan penis.
Sedangkan organ asesori terdiri dari kelenjar prostat, kelenjar vesikularis,
dan kelenjar cowperi (bulbourethralis) (Yusuf, 2012).
Organ reproduksi ternak jantan terdiri dari testis, scrotum,
epididimis, ductus deferens, uretra, penis, praeputium, dan kelenjar-
kelenjar asesoris. Testis berfungsi untuk menghasilkan sel jantan dan
menghasilkan hormone androgen. Scrotum berfungsi untuk menyokong
dan melindungi testis, dan mengatur temperature testis dan epididimis
agar tetap pada temperature 4-7oC dibawah suhu tubuh ternak. Epididimis
berfungsi untuk pengangkut spermatozoa, sebagai saluran untuk
pemasakan spermatozoa, pemadatan konsentrasi spermatozoa, dan
penimbunan spermatozoa. Uretra mmerupakan tempat bermuaranya
ampulla ductus deferens sampai ujung penis. Penis berfungsi sebagai
organ kopulasi dan jalur keluar urin. Praeputium berfungsi untuk
melindungi penis dari pengaruh luar dan kekeringan.
Organ primer berupa testis. Hasil dari pengukuran organ reproduksi
jantan kambing umur 1,5 tahun bobot badan 30 kg yang dilakukan pada
saat praktikum ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 1. Hasil pengukuran organ reproduksi jantan
Panjang Lebar Tinggi Keliling
Nama Organ
(cm) (cm) (cm) (cm)
Testis 8 7 - 14
Epididimis 16 - - -
Ductus Deferens 17 - - -
Uretra - - - -
Kelenjar Vesikularis 4 3 3 -
Kelenjar Prostat - - - -
Kelenjar Cowperi - - - -
Penis 29 - - -
Testis
Testis berbentuk bulat, terbungkus oleh skrotum dan memiliki
tekstur padat tetapi tidak keras. Dalam perkembangan yang normal testis
berfungsi dengan cara memproduksi sperma didalam tubulus konvolusi
(saluran berkelok) yang sangat kecil yang membentuk keeluruhan struktur
testis. Testis terbentuk karena adanya struktur tunika albugenia, septum
testis, duktus fungi, testis efferentis, caput epididimis, corpus epididimis,
cauda epididimis, dan vas deferens (Blakely and Bade, 1998). Testis
dikatakan sebagai organ reproduksi primer karena memproduksi gamet
jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin jantan (androgen) (Yusuf,
2012).
Berdasarkan data hasil praktikum organ reproduksi jantan diperoleh
panjang dari testis kambing adalah 8 cm, lebar 7 cm, dan keliling 14 cm.
Menurut Feradis (2012), panjang testis pada sapi dewasa mencapai 12
sampai 16 cm dan diameter 6 sampai 8 cm. Berdasarkan literature
tersebut, data yang diperoleh testis dalam keadaan normal. Faktor yang
mempengaruhi ukuran testis adalah umur, spesies, dan pakan.
Testis terbungkus oleh selaput putih mengkilat yaitu tunica
albuginea yang mengandung urat syaraf dan urat darah. Skrotum adalah
kantong pembungkus testes. Skrotum terdiri atas kulit yang ditutupi bulu-
bulu halus, tunica dartos dan tunica vaginalis propria. Fungsi skrotum
adalah mengatur temperatur testis dan epididimis melindungi dan
menyokong testis supaya tetap pada temperatur 40 sampai 70 C lebih
rendah dari temperatur tubuh. Tunika dartos merupakan jaringan
fibroelastis dan mengandung serabut-serabut urat daging licin. Tunika
dartos membentuk septum scroti di daerah raphe scroti (Widayati et.al,
2008).

Gambar 1. Anatomi testis


Epididimis
Berdasarkan data hasil praktikum anatomi organ reproduksi ternak
jantan diperoleh panjang epididimis 16 cm. Menurut Noviana dkk (2000)
panjangnya epididimis 14,25 ± 1,70 cm. Berat badan berkorelasi dengan
panjang testis, diameter testis, volume testis, panjang epididimis, diameter
cauda epididimis, dan volume cauda epididimis. Berdasarkan hasil
praktikum, panjang epididimis berada di atas kisaran normal, hal ini
dipengaruhi oleh umur, spesies, dan pakan.
Epididimis dibagai menjadi tiga bagian yaitu caput epididimis,
carpus epididimis, dan cauda epididimis. Caput epididimis berfungsi
sebagai transport atau pengangkut spermatozoa. Carpus epididimis
berfungsi sebagai saluran untuk pemasakan spermatozoa. Cauda
epididimis berfungsi sebagai tempat penimbunan spermatozoa. Menurut
Feradis (2010), Epididimis mempunyai empat fungsi utama yaitu
pengangkutan atau transportasi, konsentrasi atau pengentalan, maturasi
dan penyimpanan spermatozoa.
Caput

Corpus

Cauda

Gambar 2. Anatomi epididimis


Ductus deferens
Berdasarkan data hasil praktikum anatomi organ ternak jantan
diperoleh panjang ductus deferens adalah 17 cm. Menurut Widayati et.al.
(2008), pada kambing diameter 7 cm dengan ketebalan 0,2 sampai 0,5
cm. Kambing dan domba memiliki ukuran ampulla yang sama. Pada saat
praktikum ampulla ductus deferens terpotong sehingga tidak ada data
untuk ampulla ductus deferens.
Ductus deferens terentang mulai dari cauda epididimis sampai ke
uretra. Ductus deferens dan testis setelah melalui canalis inguinalis
sampai atas kandung kemih lambat laun akan membesar yang disebut
ampulla ductus deferens. Menurut Wahyudi dan Trina (2008), pada
ampulla ini terdapat banyak spermatozoa dan pada saat rangsangan
seksual terjadi ductus deferens berkontraksi dan gerak peristaltik yang
terjadi mengalirkan spermatozoa dari bagian cauda epididimis ke dalam
ampula. Sel-sel spermatozoa yang telah memasuki ampula pada
umumnya menjadi semakin aktif bergerak karena adanya zat-zat yang
diperlukan untuk pergerakan spermatozoa.
Vasektomi merupakan metode operasi yang sangat sederhana dan
tidak membutuhkan ruang yang khusus dan peralatan yang rumpil.
Vasektomi tidak akan menghilangkan sifat-sifat keliaran hewan, namun
kastrasi dapat mengubah tingkah laku hewan sebagai akibat perubahan
hormonal dalam tubuh. Lebar luka vasektomi yang lebih kecil daripada
lebar luka kastrasi membawa konsekuensi waktu penyembuhan lukanya
lebih cepat dan peluang infeksinya lebih kecil (I N Wandia dkk., 2012).
Vasektomi mempunyai keuntungan, yaitu domba yang divasektomi
berguna untuk menentukan estrus pada domba betina dan menggertak
estrus pada domba betina pada waktu laktasi atau pada saat bukan
musim kawin. Kerugian vasektomi antara lain, vasektomi dijalankan
dengan pembedahan dan untuk dapat menjalankan pembedahan ini
dengan baik maka diperlukan latihan khusus, kemungkinan dapat terjadi
penyambungan saluran kembali secara alamiah apabila epididimis tidak
cukup panjang yang dipotong, sesudah vasektomi dilakukan seharusnya
diadakan uji terhadap semen pejantan, diperlukan identifikasi yang tepat
bagi hewan yang telah divasektomi (Feradis,2010).

Ductus deferens

Gambar 3. Anatomi Ductus deferens


Uretra
Pada praktikum anatomi organ reproduksi ternak jantan yang telah
dilakukan, uretra tidak diukur panjang dan lebarnya sehingga tidak ada
data yang dicantumkan. Menurut letaknya, uretra dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu pars pelvina, pars bulbourethralis, dan pars penis (Widayati
et al., 2008). Bagian pelvis (pars pelvina) merupakan suatu saluran
silindrik dengan panjang 15 sampai 20 cm dan diselubungi oleh otot
urethra yang kuat dan terletak pada lantai pelvis. Bagian bulbourethralis
(pars bulbourethralis) adalah bagian yang melengkung seputar arcus
ischiadicus. Bagian penis (pars penis) merupakan termasuk dari
kelengkapan penis (Feradis 2010). Bagian belakang dari vesica urinaria
terdapat bangunan kecil (colicullus seminalis). Bagian depannya adalah
muara bersama dari ampulla dan saluran kelenjar vesikularis (Widayati et
al., 2008).
Uretra merupakan saluran dari tempat bermuaranya ampulla
ductus deferens sampai ujung penis. Uretra berfungsi sebagai saluran
untuk lewatnya urin dan semen. Menurut Yusuf (2012), uretra berfungsi
sebagai saluran ekskretoris baik urin mapupun semen. Selama ejakulasi,
terdapat campuran lengkap konsentrasi spermatozoa dari ductus deferens
dan epididimis dengan cairan dari kelenjar tambahan pada bagian pelvis
urethra untuk membentuk semen.

Gambar 4. Anatomi uretra


Kelenjar tambahan
Kelenjar vesikularis. Berdasarkan data hasil praktikum anatomi
organ reproduksi ternak jantan, untuk panjang kelenjar vesikularis adalah
4 cm, lebar 3 cm, dan tinggi 3 cm. Menurut Anonim (2013), pada domba
panjang kelenjar vesikularis 0,4 cm, lebar 0,2 cm dan bobot 5 gram.
Berdasarkan data yang diperoleh dengan literature tidak sesuai. Hal ini di
pengaruhi oleh umur, spesies, dan bobot tubuh.
Kelenjar vesikularis menghasilkan zat cair yang agak kental dan
lengket yang mengandung protein, potasium, asam sitrat, fruktosa, dan
enzim denan pH 5,7 sampai 6,2. Menurut Widayati dkk (2008), sekresi
kelenjar vesikularis banyak mengandung protein,potasium, fruktosa, asam
sitrat, asam askorbut, vitamin dan enzim, warnanya kekuning-kuningan
karena banyak mengandung flavin dengan pH 5,7 sampai 6,2. Menurut
Pineda (2003), fungsi kelenjar vesikularis adalah sebagai organ penghasil
plasma semen dengan porsi terbesar dibandingkan kelenjar asesoris
kelamin lainnya.

Gambar 5. Anatomi kelenjar vesikularis


Kelenjar prostat. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
kelenjar prostat tidak ada karena ikut terpotong dan terbuang, jadi untuk
data panjang dan lebar kelenjar prostat tidak ada. Menurut Anonim (2013),
panjang corpus prostata yaitu 3 cm. Menurut Supriyantono dkk (2006),
kelenjar prostata memproduksi substansi yang berupa lendir dan bersifat
lincin dan kental. Menurut Widayati et.al,. (2008), sekresi kelenjar prostat
banyak mengandung ion anorganik (Na, Cl, Ca, Mg). Sekresi pada sapi
sangat encer dan mempunyai pH yang basa (7,5 sampai 8,2).
Kelenjar cowperi. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan,
kelenjar cowperi tidak ada karena ikut terpotong dan terbuang, jadi untuk
data panjang dan lebar kelenjar cowperi tidak ada. Menurut Feradis
(2010), kelenjar cowperi pada sapi sedikit lebih kecil daripada kelenjar
cowperi pada kuda yang berukuran tebal 2,5 sampai 5 cm. Saluran-
saluran sekretoris dari setiap kelenjar bergabung membentuk satu saluran
ekskretoris yang panjangnya 2 sampai 3 cm. Faktor yang mempengaruhi
perbedaan dari ukuran kelenjar cowperi adalah umur, berat badan, dan
bangsa sapi.
Kelenjar cowperi menghasilkan getah kental sebelum ejakulasi
yang berfungsi untuk membersihkan saluran reproduksi dari sisa-sisa urin.
Kelenjar cowperi terletak pada punggung dari uretra yang dekat
perhentian dari pelvis.
Penis
Berdasarkan data hasil praktikum anatomi organ reproduksi ternak
jantan, penis mempunyai panjang 29 cm. Menurut Anonim (2013), penis
pada domba panjangnya 35 cm dengan fleksura sigmoidea yang
berkembangbiak. Panjang glands penis 5 sampai 7,5 cm dan mempunyai
suatu penonjolan filiformis sepanjang 4 sampai 5 cm yang disebut
prosesus uretralis yang merupakan bagian terminal uretra. Berdasarkan
data dengan literatur, panjang penis termasuk normal, hal ini dipengaruhi
oleh umur dan bangsa ternak.
Penis mempunyai fungsi yaitu sebagai organ kopulasi dan sebagai
jalur keluarnya urin. Sapi memiliki dua tipe penis yaitu fibroelastis dan
cavernosa. Fibroelastis merupakan penis yang hanya bisa memanjang
saja, sedangkan cavernosa merupakan penis yang dapat memanjang dan
membesar. Dalam keadaan relaks ada bagian yang membengkok
membentuk huruf S yang disebut flexura sigmoidea. Otot yang
memanjang dan memendekkan penis adalah musculus retractor penis
dan corpus cavernosum penis.
Penis merupakan organ kopulasi pada hewan jantan, berbentuk
silinder panjang dan bersifat fibroelastik (kenyal). Penis membentang ke
depan dari arcus ischiadicus pelvis sampai ke daerah umbilikus pada
dinding ventral perut. Penis ditunjang oleh fascia dan kulit. Penis terdiri
akar atau pangkal, badan penis dan ujung penis (Widayati et al., 2008).
Menurut Feradis (2010), bagian ujung atau glans penis terletak bebas
dalam preputium. Badan penis terdiri dari corpus cavernosum penis yang
relatif besar dan diselaputi oleh suatu selubung fibrosa tebal berwarna
putih, tunica albuginea. Musculus retractor penis adalah suatu otot licin
yang bertaut pada vertebrae coccygea pertama dan kedua, berpisah dan
bertemu kembali di bawah anus. Pasangan otot ini berjalan sepanjang
permukaan ventrocaudal penis dan bertaut pada tunica albuginea penis.
Ia berfungsi menarik kembali penis ke dalam preputium sesudah ejakulasi
dan mempertahankan posisi ini pada keadaan tidak ereksi.

Gambar 6. Anatomi penis


Praeputium
Praeputium merupakan organ pelindung penis dari pengaruh luar
dan kekeringan. Dindingnya dilapisi oleh epitel kelenjar yang berbentuk
tabung (columner), sedangkan sekresinya bersifat cairan kental berlemak.
Menurut Yusuf (2012), Praeputium merupakan invaginasi kulit yang
tertutup pada ujung penis. Ini memiliki asal embrio sama dengan labia
minora pada betina. Hal ini dapat dibagi ke dalam bagian prepenile, yang
merupakan lipatan luar, dan bagian penis, atau lipatan dalam. Lubang kulit
preputium ini dikelilingi oleh rambut preputial panjang.
Batas pertautan antara glands penis dan praeputium disebut fornix
preputii. Menurut Widayati et al. (2008), Praeputium adalah suatu
invaginasi berganda dari kulit yang berisi dan menyelubungi bagian bebas
penis sewaktu tidak ereksi dan menyelubungi badan penis caudal dari
glans penis sewaktu ereksi. Praeputium melindungi penis dari pengaruh
luar dan kekeringan. Fornix preputii adalah daerah dimana preputii bertaut
dengan penis tepat caudal dari glans penis (Widayati et al., 2008).

Praeputium

Fornix preputii

Gambar 7. Anatomi praeputium


Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah ditentukan, dapat disimpulkan
bahwa bagian dari organ reproduksi ternak jantan antara lain testis,
scrotum, epididimis, ductus deferens, uretra, penis, praeputium, dan
kelenjar tambahan. Kelenjar tambahan terdiri dari kelenjar vesikularis,
kelenjar prostat, dan kelenjar cowperi. Fungsi dari testis adalah
menghasilkan spermatozoa dan menghasilkan hormon androgen. Fungsi
dari scrotum adalah untuk menyokon dan melindungi testis dan mengatur
temperature testis dan epididimis agar tetap pada temperature 4-7oC
dibawah suhu tubuh ternak. Fungsi dari epididimis adalah sebagai
pengangkut spermatozoa, saluran pemasakan spermatozoa, pemadatan
konsentrasi spermatozoa, dan penimbunan spermatozoa. Fungsi dari
ductus deferens adalah sebagai saluran. Fungsi uretra adalah sebagai
saluran untuk lewatnya urin dan semen. Fungsi kelenjar vesikularis adalah
menghasilkan zat cair yan mengandung protein, postasium, asam sitrat
untuk menutrisi sperma. Fungsi kelenjar prostat adalah menghasilkan zat
cair yang mengandung ion anorganik. Fungsi kelenjar cowperi adalah
menghasilkan getah kental yang berfungsi untuk memberihkan saluran
reproduksi dan sisa-sisa urin. Fungsi dari penis adalah sebagai organ
kopulasi dan sebagai jalur keluarnya urin. Fungsi praeputium adalah untuk
menlindungi penis dari pengaruh luar dan kekeringan. Berdasarkan data
yang di peroleh, ukuran organ reproduksi ternak jantan dalam keadaan
normal. Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran masing-masing alat
reproduksi ternak jantan adalah umur, berat badan, dan bangsa.
Daftar Pustaka
Blakely, J & D. A. Bade. (1998). Ilmu Peternakan. Terjemahan: B.
Srigandono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Feradis. 2010. Reproduksi Ternak. ALFABETA. Bandung.
Pineda MH, Dooley MP. 2003. Veterinary endocrinology and reproduction.
Edisi ke-5. Iowa State: Blackwell Publishing
Wahyudi, L, dan Trina E.T. 2008. Status Spermatozoa Sapi pada Vas
defferens dan Epididymis Testis Pasca Pemotongan.Vol 2(2):98-
101.
Wandia et al,. 2012. Vasektomi dan Pemotongan Taring Pada Monyet
Ekor Panjang. Vol 11(2):60-61.
Widayati, D.T, Kustono., Ismaya., S. Bintara. 2008. Ilmu Reproduksi
Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Yusuf, M. 2012. Buku Ajar Ilmu Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin. Makassar.

You might also like