You are on page 1of 22

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARuHi NiLAi iMPOR

KEDELAi iNDONESiA
Determining Factors of Indonesia’s Soybean Import
Azis Muslim
Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan
Perdagangan, Kementerian Perdagangan-RI,
Jl. M. I. Ridwan Rais No.5 Jakarta Pusat, azis.muslim@kemendag.go.id

Naskah diterima: 26 September 2013


Disetujui diterbitkan: 10 Maret 2014

Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi impor kedelai
Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder berbentuk time series, diolah dan
dianalisis dengan metode estimasi dan kointegrasi Autoregressive Distributed Lag (ARDL).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi impor kedelai
Indonesia dalam jangka pendek adalah impor kedelai sebelumnya, harga kedelai USA,
harga minyak kedelai Argentina, dan nilai tukar Rupiah. Dalam jangka panjang faktor yang
berpengaruh adalah harga minyak kedelai Argentina, PDB Indonesia, dan nilai tukar Rupiah.
Kajian ini merekomendasikan bahwa mekanisme pengamanan stok kedelai maupun minyak
kedelai bermanfaat untuk menjaga ketersediaan pangan dalam negeri. Peran aktif
pemerintah dalam mengamankan stok kedelai nasional serta pengumpulan data-data
tentang impor kedelai merupakan tuntutan yang mendesak. Untuk menjaga kestabilan harga
dan pasokan kedelai dalam negeri perlu ada upaya untuk mendiversifikasi negara asal
impor.

Kata kunci: Impor Kedelai, Konsumsi Kedelai, ARDL

Abstract
The aim of this study is to determine the factors that affect Indonesia’s imports of soybean.
The study utilised time series secondary data and Autoregressive Distributed Lag (ARDL)
cointegration analysis. The results reveal that in the short run Indonesia’s import of soybean
are influenced by Indonesia's soybean imports in the previous year, price of USA’s soybean,
Argentina’s soybean oil price, and the Rupiah exchange rate. In the long run Indonesia’s
imports of soybean are influenced by Argentina’s soybean oil, Indonesia GDP, and the
Rupiah exchange rate. This study recommends that mechanism to maintain soybean stocks
demanded is useful for food security.Therefore Government role is important in providing the
accurate data on soybean stock, and diversivication of the country of origin is crusial to
maintain price stability and supply continuity in the country.

Keywords: Import Soybean, Soybean Consumption, ARDL

JEL Classification: F10, Q17, C13, C46

Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 117


PENDAHuLuAN Mankiw (2003) menyatakan bahwa
suatu negara yang menganut pereko-
Kedelai adalah salah satu sumber
nomian terbuka tidak memerlukan nilai
protein nabati yang banyak dikonsumsi
yang sama antara produksi dan
bangsa Indonesia. Produk turunan
konsumsi. Suatu negara yang kon-
kedelai seperti tempe, tahu, dan susu
sumsinya relatif lebih besar dari
kedelai cukup dikenal rakyat Indonesia.
produksi dapat memenuhi kebutuhan
Kedelai juga merupakan produk yang
tersebut dengan membeli dari negara
dijadikan bahan makanan ternak (pakan
lain. Konteks yang terakhir ini adalah
ternak). Kedelai dalam bentuk protein
terminologi dari impor. Tentu saja dalam
dan minyak kedelai banyak digunakan
kasus pemenuhan kebutuhan konsumsi
sebagai bahan pendukung dalam
kedelai, kelebihan konsumsi kedelai dari
pengolahan untuk membuat produk
pasokan produksi lokal dapat diselesai-
industri.
kan dengan cara impor kedelai.
Seiring dengan meningkatnya
Berdasarkan pada Negara asal
jumlah penduduk, konsumsi kedelai
impor, Argentina merupakan negara
juga meningkat. Konsumsi kedelai
pemasok kedelai terbesar ke Indonesia
domestik tahun 2013 sebesar 1,96 juta
dengan pangsa pasar nilai impor
ton dan diproyeksikan meningkat
sebesar 48%, kemudian disusul
menjadi di atas 2,7 juta ton pada tahun
Amerika Serikat dengan pangsa pasar
2015 atau meningkat sebesar 19,2%
sebesar 39%. Nilai impor tersebut
(Darmadjati et al., 2005). Peningkatan
meliputi total impor baik impor kedelai
kebutuhan konsumsi tersebut tidak saja
dalam bentuk biji, meal, dan minyak
dipengaruhi oleh jumlah penduduk,
kedelai (BPS, 2013).
tetapi juga dipengaruhi perubahan
Pangsa nilai impor kedelai
preferensi konsumsi kedelai dan
Argentina di Indonesia menduduki
turunannya.
peringkat pertama dibanding negara lain
Meningkatnya konsumsi kedelai
terutama disebabkan oleh besarnya
ternyata tidak diiringi dengan mening-
impor produk kedelai dengan nilai
katnya produksi kedelai. Pada tahun
tambah yang lebih tinggi, yang berupa
2013, produksi kedelai domestik hanya
impor minyak kedelai.1
sebesar 807,57 ribu ton. Produksi
tersebut hanya mampu memenuhi Industri di Indonesia yang
42,5% dari konsumsi domestik sehingga menggunakan minyak kedelai sebagai
terdapat kelebihan permintaan sebesar bahan dasarnya merupakan pangsa
1,65 juta ton yang harus diimpor. 1
Impor biji kedelai Argentina ke Indonesia
hanya sebesar 4% dengan demikian 96% impor
produk kedelai Argentina ke Indonesia
1 Impor biji kedelai Argentina ke Indonesia hanya sebesar 4% denganproduk
merupakan demikian 96% impor
turunan produkminyak
khususnya kedelai
kedelai. minyak kedelai.
Argentina ke Indonesia merupakan produk turunan khususnya

1
118 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
konsumen minyak kedelai Argentina. gunakan sistem kodefikasi standar
Industri tersebut diantaranya adalah Internasional yang sama yang dikenal
industri pengolahan makanan, kosmetik, dengan Harmonized Commodity
farmasi. Sementara komposisi impor Description and Coding System (HS).
kedelai Indonesia dari Amerika lebih Kodefikasi Harmonized Commodity
didominasi oleh biji kedelai, yang Description and Coding System (HS) 3
besarnya mencapai 93%. adalah bentuk standardisasi klasifikasi
Pangsa pasar Argentina dan barang yang diperdagangkan di dunia
Amerika Serikat sebagai pemasok untuk pelaporan di Bea Cukai dan
impor produk kedelai di Indonesia dipakai oleh badan-badan statistik di
mengindikasikan kuatnya peran kedua dunia. Kode HS dipergunakan dalam
negara tersebut dalam menentukan kebijakan perdagangan misalnya tarif,
harga kedelai (price setter) yang akan rules of origin, monitoring of controlled
diimpor oleh Indonesia. Sementara goods, internal taxes, freight tariffs,
pangsa pasar negara pesaing lainnya transport statistics, quota controls, price
relatif sangat kecil 2 sehingga negara- monitoring, compilation of national
negara pesaing tersebut hanya accounts, dan economic research and
merupakan price taker harga impor analysis.
kedelai Indonesia. Kedelai sebagai komoditi yang
Kajian ini bertujuan untuk menge- diperdagangkan di perdagangan inter-
tahui faktor-faktor yang mempengaruhi nasional juga menggunakan HS dalam
nilai impor kedelai di Indonesia serta kodefikasinya. Kode HS untuk kedelai
merumuskan usulan kebijakan nilai yang tercatat pada catatan impor di
impor kedelai untuk masa yang akan Kementerian Perdagangan meliputi kode
datang. HS 1201001000 (soya beans, whether
or not broken, suitable for sowing),
TiNJAuAN PuSTAKA 1201009000 (other soya beans,
whether or not broken), 1507100000
Komoditi Kedelai dan Turunannya
(crude oil of soya bean, whether or not
Dalam perdagangan internasional degummed), 1507901000 (refined oil of
pencatatan terhadap kegiatan ekspor soya bean), 1507902000 (fraction of
dan impor merupakan hal yang penting. unrefined soya-bean oil), 1507909000
Untuk mendapatkan hasil pencatatan (other soya bean oil and its fractions),
yang bisa dibandingkan secara inter- dan 2304000000 (oil-cake & other solid
nasional, masing-masing negara, meng- residues, in pellet form, from the extract
of soyabean oil).
22
Negara pesaing
Negara pesaing Argentina
Argentina dan
dan Amerika
AmerikaSerikat untuk impor kedelai ke Indonesia adalah Brazil dengan
3
pangsa
Serikat pasar
untuk sebesar
impor 6% dan
kedelai Malaysia dengan
ke Indonesia adalah pangsaHSpasar
Codesebesar 2%.
dikembangkan dan dipelihara oleh
3
HS Code dikembangkan dan dipelihara oleh World Customs Organization (WCO)(WCO)
Brazil dengan pangsa pasar sebesar 6% dan World Customs Organization yang
yang berpusat di
Malaysia
Brussel dengan pangsa pasar sebesar 2%. berpusat di Brussel

2
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 119
Seperti komoditi lainnya, kedelai peran aktif tersebut adalah Indonesia
memiliki produk primer yaitu biji kedelai menggunakan impor sebagai sumber
dan produk olahan sebagai produk untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
turunannya seperti tempe, tahu, dan dalam negeri yang tidak bisa terpenuhi
susu kedelai. Di samping impor biji oleh produksi dalam negeri. Komoditi
kedelai, Indonesia juga mengimpor kedelai misalnya, 58% kebutuhan dalam
produk olahan kedelai yang berbentuk negeri berasal dari impor, khususnya biji
protein dan minyak kedelai. Protein kedelai yang digunakan untuk mem-
kedelai digunakan sebagai bahan baku produksi tahu dan tempe yang diimpor
dalam produksi susu, permen, kue, dari Amerika Serikat.
vetsin, dan produk makanan lainnya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa
Protein kedelai juga digunakan pada perbedaan antara ekonomi tertutup dan
industri non-makanan misalnya dalam ekonomi terbuka adalah suatu negara
produksi kertas, cat, tinta, dan tekstil. dalam ekonomi terbuka tidak perlu
Minyak kedelai digunakan dalam memiliki produksi dan pengeluaran yang
industri makanan seperti untuk produksi sama dalam hal barang dan jasa.
minyak goreng dan margarin sedangkan Apabila sebuah negara memiliki
untuk non-makanan digunakan oleh kelebihan produksi dibandingkan
industri kosmetika, farmasi, dan lain- serapan domestik maka negara tersebut
lain. bisa menjual kelebihan tersebut ke
Teori Perdagangan internasional negara mitra dagangnya. Demikian pula
sebaliknya.
Sebagai negara yang menganut
Secara matematis suatu per-
sistem ekonomi terbuka, Indonesia
ekonomian terbuka direpresentasikan
cukup berperan aktif dalam pereko-
dalam model persamaan sebagai
nomian global. Salah satu indikasi
berikut:

𝒀 = 𝑪 + 𝑰 + 𝑮 + 𝑵𝑿
Dimana: Y = Output
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Goverment expenditur

𝑵𝑿 = 𝑿 − 𝑴
Dimana: X = Ekspor
M = Import
NX = Nett Ekspor, menggambarkan variabel keterbukaan ekonomi.

3
120 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
ersamaan tersebut mengindi- luar (ekspor) atau dari luar ke dalam
n bahwa negara dikatakan negara (impor).
anut sistem ekonomi terbuka jika Untuk mengetahui seberapa terbuka
Persamaan tersebut mengindi- luar (ekspor) atau dari luar ke dalam
nteraksi ekonomi dengannegara
kasikan bahwa negara dikatakannegara
negara tersebut
(impor). dalam hubungannya
a, dalam menganut
bentuksistemperdagangan
ekonomi terbuka jikadengan Untuk perdagangan internasional
mengetahui seberapa terbuka
ada interaksi ekonomi dengan negara negara tersebut dalam hubungannya
g, jasa, lainnya,
maupun kapital), baik
dalam bentuk perdagangan
dapat dihitung
dengan
denganinternasional
perdagangan
proxy variabel
erpindahan berasal
(barang, jasa,dari dalam
maupun ke baikketerbukaan
kapital), dengan
dapat dihitung dengan rumus :
proxy variabel
arah perpindahan berasal dari dalam ke keterbukaan dengan rumus :

𝑿+𝑴
𝑿+𝑴
𝑫𝒆𝒈𝒓𝒆𝒆 𝒐𝒇 𝑶𝒑𝒆𝒏𝒆𝒔𝒔
𝑫𝒆𝒈𝒓𝒆𝒆 𝒐𝒇 𝑶𝒑𝒆𝒏𝒆𝒔𝒔=
= 𝒀𝒀
Dari teori ekonomi diketahui bahwa Pada pasar persaingan sempurna inter-
ari teori ekonomi diketahui
adanya interaksi supplybahwa
dan demandPada pasar
seksi antara persaingan sempurna
kurva supply yang upward- inter-
a interaksiakansupply
menentukan
danberapa kuantitas danseksi
demand sloping
antara dankurva
kurvasupply
demandyang
yangupward-
harga yang terjadi di pasar. Secara downward-sloping.
menentukan berapa kuantitas dan
grafis diketahui bahwa keseimbangan
sloping dan kurva demand yang
Dornbush dan Fischer (2003)
yang terjadi di pasar.
pasar akan Secara
menentukan harga dandownward-sloping.
memberikan model untuk perdagangan
diketahui kuantitas
bahwadalam kondisi kesetimbangan.
keseimbangan antar negara :
Dornbush dan Fischer (2003)
akan menentukan harga dan memberikan model untuk perdagangan
𝑵𝑿 = 𝑿(𝒀𝐟 , 𝑹) − 𝑴 (𝒀, 𝑹) = 𝑵𝑿 (𝒀, 𝒀𝐟 , 𝑹)
as dalam kondisi kesetimbangan. antar negara :
Pendapatan kita berpengaruh pada ekspor kita, sedangkan nilai tukar R

𝑵𝑿 = 𝑿(𝒀 , 𝑹) − 𝑴 (𝒀, 𝑹) = 𝑵𝑿 (𝒀, 𝒀 , 𝑹)


pengeluaran impor, pendapatan negara
asing (yang 𝐟 ada hubungan dagang
memiliki pengaruh pada nett ekspor
negara kita. 𝐟
dengan kita) berpengaruh terhadap Untuk ekspor secara mandiri adalah:

endapatan kita berpengaruh pada𝑿 = 𝑿 ekspor


(𝒀𝐟 , 𝐑)kita, sedangkan nilai tukar R
luaran impor, pendapatan negara memiliki pengaruh pada nett ekspor
(yang ada Variabel
hubunganpertama dagang
yang mempe-negaraVariabel
kita. kedua adalah nilai tukar R
n kita) ngaruhi ekspor adalah Yf pendapatan
berpengaruh terhadap antara domestik dan negara mitra.
Untuk ekspor secara mandiri adalah:
negara mitra dagang, dengan Dalam penentuan nilai tukar riil
meningkatnya pendapatan negara mitra digunakan konsep purchasing power

𝑿 = 𝑿 (𝒀𝐟 , 𝐑)
dagang akan menyebabkan kurva parity, yaitu hubungan antara nilai tukar
demand terhadap barang domestik dan perbedaan harga domestik dengan
bergeser ke atas dan hal ini akan luar negeri.
meningkatkan ekspor.
ariabel pertama yang mempe- Variabel kedua adalah nilai tukar R
hi ekspor adalah Yf pendapatan antara domestik dan negara mitra.
a mitra dagang, dengan Dalam penentuan nilai tukar 4 riil
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 121
gkatnya pendapatan negara mitra digunakan konsep purchasing power
g akan menyebabkan kurva parity, yaitu hubungan antara nilai tukar
Nilai tukar riil adalah harga relatif nominal, P adalah level harga domestik,
antara dua negara. Nilai tukar riil Pf adalah level harga di luar negeri
seringkali dinamakan dengan terms of maka nilai tukar riil R adalah:
trade. Misalkan saja S adalah nilai tukar

Pf
Re
P
Lebih lanjut (Pugel, 2004) persamaan permintaan ekspor ditulis menjadi :

 
X  X (Y f , Pf .e / P)

Volume ekspor akan meningkat jika Dari persamaan di atas dengan


pendapatan negara mitra dagang mudah dapat diturunkan persamaan
meningkat atau jika substitusi barang impor menjadi:
ekspor di negara mitra dagang lebih
mahal.
 
M  M(Y , Pf .e / P)

Volume impor akan meningkat jika Persamaan tersebut apabila kita rinci
pendapatan dalam negeri meningkat lagi menjadi variabel individual akan
atau jika harga barang impor di negara berubah menjadi:
mitra dagang lebih murah (Batiz and
Batiz, 1994). Fungsi yang ada di

   
M  M(Y f , Pf , e, P)

Interpretasi dari persamaan ini tukar, dan mahalnya harga barang


tentu diturunkan dari Persamaan dalam negeri.
 
M  M(Y , Pf .e / P). Volume impor akan Isu penting yang berkaitan dengan
meningkat dengan pendapatan dalam faktor yang mempengaruhi perdagang-
negeri meningkat, menurunnya harga an internasional adalah seberapa besar
barang impor, terapresiasinya nilai respon impor atau ekspor terhadap

5
122 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
perubahan faktor tersebut. Adapun diungkapkan namun juga pengem-
secara umum dua buah variabel yaitu bangan dan penggunaan teknik
pendapatan dan harga menjadi faktor ekonometri dalam analisisnya. Model
utama analisis pengaruh terhadap yang dikembangkan adalah model
perdagangan. Konsep elastisitas teoritik untuk estimasi elastisitas
digunakan sebagai ukuran untuk perdagangan internasional dengan
menganalisis respon impor ataupun asumsi substitusi tidak sempurna antara
ekspor terhadap perubahan pendapatan barang yang diperdagangkan dengan
dan harga tersebut. barang domestik.
Penelitian elastisitas perdagangan Studi Empiris impor Kedelai
internasional memiliki sejarah yang
cukup panjang. Menurut catatan, Orcutt Bahmani-Oskooee dan Niroomand
(1950) merupakan salah satu pelopor (1998) menyatakan bahwa spesifikasi
dalam penelitian ini. Pada literatur yang linier dari permintaan impor adalah
dibuat Orcutt (1950) bukan hanya seperti pada persamaan berikut:
metode penentuan elastisitas yang

Log Mt = a + b Log (PM/PD) + c Log Yt + ԑt

Dalam hal ini Mt adalah volume Perkembangan penelitian selan-


impor, PM adalah harga impor, PD jutnya menunjukkan adanya perma-
adalah harga domestik sedangkan Yt salahan dalam penggunaan analisis
adalah pendapatan domestik, serta ԑt dengan metode Ordinary Least Square
adalah bentuk error. Model yang (OLS) dan two Stage Least Square
digunakan oleh Houthakker dan Magee (2SLS) diakibatkan kebanyakan time
(1969), selain dipengaruhi oleh peubah- series memiliki karakter nonstasioner.
peubah tersebut, permintaan impor juga Solusi untuk masalah tersebut adalah
dipengaruhi oleh pendapatan dunia penggunaan metode kointegrasi
sebagai variabel kontrol dalam model. Johansen (1988) atau Engle and
Literatur empiris mengenai model Granger (1987) yang mampu meng-
permintaan impor bisa dirujuk ke estimasi hubungan jangka panjang dari
penelitian Kreinin (1977), Goldstein dan data empiris sehingga hasil analisis
Khan (1976), Bahmani-Oskooee (1986) tidak spurious.
dan Mah (1993). Keempat literatur Khusus untuk penelitian elastisitas
empiris tersebut menggunakan metode perdagangan, Bahmani-Oskooee (1998),
OLS atau 2SLS sebagai alat Hooper, Johnson, dan Marquez (1998),
analisisnya. Afzal (2004), dan Stephan (2005)

6
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 123
menggunakan metode kointegrasi dalam METODE PENELiTiAN
analisisnya. Bahmani-Oskooee (1998) Metode Analisis
menggunakan metode kointegrasi untuk
Untuk menguji faktor-faktor yang
mengestimasi elastisitas perdagangan
mempengaruhi nilai impor kedelai,
jangka panjang negara-negara LDC.
kajian ini menggunakan metode
Hooper, Johnson, & Marquez (1998)
estimasi dengan analisis kointegrasi.
mengestimasi elastisitas perdagangan
Analisis kointegrasi dipakai sebagai
negara-negara G-7. Afzal (2004)
antisipasi bahwa variabel-variabel
menggunakan metode kointegrasi untuk
makro dengan data time series
mengestimasi elastisitas perdagangan biasanya memiliki masalah stasione-
jangka panjang negara Pakistan. ritas. Dengan analisis kointegrasi
Sedangkan Stephan (2005) meng- diharapkan hubungan jangka panjang
estimasi elastisitas perdagangan negara antara variabel bebas dan variabel
Jerman dan Uni Eropa. terikat yang biasanya tidak stasioner
Penelitian yang berkaitan dengan untuk data time series, dapat dianalisa.
model impor kedelai dengan studi kasus Metode yang bisa digunakan untuk
Indonesia juga banyak ditemukan. menguji kointegrasi pada penelitian ini
Kajian pertama, adalah yang dilakukan adalah metode Bounds Testing
oleh Rahmina (1999) yang menganalisis Cointegration dengan pendekatan ARDL
permintaan impor dan respon penawa- (Autoregressive Distributed Lag).
ran kedelai. Rachmawati (1999) meng- ARDL berisi efek dinamis dari suatu
analisis perdagangan kedelai dengan model yang spesifik, dengan memasuk-
menggunakan model Armington. Pada kan nilai lag yang berguna untuk
kedua penelitian tersebut faktor menangkap penurunan data ke dalam
eksogenous permintaan kedelai adalah model (Laurenceson dan Chai, 2003).
pendapatan dan selera konsumen. Dengan transformasi yang sederhana,
Sedangkan faktor eksogenous harga dinamika Error Correction Model (ECM)
bisa diturunkan dari ARDL (Banerjee,
adalah nilai tukar, tarif, pajak, dan biaya
2002).
transportasi. Kajian lainnya dilakukan
Pesaran, Shin, dan Smith (2001)
oleh Purnamasari (2006) menganalis
menyatakan bahwa estimasi dan
faktor-faktor yang mempengaruhi
identifikasi model ARDL dapat meng-
produksi dan impor kedelai. Dalam
gunakan OLS ketika ordo ARDL telah
kajiannya Purnamasari menemukan ditentukan. Penggunaan OLS pada
bahwa jumlah impor kedelai Indonesia estimasi ekonometri terkait dengan
dipengaruhi oleh harga kedelai asumsi-asumsi yang mengikat. Apabila
Internasional, jumlah produksi kedelai, asumsi ini dipenuhi, maka hasil estimasi
dan jumlah konsumsi kedelai nasional. akan menghasilkan estimator yang Best

7
124 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
Linear Unbiased Estimator (BLUE). Versi persamaan Error Correction
Sementara itu, pelanggaran asumsi- (koreksi kesalahan) dari model ARDL
asumsi tersebut dapat terjadi, yang untuk model penelitian ini adalah
meliputi: masalah multikolinieritas, sebagai berikut:
masalah hetero-skedastisitas, adanya
autokorelasi, dan kesalahan spesifikasi
fungsional.

𝒌 𝒌 𝒌 𝒌 𝒌

∆𝑳𝑴𝒕 = 𝒂𝟏 + � 𝒃𝒋 ∆𝑳𝑴𝒕−𝒋 + � 𝒄𝒋 ∆𝑳𝑿𝒕−𝒋 + � 𝒅𝒋 ∆𝑳𝑷𝑨𝒕−𝒋 + � 𝒆𝒋 ∆𝑳𝑷𝑼𝒕−𝒋 + � 𝒇𝒋 ∆𝑳𝒀𝒕−𝒋


𝒋=𝟏 𝒋=𝟏 𝒋=𝟏 𝒋=𝟏 𝒋=𝟏

+𝜹𝟏 𝑳𝑴𝒕−𝟏 + 𝜹𝟐 𝑳𝑿𝒕−𝟏 + 𝜹𝟑 𝑳𝑷𝑨𝒕−𝟏 + 𝜹𝟒 𝑳𝑷𝑼𝒕−𝟏 + 𝜹𝟓 𝑳𝒀𝒕−𝟏 + 𝜺𝒕

koefisien a, b, c, d, e, dan f keseimbangan jangka panjangnya.


merepresentasikan dinamika jangka Koefisien ECM menunjukkan seberapa
pendek dari model. Sedangkan cepat terjadi penyesuaian kedalam
koefisien δ merepresentasikan keseimbangan jangka panjang.
hubungan jangka panjang dari model
penelitian. Operator Δ menyatakan Spesifikasi Model
selisih (perubahan) antara dua nilai Penelitian ini bertujuan untuk
suatu variabel dalam periode waktu
menginvestigasi variabel-variabel yang
yang berurutan. Sedangkan ε adalah mempengaruhi nilai impor kedelai
error yang terdistribusi normal. Indonesia. Dengan melakukan analisis
ARDL adalah salah satu model variabel-variabel tersebut diharapkan
kointegrasi yang merepresentasikan dapat diidentifikasi faktor-faktor apa saja
hubungan jangka panjang. Mekanisme yang signifikan menaikkan atau menu-
koreksi kesalahan (ECM) mem- runkan nilai impor kedelai Indonesia.
perlihatkan dinamika jangka pendek Model persamaan yang akan diuji
model sebagai deviasi dari adalah:

LMt = α0 + α1 LYt + α2 LAt + α3 Lu t + α4 LXt + εt

α1, α2, α3, dan α4 adalah koefisien untuk persamaan model. LM adalah logarit-
variabel bebas LY, LA, LU, dan LX. α0 ma nilai impor kedelai Indonesia
adalah konstanta persamaan model sebagai variabel terikat dari model, LY
sedangkan ε adalah error term adalah logaritma pendapatan nasional,

8
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 125
LA adalah logaritma harga minyak seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.
kedelai di Argentina, LU adalah Pendapatan nasional diperkirakan
LA adalah logaritma harga minyak seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.
logaritma harga kedelai di USA, dan LX berpengaruh positif, sementara variabel
kedelai di Argentina, LU adalah Pendapatan nasional diperkirakan
adalah logaritma nilai tukar riil yang lain seperti harga minyak kedelai
logaritma harga kedelai di USA, dan LX berpengaruh positif, sementara variabel
Indonesia. di Argentina, harga kedelai di USA, dan
adalah logaritma nilai tukar riil yang lain seperti harga minyak kedelai
Tanda koefisien dari variabel- nilai tukar riil rupiah berpengaruh
Indonesia. di Argentina, harga kedelai di USA, dan
variabel yang diperkirakan berpenga- negatif.
Tanda koefisien dari variabel- nilai tukar riil rupiah berpengaruh
ruh terhadap nilai impor kedelai adalah
variabel yang diperkirakan berpenga- negatif.
ruh terhadap nilai impor kedelai adalah
Tabel 1. Tanda Koefisien yang Diharapkan pada Persamaan 10
Tabel 1. Tanda Koefisien yang Diharapkan pada Persamaan 10
Variabel Penjelas Tanda Koefisien
Tabel 1. Tanda
Tabel Koefisien
1. Tanda yangyang
Koefisien Diharapkan padapada
Diharapkan Persamaan 10 10
Persamaan
LY +
Variabel Penjelas Tanda Koefisien
Variabel Penjelas
LA −
Tanda Koefisien
LY +
LY Lu +−
LA LA
LX −−-
Lu Lu −−
LX LX --

Hal itu sejalan dengan hasil empiris Data


uj i seperti
Diagnosa EstimasiHouthakker
penelitian ARDL dan
Hal itu sejalan dengan hasil empiris DataData yang digunakan dalam
Magee (1969), Armington (1969), dan
seperti penelitian Houthakker dan penelitian ini adalah data sekunder
Goldstein dan Tabel Khan 2. uji (1976)
Diagnosakuartalan Data ARDL
Estimasi yang digunakan dalam
Magee (1969), Armington (1969), dan dari tahun 2000 Q1 sampai
menunjukkan tanda koefisien negatif penelitian ini adalah data sekunder
Goldstein dan Khan (1976) 2012 Q4 yang berasal dari BPS, Central
untuk estimasi elastisitas harga Jenis kuartalan dari tahun 2000 Q1 sampai
uji Diagnosa
menunjukkan tanda koefisien negatif Bank of Argentina dan International
Versi dengan tanda
(ditunjukkan Serialnegatif (-) 2012 Q4 yang berasal dari BPS,
Functional Central
untuk estimasi elastisitas harga Statistics (IFS). Hetero-
Financial Normality Data nilai
koefisien variabel LX,Correlation
LA dan LU seperti Form Bank of Argentina danSchedasticity International
(ditunjukkan dengan tanda negatif (-) impor kedelai Indonesia dalam satuan
tercantum di Tabel 1, artinya jika LX, LA Financial Statistics (IFS). Data nilai
koefisien variabel LX, LA dan LU seperti USD berasal dari BPS, data harga
Versi
atau LMLU naik maka 4,854[0,303]
LM akan turun).0,377[0,539] impor kedelai Indonesia dalam
1,453[0,484] satuan
0,174[0,676]
tercantum di Tabel 1, artinya jika LX, LA Soybean Oil Argentina dalam satuan
Hasil empiris Bond (1985), Goldstein USD berasal dari BPS, data harga
atau LU naik maka LM akan turun). USD/ton berasal dari Central Bank of
dan Khan (1976), dan Dornbusch Soybean Oil Argentina dalam satuan
Versi
Hasil Fempiris Bond (1985), 0,824[0,520] Argentina. Sedangkan
Goldstein0,256[0,616] - data 0,168[0,684]
index harga
(1985) menunjukkan koefisien positif USD/ton berasal dari Central Bank of
dan Khan (1976), dan Dornbusch soybean USA, (index 2005=100), nilai
untuk estimasi elastisitas pendapatan Argentina. Sedangkan data index harga
(1985) menunjukkan koefisien positif tukar Rupiah terhadap Dollar, serta
(ditunjukkan dengan tanda positif (+) soybean USA, (index 2005=100), nilai4
untuk estimasi elastisitas Tabel 3. Hasil Estimasi
pendapatan GDP dan ARDL GDP Deflaftor Indonesia
koefisien variabel LY seperti tercantum tukar Rupiah terhadap Dollar, serta
(ditunjukkan dengan tanda positif (+) bersumber dari IFS.
di tabel artinya jika LY naik maka LM GDP dan GDP Deflaftor Indonesia 4
koefisien variabel LY seperti tercantum
Variabel Koefisien bersumber dari T-ratio[Prob]
IFS.
akan turun).
di tabel artinya
LM(-1) jika LY naik maka LM
0,10347 4 0,80094[0,429]
Saya ucapkan terimaksih kepada Bapak
LM(-2)**
akan turun). -0,28885 Tarman dan Mas -2,1208[0,041]
Kahfi di Badan Pengkajian dan
4
Pengembangan Kebijakan kepada
Perdagangan
LM(-3)** -0,28131 Saya ucapkan-2,0299[0,050]
terimaksih Bapak
Kementerian Perdagangan
Tarman dan Mas Kahfi di Badan Pengkajian RI atas
dan
LU* -0,52588 dukungannya
4 Saya ucapkan terimaksih kepada Bapak Tarman dan Mas
-1,8322[0,076]
dalam hal kelengkapan data.
Kahfi di Badan Pengkajian dan Pengembangan
Pengembangan Kebijakan Perdagangan
KebijakanLU(-1)** 0,79914 RIKementerian
Perdagangan Kementerian Perdagangan 2,3695[0,024]
atas dukungannya Perdagangan RI data.
dalam hal kelengkapan atas
dukungannya dalam hal kelengkapan data.
LU(-2)*** -0,89838 -2,7644[0,009] 9
LU(-3)*** 0,73733 3,0033[0,005]
LA*** 1,85930 3,5500[0,001] 9
126 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
LY 0,40980 0,47138[0,640]
LY(-1) 0,20618 0,19229[0,849]
HASiL DAN PEMBAHASAN dipergunakan untuk estimasi Metode
Hasil Kajian ARDL ini adalah Microfit versi 4.0.
Optimalisasi kombinasi lag diseleksi
Untuk menetapkan model terbaik
berdasarkan kriteria Akaike Information
dengan metode estimasi ARDL, kriteria
(AIC).
yang digunakan adalah model yang
Dalam mengestimasi model ARDL,
lulus uji diagnosa (diagnostic test). Hal software Microfit 4.0 menampilkan uji
lain yang perlu ditetapkan dalam diagnosa untuk mengetahui apakah
estimasi model ARDL ini adalah lag model ARDL yang diestimasi me-
yang dipakai. Sebelum melakukan langggar asumsi-asumsi dasar ekono-
estimasi Model ARDL, perlu terlebih metri ataupada
Tabel 1. Tanda Koefisien yang Diharapkan tidak.Persamaan
Ada empat10 diagnosa
dahulu ditetapkan lag maksimum yang yang ditampilkan, yaitu diagnosa
akan dimasukkan dalam persamaan.
Variabel Penjelas masalah korelasi
Tanda Koefisien serial (serial
Berdasarkan pertimbangan ketersediaan
LY correlation),
+ kesalahan spesi-fikasi
LA
data dan runtun waktu yang digunakan −
bentuk fungsi (specification error),
Lu −
(data triwulanan), maka lag maksimum
LX pelanggaran- normalitas (normality), dan
yang dipilih adalah 4. Software yang heteroskedastisitas (heteroscedasticity).

uj i Diagnosa
uji Diagnosa Estimasi
Estimasi ARDL
ARDL
Tabel 2. uji Diagnosa Estimasi ARDL
Tabel2.2.Uji
Tabel ujiDiagnosa
Diagnosa Estimasi
Estimasi ARDL
ARDL
Jenis uji Diagnosa
Serial Functio
Jenis uji Diagnosa Hetero-
Versi Normali
Versi Correlation
Serial nal Form
Functional
Normality Schedas
Hetero-
Correlation Form ty Schedasticity
ticity
Versi
VersiLM
LM 4,854[0,
4,854[0,303] 0,377[0,
0,377[0,539] 1,453[0,
1,453[0,484] 0,174[0,6
0,174[0,676]
303] 539] 484] 76]
Versi
VersiFF 0,824[0,
0,824[0,520] 0,256[0,
0,256[0,616] -- 0,168[0,6
0,168[0,684]
520] 616] 84]

Hasil ARDL yang lulus uji Tabel 3. Hasil Estimasi


diagnosa ARDLcorrelation, functional form,
untuk serial
diperlihatkan di Tabel 2. Lolosnya uji normality dan heteroscedasticity lebih
Variabel Koefisien T-ratio[Prob]
diagnosa ini ditunjukkan
LM(-1) dengan nilai
0,10347 besar dari 10%. Berdasarkan keempat
0,80094[0,429]
probabilitas untuk
LM(-2)**serial correlation,
-0,28885 uji diagnosa di atas, ternyata regresi
-2,1208[0,041]
LM(-3)** -0,28131
functional form, normality, dan hetero- -2,0299[0,050]
model ARDL terpilih tidak melanggar
LU* -0,52588 -1,8322[0,076]
scedasticity lebih besar dari 10% untuk asumsi-asumsi dasar ekonometri
LU(-1)** 0,79914 2,3695[0,024]
versi LM (Lagrange
LU(-2)*** Multiplier Test). H0 uji diagnosa ini adalah:
-0,89838 (Hipotesis-2,7644[0,009]
Tabel 2 menyajikan uji diagnosa untuk
LU(-3)*** 0,73733 tidak ada 3,0033[0,005]
korelasi serial, model tidak
LA***F. Uji diagnosa versi
versi LM dan versi 1,85930 mengalami3,5500[0,001]
kesalahan spesifikasi, error
LY
F juga menunjukkan nilai probabilitas 0,40980 0,47138[0,640]
terdistribusi normal, dan error bersifat
LY(-1) 0,20618 0,19229[0,849]
LY(-2)* -1,45600 -1,6562[0,107]
LX** -1,05430 -1,9481[0,060]
LX(-1)*** 1,85500 2,6734[0,011] 10
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 127
LX(-2)*** -2,03760 -3,5932[0,001]
α 30,35230 4,8875[0,000]
homoskedastis). Artinya hasil regresi nilai impor pada suatu triwulan, cateris
Tabel 1. Tanda Koefisien yang Diharapkan pada Persamaan 10
ARDL telah terbebas dari masalah serial paribus, akan menurunkan nilai impor
correlation, functional form, normality sebesar 0,29% (relatif) pada dua
dan heteroscedasticity Variabel
sehinggaPenjelas
dapat Tanda Koefisien
triwulan berikutnya dan akan me-
LY +
dibuat analisa dan kesimpulan dari hasil nurunkan −nilai impor sebesar 0,28%
LA
regresi tersebut. Lu − tiga triwulan berikutnya.
(relatif) pada
LX -
Estimasi ARDL Untuk variabel LU terlihat ada
perilaku oscilatory, dimana koefisien LU
Hasil output estimasi Model
uj i Diagnosa yang
Estimasi ARDL pada bertanda negatif, LU(-1) bertanda
ARDL(3,3,0,2,2) disajikan
positif, LU(-2) bertanda negatif, LU(-3)
Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel
Tabel 2. uji Diagnosa Estimasipositif.
bertanda ARDL Semua koefisiennya
LM(-2) lag 2 triwulan dari LM dan LM(-3)
signifikan. Artinya, peningkatan LU pada
lag 3 triwulan dari LM secara siginifikan Jenis uji Diagnosa
Versi suatu triwulan akan menurunkan nilai
berdampak negatif terhadap Serial LM (pada αFunctional Normality
Hetero-
Correlation impor pada triwulan tersebut
Form dan dua
Schedasticity
= 5%). Artinya, nilai impor pada suatu
triwulan berikutnya, namun akan
triwulan Versi
signifikan
LM berdampak negatif 0,377[0,539]
4,854[0,303] 1,453[0,484] 0,174[0,676]
menaikkan nilai impor tersebut pada
terhadap nilai impor pada dua triwulan
satu dan tiga triwulan berikutnya.
dan tigaVersi
triwulan
F berikutnya. Berdasar- 0,256[0,616]
0,824[0,520] - 0,168[0,684]
kan koefisiennya, peningkatan 1% (relatif)

Tabel 3. Hasil Estimasi ARDL


Tabel 3. Hasil Estimasi ARDL
Variabel Koefisien T-ratio[Prob]
LM(-1) 0,10347 0,80094[0,429]
LM(-2)** -0,28885 -2,1208[0,041]
LM(-3)** -0,28131 -2,0299[0,050]
LU* -0,52588 -1,8322[0,076]
LU(-1)** 0,79914 2,3695[0,024]
LU(-2)*** -0,89838 -2,7644[0,009]
LU(-3)*** 0,73733 3,0033[0,005]
LA*** 1,85930 3,5500[0,001]
LY 0,40980 0,47138[0,640]
LY(-1) 0,20618 0,19229[0,849]
LY(-2)* -1,45600 -1,6562[0,107]
LX** -1,05430 -1,9481[0,060]
LX(-1)*** 1,85500 2,6734[0,011]
LX(-2)*** -2,03760 -3,5932[0,001]
α 30,35230 4,8875[0,000]

R-Squared 0,95620
R-Bar-Squared 0,93816
F-Statistic 53,0125***
DW-statistic 2,1637
Akaike Info. Criterion 18,4688
Keterangan : ***) Signifikan
Keterangan : pada α = 1 % pada
***) Signifikan α**)= 1Signifikan
% pada = 5 % pada α = 5 %
**)αSignifikan
*) Signifikan pada = 10 % pada α = 10 %
*) αSignifikan

11
128 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
Variabel LA secara signifikan akan menurunkan nilai impor pada
berpengaruh positif terhadap nilai impor. triwulan tersebut dan dua triwulan
Artinya, peningkatan LA pada suatu berikutnya, namun akan menaikkan nilai
triwulan akan menaikkan impor pada impor tersebut pada triwulan berikutnya.
triwulan tersebut. Variabel LY signifikan
Analisis Koefisien Jangka Panjang
pada triwulan ke dua dan berpengaruh
ARDL
negatif artinya peningkatan LY pada
suatu triwulan akan menurunkan impor Estimasi ARDL yang memiliki
di triwulan kedua. lagged effect dirangkum dalam
Untuk variabel LX terlihat ada hubungan jangka panjang model ARDL.
perilaku oscilatory, dimana koefisien LX Koefisien-koefisien jangka pendek pada
bertanda negatif, LX(-1) bertanda model ARDL dirangkum dan dihitung
positif, LX(-2) bertanda negatif. Semua membentuk koefisien jangka panjang
koefisiennya signifikan. Artinya, ARDL. Tabel 4 memperlihatkan hasil
peningkatan LX pada suatu triwulan estimasi jangka panjang ARDL.
Tabel 4. Hasil Estimasi Jangka Panjang ARDL
Tabel
Tabel 4. 4. Hasil
Hasil Estimasi
Estimasi Jangka
Jangka Panjang
Panjang ARDL
ARDL
Variabel Koefisien T-ratio[Prob]
LU Variabel Koefisien0,076505 T-ratio[Prob]
0,36080[0,720]
L U LA*** 01,2677
,0 7 6 5 0 5 0 , 3 6 0 8 0 [ 0 ,7 2 0 ]
4,0254[0,000]
L A *LY*
** 1 ,2 6 7 7
-0,57272 4 ,0 2 5 4 [0 ,0 0 0 ]
-1,7862[0,083]
L Y *LX*** - 0 ,5 7 2 7 2
-0,84331 - 1 ,7 8 6 2 [ 0 , 0 8 3 ]
-2,7552[0,009]
L X *α0
** 20,6945
- 0 ,8 4 3 3 1 6,6342[0,000]
- 2 ,7 5 5 2 [0 ,0 0 9 ]
α 0 Keterangan : *** Signifikan pada α = 1 % 2 0 ,6 9 4 5
)
6 ,6 3 4 2 [0 , 0 0 0 ]
** )
Signifikan pada α = 5 %
Keterangan :: ***
Keterangan ***)
) Signifikan
Signifikan padaαα==11%
pada %
**) *) Signifikan pada α = 10 %
) Signifikan pada α = 5 %
***) Signifikan padaαα==510
Signifikanpada %%
*) Signifikan pada α = 10 %
Secara matematis, persamaan jangka panjang dari hasil estimasi ARDL ini
adalah:

Tabel
LM = 20,6945 + 5. importir
0,076505 Kedelai Domestik
Lu+1,2677 Terbesar
LA – 0,57272 LY – 0,84331 LX

Dari hasil estimasi jangka panjang jangka


Nilai impor (uS$)panjang antara harga
Persentase (%) soybean
No. Nama importir
ARDL hanya variabel LU (logaritma2010 USA dengan 2011 nilai2010
impor 2011
kedelai di
harga soybean USA) yang tidak
1 Gerbang Indonesia.
Cahaya Utama 370.877.937 296.153.003 44,3 23,8
signifikan berpengaruh pada nilai impor Variabel LA (logaritma harga
2 Alam Agri Adi Perkasa 107.651.976 soybean
235.680.514 12,8 signifikan
18,9 dan
kedelai. Artinya tidak terdapat hubungan oil Argentina)
3 PT. Cargill Indonesia 77.680.452 161.716.320 9,3 13,0
4 Jakarta Sereal 45.940.485 98.777.524 5,5 7,9
12
5 Mabar Feed Indonesia 38.344.281 68.013.451 4,6 5,5
6 PT Budi Satria Semesta
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
35.594.048 63.211.483 4,2 5,1
129

7 Setya Cipta Ekatama 17.438.155 59.631.789 2,1 4,8


bertanda positif pada α=1%. Artinya, Variabel LX (Nilai Tukar Indonesia)
terdapat hubungan jangka panjang yang signifikan pada α=1% dan bertanda
positif antara harga soybean oil negatif. Artinya, terdapat hubungan
Argentina dengan nilai impor kedelai. jangka panjang yang negatif antara nilai
Nilai koefisien variabel LA adalah tukar Indonesia dengan nilai impor
1,2677 artinya kenaikan harga soybean kedelai di Indonesia. Nilai koefisien
oil Argentina sebesar 1% dalam jangka variabel LX adalah 0,84 artinya 1%
panjang ceteris paribus akan kenaikan nilai tukar Indonesia dalam
meningkatkan impor kedelai dan jangka panjang ceteris paribus akan
turunannya sebesar 1,27%. Hal ini menurunkan nilai impor kedelai sebesar
menunjukkan bahwa harga soybean oil 0,84%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
Argentina bersifat elastis terhadap tukar Indonesia bersifat inelastis
impor kedelai dan turunannya di terhadap impor kedelai di Indonesia.
Indonesia.
Pembahasan dan Dampak Kebijakan
Variabel LY (Pendapatan Indone-
sia) signifikan pada α=10% dan Estimasi ARDL memperlihatkan
bertanda negatif. Artinya, terdapat bahwa nilai impor pada suatu triwulan
hubungan jangka panjang yang negatif signifikan berdampak negatif terhadap
antara pendapatan Indonesia dengan nilai impor pada triwulan kedua dan
nilai impor kedelai di Indonesia. Nilai ketiga berikutnya. Hal tersebut dapat
koefisien variabel LY adalah 0,573 dihubungkan dengan keputusan importir
artinya 1% kenaikan pendapatan untuk mengimpor dipengaruhi oleh
Indonesia dalam jangka panjang ceteris perubahan nilai impor 6 sampai 9 bulan
paribus akan menurunkan impor kedelai sebelumnya. Jika perubahan nilai impor
dan turunannya sebesar 0,573%. Hal ini di bulan 6 sampai 9 bulan tersebut
menunjukkan bahwa pendapatan menurun maka nilai impor di triwulan
Indonesia bersifat inelastis terhadap sekarang akan ditingkatkan. Sebaliknya,
impor kedelai di Indonesia. Koefisien jika perubahan nilai impor di bulan 6
pendapatan yang inelastisitas ini sampai 9 bulan tersebut menaik maka
menunjukkan bahwa respon impor nilai impor di triwulan sekarang akan
terhadap perubahan pendapatan relatif diturunkan.
rigid tidak begitu berubah jadi Indonesia Mekanisme tersebut disinyalir ada
masih cenderung mengimpor kedelai kaitannya dengan keputusan mengelola
pada nilai sebelumnya walaupun terjadi stok kedelai di gudang-gudang importir
perubahan pendapatan. Nilai negatif atau produsen berbahan dasar minyak
sendiri menunjukkan bahwa semakin kedelai. Terutama untuk komoditi kedelai
tinggi pendapatan maka preferensi berupa butir kedelai, ketersediaan stok
orang mengkonsumsi kedelai di gudang importir ditujukan untuk
berkurang. mengantisipasi berkurangnya supply

13
130 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
dari negara pemasok, dan untuk prioritaskan profit, maka diperlukan
mengendalikan harga pasar di tingkat peran regulator. Hitungan kuantitas stok
lokal. optimum di gudang importir biji kedelai
Menurunnya nilai impor di triwulan tentu akan berbeda dengan perhitungan
berjalan setelah terjadi kenaikan nilai stok optimum biji kedelai yang
impor 6 dan 9 bulan di belakangnya dibutuhkan oleh pengrajin tahu dan
menunjukkan pembelian triwulan berjalan tempe. Sehingga, pemerintah sebagai
dilakukan untuk menambah stok yang regulator dituntut peranannya dalam
ada. Sedangkan naiknya impor di menjaga kepastian stok, tidak hanya
triwulan berjalan setelah terjadi ditingkat nasional, tetapi juga sampai
penurunan nilai impor 6 dan 9 bulan di pada tingkat pengrajin. Produk tahu dan
Tabel 4. Hasil Estimasi Jangka Panjang ARDL
belakangnya menunjukkan pembelian tempe di masyarakat dengan demikian
triwulan berjalan dilakukan untuk akan terjaga.
Variabel Koefisien T-ratio[Prob]
memenuhi stok yang kurang dan Pemerintah bisa berperan aktif
LU 0 ,0 7 6 5 0 5 0 , 3 6 0 8 0 [ 0 ,7 2 0 ]
mengantisipasi
L A *** stok kedepannya. untuk mendapatkan
1 ,2 6 7 7 data stok 4yang
,0 2 5 ada
4 [0 ,0 0 0 ]
LY* Mekanisme menjaga stok biji di tingkat importir.
- 0 ,5 7 2 7 2 Setiap importir
- 1 ,7 8 6 2 [ 0 , 0 8 3 ]
kedelai
L X * * * maupun minyak kedelai impor seharusnya
- 0 ,8 4 3 3 1diberi kewajiban- 2 ,7 5mela-
5 2 [0 ,0 0 9 ]
α 0 sangat bermanfaat untuk menjaga
tentu porkan2 0berapa
, 6 9 4 5 stok yang mereka6 ,6 3miliki.
4 2 [0 , 0 0 0 ]
Keterangan )
stabilitas :ketersediaan pada α =negeri.
*** Signifikan dalam 1% Akumulasi stok semua importir
**)
Signifikan pada
Namun, yang berperan dalam hal ini α = 5 % dijumlahkan dengan stok dari produksi
*) Signifikan pada α = 10 %
adalah importir perusahaan swasta lokal dapat menjadi data bagi kebijakan
yang secara ekonomi akan mem- ketahanan pangan (khususnya kedelai).

Tabel5.5.Importir
Tabel importir Kedelai
Kedelai Domestik
Domestik Terbesar
Terbesar

Nilai impor (uS$) Persentase (%)


No. Nama importir
2010 2011 2010 2011
1 Gerbang Cahaya Utama 370.877.937 296.153.003 44,3 23,8
2 Alam Agri Adi Perkasa 107.651.976 235.680.514 12,8 18,9
3 PT. Cargill Indonesia 77.680.452 161.716.320 9,3 13,0
4 Jakarta Sereal 45.940.485 98.777.524 5,5 7,9
5 Mabar Feed Indonesia 38.344.281 68.013.451 4,6 5,5
6 PT Budi Satria Semesta 35.594.048 63.211.483 4,2 5,1
7 Setya Cipta Ekatama 17.438.155 59.631.789 2,1 4,8
8 Teluk Intan 17.153.957 31.369.333 2,0 2,5
9 Sukabumi Serasi Indah 17.002.253 25.541.719 2,0 2,1
10 Yube Sejati 11.976.402 21.312.531 1,4 1,7
11 Importir Lain 98.304.541 184.257.466 11,7 14,8
Total: 837.964.487 1.245.665.133 100 100
Sumber : Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian(2012)
Sumber : Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian (2012)

14
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 131
Tabel 5 memberikan gambaran total ketiga berikutnya. Perilaku oscillatory ini
nilai impor kedelai tahun 2010 untuk biji menunjukkan bahwa dampak jangka
kedelai adalah USD 837.964.487 pendek ini bersifat sementara serta
sedang-kan pada tahun 2011 total impor diikuti dampak berlawanan di triwulan
biji kedelai sebesar USD 1.245.665.133. berikutnya.
Total persentase nilai impor empat Tidak signifikannya pengaruh harga
pengimpor terbesar seperti yang kedelai USA terhadap impor kedelai di
ditunjukkan pada Tabel 5 lebih dari Indonesia menarik perhatian. Apabila
50%. Untuk Indonesia empat merujuk teori perdagangan Inter-
perusahaan pengimpor terbesar biji nasional, naiknya harga barang di
kedelai tersebut adalah: Gerbang negara asal impor dalam jangka
Cahaya Utama, Alam Agri Adi Perkasa, panjang akan menyebabkan menurun-
PT. Cargill Indonesia, dan Jakarta nya impor dari negara tersebut. Artinya
Sereal. hasil pengolahan data perlu untuk
Apabila data stok dari empat ditafsirkan lebih lanjut.
perusahaan pengimpor terbesar biji Untuk menafsirkan hasil peng-
kedelai ini bisa didapatkan dengan olahan data, pembahasan dimulai
asumsi perilaku impor semua dengan grafis batang yang menun-
pengimpor sama, maka paling tidak jukkan pangsa pengimpor biji kedelai
50% data stok dapat dikumpulkan. Dari terbesar di Indonesia. Dari Gambar 1 ini
data tersebut relatif dapat diambil terlihat bahwa pangsa impor dari USA
estimasi berapa perkiraan stok nasional sangatlah besar.
kedelai. Untuk impor biji kedelai rata-rata
Estimasi jangka panjang ARDL pangsa nilai impor dari USA dari tahun
memperlihatkan tidak signifikannya 2004 sampai 2012 adalah sebesar 87%
pengaruh harga kedelai di USA sebuah nilai pangsa yang sangat besar.
terhadap nilai impor kedelai di Wajar saja apabila harga di Indonesia
Indonesia. Sedangkan dalam jangka sangat dipengaruhi harga kedelai di
pendek harga USA memperlihatkan ada USA seperti hasil penelitian Nuryati,
perilaku oscillatory, dimana koefisien LU Nur, dan Prabowo (2009) yang
dan LU(-2) bertanda negatif namun mendapatkan hasil bahwa harga
LU(-1) dan LU(-3) bertanda positif. internasional kedelai berpengaruh
Artinya, dalam jangka pendek terhadap stabilitas harga kedelai
peningkatan harga kedelai USA akan domestik. Sedangkan hasil penelitian
mengakibatkan penurunan impor lain memperlihatkan bahwa dalam
kedelai di Indonesia di triwulan tersebut jangka panjang kointegrasi harga
dan triwulan kedua berikutnya, namun internasional dengan harga komoditi
akan menaikkan impor kedelai berbasis impor (kedelai) relatif sangat
Indonesia pada triwulan pertama dan kuat (Nuryati , Nur, dan Prabowo, 2009).

15
132 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
100
90
80
Share Nilai Impor (%) 70
60
50 USA

40 ROW

30
20
10
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber: BPS (2013), diolah


Gambar 1. Pangsa
Gambar Nilai Impor
1. Pangsa Biji Kedelai
Nilai impor daridari
Biji Kedelai USA dan
uSA danROW
ROW (Rest of World)
( Rest of
ke Indonesia
World)Tahun 2004-2012
ke indonesia Tahun 2004-2012
Sumber : BPS (2013), diolah.

Kembali lagi ke masalah awal akan membeli produk pertanian USA.


Tabel 6. Negara Produsen Kedelai Terbesar Dunia (2006-2010)
apakah dengan terkointegrasinya harga Dengan kemudahan seperti ini, importir
USA dan Volume (ribu ton)mendapat
NOhargaNegara
kedelai lokal Indonesia Indonesia kemudahan
2006 2007 2008 2009 2010 Rerata
akan mendukung
1 USA teori bahwa86.800 apabila
70.400 dengan
72.900 tidak perlu
80.700 membayar
90.600 80.280 tunai
6
harga kedelai
2 USA naik56.000
Brasil maka impor
61.000 kedelai
61.000 yang diimpor
57.000 .
70.000 61.000
3 Argentina 44.000 47.000 46.200 32.000 49.500 43.740
akan turun
4
dan
RRT
berakibat juga 14.300
16.200
nilai Hal
14.000
ini mendorong
15.500
terjadinya
15.200
konsen-
15.040
impor akan
5 turun.
India Justru dengan
7.300 share
9.300 trasi impor9.100
9.300 kedelai Indonesia
9.600 pada USA.
8.920
6 Paraguay 4.700 7.000 6.800 3.900 7.500 5.980
USA yang sangat besar dalam nilai Terkosentrasinya impor pada satu
7 Kanada 3.500 2.700 2.700 9.300 4.300 4.500
impor kedelaiLainnya
terlihat bahwa9.900 importir
8.200 negara
8.000 akan 9.300sangat riskan,9.400
11.600 misalnya
Totaltidak memperdulikan
Indonesia 228.400 berapa
219.900 220.900
rentannya 216.800
harga258.300
domestik228.860
terhadap
Sumber: Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian (2012)
besar harga, apakah naik atau turun. harga internasional.
Berapapun harga kedelai USA importir Apabila impor tidak tergantung
akan tetap mengimpor untuk memenuhi pada satu negara maka stabilitas harga
kebutuhan lokal. dan pasokan kedelai akan bisa
Perilaku importir ini berkaitan dikendalikan. Sebenarnya di dunia
dengan kemudahan impor yang diberi- internasional terdapat beberapa produ-
kan oleh USA. Ada mekanisme kredit sen kedelai yang cukup besar.3 Tiga
5
impor yang dikenal dengan GSM-102 produsen kedelai dunia yang terbesar
yang diberikan oleh U.S. Department of adalah USA, Argentina, dan Brazil (lihat
Agriculture’s (USDA) yang diberikan Tabel 6).
untuk membantu pemodalan bagi yang
5
USDA, Export Credit Guarantee Program
6
Murahnya harga kedelai impor tersebut, khususnya dari AS, menurut Sutarto karena mendapatkan
subsidi ekspor dari pemerintah setempat seperti GSM 102 dan 103 serta PL 480. Dengan subsidi tersebut,
maka importir dari negara lain yang mendatangkan kedelai dari AS mendapat kemudahan berupa pem-
bayaran bisa dilakukan setelah dua tahun selain itu tanpa bunga selama enam bulan (www.antaranews.
com/print/90566/‎).
5
USDA, Export Credit Guarantee Program

Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 133


16
90
80
70

Share Nilai Impor (%)


60
50 USA

40 ROW

Disamping kestabilan
30 harga, paso- kedelai. Negara USA yang berada di
20
an dalam negeri juga bisa dikendalikan bagian utara benua Amerika dan negara
10
dengan baik melalui diversifikasi negara Argentina dan Brasil yang berada di
0
asal impor, misalnya2004tidak
2005 hanya
2006 dari 2008 bagian
2007 2009 selatan
2010 2011 benua Amerika memiliki
2012

USA, tetapi Sumber:


juga BPS
dari(2013),
Argentina
diolah dan karakter musim yang berbeda. Kedua
Brasil. Dengan diversifikasi
Gambar 1. Pangsa Nilai tersebut, bagian
impor Biji Kedelai daritersebut dipisahkan
uSA dan ROW ( Rest of oleh garis
World) ke indonesia Tahun 2004-2012
peru-bahan musim negara asal impor khatulistiwa, dan memiliki musim panen
tidak akan berpengaruh pada pasokan kedelai yang berbeda.

TabelTabel
6. Negara Produsen
6. Negara KedelaiTerbesar
Produsen Kedelai Terbesar Dunia
Dunia (2006-2010)
(2006-2010)

Volume (ribu ton)


NO Negara
2006 2007 2008 2009 2010 Rerata
1 USA 86.800 70.400 72.900 80.700 90.600 80.280
2 Brasil 56.000 61.000 61.000 57.000 70.000 61.000
3 Argentina 44.000 47.000 46.200 32.000 49.500 43.740
4 RRT 16.200 14.300 14.000 15.500 15.200 15.040
5 India 7.300 9.300 9.300 9.100 9.600 8.920
6 Paraguay 4.700 7.000 6.800 3.900 7.500 5.980
7 Kanada 3.500 2.700 2.700 9.300 4.300 4.500
Lainnya 9.900 8.200 8.000 9.300 11.600 9.400
Total 228.400 219.900 220.900 216.800 258.300 228.860
Sumber: Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian (2012)
Sumber : Direktorat Aneka Kacang dan Umbi Kementerian Pertanian (2012)

RRT dalam hal ini bisa dijadikan cepat dibandingkan serapan konsumsi
contoh. Sebagai pengimpor kedelai lokal karena proses produksi industri
terbesar, RRT mengimpor kedelai dari akan mengikuti jadwal produksi yang
beberapa negara, khususnya dari USA, tidak boleh terganggu oleh pasokan.
Argentina, dan Brazil. Sehingga respon terhadap 3kenaikan
Estimasi ARDL memperlihatkan harga minyak kedelai di Argentina akan
dalam jangka pendek logaritma harga sangat cepat diikuti oleh pembelian oleh
minyak kedelai Argentina pada suatu industri lokal. Dalam jangka pendek
triwulan signifikan berdampak positif peningkatan harga minyak kedelai
terhadap nilai impor hanya pada Argentina sebesar 1% di triwulan
triwulan tersebut. Tidak ada petunjuk tertentu akan meningkatkan nilai impor
pengaruh tersebut berkelanjutan di sebesar 1,8% dalam triwulan itu juga
bulan berikutnya. Artinya perubahan sedangkan dalam jangka panjang
harga secara langsung mengkonversi kenaikan harga minyak kedelai
nilai impor. Hal ini dimungkinkan karena Argentina sebesar 1% akan mening-
negara Argentina memasok pasar katkan nilai impor sebesar 1,2%.
Industri di Indonesia berupa minyak Estimasi ARDL memperlihatkan
kedelai. Serapan industri akan sangat dalam jangka pendek pendapatan

17
134 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
dalam negeri baru akan berdampak akan menyebabkan penurunan nilai
pada nilai impor kedelai setelah dua impor. Dalam jangka panjang kenaikan
triwulan berikutnya. Dalam jangka pen- nilai tukar (depresiasi) sebesar 1% akan
dek peningkatan pendapatan Indonesia menurunkan nilai impor sebesar 0,8%.
sebesar 1% di triwulan tertentu akan Artinya dalam jangka panjang pengaruh
menurunkan nilai impor sebesar 1,45% kenaikan nilai tukar (depresiasi)
di dua triwulan berikutnya. Sedangkan terhadap nilai impor bersifat inelastis.
dalam jangka panjang pendapatan Dalam jangka panjang respon nilai
Indonesia sebesar 1% akan menurun- impor tidak responsif terhadap
kan nilai impor sebesar 0,5%. Terlihat perubahan nilai tukar. Hal ini diprediksi
bahwa dalam jangka pendek pengaruh karena kebijakan dalam negeri untuk
meningkatnya penda-patan Indonesia menstabilkan nilai tukar rupiah sebagai
terhadap nilai impor bersifat elastis konsekuensi rezim nilai tukar mengam-
sedangkan dalam jangka panjang bang terkendali sehingga nilai rupiah
pengaruh tersebut bersifat inelastis. dalam jangka panjang dibuat stabil.
Hasil koefisien yang negatif dapat Walaupun dalam jangka panjang
dimaklumi karena konsumsi kedelai respon nilai impor tidak responsif
nasional (misalnya tempe dan tahu) terhadap perubahan nilai tukar namun
merupakan substitusi akan keterse- dalam jangka pendek respon nilai impor
diaan pasokan protein yang asalnya responsif terhadap perubahan nilai
hewani ke nabati. Dengan kenaikan tukar. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
pendapatan orang akan cenderung mutlak koefisien untuk nilai tukar rata-
beralih ke sumber protein hewani rata positif dan di atas satu. Dalam
sehingga permintaan konsumsi protein jangka pendek pengaruh nilai tukar
nabati (kedelai) akan berkurang. memperlihatkan ada perilaku oscillatory,
Elastisitas pendapatan terhadap dimana koefisien LX dan LX(-2)
nilai impor dalam jangka pendek adalah bertanda negatif namun LX(-1) bertanda
elastis. Artinya dalam jangka pendek positif. Artinya, dalam jangka pendek
respon nilai impor sangat responsif peningkatan nilai tukar Indonesia
terhadap perubahan pendapatan dalam (depresiasi) akan mengakibatkan penu-
negeri. Sedangkan elastisitas penda- runan impor kedelai di Indonesia pada
patan terhadap nilai impor dalam jangka triwulan tersebut dan triwulan kedua
panjang adalah inelastis yang berarti berikut-nya, namun akan menaikkan
nilai impor tidak responsif terhadap impor kedelai di Indonesia pada triwulan
perubahan pendapatan dalam negeri. berikutnya. Dalam jangka pendek kena-
Sesuai dengan hipotesis, estimasi ikan nilai tukar (depresiasi) sebesar 1%
ARDL menunjukkan dalam jangka akan menurunkan nilai impor sebesar
panjang kenaikan nilai tukar (depresiasi) 1,05% di triwulan tersebut dan 2,04%

18
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 135
di triwulan kedua berikutnya, namun 0,8%, menurunkan nilai impor kedelai
akan menaikkan nilai impor sebesar Indonesia dua triwulan berikutnya
1,85% di triwulan berikutnya. sebesar 0,9%, dan menaikkan nilai
Besarnya elastisitas dalam jangka impor kedelai Indonesia tiga triwulan
pendek ini menunjukkan respon yang berikutnya sebesar 0,7%; (3) Harga
besar akan perubahan nilai tukar minyak kedelai Argentina di triwulan
terhadap nilai impor. Walaupun dalam tersebut yang berarti bahwa kenaikan
jangka panjang tidak begitu responsif, harga minyak kedelai Argentina sebesar
namun gejolak rupiah akan berdampak 1% akan menaikkan nilai impor kedelai
signifikan dalam jangka pendek. Akibat- Indonesia di triwulan tersebut sebesar
nya dalam jangka pendek pengambil 1,86%; dan (4) Nilai tukar Rupiah di
kebijakan perlu untuk mempersiapkan triwulan tersebut, triwulan sebelumnya,
diri terhadap sumber gejolak ini. dua, dan tiga triwulan sebelumnya.
Kenaikan nilai tukar Rupiah sebesar 1%
KESiMPuLAN DAN REKOMENDASi akan menurunkan nilai impor kedelai
KEBiJAKAN Indonesia di triwulan tersebut sebesar
Hasil penelitian menunjukkan 1%, menaikkan nilai impor kedelai
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Indonesia triwulan sebelumnya sebesar
nilai impor kedelai Indonesia dalam 1,8%, dan menurunkan nilai impor
jangka pendek adalah; (1) Nilai impor kedelai Indonesia dua triwulan
kedelai Indonesia di dua dan tiga sebelumnya sebesar 2%.
triwulan sebelumnya. Hal ini Sedangkan dalam jangka panjang
mengindikasikan bahwa kenaikan nilai impor kedelai Indonesia dipengaruhi
impor kedelai Indonesia pada suatu oleh: (1) Harga minyak kedelai
triwulan sebesar 1% akan menurunkan Argentina. Kenaikan harga minyak
nilai impor kedelai Indonesia triwulan kedelai Argentina sebesar 1% akan
berikutnya sebesar 0,29% dan menaikkan nilai impor kedelai Indonesia
menurunkan nilai impor kedelai Indo- sebesar 1,27%, (2) Pendapatan
nesia dua triwulan berikutnya sebesar Indonesia dengan elastisitas sebesar
0,29%; (2) Harga biji kedelai USA pada 0,57 yang berarti bahwa kenaikan
triwulan tersebut, triwulan sebelumnya, pendapatan Indonesia akan menurun-
dua, dan tiga triwulan sebelumnya. Hal kan nilai impor kedelai Indonesia
itu berarti bahwa kenaikan harga biji sebesar 0,57%; dan (3) Nilai tukar
kedelai USA sebesar 1% akan Rupiah dengan nilai elastisitas sebesar
menurunkan nilai impor kedelai 0,84. Hal itu berarti bahwa kenaikan
Indonesia di triwulan tersebut sebesar nilai tukar Rupiah sebesar 1% akan
0,52%, menaikkan nilai impor kedelai nilai impor kedelai Indonesia sebesar
Indonesia triwulan berikutnya sebesar 0,84%. Harga biji kedelai USA tidak

19
136 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014
berpengaruh terhadap nilai impor lanjut berakibat pada terkonsentrasinya
kedelai Indonesia dalam jangka impor kedelai Indonesia dari USA. Hal
panjang. ini sangat berbahaya. Harga kedelai
Konsekuensi dari hasil penelitian ini domestik rentan terhadap perubahan
menunjukkan bahwa mekanisme harga kedelai Internasional.
menjaga stok kedelai maupun minyak Solusinya adalah dengan mem-
kedelai bermanfaat untuk menjaga berlakukan aturan yang mengharuskan
ketersediaan pangan dalam negeri. syarat-syarat tertentu bagi importir yang
Pemerintah dituntut peranannya dalam akan mengajukan kredit impor dari
memberikan kepastian stok kedelai negara asing. Aturan-aturan yang
skala nasional. Pemerintah harus dimaksud bisa berupa kuota kredit, tarif
berperan aktif untuk mendapatkan data dari kredit, pembatasan share negara
stok terutama data dari importir. Karena impor, kuota per negara impor.
lebih dari 50% share impor kedelai di
Indonesia dikuasai empat pengimpor DAFTAR PuSTAKA
ter-besar, sehingga dalam tahap awal Afzal, M. (2004). Estimating Long-run Trade
data dari empat perusahaan importir ini Elasticities in Pakistan: A Cointegration
Approach. The Pakistan Development
bisa diprioritaskan.
Review.
Share nilai impor biji kedelai dalam
Armington, P. S. (1969). A Theory of
total impor biji kedelai Indonesia dari Demand for Products Distinguished by
tahun 2004 sampai 2012 menunjukkan Place of Production. International
bahwa lebih dari 80% berasal dari USA. Monetary Fund Staff Papers, vol. 16,
pp. 159–76.
Untuk menjaga kestabilan harga dan
Bahmani-Oskooee, Mohsen. (1986).
pasokan di dalam negeri perlu ada Determinants of International Trade
upaya untuk mendiversifikasi negara Flows: The Case of Developing
asal impor. Argentina dan Brazil dapat Countries. Journal of Development
Economics, Elsevier, vol. 20(1), pp
dijadikan sumber impor karena 107-123.
disamping produksi kedelai mereka
Bahmani-Oskooee, M., Niroomand F.
termasuk terbesar di dunia, kedua (1998), Long Run Elasticities and the
negara ini memiliki karekteristik musim Marshall-Lerner Condition Revisited,
Economic Letters 61, pp. 101-109.
yang berbeda dengan USA. Sehingga,
pasokan kedelai dapat terjaga selama Bahmani-Oskooee. (1998). Cointegration
Approach to Estimate the Long-Run
satu tahun karena tidak terkendala Trade Elasticities in LDCs. Taylor &
musim di negara asal. Francis Journals, March, pp 89-96.
Kemudahan impor yang diberikan Banerjee, S. (2002). Recovery and Growth
oleh USA dengan mekanisme kredit in Indonesia Industry: Element of A
Future Policy Framework. UNSFIR
impor seperti GSM 102, GSM 103, dan Working Paper. Jakarta.
PL 480 menimbulkan moral hazard bagi
importir kedelai di Indonesia, yang lebih

20
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014 137
Batiz, F.L.R., and Batiz, L.A.R. (1994). Laurenceson J and Chai J. (2003).
International Finance and Open Financial Reform and Economic
Economy Macroeconomics. New York: Development in China. Cheltenham.
Macmillan Publishing Company. Edward Elgar.
Bond, M. (1985). Export Demand and Mankiw, G. (2003). Macroeconomics. Fifth
Supply for Groups of Non-oil Edition. Worth Publishers. Madison
Developing Countries. IMP Staff Avenue. New York.
Papers, Vol. 32, pp. 56-77.
Mah, J. S. (1993). Structural Change in
Badan Pusat Statistik (BPS). (2013). Data Import Demand Behavior: The Korean
Ekspor dan Impor periode 2000-2012. Experience. Journal of Policy
Modeling, Elsevier, vol. 15(2) , April,
Darmadjati, D. S., Marwoto, D. K. S.,
pp. 223-227.
Swastika D. M. Arsyad dan Y. Hilman.
(2005). Prospek dan Pengembangan Nuryati,Y., Nur,Y.H., dan Prabowo. (2009).
Agribisnis Kedelai. Badan Litbang Faktor Penentu Instabilitas Harga
Pertanian: Jakarta. Departemen Produk Berbasis Impor (Kedele dan
Pertanian. Gula). Buletin Ilmiah Perdagangan.
BPPKP Kementerian Perdagangan RI.
Direktorat Aneka Kacang dan Umbi. (2012).
Jakarta.
Data dan Informasi Aneka Kacang dan
Umbi Jakarta. Kementerian Pertanian. Orcutt, G. H. (1950). Measurement of Price
Elasticities in International Trade, The
Dornbusch. (1985). Intergenerational and
Review of Economics and Statistics,
International Trade. NBER Working
Vol. XXXII, No. 2, pp. 117-132
Papers 0792, National Bureau of
Economic Research, Inc. Pesaran, M.H., Y. Shin, and R.J. Smith.
(2001). Bounds Testing Approaches to
Dornbush, R., and Fischer, S. (2003).
the Analysis of Level Relationships.
Macroeconomics. McGraw-Hill.
Journal of Applied Econometrics 16:
Boston.
289-326.
Engle, F., Granger, C.W.J. (1987). Co-
Pugel, T.A. (2004). International
integration and Error Correction:
Economics. Twelf Edition. McGraw-
Representation, Estimation, and
Hilll. New York.
Testing. Econometrica, vol. 55, issue 2,
pp. 251-76. Purnamasari, R. (2006). Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Produksi
Goldstein, M., and Khan, M. S. (1976),
dan Impor Kedelai Indonesia. Program
Large versus Small Price Changes and
Studi Ekonomi Pertanian dan
the Demand for Imports, IMF Staff
Sumberdaya Fakultas Pertanian IPB.
papers, 23, pp. 200-225.
Bogor.
Hooper, P., Johnson, K., and Marquez, J.
Rachmawati. (1999). Analisis Perdagangan
(1998). Trade Elasticities for G-7
Kedelai di Indonesia (Penerapan
Countries. International Finance
Model Armington). Skripsi. Jurusan
Discussion Papers No. 609.
Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi. IPB. Bogor.
Houthakker, H.S., and Magee, S.P. (1969).
Rahmina, D. (1999). Analisis Permintaan
Income and Price Elasticities in World
Ekspor dan Respon Penaaran Kedelai
Trade. Review of Economics &
di Indonesia. Laporan
Statistic, Vol. 51, Pp 111-125.
Penelitian.Lembaga Penelitian IPB.
Johansen, S., (1988). Statistical analysis of Bogor.
cointegration vectors. Journal of
Stephan, S. (2005). German Exports to The
Economic Dynamics and Control,
Euro Area – A Cointegration Approach.
Elsevier, vol. 12(2-3), pp 231-254.
IMK Working Paper, June, 22 pages.
Kreinin, M. E. (1977). The Effect of
Exchange Rate Changes on the Prices
and Volume of Foreign Trade, IMF
Staff Papers, 24, pp. 207-329.

138 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL.8 No. 1, JuLi 2014

You might also like